Beranda / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 17. Dua puluh juta per-malam?

Share

Bab 17. Dua puluh juta per-malam?

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-21 10:08:21

Dea menggigit bibir bawahnya, bingung bagaimana menjelaskannya. “Aku... aku juga tidak tahu banyak, Ayah. Tapi nanti aku akan menanyakannya langsung padanya. Setelah itu, aku pasti akan menjelaskannya pada Ayah dan Ibu.”

Sang ibu menatap Dea dengan khawatir. “Berhati-hatilah, Dea. Orang-orang seperti itu biasanya membawa masalah. Jangan sampai seperti Tuan Zacky.”

“Aku akan berhati-hati, Bu. Jangan khawatir,” jawab Dea dengan senyum kecil yang berusaha menenangkan.

Bob merasa lega karena drama yang tidak terasa penting di hadapannya itu sudah selesai, dia segera membuka pintu dan menunggu Dea keluar dari ruangan. Dea menatap ayah dan ibunya untuk terakhir kali sebelum melangkah keluar.

Pikirannya bercampur aduk antara rasa penasaran dan kecemasan. Dia takut Yama akan menagih banyak hal dan dalam pikirannya, berapa lagi jumlah yang dia harus bayar serta bagaimana cara mendapatkan

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 18. Aku bukan pria penghibur!

    Dia segera membayangkan berapa banyak uang yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga jika uang sebanyak itu jatuh ke tangannya. “Kalau Dea memang terlibat dengan pria seperti itu, masa depan keluarga ini akan terjamin!” pikirnya, meski ada kekhawatiran samar dalam benaknya.Sambil bergegas meninggalkan papan harga, Ibu Dea mulai menyusun rencana. “Aku harus memastikan Dea tidak hanya sekadar bermain-main. Pria itu harus serius! Jika dia berani mempermainkan anakku, aku sendiri yang akan menyelesaikan semuanya!” Tekad itu jelas terpancar di wajahnya."Mereka harus segera menikah dan aku... astaga aku akan menjadi Mertua yang kaya!"Wanita itu kegirangan setengah mati dan segera menutup mulutnya dengan sebelah tangan.Dia berbalik dan segera melangkah menuju ke kamar suaminya kembali untuk menyampaikan dugaannya.Sementara itu di dalam kamar Yama, Dea melangkah mendekati ranjang dengan perlah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 19. Tidak bisa membayar lebih

    “Kamu... Kamu mau aku membayar lebih ya? Dengar ya, aku bukan anak orang kaya!” ujarnya sambil terus tertawa. "Kau sudah menyaksikan sendiri bagaimana Tuan Zacky mau menikahiku dengan syarat yang sangat banyak, ohya... kamu tahu siapa yang membuatnya menjadi ketakutan seperti itu?"Yama menatapnya dengan ekspresi bingung campur geli. “Apa yang kamu maksud?” Berpura-pura tidak mengerti."Ah, sudahlah. Tidak mungkin kamu yang memberi pelajaran kepadanya, pasti ada seseorang yang hebat, mungkin salah seorang penggemarku," ucap Dea dengan percaya diri lebih. Sementara Yama hanya menatapnya dengan penuh arti.“Hei, kamu menginap di suite paling mahal di rumah sakit ini. Aku tidak bisa membayangkan tagihan satu malamnya! Kamu pikir aku punya uang sebanyak itu?” Dea menepuk dahinya sendiri.Yama mengusap lehernya, merasa agak salah paham. “Dea, Dea! Siapa yang menga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 20. Perusahaan Pria Penghibur?

