Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 35 Bertemu Opa Bram

Share

BAB. 35 Bertemu Opa Bram

last update Huling Na-update: 2025-03-24 13:06:15

“Gawat apanya, woi! Yang jelas Lo kalau ngomong Aksa!” kesal Edward kepada asistennya.

“Ya … gawat banget lah, Bos! Lagian, Anda kok baru muncul sekarang? Dari tadi saya juga menghubungi Anda, tapi tidak dijawab,” ujar Aksa mengeluarkan uneg-uneg hatinya.

“Suka-suka gue, dong! Mau kapan saja gue masuk kantor. Apa Lo lupa? Gue adalah CEO EK Corp! Jadi gue punya wewenang tertinggi! Termasuk untuk memecat Lo! Karena dari tadi bawel mulu!” seru Edward tajam.

“Ta … tapi, Bos.” Aksa mencoba menjelaskan semuanya namun Edward tidak memberinya kesempatan.

“Tidak ada kata tapi! Minggir Lo! Gue mau masuk ke dalam ruangan gue!”

“Tapi, Bos. Di dalam ….”

“Minggir gue bilang Aksa! Lo ngapain berada di depan ruangan gue? Kek gosokan saja Lo! Mondar-mandir nggak jelas! Apa Lo mau gue pecat?” seru Edward marah.

Karena takut dengan ancaman Edward, Aksa pun segera menyingkirkan dari hadapan sang atasan dan berlalu dari tempat itu dengan cepat.

“Cih! Dasar gak jelas Lo Aksa!” kesalnya kepada asistennya.

K
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 36 Perjalanan Ke Sandiego Hills Memorial Park

    Opa Bram keluar dari ruangan Edward dengan langkah tegap dan senyum puas menghiasi wajahnya yang berkeriput namun tetap karismatik. Di balik senyuman itu tersirat rasa puas karena segala rencana yang sudah dipikirkannya matang-matang selama berbulan-bulan mulai menunjukkan hasil yang diharapkannya. Edward, cucu yang paling dicintainya, akan segera terjerat dalam rencana pernikahan yang disusunnya dengan hati-hati.“Semoga semua terwujud dengan cepat!” seru Opa Bram dalam hatinya.Opa Bram lalu menutup pintu ruangan Edward dengan lembut, berusaha tidak membuat kegaduhan yang bisa mengganggu cucunya yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Pria tua itu lalu berjalan menuju lift dengan langkah yang tak terburu-buru, menikmati momen kemenangan kecilnya itu. Dalam hati, Opa Bram berdoa agar rencananya bisa terlaksana sesegera mungkin. Setelah beberapa menit menunggu, lift pun tiba di lantai tempat Opa Bram harus menghadiri rapat penting. Rapat itu melibatkan beberapa petinggi perusahaan ya

    Huling Na-update : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 37 Didesak Untuk Menikah

    Di Kantor CEO, Sebulan KemudianRuangan CEO di perusahaan besar itu dipenuhi dengan aura ketegangan. Di meja besar dan rapi, duduk seorang wanita paruh baya dengan wajah serius, Bunda Ayu. Di seberangnya, berdiri Edward, putranya yang tampak bingung dan pusing memikirkan bagaimana memenuhi keinginan ibunya. Sebulan telah berlalu sejak Bunda Ayu menagih janji Edward untuk membawa seorang wanita di hadapan ibunya. Namun, hingga saat ini, Edward belum bisa memenuhi permintaan itu. Bunda Ayu sudah mengancam bahwa jika Edward tidak membawa wanita itu, maka dia akan menikahkan Edward dengan seorang gadis yang telah dipilihnya minggu depan."Bunda sudah memberimu waktu sebulan, Edward," seru Bunda Ayu dengan nada tegas. "Jika minggu depan kamu tidak memperkenalkan wanita pilihanmu, maka Bunda akan menikahkanmu dengan gadis pilihan Bunda."Edward menghela napas panjang,"Apaan sih, Bunda! Aku nggak mau dipaksa-paksa menikah, ya! Lagian sebulan ini, aku sangat sibuk di kantor. Mana sempat me

    Huling Na-update : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 38 Pertemuan Tak Terduga Di Dalam Lift

