All Chapters of CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU: Chapter 61 - Chapter 70

109 Chapters

BAB 61 Mulai Menerima

Tangis Alya tak kunjung reda. Ia terisak di pelukan Raditya, tubuhnya bergetar hebat. Kenyataan bahwa ia adalah cucu Pak Bakhtiar memang mengguncangnya, tetapi bukan hanya itu. Ada luka lama yang tiba-tiba terbuka, kenangan yang selama ini ia pendam begitu dalam.Ruangan itu terasa sunyi, hanya terdengar suara isakan kecil Alya. Pak Bakhtiar duduk diam, matanya menatap cucunya dengan perasaan yang sulit dijelaskan - campuran antara rasa bersalah dan kebahagiaan yang tertahan. Bu Liliana menggenggam tangan Pak Darian erat, ikut merasakan suasana emosional yang menyelimuti mereka.Raditya mengusap punggung Alya dengan lembut, mencoba menenangkan istrinya. "Alya, sayang... ceritakan padaku. Apa yang membuatmu begitu terluka?"Alya mengangkat wajahnya yang basah air mata, suaranya lirih dan bergetar. "Aku... aku mengingat ayah dan bunda, Radit. Mereka tak pernah mendapatkan restu dari kakek... Mereka terpaksa pergi dan hidup jauh dari keluarga. Dan kini... mereka &n
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 62 Usul Berbulan Madu

Alya masih terdiam, hatinya masih berdebar-debar mendengar perkataan kakeknya. Jepang? Siapa yang ingin menemuinya di sana? Udara di ruangan itu terasa lebih berat, keheningan yang menyelimuti mereka seakan menambah ketegangan yang sudah menggantung di udara.Pak Bakhtiar menarik napas dalam sebelum akhirnya berkata dengan suara penuh harapan, "Yang ingin bertemu denganmu adalah nenekmu, Nak."Alya tersentak. Matanya melebar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tenggorokannya terasa tercekat, sulit baginya untuk mengeluarkan suara. "Ne... nenek? Maksud kakek, aku masih punya nenek?"Pak Bakhtiar mengangguk dengan tatapan lembut, seakan memahami kebingungan yang sedang dirasakan Alya. "Iya, Nak. Ada nenekmu di Jepang. Namanya Aiko. Kami sudah lama menetap di sana. Sejak kepergian ibumu, dia selalu berharap bisa bertemu denganmu suatu hari nanti."Alya merasa dadanya sesak. Matanya mulai panas, dan ia merasakan kepedihan yang tiba-tiba menghantam dadanya. Seumur hi
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

BAB 63 Syarat Terapi

Alya menatap Raditya dengan penuh penasaran. Syarat apa yang sebenarnya dia maksud? Jantungnya berdebar lebih kencang menunggu jawaban dari suaminya.Raditya menarik napas dalam, lalu berkata dengan lembut tetapi tegas, "Aku ingin kamu melanjutkan pengobatan dan terapi kakimu, Sayang. Aku ingin melihatmu bisa berjalan dengan normal lagi."Alya terkejut. Mata indahnya membesar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Radit... aku..."Sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Pak Bakhtiar, Pak Darian, dan Bunda Liliana sudah lebih dulu bereaksi."Raditya benar, Alya. Kalau kakimu bisa diobati, kenapa pengobatanmu tidak diteruskan?" suara Pak Darian penuh perhatian.Bunda Liliana mengangguk setuju. "Alya, Nak, selama ini kami memang tidak pernah menyinggung soal itu karena kami tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman. Tapi, jika ada harapan agar kamu bisa pulih, kami semua pasti mendukung."Pak Bakhtiar menatap Alya penuh k
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