    “Dea, kenapa kamu tidak bisa mempercayaiku?” gumamnya pelan sambil menunggu paramedis tiba di ruangannya. Dia memejamkan mata, berusaha mengumpulkan kembali kekuatannya untuk menghadapi hari esok.Bob kembali masuk ke kamar setelah beberapa menit, melaporkan perkembangan situasi.“Tuan, Dea sudah meninggalkan rumah sakit. Saya akan terus mengawasi gerak-geriknya,” ujar Bob dengan nada tegas.“Baik. Pastikan dia aman,” jawab Yama tanpa membuka matanya.Setengah jam kemudian, Dea tiba di rumah dengan wajah lelah. Begitu membuka pintu, ibunya sudah menunggunya di ruang tamu.“Dea! Apa yang sebenarnya terjadi denganmu? Mengapa kamu terlibat dengan pria-pria aneh seperti itu?” tanya sang ibu dengan nada cemas bercampur amarah."Tadi ada seorang pria eh, dengan seorang wanita gempal memakai kipas. Mereka mencarimu dan meminta uang. Katanya kau berhutang!""A-apa?" Dea sungguh terkejut. "Mereka sudah sampai di sini? Astaga!" pekik Dea mulai panik."... dan pria itu, tidak terlihat normal," l

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 21. Beli Perusahaan itu!

    Dea masuk ke dalam mobil, dan Bob segera menutup pintu untuknya sebelum kembali ke kursi pengemudi. Mobil hitam itu meluncur perlahan meninggalkan halaman rumah Dea, membawa Dea menuju perusahaan di mana dia bekerja sebagai bagian cleaning service.***Dea sedang mengepel lantai kamar mandi kantor dengan tangan yang sudah bergetar kelelahan. Pekerjaan sebagai petugas kebersihan benar-benar menguras fisik dan mentalnya. Sisa-sisa air dan sabun masih membasahi lantai ketika seorang rekan kerja wanita yang memakai seragam kantor bernama Vivi tiba-tiba masuk dengan wajah penuh kesal.“Dea, kamu lambat sekali! Sudah berapa kali kubilang, jangan lambat!” sergah Vivi sambil menendang ember berisi air.Tendangannya kecil, tetapi sanggup untuk membuat ember itu terjatuh. Airnya tumpah dan membuat lantai jadi licin lagi. Vivi berteriak, “Aduh! Dea! Kenapa kau ceroboh sekali? Lihat ini! Kalau supervisor tahu, pasti kau dipecat!”Dea tertegun. Ia tahu ini ulah Vivi. Vivi sudah beberapa kali berus

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-24
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 22. Bos baru yang jelek

    Mommy Dara mengangguk cepat-cepat. “Ber-bernar ... Kami... kami berjanji tidak akan pernah muncul di hadapan Anda atau Dea lagi, Tuan Yama.”Yama tidak menjawab. Ia hanya berdiri, tinggi dan angkuh, lalu berjalan melewati mereka tanpa menoleh. Langkah-langkahnya bergema di sepanjang koridor rumah sakit yang sunyi, meninggalkan dua sosok yang masih berlutut dengan wajah penuh penyesalan.Setelah Yama menghilang dari pandangan, Steven dan Mommy Dara akhirnya berani mengangkat kepala mereka. Wajah Steven basah oleh air mata dan keringat. Mommy Dara meraih lengannya dan menariknya berdiri.“Kita harus pergi sekarang,” katanya dengan nada panik. “Jangan sampai ada yang tahu kita masih di sini.”Steven mengangguk lemah. Ia merasa tubuhnya seperti tidak lagi memiliki tenaga, tetapi ketakutan yang menghantuinya memberi dorongan untuk tetap bergerak. Mereka berjalan d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 23. Aneh

    “Lalu bagaimana dengan rapatnya?” tanya Bob lagi.Yama terdiam sejenak sambil merebahkan diri ke sandaran kursi belakang. Ia menatap pemandangan kota yang berkelebat di luar jendela lalu ke langit yang mulai mendung. “Besok saja. Permainan ini semakin menarik, bukan?”"Baik, Tuan."Setibanya di rumah sakit, Yama kembali ke kamarnya. Di sana, Nenek dan Meisya sudah menunggunya dengan wajah penuh kekhawatiran. Begitu melihat Yama, mereka langsung mengomel panjang lebar.“Yama! Akhirnya kamu kembali! Kenapa kamu keluar dari rumah sakit tanpa izin?” Nenek memulai dengan nada tinggi.“Kamu ingin membuat kami khawatir?” sambung Meisya. Wanita itu segera mendekati Yama dan ingin memberikan pelukan, tetapi Yama melewatinya dengan wajah dingin dan ketus, melangkah menuju ke ranjangnya."Yama, apa maksud kelakuanmu ini. T

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 24. Melunasi sebagian hutang.

