Tous les chapitres de : Chapitre 31 - Chapitre 40

85

BAB. 31 Pertemuan Tak Terduga

Jemy segera keluar dari ruang meeting setelah rapat yang berlangsung lebih lama dari yang dia pikirkan.Edward dan Bobby yang sedang fokus dengan materi meeting hanya bisa melongo melihat kepergian Jemy yang terlihat bagai sedang dikejar makhluk halus.Dengan langkah cepat, pria itu berjalan melalui koridor gedung EK Corp yang modern dan penuh dengan karyawan yang sibuk. Jemy tahu bahwa dia harus bertemu Zuri secepat mungkin. Mereka sudah lama tidak bertemu, dan Jemy ingin memanfaatkan waktu senggang yang langka ini untuk berbincang dengan sahabatnya.Dengan sepatu kulit hitamnya yang berkilau, Jemy bergegas menuju lift. Dia menekan tombol panah bawah dengan cemas, berharap lift segera tiba. Sambil menunggu, Jemy memeriksa jam tangannya dan menghela napas lega ketika pintu lift terbuka. Sang pria lalu masuk ke dalam lift yang kosong dan menekan tombol satu menuju ke lantai dasar gedung. Perjalanan lift terasa lambat, meski hanya beberapa detik.Begitu pintu lift terbuka, Jemy segera
last updateDernière mise à jour : 2025-03-20
Read More

BAB. 32 Bobby VS Jemy = Zuri

"Ya, aku kerja di divisi umum bagian pengarsipan dan penghancuran dokumen. Lumayan sibuk, tapi aku menikmatinya," jawab Zuri."Kerjaan kamu pasti banyak tantangannya. Aku kagum sama orang yang bisa bekerja dengan rapi dan teratur seperti itu," puji Bobby, berusaha menunjukkan kekagumannya.Jemy semakin tak suka melihat interaksi antara Zuri dan Bobby. Dia pun ikut memuji sahabatnya,"Bobby, Zuri ini sangat berbakat di bidangnya. Aku selalu bangga sama dia."Zuri tersipu dan menatap Jemy dengan rasa terima kasih. "Kamu selalu mendukung aku, Jem. Aku beruntung punya sahabat seperti kamu."“Iya, dong! Segalanya untukmu, Zuri!” ucap Jemy sambil terus menatap Bobby tajam mengisyaratkan ketidaksukaannya.Bahkan Jemy beberapa kali mengirim sinyal kepada Bobby untuk segera meninggalkan kafe itu. Namun sang sepupu malah sama sekali tidak menggubris keinginannya.Sehingga percakapan mereka terus berlanjut dengan topik yang beragam. Bobby mulai merasa lebih nyaman dan menikmati momen tersebut. D
last updateDernière mise à jour : 2025-03-20
Read More

BAB. 33 Bobby Mengungkapkan Perasaannya

Edward baru saja menyelesaikan rapat yang melelahkan di ruang konferensi kantornya. Pria itu terlihat merapikan berkas-berkas di atas meja sambil menghela napas panjang. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai proyek dan deadline yang menumpuk dan hendak keluar dari ruang meeting itu.Namun, dari sudut matanya, Edward kembali menangkap sosok yang sudah beberapa kali mengusik perhatiannya.“Gadis cantik berkacamata itu lagi?” gumam Edward.Sang gadis terlihat membawa banyak berkas di tangannya, dan berjalan cepat di lorong kantor. Rambut panjangnya tergerai rapi, dan penampilannya selalu terlihat profesional. Edward memperhatikannya sejenak, tapi segera mengalihkan pandangannya kembali ke berkas-berkas di depannya. "Bos Edward, Anda sudah bisa keluar sekarang," ucap Asisten Aksa, sambil melongokkan kepala ke dalam ruangan."Oh, terima kasih, Aksa. Aku akan segera menyusul," jawab Edward dengan senyum tipis.Namun, pikirannya tetap tertuju pada gadis itu. Edward sudah beberapa kali melihat
last updateDernière mise à jour : 2025-03-20
Read More

