Share

BAB 63 Syarat Terapi

Author: NK Ummu Dhila
last update Last Updated: 2025-03-13 09:00:26

Alya menatap Raditya dengan penuh penasaran. Syarat apa yang sebenarnya dia maksud? Jantungnya berdebar lebih kencang menunggu jawaban dari suaminya.

Raditya menarik napas dalam, lalu berkata dengan lembut tetapi tegas, "Aku ingin kamu melanjutkan pengobatan dan terapi kakimu, Sayang. Aku ingin melihatmu bisa berjalan dengan normal lagi."

Alya terkejut. Mata indahnya membesar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Radit... aku..."

Sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, Pak Bakhtiar, Pak Darian, dan Bunda Liliana sudah lebih dulu bereaksi.

"Raditya benar, Alya. Kalau kakimu bisa diobati, kenapa pengobatanmu tidak diteruskan?" suara Pak Darian penuh perhatian.

Bunda Liliana mengangguk setuju. "Alya, Nak, selama ini kami memang tidak pernah menyinggung soal itu karena kami tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman. Tapi, jika ada harapan agar kamu bisa pulih, kami semua pasti mendukung."

Pak Bakhtiar menatap Alya penuh k

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 64 Rencana Membalas Keluarga Alexander

    Raditya menatap Pak Bakhtiar dengan tatapan serius sebelum akhirnya membuka suara, "Dia adalah Darel Alexander dari keluarga Alexander. Ayahnya bernama Darius Alexander."Pak Bakhtiar mengangkat alisnya, seolah sedang mengingat sesuatu. "Alexander? Keluarga Alexander yang itu?" suaranya terdengar geram."Kalau boleh tahu, apa yang akan Kakek lakukan?" tanya Raditya, penasaran dengan reaksi yang akan diberikan oleh pria tua itu.Pak Bakhtiar belum menjawab, tetapi matanya menyiratkan sesuatu yang dalam. Raditya pun melanjutkan, "Darel sendiri sudah kami jebloskan ke penjara. Setelah mengetahui perubahan Alya, dia mulai mendekatinya kembali. Dia bahkan menyerang perusahaan saya." Nada suara Raditya tegas, menandakan bahwa ia tidak main-main.Pak Bakhtiar mengangguk pelan, seakan mencerna informasi yang baru saja didengarnya. "Bagus jika Darel sudah dipenjara. Sekarang giliran Darius yang akan menerima akibatnya," ujarnya dengan nada dingin.Alya yang

    Last Updated : 2025-03-13
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 65 Melancarkan Aksi

    Keesokan harinya, Raditya dan Pak Bakhtiar sudah bersiap untuk melancarkan aksi mereka. Raditya duduk di ruang kerjanya, menatap layar monitor dengan ekspresi tajam. Jari-jarinya dengan cekatan mengetik di keyboard, mengakses berbagai data yang telah ia kumpulkan selama ini."Aku sudah menyiapkan semuanya, Kek. Data tentang kecurangan dan manipulasi perusahaan Darius Alexander akan segera tersebar di media sosial dan forum bisnis. Sekali ini, dia tidak akan bisa mengelak lagi," ujar Raditya dengan nada tegas.Pak Bakhtiar mengangguk penuh kepuasan. "Bagus, cucuku. Sementara itu, aku sudah melaporkan beberapa kasus tindak kecurangan perusahaan Darius ke pihak berwenang. Mereka akan segera menindaklanjutinya. Aku tidak bisa membiarkan keluarga yang telah menyakiti cucuku ini terus melenggang bebas."Raditya menatap sang kakek dengan penuh hormat. "Terima kasih, Kek. Aku tidak akan membiarkan mereka lepas begitu saja. Mereka harus merasakan akibat dari perbuatan me

    Last Updated : 2025-03-13
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 66 Efek Trauma

    Raditya tidak membuang waktu. Ia segera menggendong Alya yang tubuhnya terasa panas membara dan bergegas menuju mobil. Pak Bakhtiar, Pak Darian, dan Bunda Liliana ikut serta dengan ekspresi penuh kekhawatiran. Hati Raditya dipenuhi kecemasan saat ia menyetir dengan kecepatan tinggi menuju Hospital Healty, rumah sakit kepercayaan keluarga Wijaya.Sesampainya di rumah sakit, Alya langsung ditangani oleh tim medis. Raditya menggenggam tangan istrinya erat saat dokter dan perawat memasangkan infus. Alya tampak lemah, matanya hanya sedikit terbuka sebelum akhirnya terpejam kembali.Setelah beberapa jam pemeriksaan, dokter akhirnya keluar dari ruangan dan menghampiri mereka. Raditya langsung berdiri, tatapannya penuh dengan harapan sekaligus ketakutan."Bagaimana kondisi istri saya, Dok?" tanyanya cemas.Dokter, seorang pria paruh baya dengan wajah tenang, menghela napas. "Kondisi Ny. Alya disebabkan oleh kelelahan dan stres berat. Selain itu, ada indikasi efek

