All Chapters of Perjalanan Waktu Sang Penjelajah Takdir: Chapter 161 - Chapter 170

211 Chapters

BAB 160: DYAH SULASTRI MENGORBANKAN DIRI LAGI

Pertempuran besar di luar istana semakin mencekam. Penyihir gelap terus mengamuk, menggunakan sihir hitamnya untuk menghancurkan segala yang ada di jalurnya. Prajurit loyalis, makhluk gaib, bahkan Banaspati dan Buto Ijo mulai kehilangan harapan. Raka, yang sudah terluka parah saat melindungi Dyah Sulastri, kini berbaring lemah di tanah dengan darah mengalir deras dari lukanya.Dyah Sulastri berlutut di samping Raka, mencoba memberinya dukungan meskipun ia sendiri merasa putus asa. Matanya dipenuhi air mata, dan tangannya gemetar ketika ia menyentuh wajah Raka yang pucat."Kau tidak boleh mati," bisik Dyah pelan, suaranya penuh rasa bersalah. "Ini semua salahku."Raka mencoba tersenyum meskipun tubuhnya terasa semakin lemah. "Aku... baik-baik saja," katanya dengan suara tersengal-sengal. "Kau harus... tetap aman."Namun, sebelum Dyah bisa menjawab, penyihir gelap melangkah maju dengan aura yang semakin menakutkan. Matanya bersinar seperti bara api, dan tawa sinisnya menggema di seluruh
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

BAB 161: KEKUATAN BARU RAKA

Pertempuran besar di luar istana telah mencapai titik kritis. Tubuh Dyah Sulastri terbaring lemah di tanah, napasnya hampir tak terlihat. Raka berlutut di sampingnya, hatinya hancur oleh rasa bersalah dan kehilangan. Matanya dipenuhi air mata, dan suaranya penuh kemarahan."Dyah... bangunlah," bisik Raka dengan suara bergetar, tangannya gemetar saat menyentuh wajah Dyah yang dingin. "Kau tidak bisa meninggalkanku sekarang."Namun, Dyah tidak memberikan respons apa pun. Napasnya semakin lemah, dan cahaya di tubuhnya mulai memudar. Penyihir gelap tertawa sinis dari kejauhan, menikmati keputusasaan Raka."Kau pikir pengorbanannya cukup untuk menghentikanku?" ejek penyihir gelap. "Ini baru permulaan!"Raka merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Sebuah energi panas mulai mengalir dari artefak perunggu di tangannya, merambat ke seluruh tubuhnya. Ia merasakan denyut kuat di dadanya, seolah-olah ada kekuatan kuno yang terbangkitkan.Saat itu, Raka merasakan kehadiran Dyah Sulastri di dalam
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

BAB 162: KI JAGABAYA DITANGKAP

Pertempuran besar di luar istana mulai mereda setelah penyihir gelap dikalahkan oleh Raka. Namun, suasana masih tegang karena kerajaan hancur akibat pertarungan sengit yang terjadi. Di tengah kekacauan itu, Arya Kertajaya memimpin sekelompok prajurit loyalis untuk melacak dan menangkap Ki Jagabaya, pemimpin pasukan bayangan yang telah menjadi dalang utama di balik serangan ini.Ki Jagabaya berusaha melarikan diri melalui jalan rahasia di bawah reruntuhan istana. Ia mengenakan jubah hitamnya, bergerak cepat seperti bayangan dalam malam. Namun, Arya Kertajaya tidak mudah ditipu. Ia telah mencurigai gerak-gerik Ki Jagabaya selama ini, dan kini saatnya untuk membuktikan dugaannya."Berhenti di situ, pengkhianat!" teriak Arya Kertajaya dengan suara lantang, pedangnya bersinar di bawah cahaya bulan purnama yang menyelimuti medan perang. Angin dingin berdesir, membawa aroma belerang yang semakin kuat.Ki Jagabaya berbalik perlahan, senyum dingin tersungging di wajahnya. "Kau pikir bisa menghe
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 163: KEMENANGAN SEMENTARA