BAB 64 Rencana Membalas Keluarga Alexander

Raditya menatap Pak Bakhtiar dengan tatapan serius sebelum akhirnya membuka suara, "Dia adalah Darel Alexander dari keluarga Alexander. Ayahnya bernama Darius Alexander."Pak Bakhtiar mengangkat alisnya, seolah sedang mengingat sesuatu. "Alexander? Keluarga Alexander yang itu?" suaranya terdengar geram."Kalau boleh tahu, apa yang akan Kakek lakukan?" tanya Raditya, penasaran dengan reaksi yang akan diberikan oleh pria tua itu.Pak Bakhtiar belum menjawab, tetapi matanya menyiratkan sesuatu yang dalam. Raditya pun melanjutkan, "Darel sendiri sudah kami jebloskan ke penjara. Setelah mengetahui perubahan Alya, dia mulai mendekatinya kembali. Dia bahkan menyerang perusahaan saya." Nada suara Raditya tegas, menandakan bahwa ia tidak main-main.Pak Bakhtiar mengangguk pelan, seakan mencerna informasi yang baru saja didengarnya. "Bagus jika Darel sudah dipenjara. Sekarang giliran Darius yang akan menerima akibatnya," ujarnya dengan nada dingin.Alya yang
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

BAB 65 Melancarkan Aksi

Keesokan harinya, Raditya dan Pak Bakhtiar sudah bersiap untuk melancarkan aksi mereka. Raditya duduk di ruang kerjanya, menatap layar monitor dengan ekspresi tajam. Jari-jarinya dengan cekatan mengetik di keyboard, mengakses berbagai data yang telah ia kumpulkan selama ini."Aku sudah menyiapkan semuanya, Kek. Data tentang kecurangan dan manipulasi perusahaan Darius Alexander akan segera tersebar di media sosial dan forum bisnis. Sekali ini, dia tidak akan bisa mengelak lagi," ujar Raditya dengan nada tegas.Pak Bakhtiar mengangguk penuh kepuasan. "Bagus, cucuku. Sementara itu, aku sudah melaporkan beberapa kasus tindak kecurangan perusahaan Darius ke pihak berwenang. Mereka akan segera menindaklanjutinya. Aku tidak bisa membiarkan keluarga yang telah menyakiti cucuku ini terus melenggang bebas."Raditya menatap sang kakek dengan penuh hormat. "Terima kasih, Kek. Aku tidak akan membiarkan mereka lepas begitu saja. Mereka harus merasakan akibat dari perbuatan me
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

BAB 66 Efek Trauma

Raditya tidak membuang waktu. Ia segera menggendong Alya yang tubuhnya terasa panas membara dan bergegas menuju mobil. Pak Bakhtiar, Pak Darian, dan Bunda Liliana ikut serta dengan ekspresi penuh kekhawatiran. Hati Raditya dipenuhi kecemasan saat ia menyetir dengan kecepatan tinggi menuju Hospital Healty, rumah sakit kepercayaan keluarga Wijaya.Sesampainya di rumah sakit, Alya langsung ditangani oleh tim medis. Raditya menggenggam tangan istrinya erat saat dokter dan perawat memasangkan infus. Alya tampak lemah, matanya hanya sedikit terbuka sebelum akhirnya terpejam kembali.Setelah beberapa jam pemeriksaan, dokter akhirnya keluar dari ruangan dan menghampiri mereka. Raditya langsung berdiri, tatapannya penuh dengan harapan sekaligus ketakutan."Bagaimana kondisi istri saya, Dok?" tanyanya cemas.Dokter, seorang pria paruh baya dengan wajah tenang, menghela napas. "Kondisi Ny. Alya disebabkan oleh kelelahan dan stres berat. Selain itu, ada indikasi efek
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

BAB 67 Memilih Pulang ke Mansion

Beberapa hari kemudian, kondisi Alya semakin membaik. Wajahnya yang sebelumnya pucat kini mulai kembali berseri. Dengan istirahat yang cukup dan perawatan yang intensif, dokter akhirnya menyatakan bahwa Alya sudah sehat dan siap untuk menjalani terapi kaki secara rutin mulai besok.Di dalam kamar rumah sakit, Raditya duduk di samping tempat tidur Alya, menggenggam tangannya dengan lembut. Ia menatap istrinya dengan penuh perhatian."Sayang, sekarang kamu sudah lebih baik. Aku ingin bertanya, setelah keluar dari sini, kamu mau pulang ke mansion atau ke penthouse-ku saja?" tanya Raditya, suaranya lembut namun penuh harap.Alya tersenyum kecil, menatap suaminya dengan penuh kasih. Ia tahu Raditya ingin menjaganya lebih dekat, namun ia telah memikirkan sesuatu."Aku ingin pulang ke mansion saja, Radit. Untuk sementara ini, aku ingin lebih dekat dengan Bunda Liliana," jawabnya dengan nada tenang.Raditya terdiam sejenak, kemudian mengangguk. "Baiklah, k
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