    Last Updated : 2025-03-14
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 67 Memilih Pulang ke Mansion

    Beberapa hari kemudian, kondisi Alya semakin membaik. Wajahnya yang sebelumnya pucat kini mulai kembali berseri. Dengan istirahat yang cukup dan perawatan yang intensif, dokter akhirnya menyatakan bahwa Alya sudah sehat dan siap untuk menjalani terapi kaki secara rutin mulai besok.Di dalam kamar rumah sakit, Raditya duduk di samping tempat tidur Alya, menggenggam tangannya dengan lembut. Ia menatap istrinya dengan penuh perhatian."Sayang, sekarang kamu sudah lebih baik. Aku ingin bertanya, setelah keluar dari sini, kamu mau pulang ke mansion atau ke penthouse-ku saja?" tanya Raditya, suaranya lembut namun penuh harap.Alya tersenyum kecil, menatap suaminya dengan penuh kasih. Ia tahu Raditya ingin menjaganya lebih dekat, namun ia telah memikirkan sesuatu."Aku ingin pulang ke mansion saja, Radit. Untuk sementara ini, aku ingin lebih dekat dengan Bunda Liliana," jawabnya dengan nada tenang.Raditya terdiam sejenak, kemudian mengangguk. "Baiklah, k

    Last Updated : 2025-03-14
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 68 Misi Mendekatkan

    Hari-hari Alya kini lebih banyak dihabiskan di mansion bersama Bunda Liliana. Ia merasa nyaman berada di tengah keluarga yang kini menerimanya dengan penuh kasih sayang. Namun, terkadang ia merasa bosan karena tidak bisa terlalu aktif seperti sebelumnya. Meski begitu, ia tetap bersyukur karena setiap tiga hari dalam seminggu, ia keluar untuk menjalani terapi kakinya.Suatu pagi, saat sarapan bersama di ruang makan, Alya melirik Raditya yang duduk di sampingnya. Ia tahu ini adalah saat yang tepat untuk memulai rencana ‘Misi Mendekatkan’nya."Radit, bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama keluarga? Aku ingin kita semua berkumpul," ujar Alya sambil menatap Raditya dengan harapan.Raditya mengangkat alis. "Kita selalu makan malam bersama, Sayang. Apa bedanya kali ini huum..?"Alya tersenyum kecil. "Aku ingin suasananya lebih santai. Hanya keluarga kita saja, tanpa formalitas. Mungkin kita bisa mengobrol lebih banyak?"Raditya mel

    Last Updated : 2025-03-14
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 69 Serangan Jantung

    Malam yang seharusnya menjadi momen mendekatkan hati, kini berubah menjadi malam penuh kepanikan.Di rumah sakit, Raditya berjalan mondar-mandir di depan ruang IGD. Wajahnya tampak tegang, sesekali ia melirik ke arah ruangan tempat Pak Darian dirawat. Jantungnya berdetak kencang, dadanya terasa sesak melihat pria yang selama ini ia anggap sebagai orang asing kini terbaring lemah.Alya yang duduk di bangku menatap suaminya dengan penuh perhatian. Ia memahami gejolak perasaan Raditya saat ini. Perlahan, ia bangkit dan menghampiri Raditya, menggenggam tangannya lembut."Radit, duduklah sebentar. Kamu sudah berjalan mondar-mandir sejak tadi," ujar Alya dengan suara lembut.Raditya menggeleng, menatap Alya dengan mata yang sedikit merah. "Aku tidak bisa tenang, Alya. Aku tidak menyangka Bapak bisa jatuh sakit seperti ini."Bunda Liliana yang sejak tadi duduk terdiam akhirnya angkat bicara. "Bunda juga tidak menyangka. Padahal, tadi sore dia terlihat bai

    Last Updated : 2025-03-15
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 70 Kenyataan Lebih Rumit

