Home / Romansa / Lady D Milik Sang Penguasa / Bab 22. Bos baru yang jelek

Share

Bab 22. Bos baru yang jelek

Author: Runayanti
last update Last Updated: 2025-02-25 09:08:29

Mommy Dara mengangguk cepat-cepat. “Ber-bernar ... Kami... kami  berjanji tidak akan pernah muncul di hadapan Anda atau Dea lagi, Tuan Yama.”

Yama tidak menjawab. Ia hanya berdiri, tinggi dan angkuh, lalu berjalan melewati mereka tanpa menoleh. Langkah-langkahnya bergema di sepanjang koridor rumah sakit yang sunyi, meninggalkan dua sosok yang masih berlutut dengan wajah penuh penyesalan.

Setelah Yama menghilang dari pandangan, Steven dan Mommy Dara akhirnya berani mengangkat kepala mereka. Wajah Steven basah oleh air mata dan keringat. Mommy Dara meraih lengannya dan menariknya berdiri.

“Kita harus pergi sekarang,” katanya dengan nada panik. “Jangan sampai ada yang tahu kita masih di sini.”

Steven mengangguk lemah. Ia merasa tubuhnya seperti tidak lagi memiliki tenaga, tetapi ketakutan yang menghantuinya memberi dorongan untuk tetap bergerak. Mereka berjalan d

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 23. Aneh

    “Lalu bagaimana dengan rapatnya?” tanya Bob lagi.Yama terdiam sejenak sambil merebahkan diri ke sandaran kursi belakang. Ia menatap pemandangan kota yang berkelebat di luar jendela lalu ke langit yang mulai mendung. “Besok saja. Permainan ini semakin menarik, bukan?”"Baik, Tuan."Setibanya di rumah sakit, Yama kembali ke kamarnya. Di sana, Nenek dan Meisya sudah menunggunya dengan wajah penuh kekhawatiran. Begitu melihat Yama, mereka langsung mengomel panjang lebar.“Yama! Akhirnya kamu kembali! Kenapa kamu keluar dari rumah sakit tanpa izin?” Nenek memulai dengan nada tinggi.“Kamu ingin membuat kami khawatir?” sambung Meisya. Wanita itu segera mendekati Yama dan ingin memberikan pelukan, tetapi Yama melewatinya dengan wajah dingin dan ketus, melangkah menuju ke ranjangnya."Yama, apa maksud kelakuanmu ini. T

    Last Updated : 2025-02-25
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 24. Melunasi sebagian hutang.

    Dea merasa ada yang tidak beres. "Tapi, Pak, saya baru saja tiba. Saya merasa baru memulai. Bagaimana mungkin saya sudah layak mendapatkan reward. Saya belum genap bekerja satu bulan? Apakah ini hanya sekadar bentuk perhatian atau ada hal lain yang sedang terjadi?"Mendengar pertanyaan itu, pria paruh baya itu mencondongkan badan sedikit ke depan. "Dea, kadang-kadang, kita diberi kesempatan untuk berhenti sejenak dan merenung. Mungkin orang lain juga melihat potensi dan kelelahanmu. Ini bukan sekadar soal uang, tapi lebih kepada memberikan ruang untukmu beristirahat, agar nanti kamu bisa kembali bekerja dengan semangat yang lebih baik."Pria itu menepuk bahu Dea lalu beranjak pergi, meninggalkan Dea dengan pikirannya yang masih menggantung.Di sudut restoran, suara-suara obrolan rekan-rekan kerja mulai terdengar, menandakan bahwa keanehan ini mulai menyebar.Seorang rekan kerja mendekati Dea dengan w

    Last Updated : 2025-02-26
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 25. Menemani tidur

    "Saya hanya diperintahkan untuk mengantarkan Nona ke rumah sakit," jawab Bob, tetap dengan nada formalnya. "Mohon jangan mempersulit tugas saya, Nona."Dea mendesah keras, lalu memijat pelipisnya. Ia tahu percuma berdebat dengan Bob. Sekali Yama memberi perintah, maka semua bawahannya akan patuh tanpa pertanyaan.Mobil melaju dengan kecepatan stabil di jalanan yang semakin lengang. Mata Dea menatap kosong ke luar jendela, pikirannya berputar-putar dalam kebingungan. Semua ini terasa terlalu kebetulan—restoran yang tiba-tiba menyuruhnya pulang lebih awal, upah yang langsung diberikan, dan sekarang Bob yang bersikeras mengantarnya ke rumah sakit."Bob," panggilnya setelah beberapa saat hening."Ya, Nona?""Apa Yama benar-benar sedang menungguku?" tanyanya, kali ini dengan suara lebih lembut. "Atau dia hanya bosan lalu ingin mengontrol segalanya seperti biasanya?" 