    Setelah acara sosial yang diperuntukkan agar Edward Kenneth, sang CEO segera mendapatkan calon pendamping hidupnya gagal total, pria itu pun mulai galau karena hari yang ditentukan oleh ibunya semakin dekat.Pagi itu, dengan langkah gontai Edward masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju lobi kantor itu. Bersamaan dengan itu Zuri juga ikut masuk ke dalam lift. Zuri, adalah salah satu karyawannya yang cerdas dan pekerja keras. Sepertinya nasib baik mempertemukan mereka di dalam lift, pagi ini.Edward sontak kaget melihat gadis misterius yang selama ini dicari-cari olehnya, kini malah berada di hadapannya.Gadis cantik berkaca mata itu terlihat tersenyum ke arahnya, seraya menyapanya,“Selamat pagi, Tuan.” sapanya lembut.Edward masih saja kaget dengan adanya gadis itu, yang sedang berdiri tepat di depannya. “Siapakah gadis ini sebenarnya? Kenapa wajahnya tidak asing bagiku?” ucap Edward dalam hati.Namun belum sempat Edward angkat bicara, tiba-tiba saja lift berhenti bergerak ta

    Huling Na-update : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 39 Segera Mendaftarkan Pernikahan

    Pagi itu, sinar matahari menyinari rumah sakit yang mulai sibuk dengan aktivitas harian mereka. Di depan gedung rumah sakit, terlihat seorang pria gagah dengan setelan jas yang rapi, berjalan pelan-pelan sambil merangkul seorang gadis cantik di sampingnya. Pria itu adalah Edward Kenneth, seorang pengusaha sukses yang baru saja pulih dari pingsannya dan kini telah keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan beberapa saat di rumah sakit tersebut. Di sampingnya, berdiri Zuri, gadis yang telah menyelamatkannya di lift tadi pagi saat dirinya pingsan.Aksa, asisten setia Edward, sangat kaget melihat sang bos berjalan bersisian dengan seorang wanita cantik.“Wow! Bos Edward keren banget! Baru keluar dari rumah sakit, malah menggandeng seorang wanita cantik. Sepertinya gadis ini lebih cantik dari Nona Ranti, mantan Bos Edward dulu!” tutur Asisten Aksa dari dalam hatinya.Karena dilanda rasa penasaran yang hakiki, Asisten Aksa segera berlari kecil menghampiri mereka dari arah parkira

    Huling Na-update : 2025-03-26
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 40 Terjerat dan Tak Bisa Lepas

    Setelah semua dokumen ditandatangani dan disahkan, Edward menggenggam tangan Zuri erat-erat. "Sekarang kamu adalah istriku, Zuri," serunya dengan nada kepemilikan. "Kita akan menjalani hidup baru bersama," sergah Edward sambil mencium kening istrinya.Zuri hanya bisa pasrah, mengikuti setiap langkah Edward dengan hati yang berat. Dia tahu bahwa hidupnya akan berubah drastis mulai hari ini. Namun, Zuri berharap bahwa mungkin, seiring berjalannya waktu, dirinya bisa menemukan cara untuk menghadapi semua ini.Aksa, yang sejak tadi berdiri di belakang mereka, hanya bisa menghela napas panjang. Dia tahu bahwa kehidupan Edward dan Zuri tidak akan mudah. Tapi, Aksa sadar sebagai asisten setia, dia harus mendukung dan membantu atasannya sebisa mungkin.Mereka pun keluar dari kantor catatan sipil, dan Edward dengan penuh rasa percaya diri membawa Zuri kembali ke mobil."Aksa, bawa kami ke sebuah restoran," serunya singkat.“Siap, Bos!”Sepanjang, suasana di dalam mobil kembali hening. Zuri h

    Huling Na-update : 2025-03-26
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 41 Bertemu Mantan Pacar