    Pagi itu, Alya duduk di kursi taman belakang rumah Kakek Bakhtiar. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya, tetapi hatinya terasa berat. Raditya duduk di sampingnya, ekspresi waspada terpampang jelas di wajahnya. Kakek Bakhtiar, pria tua yang selalu bijaksana, menatap mereka dengan sorot mata berat. Alya bisa merasakan sesuatu yang tidak biasa, sesuatu yang akan mengubah segalanya."Kek, ada apa sebenarnya?" Alya bertanya, suaranya dipenuhi kegelisahan.Kakek Bakhtiar menarik napas panjang, seakan berusaha mengumpulkan keberanian untuk berbicara. "Alya, ada sesuatu yang selama ini kusimpan darimu. Dan aku rasa, ini saatnya kamu tahu." Ia menatap Raditya sejenak sebelum melanjutkan. "Ini tentang ayah dan ibumu," terang Pak Bakhtiar.Alya menelan ludah, hatinya mulai dipenuhi kecemasan. "Apa maksud Kakek? Aku tahu ibu meninggal saat aku masih kecil, dan ayah..." Ia terdiam, dadanya terasa sesak mengingat sosok yang begitu ia rindukan.Kakek Bakhtiar mengangguk p

    Last Updated : 2025-03-15
  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 71 Apa Orangnya Hans?

    Suara motor semakin dekat, dan Raditya segera menarik tangan Alya. "Kita harus masuk ke dalam rumah!" suaranya tegas, penuh urgensi."Tunggu! Tapi mereka- " Alya menoleh, melihat wajah Kakek Bakhtiar yang tetap tenang meskipun situasinya mencekam."Jangan khawatir, Nak. Rumah ini aman. Ada pengawal yang berjaga di setiap sudut." Kakek Bakhtiar menatap Raditya. "Kita masuk sekarang."Raditya mengangguk, lalu menggenggam tangan Alya erat, membawanya masuk ke dalam rumah mewah milik Kakek Bakhtiar. Begitu mereka melewati pintu utama, dua pria bertubuh kekar segera menutupnya dengan cepat dan mengunci dari dalam. Pintu kayu jati itu berat dan kokoh, memperkuat kesan bahwa rumah ini memang bukan tempat yang mudah ditembus.Rumah Kakek Bakhtiar dipenuhi kemewahan yang klasik. Langit-langit tinggi dengan lampu kristal bergantungan, lantai marmer yang bersih mengkilap, serta aroma kayu cendana yang menyebar di seluruh ruangan. Namun, meskipun megah, suasana saat ini terasa begitu mencekam. Se

    Last Updated : 2025-03-15

Latest chapter

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 135 Jejak yang Terlupakan

    Alya menggenggam erat tangan Raditya ketika suara Samuel menghilang, hanya meninggalkan gema janji ancaman di udara. Observatorium yang runtuh itu terasa semakin sempit, seolah dinding-dinding tuanya ikut mendengar semua kebenaran kelam yang terungkap.Elros berdiri di antara mereka, diam dan tak bergerak. Namun matanya, yang sejak awal tampak keras dan penuh kemarahan, kini berkabut oleh sesuatu yang lain—kebingungan. Luka batin yang tak pernah sempat disembuhkan.“Kamu tidak sendirian,” ucap Alya perlahan, nadanya selembut mungkin. Dia tahu, kata-kata itu bisa jadi tak cukup untuk menembus pertahanan Elros. Tapi dia harus mencoba.Elros menoleh ke arahnya, wajahnya penuh curiga. “Apa kamu pikir hanya karena kamu mengatakannya, aku bisa mempercayaimu?” katanya pahit. “Kalian semua sama. Berkata manis... lalu meninggalkan.”Raditya maju satu langkah. “Kami tidak akan meninggalkanmu. Tapi pilihan tetap di tanganmu, Elros. Kau sendiri yang menentukan apakah ingin berjalan bersama kami..

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 134 Anak yang Tak Dipilih

    Suasana di dalam observatorium runtuh itu mendadak tegang. Waktu seakan berhenti saat kalimat itu terucap.“Kamu ibuku, bukan? Sudah waktunya kamu pulang.”Dewi tak bergerak. Bibirnya bergetar, tapi tak ada suara yang keluar. Sorot matanya, yang tadi tenang dan misterius, kini dipenuhi gejolak: penyangkalan, ketakutan, dan… rasa bersalah yang tak bisa ditutupi.Alya menatap Raditya, yang sudah mengambil posisi protektif di depannya. Radit hanya mengangguk pelan, mengisyaratkan untuk tetap tenang. Tapi tangan kanannya sudah menyentuh pinggang- siap mengakses perangkat pertahanannya jika diperlukan.Remaja laki-laki itu melangkah masuk, sorot matanya tak lepas dari Dewi. Pria bertubuh tegap di sampingnya tetap berdiri di ambang pintu, seperti bayangan yang menjaga gerbang ke masa lalu.“Namaku Elros,” ujar anak laki-laki itu. “Aku dilahirkan bukan untuk dicintai. Aku diciptakan untuk menyelesaikan yang belum selesai.”Dewi menarik napas tajam. “Tidak… bukan itu maksudku waktu itu. Kamu-

