Semua Bab Senõrita Sang Vampir Mafia : Bab 1 - Bab 10

33 Bab

1. Prolog

"Seperti bunga yang mekar dalam gelap malam, disirami darah, dan bercahaya berkat sinar rembulan. Aku mengakuimu untuk menjadi milikku" Gang sempit di belakang kampus terasa lebih sunyi dari biasanya. Udara dingin menyelinap melalui kain hoodie hitamnya, tetapi Selenia tidak menggubrisnya. Ia baru saja selesai belajar kelompok dan ingin segera pulang. Langkahnya terhenti. Sebuah perasaan aneh menjalari tubuhnya, seperti ada sesuatu yang mengintai dalam kegelapan. Ia menoleh ke belakang, kosong. Hanya bayangan bangunan tua dan lampu jalan yang redup. Ini perasaan yang konyol, batinnya. Ia mempercepat langkah, tetapi angin malam tiba-tiba berdesir, membawa bisikan halus yang hampir seperti panggilan. Sebelum sempat bereaksi, tubuhnya tertarik ke dalam bayangan. Selenia terkejut. Sebuah tangan kuat melilit lehernya, mengangkat tubuhnya dengan mudah. Ia menendang, meronta, tapi tak ada gunanya. Tangan kekar Raven bermain dengan kasar di leher Selenia. Gadis itu terengah-engah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

2. Hitam-Putih

"Putih. Seputih salju" Raven menatap lekat Selenia yang ia ikat di dinding dengan keadaan tangan dan kaki terentang. Tangannya sibuk memainkan rambut putih bersih gadis itu, menatapnya dengan pandangan penuh penilaian. Rapuh. Seperti itulah Selenia Dimata Raven. Seorang iblis berwujud manusia yang dapat meratakan satu batalion dalam sebuah pertarungan jika dia mau. Dan wanita lemah inilah yang digadang-gadang sebagai pembunuhnya kelak? Lucu. Raven menarik dagu gadis bersurai putih itu, menatap bibir merah cerinya yang sangat kontras dengan kulit sang hawa. Bak mawar merah yang mekar di hari bersalju. Raven ingin menghancurkannya, namun anehnya menginginkannya. Vampir itu akhirnya menekan dan mengusap kasar bibir Selenia dengan ibu jarinya. Vampir tersebut mencekik leher putih Selenia, dengan kekuatan yang sama seperti mencekik musuhnya. Raven ingin membunuh Selenia, tak peduli ramalan itu benar atau tidak. Namun seketika tangannya merasakan sensasi terbakar. Secara refleks ia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-03
Baca selengkapnya

3. Beauty and the Brute

"Cantik. Mawar cantik yang ingin kuhancurkan dalam genggamanku."Raven suka mengamati Selenia. Sudah tiga hari gadis itu berada di kastil gelapnya yang mencekam, tanpa makanan. Raven ingin menguji sejauh mana gadis titisan dewi bisa bertahan. Hanya anggur yang sama yang selalu Raven berikan pada Selenia.Anggur beracun.Selenia membuka matanya perlahan. Pandangannya masih buram, tubuhnya terasa berat, seolah dunia di sekelilingnya berputar. Namun, satu hal yang ia sadari adalah sensasi aneh yang mengalir dalam darahnya. Dingin dan membakar sekaligus. Ia lupa kapan terakhir kali dirinya mengecap rasa makanan. Dan sialnya, sudah tiga hari dirinya disekap di tempat menyesakkan ini. Entah mengapa keluarga Vanderbilt tak kunjung menyelamatkannya. Padahal ia putri kesayangan Vanderbilt.Di hadapannya, Raven Drachov berdiri dengan santai, mata merahnya mengamati setiap reaksi tubuh Selenia dengan intensitas berbahaya."Menarik," gumamnya, sudut bibirnya melengkung dalam seringai samar."Kau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

