"Laksha…" Suara Amara lebih lembut kali ini, hampir seperti bisikan yang enggan mengusik.Laksha mengusap wajahnya, jari-jarinya bergerak perlahan, seolah mencoba menghapus sesuatu yang tak kasatmata—bayangan kenangan yang baru saja menyelinap kembali. Matanya menerawang ke kejauhan, tapi Amara tahu, bukan ruangan ini yang ia lihat."Radit lebih muda dariku delapan tahun," suaranya datar, tapi ada sesuatu di sana—keletihan, mungkin juga penyesalan. "Dia… berbeda dariku. Lebih ceria, lebih banyak bicara. Dia anak yang mudah disayangi siapa saja."Amara tetap diam, membiarkan kata-kata itu mengalir dengan ritme yang Laksha tentukan sendiri."Suatu hari, kami seharusnya pergi liburan keluarga ke luar negeri. Tapi aku… aku sedang kesal dengan Ayah, jadi aku menolak ikut." Ia tertawa kecil, hambar, tanpa kebahagiaan. "Aku bahkan bilang Radit juga tidak usah ikut, karena itu hanya perjalanan membosankan."Sekilas, sorot m
Last Updated : 2025-03-01 Read more