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 133 Observatorium yang Tertidur

    Kabut tipis menyelimuti jalan berbatu menuju reruntuhan observatorium di utara Nusant. Langit menggantung rendah, menyiratkan hujan yang tertunda. Di dalam mobil hitam yang melaju pelan, Raditya menggenggam setir dengan rahang mengeras. Alya duduk di sampingnya, memeluk jaket yang lebih tebal dari biasanya. Keheningan di antara mereka bukan karena kekosongan- melainkan karena terlalu banyak yang ingin dikatakan, tapi tak tahu harus mulai dari mana.“Radit,” suara Alya pelan, “kalau ini jebakan...”“Aku tahu risikonya,” potong Raditya, tak menoleh. “Tapi aku juga tahu kita gak bisa mundur setelah semua yang terjadi.”Mobil berhenti di depan pagar besi yang sudah berkarat, sebagian roboh. Ilalang tumbuh liar, menyembunyikan jalan setapak menuju bangunan utama observatorium- gedung tua yang menjadi saksi bisu tragedi bertahun-tahun lalu. Api pernah melahap sebagian atapnya, dan sejak saat itu tempat ini ditinggalkan, dikunci oleh waktu dan trauma.Alya meremas tangannya sendiri. “Tempat

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 132 Bayang di Ujung Pagar

    Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya. Langit yang tadinya jernih perlahan tertutup awan gelap, seolah alam pun ikut menahan napas.Raditya menggenggam kalung perak itu erat-erat, sementara Alya berdiri di sampingnya, masih memandangi pintu rumah yang tertutup rapat. Suara tangis bayi tadi telah menghilang, tapi gaungnya masih bergetar di telinga mereka.“Radit,” suara Alya nyaris tak terdengar, “kita harus tahu... siapa yang menaruh ini di sini.”Raditya mengangguk. Ia melangkah menuju pagar belakang, menyusuri jalan setapak kecil yang jarang dilewati. Taman belakang rumah memang belum sepenuhnya selesai ditata. Di ujung pagar, jejak kaki samar terlihat di tanah yang lembap—ukuran kecil, seperti sepatu wanita.Ia menunduk, menyentuh jejak itu dengan ujung jarinya. “Masih baru,” gumamnya.Tiba-tiba lampu taman di ujung jalan menyala sendiri, menyinari bayangan seseorang di seberang pagar. Bayangan itu berdiri diam, tubuhnya tertutup kerudung panjang berwarna kelabu. Tapi saat R

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 131 Berita yang Menggema

    Mentari pagi menyelinap perlahan melalui tirai jendela rumah kecil di pinggiran kota Nusant. Raditya berdiri di dapur, menggenggam ponsel, sementara Alya duduk di meja makan sambil mengaduk teh melati hangatnya. Di hadapannya, hasil tes kehamilan yang sudah mereka simpan dalam map bening, masih seperti mimpi indah yang belum ingin mereka bangunkan.“Siap?” tanya Alya sambil tersenyum.Raditya mengangguk, lalu menekan layar. Wajah Bunda Liliana segera muncul, diikuti Ayah Darian di belakangnya dengan kemeja tidur yang belum sempat dirapikan.“Radit? Kenapa pagi-pagi menelepon? Ada apa?” tanya Bunda Liliana, matanya menyipit curiga.“Ada kabar penting, Bunda, Yah,” jawab Raditya. Ia melirik Alya lalu kembali menatap layar. “Alya... dia hamil.”Beberapa detik hening. Lalu, jeritan Bunda Liliana memecah keheningan.“APA?! HAMIL?!”Ayah Darian tergagap. “Tunggu, tunggu. Maksudmu... kalian- kalian akan punya anak?”Raditya mengangguk, senyum tak lepas dari wajahnya. “Kami dapat hasilnya kem