4. Menangislah, Selenia

"Mengapa nasibku begini? Mengapa aku bisa ada di sini? Apa salahku?" Selenia duduk bersandar di dinding batu yang dingin. Sudah berhari-hari ia disekap di tempat ini, dan tubuhnya mulai menyesuaikan diri dengan kegelapan serta hawa dingin yang merasuk hingga ke tulang. Namun, bukan berarti ia menyerah. Tidak. Dalam diam, ia mengamati, menganalisis. Jika Raven ingin mengujinya, maka ia akan melakukan hal yang sama. Ia memperhatikan setiap kebiasaan pria itu, bagaimana Raven tidak pernah benar-benar meninggalkannya tanpa pengawasan, bagaimana setiap pintu yang ia lewati dikunci dengan sistem yang lebih kompleks dari yang terlihat. Tapi ada satu kelemahan, tangguhnya Raven sering kali disertai dengan kepercayaan dirinya yang berlebihan. Ia menganggap dirinya tak terkalahkan, dan itu bisa menjadi celah bagi Selenia. Ketika Raven kembali malam itu dengan segelas anggur yang sama, Selenia sudah siap. “Kau tahu? Aku hampir bosan melihatmu di sini” ujar Raven santai, mendekatkan gelas ang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-04
Baca selengkapnya

5. Titisan Dewi?

"Lelah."Selenia terbaring lesu di dinding batu yang dingin, tubuhnya masih tertinggal bekas-bekas perlawanan yang sia-sia melawan Raven. Setiap sendi, setiap serat ototnya seolah-olah berteriak dalam penderitaan, namun di balik kesakitan itu, ada percikan keberanian yang masih tersisa. Di ruang tahanan kastil Raven yang suram, waktu seakan berjalan lambat, menghitung detik-detik penderitaan dan penantian yang tiada henti.Raven telah membawa Selenia ke sebuah ruangan yang berbeda, lebih sempit dan kelam, di mana cahaya lilin hanya menari-nari di dinding dengan bayangan yang menyeramkan. Kali ini, Selenia tidak lagi diizinkan untuk duduk atau berbaring dengan nyaman, ia hanya dibelenggu menempel ke dinding dengan tangan dan kaki yang terikat erat, sebuah posisi yang memaksa ia menyaksikan setiap gerakan sang vampir dengan mata yang penuh perlawanan.Raven mendekati dengan langkah yang berat, namun setiap langkahnya dipenuhi dengan keangkuhan dan kekejaman. Tatapannya tajam menelusuri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-05
Baca selengkapnya

6. Tumbal

"Kau adalah tumbal" Selenia terhenyak. Ucapan Raven menembus benteng pertahanannya. Taring nan tajam kembali menusuk lehernya. Dalam percakapan batin sebelumnya, terungkaplah relasi yang rumit antara dewi Librae dengan Raven. Dahulu, Raven adalah salah satu prajurit bayangan yang dikhianati oleh takdir. Librae, dengan keadilan yang mutlak, pernah menghukumnya karena ambisinya yang melampaui batas. Sejak saat itu, Raven menyimpan kebencian mendalam, namun juga ada penghargaan terselubung terhadap kekuatan yang mampu mengubah nasib. Baginya, Librae adalah cermin dari apa yang pernah ia inginkan, kekuasaan dan keabadian, namun juga sebagai simbol penderitaan yang tiada tara. Sementara itu, Selenia, yang sejak kecil tumbuh dengan cerita-cerita tentang titisan dewi Librae, mulai memahami bahwa dirinya bukan sekadar manusia biasa. Meski ia selalu mengandalkan logika dan sains, setiap luka, setiap rasa sakit yang ia rasakan, seolah mengingatkan bahwa ada sesuatu yang lebih dalam dirinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

7. Berburu

“Nona tidak dapat ditemukan.” Laporan datang. Seorang bawahan keluarga Vanderbilt melaporkan kepada Eugene Vanderbilt. Seluruh Keluarga Vanderbilt hancur oleh kepanikan. Eugene tidak bisa tidur semalaman, Elaine bahkan pingsan setelah mendengar bahwa putrinya, Selenia... Putri semata wayang yang rapuh, mungkin saja telah diculik. Sementara itu, Lucas, tunangan Selenia, bersama pihak kepolisian dan seluruh bawahan Vanderbilt, terus menggempur jalanan mencari jejak sang gadis. Di balik bayang-bayang itu, Raven menyimpan rahasia yang hanya dia ketahui. Raven melangkah perlahan di lorong kastil yang gelap, matanya yang merah menyala menatap ke arah ruangan tahanan. Di sana, terikat di dinding batu dengan tangan dan kaki yang terbelenggu. Selenia, menatap dunia dengan campuran keberanian dan keputusasaan. Raven mendekat, menikmati setiap gerakan kecil gadis itu, tak hanya sebagai tawanan, tetapi sebagai sumber segala kegembiraan dalam kegelapan hidupnya. "Nona, kau memang benar-bena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