    Masih di dalam restoran, suasana terasa begitu hangat. Hiasan dinding bergaya vintage dengan lampu-lampu yang temaram memberikan kesan romantis yang sempurna untuk pasangan yang sedang menikmati waktu bersama. Di sebuah meja dekat jendela, Edward dan Zuri, pasangan suami istri baru, tengah menikmati makan siang mereka. Wajah keduanya tampak bahagia, dengan senyum yang terus terukir di bibir masing-masing. Mereka berbicara dengan riang, tertawa kecil, dan kadang-kadang saling bertukar pandang penuh cinta.Namun, di sudut lain restoran itu, duduk seorang wanita yang memperhatikan mereka dengan tatapan tak lepas. Dia adalah Ranti, mantan pacar Edward. Ranti adalah wanita cantik dengan rambut panjang terurai dan mata yang tajam. Namun, hari itu, matanya tampak sendu, penuh dengan kesedihan yang sulit disembunyikan.Ketika Ranti pertama kali melihat Edward masuk ke dalam restoran bersama Zuri, hatinya seolah berhenti berdetak sejenak. Wajah Edward yang dulu begitu dicintainya kini tampak

    Huling Na-update : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 42 Menutup Satu Gedung Mall

    Setelah selesai makan siang di sebuah restoran mewah, Edward pun mengajak Zuri untuk shopping ke sebuah mall. Sambil mengemudikan mobilnya, Edward sesekali melirik ke arah Zuri yang duduk di sebelahnya. Sang pria tampak gembira, sementara Zuri hanya bisa menatap keluar jendela, memikirkan kejutan apa lagi yang akan disiapkan oleh suaminya.Sesampainya di mall, Zuri mulai merasakan hal yang aneh. Tidak ada keramaian di dalam mall itu. Juga tidak ada suara riuh rendah para pengunjung, dan tidak ada aktivitas jual beli di sana. Mall besar itu tampak begitu sunyi. Zuri lalu memandang ke arah Edward dengan tatapan heran.“Kenapa tempat sepi sekali, Mas Edward? Apakah mall ini tutup?” tanya Zuri yang sedang terheran-heran.Edward tersenyum tipis, lalu memegang tangan Zuri dengan lembut. “Mall ini milikku, Sayang. Aku sengaja menutupnya untuk kita berdua. Aku ingin kamu merasa nyaman dan bebas memilih apa pun yang kamu suka tanpa terganggu oleh orang lain.”“Apa?” kagetnya.Zuri pun terdiam

    Huling Na-update : 2025-03-28
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 43 Perjanjian Tak Masuk Akal

    Matahari sudah mulai terbenam ketika Edward dan Zuri keluar dari sebuah mall. Langit berubah warna menjadi jingga keemasan, menciptakan suasana yang hangat dan tenang. Namun, ketegangan di antara mereka terasa jelas. Zuri berjalan di samping Edward dengan langkah yang ragu-ragu, sedangkan Edward tampak tegas dan yakin dengan setiap langkah yang diambilnya. Sang pria dengan sigap membawa semua hasil belanjaan Zuri ke dalam mobil. Lalu dia pun berkata,"Aku antar kamu sampai ke apartemenmu," ucap Edward tiba-tiba, memecah keheningan yang tidak nyaman di antara mereka.Zuri menoleh dan menatapnya, ada sedikit kebingungan di matanya. "Tidak perlu, Mas. Aku bisa pulang sendiri," jawab Zuri mencoba terdengar tegas.“Apa? Kamu ingin pulang sendiri? Cih! Apakah kamu tidak sadar jika aku ini adalah suamimu? Kamu sekarang adalah seorang wanita yang telah bersuami! aku berhak tahu di mana kamu tinggal. Jadi aku tidak mau mendengar ada penolakan!" balas Edward dengan nada yang tak bisa ditawar.

    Huling Na-update : 2025-03-28

Pinakabagong kabanata

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 91 Bertemu Opa Bram

    Di jalanan Kota Jakarta,“Sial! Sial! Sial!” gerutu Edward sambil memukul-mukul keras setir mobil.Pasalnya pria itu masih saja terjebak kemacetan Kota Jakarta yang begitu hakiki. “Kenapa mesti sekarang, macetnya?” kesalnya lagi.Amarah semakin memuncak di dalam dirinya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena jalanan memang sedang macet-macetnya. Pria tampan itu hanya bisa sabar untuk saat ini.Setelah beberapa saat dalam perjalanan, akhirnya dia sampai juga. Edward pun melangkah cepat dan keluar dari mobilnya begitu sampai di depan rumah besar milik Opa Bram. Udara pagi yang sejuk tak mampu meredakan amarah yang membara di dadanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Edward langsung masuk melalui pintu depan, yang dibiarkan terbuka oleh asisten pribadi kakeknya, Geri.Asisten Geri terlihat sedang sibuk dengan beberapa orang mekanik yang sedang mengurusi koleksi mobil milik sang kakek. Tanpa menunggu lama lagi, Edward pun menanyakan keberadaan Opa Bram kepada sang asisten."Asisten