Pertempuran besar di luar istana telah berakhir. Pasukan asing yang sebelumnya mengamuk kini mundur, meninggalkan medan perang yang porak-poranda. Kerajaan Gilingwesi berhasil bertahan, tetapi kemenangan ini tidak terasa seperti sebuah kemenangan. Bangunan-bangunan istana hancur, pepohonan hangus oleh api sihir, dan tubuh para prajurit loyalis berserakan di tanah. Udara dipenuhi oleh aroma belerang dan darah, sementara angin dingin berdesir pelan, membawa kesunyian yang menyesakkan.Raka berdiri di tengah reruntuhan, matanya kosong. Ia melihat ke sekeliling, mencoba mencari makna dalam kehancuran ini. Namun, hatinya hanya dipenuhi oleh rasa hampa. Dyah Sulastri, orang yang paling ia cintai, masih terbaring lemah dalam koma. Tanpa dirinya, semua ini terasa sia-sia.Rakai Wisesa mendekati Raka dengan langkah mantap. Wajahnya penuh dengan kelelahan, tetapi juga kebanggaan. "Kau telah menyelamatkan kerajaan ini, Raka," katanya dengan suara tegas. "Tanpamu, kami tidak akan bisa bertahan."N
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 164: PORTAL WAKTU AKTIF KEMBALI

Setelah pertempuran besar yang menghancurkan sebagian besar kerajaan, suasana di istana masih dipenuhi oleh keheningan dan ketegangan. Para prajurit loyalis sibuk membersihkan puing-puing, sementara para penduduk mencoba memulihkan diri dari trauma perang. Namun, di tengah kekacauan ini, sebuah fenomena aneh terjadi.Di ruang bawah tanah istana, portal waktu yang sebelumnya rusak tiba-tiba bergetar dengan cahaya biru keperakan yang menyilaukan. Artefak perunggu di tangan Raka mulai berdenyut seirama dengan portal itu, menciptakan resonansi energi spiritual yang kuat. Angin dingin berdesir pelan, membawa aroma mistis yang membuat bulu kuduk semua orang yang ada di dekatnya merinding.Raka, yang sedang duduk sendirian di ruang meditasi, mendengar suara gemuruh dari bawah tanah. Ia segera bangkit dan bergegas menuju sumber suara tersebut. Saat ia sampai di ruang bawah tanah, matanya melebar melihat portal waktu yang kini aktif kembali, cahayanya berkilauan seperti bintang jatuh."Inilah k
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 165: KEPUTUSAN TERAKHIR

Portal waktu masih bercahaya terang di ruang bawah tanah istana, cahayanya yang biru keperakan memantul di dinding-dinding batu kuno. Suara angin mistis yang dingin berdesir pelan, seolah-olah dunia lain sedang menunggu jawaban dari Raka. Ia berdiri di depan portal itu, langkahnya tertahan oleh beban pilihan yang harus ia buat.Di satu sisi, portal ini adalah kesempatannya untuk kembali ke masa depan—kehidupannya yang normal sebagai seorang arkeolog, jauh dari pertempuran dan konflik gaib yang mengancam nyawanya. Namun, di sisi lain, ada Dyah Sulastri—wanita yang ia cintai lebih dari apa pun, yang kini terbaring lemah dalam koma. Ada juga kerajaan Gilingwesi, tempat yang telah menjadi bagian dari hidupnya selama ini, meskipun awalnya ia hanya ingin pulang.Raka menunduk, tangannya mencengkeram artefak perunggu yang masih berdenyut lembut di telapak tangannya. "Apa yang harus kulakukan?" gumamnya pelan, suaranya penuh keraguan. "Apakah aku benar-benar bisa meninggalkan semuanya? Apa aku
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 166: RESI AGUNG DARMAJA MENGUNGKAP SEMUA

Di ruang meditasi istana yang sunyi, Resi Agung Darmaja duduk bersila di atas alas batu kuno. Cahaya lilin berkedip-kedip lemah, menciptakan bayangan panjang di dinding-dinding batu yang dipenuhi ukiran simbol-simbol spiritual. Udara di ruangan itu terasa berat, seolah-olah dunia gaib sedang mendengarkan setiap kata yang akan diucapkan. Aroma belerang samar-samar menguar dari sudut ruangan, menambah nuansa mistis yang semakin mencekam.Raka, yang masih ragu-ragu setelah keputusan sulitnya di depan portal waktu, dipanggil oleh Resi Agung Darmaja untuk hadir dalam pertemuan ini. Ia masuk dengan langkah pelan, matanya penuh rasa ingin tahu dan kecurigaan. Dyah Sulastri, yang baru saja bangun dari koma, juga hadir, wajahnya pucat namun penuh tekad. Suara angin malam yang dingin berdesir pelan, membawa aroma bunga kenanga yang menyelimuti ruangan.Resi Agung Darmaja membuka mata, sorot matanya seperti bara api yang menyala dalam gelap. "Saatnya telah tiba," katanya dengan suara dalam dan pe
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