8. Menghisap

"Tapi lihatlah, darahmu ini...."Raven menghisap darah Selenia sedikit lagi, menutup mata sejenak."Membawa keajaiban yang kualami hanya dalam mimpi burukku."Rasa darah Selenia mengalir ke dalam dirinya begitu intens, seolah mengaburkan batas antara penderitaan dan kenikmatan. Raven merasakan setiap detik penderitaan Selenia sebagai hadiah, sebuah perlawanan halus terhadap semua yang menentang takdirnya. Ia tahu, suatu hari nanti, dunia akan tahu bahwa dirinya bukan hanya bayangan yang menghantui kegelapan, tetapi kekuatan yang tak terelakkan.Karena ia dapat menggenggam titisan seorang Dewi di tangannya."Dengar aku, Selenia. Kau mungkin merasa bahwa keluargamu yang terhormat sedang mencari-cari jejakmu. Tapi di sinilah kita, terikat oleh takdir yang lebih besar daripada keinginan manusia. Librae telah memilihmu untuk menjadi penyeimbang, untuk menggabungkan cahaya dan kegelapan dalam darahmu. Dan aku? Aku adalah bagian dari kegelapan itu. Aku adalah penegak keadilan yang sesungguhn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

9. Kendaliku

"Oh? Apa ini? Putri kecil kita sudah mulai menangis?"Raven berjalan perlahan di antara pepohonan, langkahnya nyaris tak bersuara di atas tanah basah. Matanya menyala merah, penuh ketertarikan dan ejekan saat melihat Selenia berusaha mencari bantuan. Lalu, nama itu keluar dari bibirnya.Lucas."Hah. Lucas? Kau sungguh berpikir tunangan manismu bisa menyelamatkanmu dari cengkeramanku?"Raven lebih dari sekedar tahu seluk beluk kehidupan Selenia. Bahkan pertunangannya dengan pria bernama Lucas.Ia melangkah lebih cepat, sengaja membuat kehadirannya terasa lebih nyata. Angin malam berbisik di telinga Selenia, membawa aroma darah yang samar. Ia tahu sang gadis bisa merasakannya. Dan Raven sangat menikmati ketakutan yang merayap di setiap inchi tubuh sang gadis."Sayang sekali, Selenia,"Raven mendengus, lalu menghilang sejenak dalam bayangan, hanya untuk muncul kembali tepat di belakang Selenia. Tangannya mencengkeram lengan sang hawa, keras, hingga tak bisa bergerak."Apa yang kau harapk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

10. Membisu

"SELENIA!" Selenia berusaha mengumpulkan kesadarannya. Merasakan tubuhnya terombang-ambing di bahu Raven, ia menendang tubuh pria itu hingga sedikit oleng. Namun berhasil membuat tubuh Selenia yang mungil terlepas dan terjerembab ke tanah dengan cukup keras. "Ouch" Gumam Selenia menahan nyeri di tubuhnya. Gadis itu terdiam sejenak, bak orang linglung. Setelahnya mulai berlari ke arah suara Lucas yang menggema, dengan kaki terkilir. Raven mengumpat pelan saat tendangan Selenia mengenai rusuknya. Meski tidak cukup kuat untuk benar-benar melukainya, gerakan itu cukup mengejutkan sehingga cengkeramannya melemah, memungkinkan gadis itu terlepas dari bahunya. Bruk! Tubuh mungil Selenia menghantam tanah kasar dengan cukup keras, membuat napasnya tersengal. Sensasi nyeri menjalar dari lengannya yang tergores dan pergelangan kakinya yang terkilir akibat pendaratan yang buruk. "Sshh..." Ringis Raven, merasa ngilu melihat tubuh mungil Selenia terbanting ke tanah. Sejenak, Selenia h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status