    Last Updated : 2025-02-26
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 26. Hilangkan pikiran bodoh itu

    Yama tidak menyahut. Sentuhan hangatnya membuat Dea meremang, bulu kuduknya berdiri saat Yama menariknya hingga tepat di sisi ranjangnya"Yama, aku—""Aku tidak butuh uang itu," sela Yama dengan suara rendah, tetapi penuh ketegasan.Dahi Dea berkerut. "Lalu apa yang kau inginkan?" Dea berusaha menarik tangannya sendiri agar terlepas dari genggaman Yama."Kau harus menemaniku sampai aku tertidur," ulang Yama, kali ini dengan nada yang tidak bisa dibantah.Dea tertegun. Ia menatap pria itu dengan bingung, seolah ingin memastikan apakah ia mendengar dengan benar. "Apa? Tidak, Yama. Aku sudah ke sini, sudah menyerahkan uangnya, dan sekarang aku ingin pulang. Lepas—"Namun, sebelum ia bisa menarik tangannya, Yama menariknya lebih kuat. Dalam sekejap, Dea terjatuh ke atas ranjang pasien yang luas dan empuk itu."Aahh!"Bulu kuduknya kembal

    Last Updated : 2025-02-27
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 27. Tidak mencuci gigi

    Dea mundur beberapa langkah dengan jantung yang masih berdegup kencang, lalu berbalik dan berjalan cepat keluar dari kamar.Saat pintu tertutup di belakangnya, ia menyentuh bibirnya sendiri dengan tatapan kosong. Wajahnya panas, tubuhnya gemetar karena campuran emosi yang membingungkan."Apa yang baru saja terjadi?! Aargh... Aku bahkan tidak mencuci gigi di malam hari!"Wajahnya memerah dan dia begitu panik disertai malu.Bob yang setia menjaga di luar pintu, melihatnya dengan ekspresi datar."Mau diantar ke mana?" tanyanya sebagai sapaan, sementara Dea melangkah melewatinya dengan wajah tertunduk, menuju ke lift."Aku akan pulang, t-tidak, usah diantar. Aku akan pulang sendiri."Namun, Bob tetap mengikuti Dea karena dia tahu apa yang menjadi tugasnya."Saya akan mengantar Anda pulang karena itu adalah tugas yang sudah diberikan oleh Tuan Yama," sahut Bob den

    Last Updated : 2025-02-27
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 28. Pemilik baru Perusahaan

    Dea menunduk patuh, meskipun dalam hatinya ia merasa lelah. Ia baru saja mendapatkan beberapa shift malam yang bisa menghasilkan uang lumayan banyak baginya, bekerja membantu ibunya tidak akan digaji tentunya. Sementara Ayahnya pasti membutuhkan biaya yang cukup banyak untuk obat-obatan.Namun, ada satu hal yang harus ia lakukan terlebih dahulu.Dengan cepat, ia menghampiri Bob yang masih berdiri di dekat mobil dan menatapnya dengan serius."Bob, tolong jangan ikut denganku lagi," pintanya dengan suara tegas. "Aku yang akan bertanggung jawab kepada Yama sepenuhnya.""Tapi, Tuan Yama ingin memastikan Anda hadir di sana jam tujuh malam."Dea berpikir sejenak lalu menjawab, "Baiklah. Aku berjanji akan menemuinya nanti malam, jam tujuh! Sesuai permintaannya. Bagaimana?"Bob menatap Dea dengan ekspresi datar, jelas tidak yakin apakah ia boleh mempercayai gadis itu atau tidak. "Nona yakin?"

