Home / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Lady D Milik Sang Penguasa: Chapter 11 - Chapter 20

91 Chapters

Bab 11. Flamboyan

Arman mengangguk tanpa bertanya lebih jauh. “Akan saya lakukan segera, Pak.”Bob menatap Arman dengan tajam. “Jangan sampai ada kesalahan.”“Dimengerti.”Dea dan Jean tiba di restoran yang sudah ditentukan. Restoran itu tampak cukup ramai, tetapi sudut tempat mereka bertemu berada di bagian yang lebih sepi."Ini Steven dan Mommy Dara." Jean yang lebih dahulu memperkenalkan dua orang itu kepada Dea."Uhm, ini Dea."Steven, pria yang merasa dirugikan, sudah duduk di sana bersama seorang wanita paruh baya dengan dandanan menor dan wajah penuh kepalsuan. Tatapan keduanya penuh tipu daya, seolah sudah merencanakan sesuatu."Duduklah," balas Mommy Dara dengan ketus, sementara pria di sampingnya melirik dengan enggan.Dea duduk dengan sikap waspada, sementara Jean tampak gelisah. Kedua mata Dea menelusuri dua makhluk di hadapannya.Steven, terlihat cukup tampan, tetapi tampil dengan gaya flamboyan dan senyuman tipis yang menjengkelkan mulai membuka suara."Kami mengenakan denda kepada pelan
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 12. Jangan bermain api!

Steven dan Mommy terdiam sejenak. Keringat mulai muncul di pelipis mereka, tapi Mommy masih mencoba mempertahankan sikap galaknya. Wanita gempal itu segera menggoyangkan kipas tangannya beberapa kali dengan gerakan canggung.“Jangan coba-coba bermain api, gadis kecil.” Dea menatap mereka dengan pandangan dingin. “Kau yang akan terbakar duluan.” Ketegangan menggantung di udara, dan jelas sekali bahwa Steven dan Mommy tidak menyangka Dea bisa seberani ini. Jean, meski masih gemetar, merasa ada harapan untuk lolos dari situasi ini tanpa menyerah pada pemerasan. Dia mengenal Dea dengan baik dan mereka bersahabat semenjak kecil. Watak seorang Dea tidak cepat mengalah terhadap keadaan. Kehidupannya yang keras selama ini, sudah mendidiknya agar mampu membela dirinya sendiri dan tidak menyerah terhadap keadaan. Wanita gempal yang dipanggil Mommy itu tiba-tiba memukul meja denga
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 13. Memeras

Dea hanya mengangkat bahu seolah mencoba bersikap santai, tapi rona merah samar muncul di pipinya. Sebelum Jean sempat berkomentar lebih jauh, ponsel Dea tiba-tiba berdering. Nama ibunya tertera di layar. “Halo, Bu?” jawab Dea. Suara ibunya langsung menggelegar dari seberang telepon. “Kau ke mana? Kenapa tidak bekerja? Biaya rumah sakit ini siapa yang bayar kalau kamu tidak bekerja?!” "Majikanmu menghubungi Ibu dan melaporkan dirimu yang absen! Cepat ke sana sekarang sebelum kau dipecat, gadis nakal!" Dea memejamkan mata, berusaha menahan emosi. Dia tidak suka dipanggil gadis nakal. Ibunya selalu mengomelinya dan membebaninya dengan biaya apa pun yang dibutuhkan keluarganya. “Baik, Bu. Aku akan segera ke tempat kerja.” Setelah menutup telepon, Dea berbalik ke arah Jean. “Sudahlah, aku mau pergi bekerja dulu. Nanti kit
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 14. Pekerjaan yang tidak disukai

