Kedai kopi itu dipenuhi aroma robusta yang pekat, bercampur dengan suara gemerincing gelas dan dentingan sendok yang beradu dengan piring kecil. Dari balik jendela besar, gerimis halus masih turun, membasahi trotoar yang memantulkan cahaya lampu jalan.Senja belum sepenuhnya tiba, tapi langit kelabu membuat suasana terasa lebih murung dari seharusnya.Di sudut ruangan, Laksha duduk diam. Punggungnya tegak, satu tangan menggenggam cangkir espresso yang sudah mulai dingin. Sesekali, ia mengamati cairan hitam di dalamnya, seolah ada sesuatu di sana yang bisa memberinya jawaban.Di hadapannya, Lidya tersenyum tipis. Bibir merahnya melengkung dengan sempurna, menyimpan sesuatu yang sulit ditebak. Ada ketenangan di wajahnya, tapi matanya menyimpan cerita yang belum selesai.“Sudah lama, ya?” Suaranya terdengar ringan, tapi sorot matanya berbicara lebih dari sekadar nostalgia.Laksha hanya menatapnya sekilas sebelum mengalihkan pandangannya ke luar jendel
Last Updated : 2025-02-25 Read more