Semua Bab Senõrita Sang Vampir Mafia : Bab 21 - Bab 30

35 Bab

21. Melamarmu

"Cantik"Langit senja membentang dengan warna oranye lembut, mengguratkan gradasi cahaya yang hangat di langit kota. Selenia menatap ke arah danau kecil di taman pribadi keluarga Vanderbilt, duduk di atas selimut piknik yang telah Lucas siapkan dengan sempurna. Sepanjang sore, mereka menghabiskan waktu bersama, bercanda, berbagi cerita, dan menikmati camilan yang Lucas beli khusus untuknya. Semuanya terasa begitu ringan, seolah-olah bahaya dan darah yang pernah mengintai mereka hanya ilusi masa lalu."Kau tidak perlu memandangiku seperti itu, Lucas," ujar Selenia dengan nada menggoda, memainkan ujung rambutnya dengan jemarinya yang lentik."Apa ada sesuatu di wajahku?"Lucas, yang tengah memegang secangkir teh hangat, meneguk minumannya dengan santai."Hmm… aku hanya berpikir, bagaimana mungkin seseorang sepertimu bisa bertahan melewati semua hal gila yang terjadi?" ujarnya sambil mengangkat alis."Diculik, disandera, bertarung melawan vampir, dan sekarang kau di sini, seolah-olah sem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

22. Menikahlah denganku

"Menikah?" Raven Drachov, si iblis berjas rapi, tertawa kecil saat mendengar kabar itu. Sebuah tawa yang tipis, berlapis kegetiran, tetapi juga anehnya penuh hiburan. Duduk di singgasana gelapnya, dengan luka yang masih meninggalkan jejak samar di tubuhnya, ia mengangkat segelas anggur merah, atau mungkin darah ke bibirnya. Keadaannya saat ini berbeda jauh dengan saat pertarungan terakhir kali. Ia berhasil menyembuhkan dirinya dengan susah payah. "Jadi… gadis kecilku benar-benar akan menjadi mempelai pria sialan itu?" gumamnya, membiarkan kata-katanya mengudara, nyaris seperti gumaman pada diri sendiri. Hector, yang berdiri di sisi ruangan, menundukkan kepala. "Ya, Tuan. Vanderbilt telah lama mengumumkan pertunangan resmi mereka, bahkan sejak gadis itu belum bertemu dengan anda. Beberapa hari lagi, pernikahannya akan diumumkan ke publik." Jari-jari panjang Raven mengetuk-ketuk permukaan gelasnya. Ada sesuatu yang bergejolak dalam dadanya, sebuah sensasi yang ia kenali, tetapi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

23. Tenang sebelum badai

Bayangan akan selalu mengusik kebahagiaan Selenia. Langit sore masih bersinar lembut ketika pesta pernikahan Lucas dan Selenia memasuki puncaknya. Gelak tawa dan musik mengalun di seluruh taman keluarga Vanderbilt, menciptakan suasana hangat yang penuh kebahagiaan. Para tamu menikmati hidangan mewah, berdansa, dan tentu saja, tak henti-hentinya menggoda pengantin baru. Lucas dan Selenia duduk berdampingan di bangku utama, tangan mereka saling bertaut. Selenia baru saja memasukkan sepotong kue ke dalam mulut Lucas dengan ekspresi puas. Lucas yang tidak suka makanan manis tampak berusaha keras menelan tanpa terlihat menderita. "Kau benar-benar menikmati ini, ya?" keluh Lucas. Selenia menyeringai. "Tentu saja. Aku akan menikmati setiap kesempatan untuk menyiksamu, Sayang." Wajah Lucas memerah padam mendengar panggilan Selenia untuknya. Namun, tepat ketika suasana berada di puncak kebahagiaan, langit yang semula cerah mendadak berubah kelam. Angin dingin bertiup tanpa peringatan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