    Last Updated : 2025-02-28
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 29. Harga diri yang terhina

    Dea terkejut karena perubahan mendadak saat supervisor perusahaan kembali memangilnya. Dia hampir sampai ke ruangan kasir untuk mengambil sisa gaji.“Kamu aman sekarang. Tidak jadi dipecat, uhum... ternyata Vivi yang melakukan kesalahan. CCTV sudah menunjukkan segalanya.”Dea masih terpaku di tempatnya. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Campuran rasa syukur dan bingung memenuhi hatinya.“Kenapa... Kenapa Vivi melakukan ini semua?” tanya Dea akhirnya.Sang supervisor merasa kesal karena dia memang tidak begitu menyukai Dea, tetapi dia harus bersikap manis bila masih ingin mempertahankan pekerjaannya.Dia juga tidak ingin berbasa basi lebih lanjut dengan Dea yang dianggapnya berstatus rendah tapi entah bagaimana bisa memiliki hubungan dengan pemilik perusahaan baru."Kami memutuskan akan menaikkan gaji Anda sebagai kompensasi atas kesalahan ini," l

    Last Updated : 2025-02-28
  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 30. Makan malam istimewa

    Dea mengepalkan tangannya di dalam bak air kotor.Melia tertawa sambil menempel manja di lengan suaminya. "Tentu saja, Sayang. Bayangkan kalau kamu menikah dengannya, mungkin sekarang kamu juga sedang mencuci piring bersamanya!"Sanjaya dan Melia tertawa puas.Namun, tawa mereka terhenti dalam sekejap saat tiba-tiba...Byuurrr!Air kotor dari bak cucian piring meluncur deras ke arah mereka berdua, membasahi pakaian mereka dari kepala hingga kaki."APA-APAAN INI?!" Melia menjerit, matanya melebar karena jijik.Sanjaya mengangkat tangannya, mencoba mengelap wajahnya yang basah oleh air penuh sisa minyak dan sabun. "Gila! Siapa yang melakukannya?!"Jawabannya langsung mereka dapatkan saat mereka menoleh dan melihat ibu Dea berdiri dengan ember kosong di tangannya, wajahnya merah padam karena amarah."Aku yang mela

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 151. Kamu bisa sembuh, Sayang

    Hari-hari itu panjang, melelahkan, dan penuh luka yang tidak pernah benar-benar terucap. Namun Meisya bertahan. Dia mencintai Yama sejak kecil. Semua kelicikan yang dia perbuat kepada Dea adalah karena kecemburuannya.Adapun kesalahan terbesarnya adalah bahwa dia mencelakakan hidup mendiang ibu Yama, namun semua itu adalah karena perintah Nenek Yama sendiri dan dia hanya melakukan beberapa tugas yang tanpa sengaja mencelakakan wanita malang itu. Meisya berada dalam ketakutan setiap mengingat kapan waktunya Yama mengetahui rahasia terdalamnya, namun lebih takut lagi bila kehilangan diri Yama.Ketika dokter mengatakan Yama harus mulai menjalani terapi jalan agar saraf di kakinya kembali aktif, Meisya adalah orang pertama yang menawarkan diri untuk membantu. Dengan sabar, ia menggenggam tangan Yama, melangkah pelan-pelan menyusuri lorong rumah sakit.“Kamu tidak harus cepat. Satu langkah saja sudah cukup hari ini,” ucap Meisy

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 150. Meisya yang setia

    Pintu kamar terbuka perlahan, Yama menoleh, sosok ramping dengan setangkai bunga dan sebuah rantang thermal. Meisya melangkah masuk dengan senyum penuh kelembutan, meski wajahnya terlihat sedikit kuyu karena terlalu sering menangis.“Yama…” bisiknya lembut, “aku datang.”Tak ada reaksi. Yama menatap langit-langit seakan tak ada siapa pun di ruangan itu. Di antara semua orang yang menjengguknya, dia paling tidak ingin bertemu dengan Meisya. Namun wanita itu sangat rajin walau sering menerima penolakan keras dari Yama.Yama bahkan pernah melempar bubur yang dibawa Meisya.Meisya meletakkan bunga krisan kecil berwarna-warni di meja samping ranjang pasien. Lalu ia duduk perlahan di kursi besi, membuka rantang bubur, dan mengaduk perlahan. Aromanya ayam herbal memenuhi udara. Uap mengepul dari rantang thermal tersebut. Berhasil mencuri perhatian Yama karena wanginya.“Kamu harus makan, Sayang” kata