    Dea merasa ada yang tidak beres. "Tapi, Pak, saya baru saja tiba. Saya merasa baru memulai. Bagaimana mungkin saya sudah layak mendapatkan reward. Saya belum genap bekerja satu bulan? Apakah ini hanya sekadar bentuk perhatian atau ada hal lain yang sedang terjadi?"Mendengar pertanyaan itu, pria paruh baya itu mencondongkan badan sedikit ke depan. "Dea, kadang-kadang, kita diberi kesempatan untuk berhenti sejenak dan merenung. Mungkin orang lain juga melihat potensi dan kelelahanmu. Ini bukan sekadar soal uang, tapi lebih kepada memberikan ruang untukmu beristirahat, agar nanti kamu bisa kembali bekerja dengan semangat yang lebih baik."Pria itu menepuk bahu Dea lalu beranjak pergi, meninggalkan Dea dengan pikirannya yang masih menggantung.Di sudut restoran, suara-suara obrolan rekan-rekan kerja mulai terdengar, menandakan bahwa keanehan ini mulai menyebar.Seorang rekan kerja mendekati Dea dengan w

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 25. Menemani tidur

    "Saya hanya diperintahkan untuk mengantarkan Nona ke rumah sakit," jawab Bob, tetap dengan nada formalnya. "Mohon jangan mempersulit tugas saya, Nona."Dea mendesah keras, lalu memijat pelipisnya. Ia tahu percuma berdebat dengan Bob. Sekali Yama memberi perintah, maka semua bawahannya akan patuh tanpa pertanyaan.Mobil melaju dengan kecepatan stabil di jalanan yang semakin lengang. Mata Dea menatap kosong ke luar jendela, pikirannya berputar-putar dalam kebingungan. Semua ini terasa terlalu kebetulan—restoran yang tiba-tiba menyuruhnya pulang lebih awal, upah yang langsung diberikan, dan sekarang Bob yang bersikeras mengantarnya ke rumah sakit."Bob," panggilnya setelah beberapa saat hening."Ya, Nona?""Apa Yama benar-benar sedang menungguku?" tanyanya, kali ini dengan suara lebih lembut. "Atau dia hanya bosan lalu ingin mengontrol segalanya seperti biasanya?" 

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26

Bab terbaru

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 91. Pesawat ekonomi

    Wanita itu bahkan membuang benihnya dengan menelan obat kontrasepsi, serendah itukah moralnya sebagai seorang wanita? Sejijik itukah dia untuk memiliki bayi bersamanya?Yama mendengus dan mengepalkan tangannya erat-erat! Sklera merah pada matanya membuat sorotan tatapannya tajam seperti elang yang hendak membunuh mangsanya. Dia membenci Dea!Setibanya di hotel, Yama langsung masuk ke suite mewahnya tanpa banyak bicara. Ia membuka laptop dan mulai membaca laporan-laporan yang dikirimkan Bob satu hari sebelumnya. Sementara Bob mengekori langkah majikannya sambil berulang kali meniup tangan dan menempelkannya ke telinga untuk mengatasi dengung akibat jetflag yang ia alami dalam setiap penerbangan.Setiap detail tentang proyek ini telah dipersiapkan dengan matang. Da membaca ulang daftar tamu yang akan menghadiri pesta kerajaan. Ada beberapa nama yang menarik perhatiannya—tokoh bisnis, politisi, serta anggota keluarga kerajaan

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 90. Menyelamatkan Jean

    Bob tidak tahan lagi. Dengan cepat, ia melangkah maju, menarik Jean dari genggaman Ayah tirinya."Hei, kau siapa? Sekuriti!" teriak Ayah tiri Jean mulai marah."Aku pacarnya," kata Bob dengan nada tegas. "Dan kamu hanya ayah tirinya. Kamu tidak punya hak mengurusnya!"Semua orang di ruangan itu terkejut. Termasuk Jean yang kini berada dalam pelukan Bob."Ada apa ini?" Ibu Jean datang menghampiri mereka dan sedikit terkejut melihat keberadaan Bob dalam pesta mereka, "hei, bagaimana kamu bisa masuk kemari?"Ayah tiri Jean menyipitkan mata. "Apa maksudmu? Panggil sekuriti, lepaskan putriku!"Bob menarik napas dalam sebelum mengucapkan kalimat yang membuat ruangan membeku."Kami bahkan sudah tinggal bersama. Kita akan menikah dalam waktu dekat! Jean milikku! Dia bukan putri kecil milikmu lagi, mengerti!? "Suasana mendadak hening.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 89. Ke Inggris