Dia menatap Yama dengan lembut. Meisya telah mencintainya sejak kecil. Dan meskipun dia tidak bisa mencintai Meisya, Meisya tidak bisa berhenti peduli padanya. Yama yang tidak menyadari perasaan Meisya memalingkan wajah, menatap keluar jendela. Dalam pikirannya malah bayangan Dea lewat saat Dea mengambil celana panjang miliknya lalu melarikan diri.Tanpa sadar, Yama menaikkan sudut bibirnya kemudian berpaling ke arah Meisya, "kau tahu, seseorang yang mungkin akan mengisi posisi istri bagiku adalah seseorang yang unik dan itu bukan kamu, Meisya. Jadi berhenti menempel terus kepada Nenek karena kamu tahu jawabanku." Perkataan Yama sangat tajam dan langsung mengores hati Meisya, tetapi wanita itu hanya membalas dengan senyuman yang penuh kepalsuan. "Ya, aku tahu. Sikapmu memang seperti itu sejak dulu. Tapi kamu juga harus mengerti, tidak ada seorang wanita pun yang akan tahan dengan sikapmu yang egois itu kecuali aku
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 15. Ketamakan materi

Air mata segera mengalir dengan deras, membasahi kedua pipinya yang mulus."Tolong, jangan lagi membuatku takut. Aku sudah cukup lelah dengan pekerjaan yang tidak pernah habis ini! Berhenti sekarang juga!" pekiknya seolah-olah sedang memerintahkan hujan dan petir agar berhenti. Tidak lama kemudian, suasana menjadi adem kembali. Hanya terdengar suara air hujan menandakan gerimis. Dea segera melanjutkan pekerjaannya. Saat ia mengganti air di ember, pikirannya melayang pada apa yang dikatakan bosnya tadi. "Kalau bukan karena Ibu... " Kata-kata itu menusuk hati Dea. Kenapa aku selalu harus bergantung pada Ibu? Kenapa aku tidak bisa membuat hidupku sendiri lebih baik? Hujan makin deras, dan Dea semakin khawatir. Jika dia tidak selesai sebelum jam delapan, lampu gedung akan dipadamkan secara otomatis, dan dia harus bekerja dalam gelap. Gelap, hujan badai dit
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 16. Siapa Tuan Yama ini?

“Kita akan sampai dalam beberapa menit,” Bob berkata dengan nada ramah, memotong lamunan Dea. “Saya bisa mengantar Anda ke kamar Ayah Anda terlebih dahulu. Setelah itu, jika Anda siap, kita bisa naik ke lantai atas menemui Tuan Yama.” Dea mengangguk pelan. “Terima kasih. Itu rencana yang bagus.” Mobil terus meluncur mulus menuju rumah sakit, dan Dea merasa detak jantungnya semakin tak menentu. Ada terlalu banyak hal yang harus ia hadapi malam ini. "Yama pasti akan menyalahkanku karena makanan yang meracuninya, padahal aku yang membayar nasi goreng. Sungguh sial sekali!" geram Dea dalam hati. "Pria tak tahu diri itu pasti akan meminta bayaran lagi. Kemanalah aku harus mencari uang lagi." Dea merasa semakin frustasi karena arus pengeluaran yang semakin banyak dari hari ke hari dan masalah yang terus menerus terjadi tanpa bisa dia cegah. Saat mobi
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 17. Dua puluh juta per-malam?

Dea menggigit bibir bawahnya, bingung bagaimana menjelaskannya. “Aku... aku juga tidak tahu banyak, Ayah. Tapi nanti aku akan menanyakannya langsung padanya. Setelah itu, aku pasti akan menjelaskannya pada Ayah dan Ibu.” Sang ibu menatap Dea dengan khawatir. “Berhati-hatilah, Dea. Orang-orang seperti itu biasanya membawa masalah. Jangan sampai seperti Tuan Zacky.” “Aku akan berhati-hati, Bu. Jangan khawatir,” jawab Dea dengan senyum kecil yang berusaha menenangkan. Bob merasa lega karena drama yang tidak terasa penting di hadapannya itu sudah selesai, dia segera membuka pintu dan menunggu Dea keluar dari ruangan. Dea menatap ayah dan ibunya untuk terakhir kali sebelum melangkah keluar.Pikirannya bercampur aduk antara rasa penasaran dan kecemasan. Dia takut Yama akan menagih banyak hal dan dalam pikirannya, berapa lagi jumlah yang dia harus bayar serta bagaimana cara mendapatkan
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 18. Aku bukan pria penghibur!