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 149. Lepaskan aku

    Namun, adakah dia bisa begitu tega untuk membiarkan anak itu hidup tanpa dukungan dari orang yang seharusnya bertanggung jawab? Selama ini, dia berusaha melihat sisi baik dari Yama, berharap ada cinta yang tersembunyi di dalamnya, meskipun ia tidak pernah mengungkapkannya. Sampai detik ini pun, dia masih belum memiliki kabar dari Yama selain mimpi buruk yang membuatnya kecewa.Pangeran Frans melangkah mendekat, tatapannya masih tidak berubah. "Sayangku, Dea...kamu harus memikirkan masa depan anakmu, Cintaku. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam bayang-bayang masa lalu dan harapan kosong. Lupakan Yama.""Kamu tahu, mengapa aku memutuskan mengejarmu? Padahal sebelumnya aku membantu pertemuan kalian dengan menculikmu?"Dea menengadahkan kepalanya, menatap Pangeran Frans dalam-dalam."Karena dia terlalu pengecut!" geram Pangeran Frans."Aku sudah membantu dengan menculikmu, tetapi tidak ada yang dapat dia bahas atau lakukan.

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 148. Yama tidak akan pernah mengakui anak itu

    Sementara di kamar Dea, Dea terkejut mendapati kabar dari sang Dokter yang memeriksanya bahwa dirinya sudah hamil."Ini adalah anak Yama," gumamnya dengan perasaan tidak menentu seraya memeang perutnya yang masih datar.Kedua matanya berkaca-kaca, antara menerima kenyataan yang seharusnya membuat dirinya bahagia. Dia sangat mencintai Yama dari lubuk hati terdalamnya. Satu-satunya pria yang pernah menyentuhnya hanya Yama."Kamu adalah bukti cinta Mama kepada Papamu," bisik Dea dengan suara bergetar. Dia ingat malam bergairah milik mereka berdua. Dia merindukan semua sentuhan panas dari pria yang sangat dia cintai itu. Pria yang sudah jauh darinya."Mama akan bertahan," ucapnya lirih.Keesokkan harinya, Pangeran Frans pergi mengunjungi Dea dengan sekeranjang buah-buahan dan balon berwarna warni."Dea Sayang..." Pangeran Frans menyodorkan balon-balon yang sudah diikat pita ke hadapan

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 147. Hamil

    Yama memegang erat tangan Dea lalu berkata, "kita akan menjalani kematian bersama-sama. Aku mencintaimu, Dea."Dea mengangguk dan membiarkan Yama menciumnya. Sebuah ciuman perpisahan sekaligus penyatuan yang alami."Aku juga mencintaimu, Yama."Dea memekik tertahan saat merasakan pesawat yang mulai terjatuh dan ledakan-ledakan kecil terjadi.Panik membuat Dea terbangun dari tidurnya."Yama!" pekiknya lalu menyadari dirinya sedang terduduk di atas ranjang.Air mata mengalir membasahi wajahnya kembali.Tubuhnya penuh keringat . "Hanya mimpi..." desisnya dengan lirih."Aku sungguh merindukanmu, Yama."Dea menangis sejadi-jadinya di atas ranjang yang dingin dan sepi itu.***Keesokkan harinya, wajah Dea semakin pucat dan semakin kuyu. Dea bahkan tidak mengganti pakaiannya yang basah oleh keringat. Dia terlihat seperti boneka tidak bernyawa yang bersandar di sandaran ranjang, menatap kosong ke jendela.Di