    "Siapkan semua dokumen yang diperlukan untuk perjalanan ke Inggris. Aku ingin kita berangkat dalam tiga hari. Selain itu, selidiki bagaimana cara mendapatkan perhatian dari sang Pangeran dan Ratu. Kita tidak bisa datang begitu saja dan berharap mereka tertarik dengan proyek kita. Kita harus mencari cara yang lebih cerdas."Bob mengangguk, mencatat perintah itu dalam kepalanya. "Baik, Tuan. Saya akan segera menghubungi beberapa kontak di sana dan mencari tahu informasi lebih lanjut.""Bagus. Dan satu hal lagi, pastikan kita mendapatkan akses ke pesta perayaan yang diadakan oleh sang Ratu. Itu akan menjadi langkah pertama kita."Bob tersenyum kecil. "Saya mengerti, Tuan. Saya akan memastikan undangan itu ada di tangan Anda sebelum keberangkatan kita."Namun sebelum Bob keluar ruangan, ia tampak ragu sejenak. Yama yang peka terhadap perubahan ekspresi orang-orang di sekitarnya segera menyadarinya.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 88. Aku ikut!

    Yama masih menatap Neneknya. Dia tidak percaya sepenuhnya karena dia mengenal kedua wanita beda generasi itu dengan baik. Ada hal lain yang perlu dipastikan sebelum ia benar-benar memutuskan segalanya."Nek, kamu ingin aku segera menyelesaikan proyek di Inggris, bukan?" tanyanya, mencoba menegaskan posisinya dalam keputusan ini.Sang Nenek mengangguk lagi. "Ya, sesudah itu, kalian akan melangsungkan pernikahan. Hal itu sudah kusampaikan dari jauh hari sebelum kamu bertemu dengan Dea si murahan itu."Meisya menahan senyum kemenangan di balik ekspresi datarnya. Ini berjalan lebih lancar dari yang ia bayangkan."Baik," Yama akhirnya berkata. "Aku akan segera berangkat ke Inggris dan menyelesaikan semuanya.""Aku ikut," selak Meisya cepat, nadanya penuh ketegasan.Yama menoleh padanya dengan ekspresi kesal. "Terserah!" sahutnya ketus sebelum beranjak pergi.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 87. Mengapa ke Inggris?

    “Jadi, kau baru menyadarinya sekarang?”Suara lembut itu menyusup masuk ke dalam ruangannya seperti angin dingin. Yama tidak menoleh. Bahkan tidak menegadahkan kepalanya. Ia tahu siapa yang berbicara. Meisya, wanita yang selama ini duduk di sisi sang nenek, menatapnya dengan senyum simpati yang penuh arti.“Aku sudah menduganya sejak awal,” lanjut Meisya, berdiri dengan anggun lalu melangkah mendekati Yama dan duduk di sampingnya dengan elegan.“Tapi aku tidak ingin ikut campur. Aku ingin kau sendiri yang menyadari siapa Dea sebenarnya.”"Namun, dari hari ke hari, dia malah semakin menjadi-jadi."Yama diam. Matanya masih terpaku pada bukti-bukti di hadapannya. Meisya bergerak perlahan, lalu dengan lembut mengambil salah satu foto yang ada di meja dan menatapnya dengan tatapan menyelidik.“Dia tidak pernah benar-benar mencintaimu, Yama,” bisiknya pelan,

