All Chapters of Terpaksa Jadi Istri CEO Casanova: Chapter 21 - Chapter 28

28 Chapters

Bab 21: Badai Pertama

Langit Jakarta sore itu kelabu, seakan menyimpan beban yang tak terucap. Awan-awan menggantung rendah, berat dengan janji hujan yang tertunda sejak siang. Dari balik jendela kaca ruang kerja Laksha, Amara menatap jalanan yang tetap sibuk meski gerimis mulai turun.Lampu-lampu kendaraan berpendar di tengah rintik, menciptakan kilau temaram yang tak sepenuhnya bisa mengusir kesuraman di dadanya.Di atas meja, ponselnya bergetar pelan. Sebuah notifikasi masuk.Pernikahan CEO Laksha Wijanarko dan Kasir Minimarket? Pernikahan Cinta atau Transaksi Bisnis?Dahi Amara berkerut. Dengan jantung berdebar tak menentu, ia membuka tautan artikel itu. Deretan kata-kata sensasional langsung menghantamnya."Seorang wanita biasa tiba-tiba menikah dengan pewaris kerajaan bisnis Wijanarko Group. Sumber terpercaya mengungkapkan bahwa pernikahan ini hanyalah kesepakatan bisnis yang menguntungkan salah satu pihak. Benarkah? Ataukah ini hanya
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 22: Melindungi Rahasia

Langit Jakarta masih diselimuti awan kelabu ketika Amara melangkah keluar dari kamar tidur. Udara pagi membawa sisa-sisa hujan semalam, meninggalkan jejak embun tipis di kaca jendela apartemen.Cahaya matahari yang malu-malu mencoba menembus lapisan awan, menciptakan bias lembut di dalam ruangan. Aroma kopi hitam menyelinap ke dalam penciumannya, bercampur dengan wangi samar buku-buku lama yang tersusun rapi di rak sudut ruangan.Di meja makan, Laksha sudah duduk. Kemeja putihnya tergulung hingga siku, memperlihatkan lengan yang tegang, seolah ketegangan itu bukan hanya berasal dari pikirannya, tetapi juga merambat hingga ke tubuhnya.Rahangnya mengeras, ibu jarinya bergerak perlahan di atas layar ponsel. Ia begitu terfokus, seakan-akan dunia di sekelilingnya hanya menjadi latar belakang semata.Amara tak perlu menebak apa yang sedang ia baca. Berita itu masih di mana-mana, terpampang di layar-layar ponsel, mengalir dalam bisik-bisik media, menyusup ke da
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 23: Garis yang Kabur

Hujan telah reda, meninggalkan jejak dingin yang merayap pelan melalui kaca jendela apartemen. Embun tipis masih menggantung di permukaannya, membiaskan gemerlap lampu-lampu kota Jakarta yang berpendar seperti bintang jatuh.Cahaya redup dari luar menciptakan pantulan samar di meja makan, memperkuat keheningan yang menggantung di dalam ruangan.  Di dapur, aroma bawang goreng dan kuah kaldu yang hangat perlahan mengambil alih ruangan, menggantikan sisa wangi kopi yang sebelumnya mendominasi. Di tengah meja, dua mangkuk mi instan mengepulkan asap tipis—sederhana, kontras dengan interior mewah yang mengelilinginya.  Amara menatap mangkuknya tanpa banyak gerakan, sumpit di tangannya melayang di atas mi yang tampak sedikit terlalu kental. Ekspresinya sulit ditebak, seolah ada sesuatu yang tengah berkecamuk dalam pikirannya.Sementara di seberangnya, Laksha tampak lebih santai, menyendok mi buatannya dengan percaya diri—seakan ia baru sa
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 24: Ketegangan Hubungan

Langit Jakarta malam itu dipenuhi cahaya neon yang berpendar, mencerminkan gemerlap kota yang tak pernah tidur.Namun, di dalam rumah keluarga Wijanarko, suasana terasa kontras—dingin, tegang, dan penuh tekanan yang menggantung di udara seperti hujan yang tertahan di langit sebelum akhirnya turun dengan deras.Amara melangkah pelan di koridor lantai dua, nyaris tanpa suara di atas marmer dingin yang memantulkan cahaya lampu gantung.Sebenarnya, ia hanya ingin turun ke dapur untuk mengambil segelas air, tetapi langkahnya terhenti ketika samar-samar terdengar suara laki-laki dari balik pintu ruang kerja yang sedikit terbuka.Awalnya, ia berniat untuk berlalu begitu saja. Ini bukan urusannya. Ia tak ingin terlibat dalam permasalahan pribadi Laksha dan keluarganya. Namun, nada suara yang terdengar dari dalam ruangan begitu keras, dipenuhi emosi yang mentah, membuatnya ragu."Aku sudah muak, Ayah!"Langkahnya terhenti. Itu suara La
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 25: Pembuktian Tanpa Ayah