BAB 68 Misi Mendekatkan

Hari-hari Alya kini lebih banyak dihabiskan di mansion bersama Bunda Liliana. Ia merasa nyaman berada di tengah keluarga yang kini menerimanya dengan penuh kasih sayang. Namun, terkadang ia merasa bosan karena tidak bisa terlalu aktif seperti sebelumnya. Meski begitu, ia tetap bersyukur karena setiap tiga hari dalam seminggu, ia keluar untuk menjalani terapi kakinya.Suatu pagi, saat sarapan bersama di ruang makan, Alya melirik Raditya yang duduk di sampingnya. Ia tahu ini adalah saat yang tepat untuk memulai rencana ‘Misi Mendekatkan’nya."Radit, bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama keluarga? Aku ingin kita semua berkumpul," ujar Alya sambil menatap Raditya dengan harapan.Raditya mengangkat alis. "Kita selalu makan malam bersama, Sayang. Apa bedanya kali ini huum..?"Alya tersenyum kecil. "Aku ingin suasananya lebih santai. Hanya keluarga kita saja, tanpa formalitas. Mungkin kita bisa mengobrol lebih banyak?"Raditya mel
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

BAB 69 Serangan Jantung

Malam yang seharusnya menjadi momen mendekatkan hati, kini berubah menjadi malam penuh kepanikan.Di rumah sakit, Raditya berjalan mondar-mandir di depan ruang IGD. Wajahnya tampak tegang, sesekali ia melirik ke arah ruangan tempat Pak Darian dirawat. Jantungnya berdetak kencang, dadanya terasa sesak melihat pria yang selama ini ia anggap sebagai orang asing kini terbaring lemah.Alya yang duduk di bangku menatap suaminya dengan penuh perhatian. Ia memahami gejolak perasaan Raditya saat ini. Perlahan, ia bangkit dan menghampiri Raditya, menggenggam tangannya lembut."Radit, duduklah sebentar. Kamu sudah berjalan mondar-mandir sejak tadi," ujar Alya dengan suara lembut.Raditya menggeleng, menatap Alya dengan mata yang sedikit merah. "Aku tidak bisa tenang, Alya. Aku tidak menyangka Bapak bisa jatuh sakit seperti ini."Bunda Liliana yang sejak tadi duduk terdiam akhirnya angkat bicara. "Bunda juga tidak menyangka. Padahal, tadi sore dia terlihat bai
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 70 Kenyataan Lebih Rumit

Pagi itu, Alya duduk di kursi taman belakang rumah Kakek Bakhtiar. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, tetapi hatinya terasa berat. Raditya duduk di sampingnya, ekspresi waspada terpampang jelas di wajahnya. Kakek Bakhtiar, pria tua yang selalu bijaksana, menatap mereka dengan sorot mata berat. Alya bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang akan mengubah segalanya."Kek, ada apa sebenarnya?" Alya bertanya, suaranya dipenuhi kegelisahan.Kakek Bakhtiar menarik napas panjang, seakan berusaha mengumpulkan keberanian untuk berbicara. "Alya, ada sesuatu yang selama ini kusimpan darimu. Dan aku rasa, ini saatnya kamu tahu." Ia menatap Raditya sejenak sebelum melanjutkan. "Ini tentang ayah dan ibumu," terang Pak Bakhtiar.Alya menelan ludah, hatinya mulai dipenuhi kecemasan. "Apa maksud Kakek? Aku tahu ibu meninggal saat aku masih kecil, dan ayah..." Ia terdiam, dadanya terasa sesak mengingat sosok yang begitu ia rindukan.Kakek Bakhtiar mengangguk p
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status