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 86. Penipu

    Yama membaca semua yang tertulis di sana dengan hati yang bergetar hebat bercampur amarah.Yama merasakan sesuatu yang asing dalam dadanya. Bukan sekadar kemarahan, tetapi juga rasa sakit. Selama ini, ia mempercayai Dea, meskipun ia menahannya dalam kendalinya. Ia mengira Dea adalah miliknya, tetapi kenyataan yang terpampang di depannya perlahan meruntuhkan semua keyakinannya."Aku tidak percaya ini," gumamnya lirih, meski suaranya terdengar goyah.Meisya menatapnya penuh simpati. "Aku tahu ini sulit, Yama. Tapi kau harus melihat kenyataan. Kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik."Yama menutup matanya sesaat, mencoba mengendalikan pikirannya yang berkecamuk. Jika semua ini benar, maka perjuangannya selama ini sia-sia. Dan untuk pertama kalinya, ia merasa lelah. Begitu lelah."Ini, tidak mungkin...," ucapnya dengan suara yang lebih rendah dari biasanya."Dia hanya

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 85. Apakah dia juga merasa seperti itu?

    Dea terdiam, akhirnya mengalihkan pandangannya kembali ke jendela. Di luar, langit malam tampak begitu luas dan dingin. Hatinya juga terasa sama—dingin dan penuh ketidakpastian.***Sementara itu, di mansion keluarga Yama, pria tinggi itu melangkah masuk dengan ekspresi gelap. Para pelayan menunduk dalam ketakutan saat melihat wajahnya yang penuh amarah. Tanpa membuang waktu, ia langsung menuju ruang utama, di mana neneknya sudah menunggu dengan ekspresi dingin."Duduk," perintah wanita tua itu.Yama menahan diri untuk tidak melawan. Dengan rahang mengeras, ia duduk di sofa berhadapan dengan neneknya."Apa yang sedang kau lakukan, Yama?" suara neneknya terdengar tenang, namun penuh tekanan."Menutup bandara hanya untuk mencari seorang wanita tidak berguna? Berita apa lagi yang ingin kau timbulkan untuk membuat saham kita jatuh?""Ak

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 84. Bersama Sanjaya

    Mobil sudah sampai di terminal keberangkatan. Dengan kemarahan yang nyaris meledak, Yama melangkah cepat masuk ke dalam terminal VIP bandara yang kini ditutup atas perintahnya.Matanya menyapu sekeliling dengan penuh harapan, namun bayangan Dea sama sekali tidak terlihat. Rasa frustrasi menyelimutinya. Sudah pasti mereka terlambat."Brengsek!" Yama menghempaskan pantatnya dengan kasar di kursi tunggu. Napasnya memburu, dadanya naik-turun menahan amarah yang nyaris meluap. Kedua matanya penuh dengan sklera merah.Yama menyadari sesuatu, Neneknya terlibat dalam hal ini. Atau Meisya! Mereka sengaja mengatur agar Dea segera menghilang dalam kehidupannya, tapi ke Inggris?Yama mengepalkan kedua tangannya erat-erat. Satu-satunya negara yang belum dia taklukkan! Rencana Nenek secara keseluruhan sudah mulai tercium olehnya.Bob menelan ludah, lalu mencoba meredakan ketegangan. "Kita bisa kejar k

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 83. Pesawat pribadi

    Ibunya tampak sedikit goyah saat mereka menaiki helikopter, tapi tidak berkata apa-apa. Dea sendiri hanya bisa menatap kosong ke layar ponselnya yang masih berdering sesekali, menunjukkan panggilan terakhir dari Jean. Ia menggenggam ponselnya erat, lalu memasukkannya ke dalam saku jaketnya sebelum melangkah masuk.Saat helikopter mulai lepas landas, Dea menoleh ke samping. Ibunya sibuk dengan ponselnya, mengetik pesan dengan cepat. Sesekali, wanita itu mengambil beberapa foto selfie dengan ekspresi bangga, seolah ini adalah perjalanan wisata bukannya perjalanan penuh kecemasan menuju ketidakpastian.Dea hanya bisa menatap lurus ke depan. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan gejolak emosi yang sejak tadi menghantam dirinya. Ini bukan sekadar perjalanan untuk ayahnya. Ini adalah perjalanan yang akan mengubah segalanya.Di dalam benaknya, nama Yama berkelebat. Pria yang hanya singgah sesaat, j

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status