Pertempuran besar di luar istana telah berakhir. Pasukan asing yang sebelumnya mengamuk kini mundur, meninggalkan medan perang yang porak-poranda. Kerajaan Gilingwesi berhasil bertahan, tetapi kemenangan ini tidak terasa seperti sebuah kemenangan. Bangunan-bangunan istana hancur, pepohonan hangus oleh api sihir, dan tubuh para prajurit loyalis berserakan di tanah. Udara dipenuhi oleh aroma belerang dan darah, sementara angin dingin berdesir pelan, membawa kesunyian yang menyesakkan.Raka berdiri di tengah reruntuhan, matanya kosong. Ia melihat ke sekeliling, mencoba mencari makna dalam kehancuran ini. Namun, hatinya hanya dipenuhi oleh rasa hampa. Dyah Sulastri, orang yang paling ia cintai, masih terbaring lemah dalam koma. Tanpa dirinya, semua ini terasa sia-sia.Rakai Wisesa mendekati Raka dengan langkah mantap. Wajahnya penuh dengan kelelahan, tetapi juga kebanggaan. "Kau telah menyelamatkan kerajaan ini, Raka," katanya dengan suara tegas. "Tanpamu, kami tidak akan bisa bertahan."N
Last Updated : 2025-03-15 Read more