"Aku tidak peduli kau menikah dengan siapa," suara Aditya terdengar rendah, nyaris seperti geraman yang tertahan. "Tapi aku ingin melihat komitmen. Aku ingin melihat kau benar-benar bertanggung jawab atas keputusanmu. Bukan sekadar membuat kesepakatan yang kosong."Laksha tertawa pendek, getir. Bukan tawa bahagia, melainkan tawa seseorang yang lelah, yang sudah terlalu sering mendengar kata-kata seperti itu."Tanggung jawab?" ulangnya, seakan mencicipi kata itu dengan sarkasme yang tajam. "Kau bicara tentang tanggung jawab, tapi sepanjang hidupku, aku hanya berusaha memenuhi standar yang bahkan kau sendiri tidak pernah jelaskan dengan jelas."Tatapan Aditya tetap tajam, tidak berubah sedikit pun. "Kedewasaan tidak bisa diajarkan, Laksha," katanya, nada suaranya tetap tegas. "Itu harus dipelajari sendiri. Dan sampai hari ini, aku masih melihat bocah yang keras kepala, yang lebih peduli pada egonya daripada pada sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri."
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 26: Hati yang Terluka

Angin malam berembus lembut melalui celah jendela besar di kamar Amara, membawa serta aroma tanah basah yang khas setelah hujan.Dari kejauhan, langit Jakarta yang kelam diterangi gemerlap lampu-lampu pencakar langit, menciptakan pendar cahaya yang seakan berkilauan di balik tirai tipis yang bergerak pelan.Namun, di dalam kamar itu, suasana justru terasa berat—seolah ada dinding tak kasatmata yang memisahkan dua sosok yang kini duduk berseberangan di atas sofa.  Laksha melangkah masuk tanpa benar-benar menyadari keberadaan Amara. Jaket yang dikenakannya ia lemparkan sembarangan ke kursi di dekat meja kerja, gerakannya sedikit kasar dan tergesa.Bahunya yang tegang, napasnya yang masih sedikit memburu—semua itu memberi isyarat jelas bahwa pikirannya masih dipenuhi oleh percakapan yang baru saja terjadi dengan ayahnya.  Amara menarik napas dalam, mencoba menyusun kata-kata yang tepat dalam benaknya. Ia tahu betul bahwa Laksha
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Bab 27: Sentuhan Kecil yang Berarti

Pagi di rumah keluarga Wijanarko dimulai dengan kesibukan yang lebih dari biasanya. Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan wangi samar parfum mahal, menyelusup di antara udara yang masih dingin sisa hujan semalam.Dari balik jendela kaca besar di lantai dua, langit Jakarta terlihat kelabu, diselimuti mendung tipis yang menggantung rendah. Namun, di dalam rumah ini, suasana terasa lebih pekat daripada awan yang berarak di luar sana.  Amara berdiri di ambang pintu kamar Laksha, memperhatikan pria itu yang tengah berdiri di depan cermin besar dengan ekspresi yang sulit diterjemahkan.Seperti biasa, Laksha tampak sempurna—kemeja putih bersih yang melekat pas di tubuhnya yang tegap, rambut hitamnya tersisir rapi tanpa cela, dan rahangnya terlihat semakin tegas di bawah cahaya remang kamar.Tapi ada satu hal yang sedikit merusak kesempurnaan itu: sepotong dasi yang terkulai di tangannya, sementara alisnya sedikit berkerut, menandakan frustras
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Bab 28: Konflik Kecil Berdampak Besar

Langit Jakarta menjelang sore tampak kelabu, pertanda hujan mungkin akan turun kapan saja. Angin berembus pelan, membawa hawa lembap yang semakin menegaskan firasat itu. Di dalam mobil yang melaju mulus di tengah hiruk-pikuk ibu kota, suasana justru terasa jauh dari nyaman.Laksha duduk di kursi pengemudi, jemarinya mencengkeram setir sedikit lebih erat dari biasanya. Rahangnya mengeras, matanya lurus menatap jalan, tetapi Amara tahu pikirannya sedang melayang entah ke mana.Di sebelahnya, Amara bersedekap, menatap ke luar jendela dengan bibir mengerucut. Ia bisa merasakan ketegangan di antara mereka, menggantung di udara seperti awan yang menahan hujan.Semua ini berawal dari obrolan yang—seharusnya—biasa saja saat makan siang tadi.Mereka memilih sebuah restoran mewah di kawasan SCBD, tempat yang dipilih Laksha untuk membicarakan beberapa agenda penting terkait pernikahan kontrak mereka.Restoran itu begitu elegan—lampu gantung
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more
PREV
123
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status