BAB. 34 Gadis Misterius

Edward Kenneth seorang CEO tampan, pemimpin perusahaan EK Corp. Berencana untuk melakukan penyamaran demi untuk memuluskan rencananya mencari tahu siapakah perempuan misterius yang selalu ada dan terlihat nyata di depan matanya namun tidak dapat dijangkau olehnya, sedikitpun. Hari ini Edward berangkat ke kantor sendiri tanpa sang asisten, Aksa yang selalu mengikutinya. Pagi itu, Edward keluar dari mobilnya nya dengan tergesa-gesa. Dia sudah terlambat beberapa menit dari jadwal biasanya. Matahari pagi yang baru saja menyingsing memberikan cahaya lembut yang menerangi trotoar yang mulai ramai oleh orang-orang yang bergegas menuju tempat kerja masing-masing. Edward menyipitkan mata melihat arlojinya dan mempercepat langkah menuju gedung kantornya yang menjulang tinggi di tengah kota.Sesampainya di lobi gedung, Edward mendapati kerumunan karyawan yang juga menunggu lift. Dia berdiri di belakang beberapa orang, mencoba untuk tetap tenang meskipun rasa gelisah karena keterlambatan mulai
last updateDernière mise à jour : 2025-03-24
Read More

BAB. 35 Bertemu Opa Bram

“Gawat apanya, woi! Yang jelas Lo kalau ngomong Aksa!” kesal Edward kepada asistennya.“Ya … gawat banget lah, Bos! Lagian, Anda kok baru muncul sekarang? Dari tadi saya juga menghubungi Anda, tapi tidak dijawab,” ujar Aksa mengeluarkan uneg-uneg hatinya.“Suka-suka gue, dong! Mau kapan saja gue masuk kantor. Apa Lo lupa? Gue adalah CEO EK Corp! Jadi gue punya wewenang tertinggi! Termasuk untuk memecat Lo! Karena dari tadi bawel mulu!” seru Edward tajam.“Ta … tapi, Bos.” Aksa mencoba menjelaskan semuanya namun Edward tidak memberinya kesempatan.“Tidak ada kata tapi! Minggir Lo! Gue mau masuk ke dalam ruangan gue!”“Tapi, Bos. Di dalam ….”“Minggir gue bilang Aksa! Lo ngapain berada di depan ruangan gue? Kek gosokan saja Lo! Mondar-mandir nggak jelas! Apa Lo mau gue pecat?” seru Edward marah.Karena takut dengan ancaman Edward, Aksa pun segera menyingkirkan dari hadapan sang atasan dan berlalu dari tempat itu dengan cepat.“Cih! Dasar gak jelas Lo Aksa!” kesalnya kepada asistennya.K
last updateDernière mise à jour : 2025-03-24
Read More

BAB. 36 Perjalanan Ke Sandiego Hills Memorial Park

Opa Bram keluar dari ruangan Edward dengan langkah tegap dan senyum puas menghiasi wajahnya yang berkeriput namun tetap karismatik. Di balik senyuman itu tersirat rasa puas karena segala rencana yang sudah dipikirkannya matang-matang selama berbulan-bulan mulai menunjukkan hasil yang diharapkannya. Edward, cucu yang paling dicintainya, akan segera terjerat dalam rencana pernikahan yang disusunnya dengan hati-hati.“Semoga semua terwujud dengan cepat!” seru Opa Bram dalam hatinya.Opa Bram lalu menutup pintu ruangan Edward dengan lembut, berusaha tidak membuat kegaduhan yang bisa mengganggu cucunya yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Pria tua itu lalu berjalan menuju lift dengan langkah yang tak terburu-buru, menikmati momen kemenangan kecilnya itu. Dalam hati, Opa Bram berdoa agar rencananya bisa terlaksana sesegera mungkin. Setelah beberapa menit menunggu, lift pun tiba di lantai tempat Opa Bram harus menghadiri rapat penting. Rapat itu melibatkan beberapa petinggi perusahaan ya
last updateDernière mise à jour : 2025-03-24
Read More

BAB. 37 Didesak Untuk Menikah

Di Kantor CEO, Sebulan KemudianRuangan CEO di perusahaan besar itu dipenuhi dengan aura ketegangan. Di meja besar dan rapi, duduk seorang wanita paruh baya dengan wajah serius, Bunda Ayu. Di seberangnya, berdiri Edward, putranya yang tampak bingung dan pusing memikirkan bagaimana memenuhi keinginan ibunya. Sebulan telah berlalu sejak Bunda Ayu menagih janji Edward untuk membawa seorang wanita di hadapan ibunya. Namun, hingga saat ini, Edward belum bisa memenuhi permintaan itu. Bunda Ayu sudah mengancam bahwa jika Edward tidak membawa wanita itu, maka dia akan menikahkan Edward dengan seorang gadis yang telah dipilihnya minggu depan."Bunda sudah memberimu waktu sebulan, Edward," seru Bunda Ayu dengan nada tegas. "Jika minggu depan kamu tidak memperkenalkan wanita pilihanmu, maka Bunda akan menikahkanmu dengan gadis pilihan Bunda."Edward menghela napas panjang,"Apaan sih, Bunda! Aku nggak mau dipaksa-paksa menikah, ya! Lagian sebulan ini, aku sangat sibuk di kantor. Mana sempat me
last updateDernière mise à jour : 2025-03-24
Read More