24. Iblis

"Kau iblis" Selenia menatap jijik pada Raven. Matanya sembab, hari bahagianya dihancurkan oleh vampir di hadapannya. "Waktu itu... kenapa kau tidak mati saja? Kau benar-benar mengusik hidupku" Selenia meremas gaun putihnya, menatap Raven dengan tatapan nyalang. Raven menatapnya, kemudian tertawa pelan. "Iblis?" ulangnya, mendekatkan wajahnya ke arah Selenia, cukup dekat hingga wanita itu bisa mencium aroma khasnya, campuran anggur merah, darah, dan sesuatu yang lebih gelap. "Aku lebih dari itu, Selenia. Aku adalah kutukan yang tak bisa kau enyahkan." Ia menyingkap sehelai rambut yang jatuh di wajah wanita itu dengan gerakan santai, seolah mereka hanya sedang berbincang biasa. "Dan kenapa aku tidak mati?" suara baritonnya terdengar hampir seperti bisikan, mendekat ke telinganya. "Karena aku belum selesai bermain denganmu." Raven menegakkan tubuhnya lagi, menatap gaun putih yang kini kusut dan ternoda debu. Matanya yang berkilat tajam menyapu ke seluruh tubuhnya, lalu ia menyer
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

25. Cium Aku

"Aku membencimu" Selenia menatap Raven penuh kebencian, netra biru lautnya bergetar. Wanita itu terus memberontak, apalagi saat mendengar samar-samar suara Lucas memanggilnya di kejauhan. Selenia ingin kembali pada Lucas, pria yang dicintainya, suaminya."LUCAS!" Teriak Selenia. "Selenia!"Lucas berlari menerobos semak-semak, dedaunan kering hancur di bawah kakinya. Perkiraannya tak salah. Vampir itu benar-benar membawa Selenia kembali ke kastilnya, dan beruntungnya Lucas karena mengetahui lokasi kastil tersebut. Napasnya terengah, jantungnya berdegup liar di dalam dadanya. Suara jeritan istrinya baru saja menembus kegelapan hutan, suara yang memanggilnya, meminta pertolongan.Dan ia tidak akan membiarkan iblis itu mengambilnya lagi.Lucas berbelok tajam, dan di sana-Ia melihatnya.Selenia, dalam balutan gaun pengantin yang sudah kotor dan robek, rambut albino panjangnya berantakan tert
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

26. Selamat Pagi

Seorang wanita dengan gaun tidur merah marun menghapus jejak air matanya. Selenia duduk diatas ranjang yang sama, dengan yang ia hindari tempo lalu. Ia tidur di kamar Raven, dengan terpaksa. Sabar. Wanita itu mencoba bermain cerdas, ia harus terlihat menyerah dan tunduk dihadapan Raven, sambil merencanakan pelariannya."Selamat pagi" Ucapnya pelan, kala Raven memasuki kamar.Raven menghentikan langkahnya di ambang pintu, matanya yang berwarna merah batu delima meneliti Selenia dengan penuh selidik. Wanita itu tampak berbeda. Tidak lagi memberontak, tidak lagi menatapnya dengan sorot ketakutan yang liar. Sebaliknya, ada ketenangan yang terpatri di wajahnya, begitu halus namun mencurigakan."Selamat pagi?" Raven mengulang sapaan itu dengan nada geli, menutup pintu di belakangnya dengan tenang."Ah, ini pertama kalinya kau menyapaku seperti itu tanpa ada umpatan di belakangnya. Sesuatu yang baru, bukan?"Selenia memaksakan sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

27. Selamat Datang

"Warnanya cantik sekali" Selenia tengah terduduk di ruang tengah kastil Raven. Tangannya sibuk memotongi tangkai mawar yang terlalu panjang dengan gunting, kemudian menatanya di vas bunga. Wanita itu memiliki banyak hal yang berkecamuk di benak, namun berusaha tetap santai. Selesai menata bunga di vas, ia terdiam sejenak. Tak menunggu waktu lama untuk langkah ringannya mengantarkan Selenia ke dapur, ia menatap ke sekeliling. Apakah di kastil ini ada bahan makanan untuk manusia? Ia kelaparan, dan berinisiatif untuk memasak makanan. "Wah, luar biasa" Ucap Selenia kala mengetahui bahan makanan sungguh melimpah di kulkas kastil tersebut. Selenia akhirnya mulai memasak, ia cukup handal melakukannya. Tak menunggu waktu lama, masakannya telah matang. Selenia tersenyum puas melihat mahakaryanya. Setelah mempersiapkan makan siangnya, Selenia baru hendak duduk di meja makan kala suara langkah kaki terdengar di telinganya. Selenia menghampiri sumber suara, hanya untuk menemukan Raven berhent
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