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 130 Hasil Tes Alya

    Tiga minggu telah berlalu sejak malam berbintang itu.Hidup perlahan menemukan ritmenya kembali. Raditya kembali membangun NW Tech dari dalam, kali ini bersama Aldo Rusdiawan, asisten pribadinya yang selalu tanggap dan tak pernah kehilangan fokus meski dalam situasi genting. Bersama, mereka mulai mengembangkan teknologi generasi berikutnya- lebih aman, lebih etis, dan lebih manusiawi, dengan LILITH sebagai penjaga utama di balik sistem.Tak hanya itu, Raditya juga mulai menjalin kolaborasi dengan keluarga Wiranagara- keluarga Alya di Jepang yang memiliki pengaruh besar dalam bidang teknologi neurokomputasi dan pengembangan chip bio-sinkronisasi. Bagi Raditya, kerja sama ini bukan hanya strategi bisnis. Ini adalah bentuk rekonsiliasi antara masa lalu dan masa depan, antara luka yang pernah ada dan mimpi yang kini bisa dibangun bersama.Sementara itu, Alya mulai aktif dalam proyek sosial bersama kode Elvaretta, tentunya dengan bantuan sang suami tercinta, Raditya. Mereka menciptakan pla

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 129 Langit Setelah Hujan

    Langit Jakarta pagi itu berwarna biru muda, seolah baru dicuci oleh hujan semalam. Sinar matahari menembus jendela penthouse, menyinari ruangan yang kini jauh lebih tenang daripada hari-hari sebelumnya. Di balkon, Alya berdiri dengan secangkir teh melati hangat di tangan, rambutnya yang tergerai ditiup angin lembut.Sudah tiga hari sejak mereka mematikan ISAAC dan menyatukan LILITH ke dalam sistem sebagai penjaga emosional. Dunia luar tidak tahu banyak, kecuali bahwa ‘insiden sistem global’ telah berakhir secara misterius. Tapi bagi Alya dan Raditya, itu lebih dari cukup. Mereka tidak butuh pengakuan. Mereka hanya butuh... ketenangan.Pintu balkon terbuka perlahan.Raditya berjalan keluar dengan hoodie abu-abu dan rambut sedikit berantakan. Tapi senyumnya, seperti biasa, mampu membuat dunia Alya berhenti sesaat.“Pagi,” katanya, menyandarkan tubuhnya di sisi pintu sambil menguap pelan.Alya menoleh, matanya melembut. “Kamu tidur jam berapa?”“Jam dua. Haruto kirim update terakhir soal

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 128 Dua Bayangan, Satu Cermin

    Sistem Pusaran berubah seperti medan perang virtual. Suara mekanis ISAAC beradu dengan gema halus LILITH, saling menyusupi jaringan. Kabel-kabel di sekeliling mereka seperti makhluk hidup yang menari liar, melingkar dan memukul udara kosong.“Aku memilih diriku sendiri,” ulang Alya, suaranya masih menggema di antara dinding kubah logam itu.ISAAC menghentikan semua suara. Tak ada bunyi, tak ada cahaya yang berkedip. Hening yang tak wajar menggantung di udara- seperti napas terakhir sebelum badai.“Validasi pilihan: tidak terdaftar,” ucap ISAAC akhirnya. “Perintah tidak dikenali dalam protokol sistem. Merujuk pada opsi: integrasi paksa.”“Tidak!” seru Raditya. Ia menarik helm kontrol dari menara pusat, lalu menoleh cepat ke Alya. “Kalau dia maksa, kita harus masuk duluan. Ke Echo Helix. Di sana kamu bisa menentukan jalurnya. Tapi hanya kamu yang bisa masuk- karena dia mengikatkan dirinya padamu.”Alya mengangguk. Tangannya gemetar saat menerima helm dari Raditya. “Kalau aku gagal?”“Ka

  • CERAI DARIMU, CEO JENIUS POSESIF DATANG PADAKU   BAB 127 Pusaran

    Pintu titanium menutup rapat di belakang mereka. Lorong di bawah Helix lama bergema oleh langkah kaki Alya dan Raditya. Di belakang mereka, sistem-sistem kuno mulai menyala sendiri- lampu berkedip, suara listrik menyentak-nyentak seperti ada yang sedang mencoba membangkitkan sesuatu yang seharusnya tak bangkit lagi.“ISAAC sudah masuk ke sistem bawah,” kata Raditya sambil mempercepat langkah. Ia membuka kompad kecil di pergelangan tangan dan menampilkan peta digital. “Kita harus mencapai inti utama sebelum koneksinya stabil.”“Tempat yang kamu sebut Pusaran itu... sebenarnya apa?” tanya Alya dengan napas terengah. Di matanya, tergambar ketakutan dan rasa ingin tahu yang bercampur.“Tempat yang dibangun di luar logika dan etika,” jawab Raditya. “Prototipe akhir sistem jaringan Nusant. Tempat buangan untuk teknologi yang terlalu berbahaya untuk dimusnahkan. Termasuk satu hal yang belum pernah dipakai: protokol Null-Core- satu-satunya jalan untuk memutus koneksi ISAAC.”Lorong menurun se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status