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 146. Mimpi buruk

    "Hanya makan bersama dan saling berbicara, mungkin saya bisa memberikan beberapa penjelasan kepadamu mengenai alasan saya melakukan semua ini, jangan takut. Aku belum berniat memakanmu," gurau Frans seraya mengandeng tangan Dea menuju kursinya.“Apa yang ingin Anda katakan, Pangeran?” tanyanya dingin seraya menghentakkan pantatnya ke kursi, meskipun ia berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang. “Saya sudah cukup mendengar penjelasan dari Anda tadi, bukan?”Frans menyandarkan punggungnya ke kursi, terlihat serius. “Saya tahu saya tidak bisa menghapus apa yang telah saya lakukan dengan mudah. Saya tahu Anda membenci saya sekarang, Dea. Tetapi saya ingin Anda tahu bahwa saya benar-benar menyesal. Saya tidak tahu bagaimana bisa terjebak dalam kasus ini, tetapi sekarang saya sadar, baiklah...saya memang salah karena berusaha menyingkirkan Yama.”Dea menatapnya dengan mata penuh curiga. Ka

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 145. Jadilah istriku

    Keputusan sudah diambil, dan Dea harus melangkah maju dengan kepala tegak. Itulah yang dikatakan Ratu, dan Dea tahu betul bahwa ia tidak punya pilihan lain. Dea mengusap wajahnya kasar. Merasa kesal dan ingin berteriak.Pangeran yang selama ini ia anggap sebagai musuh, yang telah membuat hidupnya penuh dengan kebohongan dan pengkhianatan. Namun kini, ia dipaksa untuk bersatu dengannya, sebagai suami istri yang sah. Entah karena politik atau karena Ratu merasa tidak ada jalan lain. Dea tidak tahu, dan ia juga tidak ingin tahu. Yang pasti, Frans masih berada dalam Kerajaan, masih dalam jangkauan yang bisa membuat hidupnya semakin kacau.Dea tiba di ruang makan besar, tempat biasa para keluarga kerajaan dan tamu kerajaan makan bersama. Namun, kali ini ruang itu terasa sepi, hanya ada Frans yang duduk dengan santai, menunggu kedatangannya. Pandangannya tertuju pada Dea dengan tatapan yang sulit dibaca.“Lady Dea, silak

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 144. Kesalahpahaman Yama

    Yama memicingkan mata. Jantungnya berdetak cepat, sangat terkejut, bukan karena efek obat, tapi karena luka lain yang baru saja dibuka paksa. Kata-kata mereka menggema dalam benaknya seperti palu godam yang menghancurkan kepercayaannya terhadap Dea.“Serius? Dia tega gitu?”“Ya iyalah. Siapa sih yang bisa menolak gelar Lady dan pernikahan dengan Pangeran? Lagipula… mereka bilang dia sudah bosan sama Yama. Katanya pria itu terlalu rumit dan nggak bisa berkomitmen.”"Betul, kabarnya pria itu bahkan tidak bisa lagi merasakan kakinya.""Nah, itulah, mungkin juga dia sudah tidak mampu untuk..."Terdengar cekikikan dari arah belakang mereka.Yama memalingkan wajah, menelan amarah yang mendidih di tenggorokan. Otot-ototnya menegang, dan sebelum para perawat bisa mengantisipasi, dia berontak. Selang infusnya tercabut, dan darah menetes dari pergelangan tangan saat ia memaksakan diri bangkit."Eh, Tuan!" Salah seorang perawat segera bangkit dari kursinya saat mendapatkan gerakan mendadak dari

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 143. Ratu mengancamku?

    Dea menatapnya, merasa seolah dunia berhenti berputar. "Maaf, Yang Mulia? Ini tidak sesuai dengan keputusan awal, boleh saya tahu, apa yang terjadi?""Keputusan ini adalah titah kerajaan," ucap Ratu, menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diganggu. "Sebagai seorang Lady, pernikahanmu dengan Pangeran Frans akan menyatukan dua bagian penting kerajaan ini. Pernikahan ini juga akan membuat kehidupan kalian menjadi lebih stabil dan mengembalikan citra Pangeran Frans di mata rakyat."Dea merasa matanya terbelalak tidak percaya. “Tapi… Yama? Apa yang akan terjadi pada Yama?” Suaranya bergetar, penuh kebingungan dan ketakutan.“Yama telah membuat pilihan sendiri. Kini saatnya dia meninggalkan kerajaan ini,” jawab Ratu, tanpa emosi. "Dia bukan bagian dari masa depan kerajaan ini, Dea."Dea merasa mulutnya kering. Hatinya seakan ditarik keluar dari dadanya, terasa kosong dan h

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status