28. Manis

"Lepaskan..." Raven membawa Selenia ke dalam kamar dengan langkah tenang, sementara wanita itu masih meronta di gendongannya. Namun, sekuat apa pun Selenia mencoba melepaskan diri, kekuatan vampir di hadapannya jauh lebih dominan. Begitu mencapai ranjang besar dengan seprai hitam yang elegan, Raven meletakkan Selenia dengan hati-hati di atasnya. Selenia segera bergerak, hendak bangkit, namun sebelum sempat menjauh, satu tangan kuat sudah menekan bahunya, menahannya di tempat. "Jangan bergerak." Suara Raven terdengar rendah dan dalam, membawa sensasi aneh yang merambat di kulit Selenia. "Lepaskan aku, dasar iblis!" Selenia mendesis, tapi tubuhnya menegang saat Raven mencondongkan tubuhnya ke depan, wajah mereka hanya terpaut beberapa senti. "Iblis?" Raven menatapnya dengan mata merah yang berkilat penuh bahaya. "Bukankah sudah sejak lama kau tahu bahwa aku memang bukan manusia?" Jemarinya bergerak, menyusuri lengan Selenia, menyentuh kulit halusnya dengan sentuhan yang ny
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

29. Belanja

Selenia kira mereka akan kembali ke kastil, namun secara tiba-tiba, Raven mengubah arah langkahnya. "Kau bilang, aku boleh meminta apa saja padamu kan?" Selenia memalingkan wajahnya, enggan menatap wajah pria yang tengah menggendongnya saat ini. "Mati saja, sana. Dasar menyebalkan" Selenia menatap jalan yang mereka lewati. Menyusuri hutan gelap, demi mencapai sebuah perkotaan. Raven tertawa kecil, suara rendahnya menggema di antara pepohonan. "Mati? Kau tahu aku tidak bisa melakukan itu semudah manusia biasa, Selenia." Ia mempererat gendongannya, seakan sengaja membuat Selenia semakin kesal. Wanita itu menggeliat, mencoba melepaskan diri, tapi tentu saja sia-sia. "Kau ini kenapa?!" gerutu Selenia, mendelik pada Raven sebelum kembali memalingkan wajahnya. "Aku bisa jalan sendiri! Aku bukan anak kecil!" "Ah, tapi aku suka begini," jawab Raven santai. "Kau begitu ringan, seperti boneka kecil yang bisa kubawa ke mana saja." Selenia mendengus kesal. "Aku akan mengg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-08
Baca selengkapnya

30. Labirin

"Pagi di sini cukup dingin.." Selenia terbangun lebih awal hari ini. Bukan, bukan karena ia ingin, tapi memang ia tak pernah sudi tidur nyenyak sementara Raven berada di sekitarnya. Ingat, Selenia tak pernah terlelap nyenyak di kastil sang vampir melainkan karena dua hal, dihisap darahnya hingga lemas, atau kelelahan kabur darinya. Selenia sudah mandi, memakai sebuah gaun santai berwarna merah muda, dan menata rambutnya dengan rapi dan ringkas. Wanita itu kini tengah menyapu daun-daun kering di taman belakang kastil, entah motivasi dari mana. "Waah, cantiknya" Selenia meraih sebuah daun maple yang tergeletak di tanah, mengangkatnya dan menatap lekat. Daun itu oranye, dengan garis-garis merah di tulang daun, dan rona kekuningan di beberapa permukaannya. Wanita bersurai putih itu termenung sejenak, ia bahkan sampai lupa kalau saat ini masih musim gugur. Ia lupa, karena segala kekacauan dan masalah yang disebabkan satu orang yang sama. Raven. Musim semi terakhir yang ia ingat adalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status