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 90 Ingin Menenangkan Diri

    Setelah Edward pergi dengan langkah cepat dan marah dari apartemen, Zuri hanya bisa menatap pintu yang baru saja tertutup keras dengan perasaan campur aduk. Air mata yang dari tadi dia tahan kini mulai mengalir perlahan. Dia mengambil napas panjang, mencoba menenangkan diri. Dia tahu Edward marah besar karena dokumen penting milik Opa Bram, namun Zuri merasa tidak adil karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya."Kenapa Mas Edward gak mau dengar aku dulu?" gumam Zuri pelan, sambil mengusap wajahnya yang mulai memerah karena menangis.Dia tahu sekarang bukan saat yang tepat untuk terus menangis. Zuri sadar, jika dirinya perlu menenangkan diri, terutama karena dia harus menjaga kesehatannya, bukan hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi juga untuk bayi yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Perlahan, Zuri menurunkan tangan dan mengusap lembut perutnya yang masih datar, sambil tersenyum kecil.“Maaf, Sayang. Mommy janji akan jaga kamu baik-baik," bisiknya lembut.Setelah meras

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 89 Edward Semakin Marah

    Beberapa saat yang lalu,Edward berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemen mereka yang luas dan mewah. Matanya tak henti-hentinya menatap setumpuk dokumen di tangannya, wajahnya memerah karena emosi yang semakin memuncak. Di hadapannya, Zuri, istrinya, berdiri dengan tatapan penuh kecemasan. Air mata menggenang di matanya, sementara tangannya gemetar mencoba meraih lengan Edward.“Mas Edward, please. Dengarkan aku dulu. Aku ingin menjelaskan semuanya.” Zuri berusaha bicara, tapi suaranya terdengar seperti pecahan kaca yang sia-sia di hadapan dinding emosi yang dibangun oleh suaminya.Tanpa menjawab, Edward menghempaskan tumpukan dokumen itu ke atas meja dengan kasar, membuat suara keras yang menggema di seluruh ruangan. Dokumen-dokumen itu berserakan, beberapa halaman terlempar ke lantai, memperlihatkan judul-judul mencolok tentang “Misi Rahasia.” Ada cap tebal di pojok kanan atas yang bertuliskan: KONFIDENSIAL. Edward mendekatkan tangannya ke wajah, mengusap pelipisnya dengan ge

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 88 Edward Marah Besar

    Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan dari bandara Internasional Soekarno-Hatta, Edward akhirnya tiba di apartemen tempat tinggalnya bersama sang istri, Zuri. Dia baru saja kembali dari perjalanan dinas luar kota selama tiga hari lamanya.Berjuta kerinduan untuk Zuri tercipta sempurna di dalam hati Edward. Ingin rasanya secepatnya dia memeluk istrinya dan melepaskan segala penat dan lelahnya selama berada di luar kota.Sebagai seorang CEO EK Corp, hari-harinya dipenuhi dengan rapat, strategi, dan tekanan besar. Namun, saat ini, pikirannya tertuju hanya pada satu hal yaitu bertemu Zuri, istrinya yang selalu menjadi tempatnya bersandar setelah hari yang panjang. Edward menarik napas dalam-dalam dan memijit pelipisnya, mencoba meredakan rasa capeknya.Edward pun menekan kata sandi apartemen, pintu segera terbuka, dan dia pun mulai melangkah masuk. Pria tampan itu merasa lega bisa kembali ke rumah. Edward pun mulai memanggil nama istrinya,“Zuri, aku pulang,” serunya sambil melepas

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status