BAB. 38 Pertemuan Tak Terduga Di Dalam Lift

Setelah acara sosial yang diperuntukkan agar Edward Kenneth, sang CEO segera mendapatkan calon pendamping hidupnya gagal total, pria itu pun mulai galau karena hari yang ditentukan oleh ibunya semakin dekat.Pagi itu, dengan langkah gontai Edward masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju lobi kantor itu. Bersamaan dengan itu Zuri juga ikut masuk ke dalam lift. Zuri, adalah salah satu karyawannya yang cerdas dan pekerja keras. Sepertinya nasib baik mempertemukan mereka di dalam lift, pagi ini.Edward sontak kaget melihat gadis misterius yang selama ini dicari-cari olehnya, kini malah berada di hadapannya.Gadis cantik berkaca mata itu terlihat tersenyum ke arahnya, seraya menyapanya,“Selamat pagi, Tuan.” sapanya lembut.Edward masih saja kaget dengan adanya gadis itu, yang sedang berdiri tepat di depannya. “Siapakah gadis ini sebenarnya? Kenapa wajahnya tidak asing bagiku?” ucap Edward dalam hati.Namun belum sempat Edward angkat bicara, tiba-tiba saja lift berhenti bergerak ta
last updateDernière mise à jour : 2025-03-24
Read More

BAB. 39 Segera Mendaftarkan Pernikahan

Pagi itu, sinar matahari menyinari rumah sakit yang mulai sibuk dengan aktivitas harian mereka. Di depan gedung rumah sakit, terlihat seorang pria gagah dengan setelan jas yang rapi, berjalan pelan-pelan sambil merangkul seorang gadis cantik di sampingnya. Pria itu adalah Edward Kenneth, seorang pengusaha sukses yang baru saja pulih dari pingsannya dan kini telah keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan beberapa saat di rumah sakit tersebut. Di sampingnya, berdiri Zuri, gadis yang telah menyelamatkannya di lift tadi pagi saat dirinya pingsan.Aksa, asisten setia Edward, sangat kaget melihat sang bos berjalan bersisian dengan seorang wanita cantik.“Wow! Bos Edward keren banget! Baru keluar dari rumah sakit, malah menggandeng seorang wanita cantik. Sepertinya gadis ini lebih cantik dari Nona Ranti, mantan Bos Edward dulu!” tutur Asisten Aksa dari dalam hatinya.Karena dilanda rasa penasaran yang hakiki, Asisten Aksa segera berlari kecil menghampiri mereka dari arah parkira
last updateDernière mise à jour : 2025-03-26
Read More

BAB. 40 Terjerat dan Tak Bisa Lepas

Setelah semua dokumen ditandatangani dan disahkan, Edward menggenggam tangan Zuri erat-erat. "Sekarang kamu adalah istriku, Zuri," serunya dengan nada kepemilikan. "Kita akan menjalani hidup baru bersama," sergah Edward sambil mencium kening istrinya.Zuri hanya bisa pasrah, mengikuti setiap langkah Edward dengan hati yang berat. Dia tahu bahwa hidupnya akan berubah drastis mulai hari ini. Namun, Zuri berharap bahwa mungkin, seiring berjalannya waktu, dirinya bisa menemukan cara untuk menghadapi semua ini.Aksa, yang sejak tadi berdiri di belakang mereka, hanya bisa menghela napas panjang. Dia tahu bahwa kehidupan Edward dan Zuri tidak akan mudah. Tapi, Aksa sadar sebagai asisten setia, dia harus mendukung dan membantu atasannya sebisa mungkin.Mereka pun keluar dari kantor catatan sipil, dan Edward dengan penuh rasa percaya diri membawa Zuri kembali ke mobil."Aksa, bawa kami ke sebuah restoran," serunya singkat.“Siap, Bos!”Sepanjang, suasana di dalam mobil kembali hening. Zuri h
last updateDernière mise à jour : 2025-03-26
Read More
Dernier
1234569
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status