BAB 167: IDENTITAS SEJATI DYAH SULASTRI

Di ruang perawatan istana, cahaya pagi yang lembut menembus celah-celah jendela kayu ukir. Udara di dalam ruangan terasa hangat namun penuh ketegangan. Dyah Sulastri, yang selama ini terbaring lemah dalam koma setelah menyelamatkan Raka dari serangan penyihir gelap, akhirnya membuka matanya. Napasnya pelan, tetapi tatapannya tajam dan penuh kesadaran.Raka, yang duduk di sisi ranjangnya dengan wajah pucat karena kelelahan dan rasa bersalah, langsung bangkit ketika melihat Dyah bergerak. "Dyah..." panggilnya dengan suara bergetar, tak percaya bahwa wanita yang ia cintai akhirnya sadar.Dyah Sulastri tersenyum tipis, meskipun wajahnya masih pucat. "Aku... baik-baik saja," katanya dengan suara pelan namun tegas. Namun, ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya—seolah-olah ia telah melihat lebih dari sekadar mimpi selama koma.Angin malam berdesir pelan, membawa aroma bunga kenanga yang menyelimuti ruangan. Naga Niskala muncul di sungai suci yang mengalir di bawah istana, matanya bersin
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

BAB 168: ARYA KERTAJAYA MENGAMBIL KEPUTUSAN AKHIR

Di tepi hutan lebat yang mengelilingi istana Gilingwesi, Arya Kertajaya berdiri sendirian di bawah cahaya bulan purnama. Udara malam terasa dingin, membawa aroma tanah basah dan daun-daun yang berguguran. Api unggun kecil yang ia nyalakan di dekatnya berkedip-kedip lemah, menciptakan bayangan panjang di wajahnya yang muram. Matanya menatap jauh ke arah istana, tempat Dyah Sulastri—wanita yang selama ini ia cintai diam-diam—berada.Arya Kertajaya telah menyadari sesuatu yang sulit diterima oleh hatinya: cintanya pada Dyah Sulastri tidak akan pernah terbalas. Ia tahu bahwa hati Dyah sudah dimiliki oleh Raka, seorang pria dari masa depan yang menjadi bagian penting dalam takdir kerajaan ini. Namun, lebih dari itu, ia juga menyadari bahwa posisinya sebagai panglima perang tidak lagi memiliki makna bagi dirinya. Keputusan besar harus diambil, dan ia tahu bahwa saatnya telah tiba.Ia menunduk, tangannya mencengkeram gagang pedangnya dengan erat. "Apakah aku benar-benar bisa melanjutkan hidup
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

BAB 169: KI JAGABAYA MELARIKAN DIRI LAGI

Di penjara bawah tanah istana Gilingwesi, suasana mencekam menyelimuti ruangan yang lembap dan dingin. Cahaya lilin yang berkedip-kedip lemah hanya cukup untuk menyoroti wajah muram para tahanan. Di salah satu sel paling dalam, Ki Jagabaya duduk dengan tenang, tangannya terikat rantai besi tebal yang dipercaya bisa menahan kekuatan gaib. Namun, matanya bersinar seperti bara api, mencerminkan tekadnya yang tak pernah padam.Penjaga-penjaga kerajaan berjaga di luar sel, waspada terhadap gerakan apa pun dari pria misterius itu. Mereka tahu bahwa Ki Jagabaya bukan musuh biasa—ia adalah pemimpin pasukan bayangan yang memiliki hubungan erat dengan dunia gaib. Meskipun begitu, mereka merasa aman karena artefak spiritual telah digunakan untuk memperkuat sel ini, membuatnya sulit bagi siapa pun untuk melarikan diri.Namun, di balik ketenangannya, Ki Jagabaya tersenyum tipis. Ia tahu bahwa penjara ini tidak akan bisa menahannya selamanya. Dunia gaib selalu mendengarkan panggilannya, dan ia sudah
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status