Yama tidak menyahut. Sentuhan hangatnya membuat Dea meremang, bulu kuduknya berdiri saat Yama menariknya hingga tepat di sisi ranjangnya"Yama, aku—""Aku tidak butuh uang itu," sela Yama dengan suara rendah, tetapi penuh ketegasan. Dahi Dea berkerut. "Lalu apa yang kau inginkan?" Dea berusaha menarik tangannya sendiri agar terlepas dari genggaman Yama. "Kau harus menemaniku sampai aku tertidur," ulang Yama, kali ini dengan nada yang tidak bisa dibantah. Dea tertegun. Ia menatap pria itu dengan bingung, seolah ingin memastikan apakah ia mendengar dengan benar. "Apa? Tidak, Yama. Aku sudah ke sini, sudah menyerahkan uangnya, dan sekarang aku ingin pulang. Lepas—" Namun, sebelum ia bisa menarik tangannya, Yama menariknya lebih kuat. Dalam sekejap, Dea terjatuh ke atas ranjang pasien yang luas dan empuk itu. "Aahh!" Bulu kuduknya kembal
Last Updated : 2025-02-27 Read more