Dia segera membayangkan berapa banyak uang yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga jika uang sebanyak itu jatuh ke tangannya. “Kalau Dea memang terlibat dengan pria seperti itu, masa depan keluarga ini akan terjamin!” pikirnya, meski ada kekhawatiran samar dalam benaknya. Sambil bergegas meninggalkan papan harga, Ibu Dea mulai menyusun rencana. “Aku harus memastikan Dea tidak hanya sekadar bermain-main. Pria itu harus serius! Jika dia berani mempermainkan anakku, aku sendiri yang akan menyelesaikan semuanya!” Tekad itu jelas terpancar di wajahnya. "Mereka harus segera menikah dan aku... astaga aku akan menjadi Mertua yang kaya!"Wanita itu kegirangan setengah mati dan segera menutup mulutnya dengan sebelah tangan.Dia berbalik dan segera melangkah menuju ke kamar suaminya kembali untuk menyampaikan dugaannya.Sementara itu di dalam kamar Yama, Dea melangkah mendekati ranjang dengan perlah
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 19. Tidak bisa membayar lebih

“Kamu... Kamu mau aku membayar lebih ya? Dengar ya, aku bukan anak orang kaya!” ujarnya sambil terus tertawa. "Kau sudah menyaksikan sendiri bagaimana Tuan Zacky mau menikahiku dengan syarat yang sangat banyak, ohya... kamu tahu siapa yang membuatnya menjadi ketakutan seperti itu?" Yama menatapnya dengan ekspresi bingung campur geli. “Apa yang kamu maksud?” Berpura-pura tidak mengerti. "Ah, sudahlah. Tidak mungkin kamu yang memberi pelajaran kepadanya, pasti ada seseorang yang hebat, mungkin salah seorang penggemarku," ucap Dea dengan percaya diri lebih. Sementara Yama hanya menatapnya dengan penuh arti. “Hei, kamu menginap di suite paling mahal di rumah sakit ini. Aku tidak bisa membayangkan tagihan satu malamnya! Kamu pikir aku punya uang sebanyak itu?” Dea menepuk dahinya sendiri. Yama mengusap lehernya, merasa agak salah paham. “Dea, Dea! Siapa yang menga
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 20. Perusahaan Pria Penghibur?

“Dea, kenapa kamu tidak bisa mempercayaiku?” gumamnya pelan sambil menunggu paramedis tiba di ruangannya. Dia memejamkan mata, berusaha mengumpulkan kembali kekuatannya untuk menghadapi hari esok.Bob kembali masuk ke kamar setelah beberapa menit, melaporkan perkembangan situasi.“Tuan, Dea sudah meninggalkan rumah sakit. Saya akan terus mengawasi gerak-geriknya,” ujar Bob dengan nada tegas.“Baik. Pastikan dia aman,” jawab Yama tanpa membuka matanya.Setengah jam kemudian, Dea tiba di rumah dengan wajah lelah. Begitu membuka pintu, ibunya sudah menunggunya di ruang tamu.“Dea! Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Mengapa kamu terlibat dengan pria-pria aneh seperti itu?” tanya sang ibu dengan nada cemas bercampur amarah."Tadi ada seorang pria eh, dengan seorang wanita gempal memakai kipas. Mereka mencarimu dan meminta uang. Katanya kau berhutang!""A-apa?" Dea sungguh terkejut. "Mereka sudah sampai di sini? Astaga!" pekik Dea mulai panik."... dan pria itu, tidak terlihat normal," l
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more
PREV
123456
...
10
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status