Di ruang bawah tanah istana Gilingwesi, tempat artefak perunggu disimpan dalam sebuah kotak kayu berukir kuno, suasana dipenuhi oleh ketegangan. Cahaya lilin yang redup memantul di permukaan artefak, menciptakan bayangan aneh di dinding batu. Udara dingin membawa aroma belerang yang semakin kuat, seolah-olah alam sedang bersiap untuk sesuatu yang besar.Raka berdiri di depan artefak itu, tangannya gemetar saat ia menggenggamnya. Ia tahu bahwa ini adalah momen penting—momen yang akan menentukan takdirnya dan kerajaan ini. Dyah Sulastri berdiri di pintu masuk, matanya penuh kekhawatiran. "Apakah kau yakin dengan ini, Raka?" tanyanya pelan, suaranya hampir tidak terdengar di tengah kesunyian malam.Raka mengangguk, meskipun hatinya dipenuhi oleh rasa ragu. "Ini satu-satunya cara," katanya, suaranya mantap namun bergetar. "Jika aku bisa membuka portal waktu permanen, mungkin ada harapan untuk menyelamatkan kerajaan ini."Namun, sebelum ia melanjutkan, artefak itu mulai bergetar lemah di ta
Dernière mise à jour : 2025-03-17 Read More