Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 32 Bobby VS Jemy = Zuri

Share

BAB. 32 Bobby VS Jemy = Zuri

last update Last Updated: 2025-03-20 19:51:40

"Ya, aku kerja di divisi umum bagian pengarsipan dan penghancuran dokumen. Lumayan sibuk, tapi aku menikmatinya," jawab Zuri.

"Kerjaan kamu pasti banyak tantangannya. Aku kagum sama orang yang bisa bekerja dengan rapi dan teratur seperti itu," puji Bobby, berusaha menunjukkan kekagumannya.

Jemy semakin tak suka melihat interaksi antara Zuri dan Bobby. Dia pun ikut memuji sahabatnya,

"Bobby, Zuri ini sangat berbakat di bidangnya. Aku selalu bangga sama dia."

Zuri tersipu dan menatap Jemy dengan rasa terima kasih. "Kamu selalu mendukung aku, Jem. Aku beruntung punya sahabat seperti kamu."

“Iya, dong! Segalanya untukmu, Zuri!” ucap Jemy sambil terus menatap Bobby tajam mengisyaratkan ketidaksukaannya.

Bahkan Jemy beberapa kali mengirim sinyal kepada Bobby untuk segera meninggalkan kafe itu. Namun sang sepupu malah sama sekali tidak menggubris keinginannya.

Sehingga percakapan mereka terus berlanjut dengan topik yang beragam. Bobby mulai merasa lebih nyaman dan menikmati momen tersebut. D
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 33 Bobby Mengungkapkan Perasaannya

    Edward baru saja menyelesaikan rapat yang melelahkan di ruang konferensi kantornya. Pria itu terlihat merapikan berkas-berkas di atas meja sambil menghela napas panjang. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai proyek dan deadline yang menumpuk dan hendak keluar dari ruang meeting itu.Namun, dari sudut matanya, Edward kembali menangkap sosok yang sudah beberapa kali mengusik perhatiannya.“Gadis cantik berkacamata itu lagi?” gumam Edward.Sang gadis terlihat membawa banyak berkas di tangannya, dan berjalan cepat di lorong kantor. Rambut panjangnya tergerai rapi, dan penampilannya selalu terlihat profesional. Edward memperhatikannya sejenak, tapi segera mengalihkan pandangannya kembali ke berkas-berkas di depannya. "Bos Edward, Anda sudah bisa keluar sekarang," ucap Asisten Aksa, sambil melongokkan kepala ke dalam ruangan."Oh, terima kasih, Aksa. Aku akan segera menyusul," jawab Edward dengan senyum tipis.Namun, pikirannya tetap tertuju pada gadis itu. Edward sudah beberapa kali melihat

    Last Updated : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 34 Gadis Misterius

    Edward Kenneth seorang CEO tampan, pemimpin perusahaan EK Corp. Berencana untuk melakukan penyamaran demi untuk memuluskan rencananya mencari tahu siapakah perempuan misterius yang selalu ada dan terlihat nyata di depan matanya namun tidak dapat dijangkau olehnya, sedikitpun. Hari ini Edward berangkat ke kantor sendiri tanpa sang asisten, Aksa yang selalu mengikutinya. Pagi itu, Edward keluar dari mobilnya nya dengan tergesa-gesa. Dia sudah terlambat beberapa menit dari jadwal biasanya. Matahari pagi yang baru saja menyingsing memberikan cahaya lembut yang menerangi trotoar yang mulai ramai oleh orang-orang yang bergegas menuju tempat kerja masing-masing. Edward menyipitkan mata melihat arlojinya dan mempercepat langkah menuju gedung kantornya yang menjulang tinggi di tengah kota.Sesampainya di lobi gedung, Edward mendapati kerumunan karyawan yang juga menunggu lift. Dia berdiri di belakang beberapa orang, mencoba untuk tetap tenang meskipun rasa gelisah karena keterlambatan mulai

    Last Updated : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 35 Bertemu Opa Bram

    “Gawat apanya, woi! Yang jelas Lo kalau ngomong Aksa!” kesal Edward kepada asistennya.“Ya … gawat banget lah, Bos! Lagian, Anda kok baru muncul sekarang? Dari tadi saya juga menghubungi Anda, tapi tidak dijawab,” ujar Aksa mengeluarkan uneg-uneg hatinya.“Suka-suka gue, dong! Mau kapan saja gue masuk kantor. Apa Lo lupa? Gue adalah CEO EK Corp! Jadi gue punya wewenang tertinggi! Termasuk untuk memecat Lo! Karena dari tadi bawel mulu!” seru Edward tajam.“Ta … tapi, Bos.” Aksa mencoba menjelaskan semuanya namun Edward tidak memberinya kesempatan.“Tidak ada kata tapi! Minggir Lo! Gue mau masuk ke dalam ruangan gue!”“Tapi, Bos. Di dalam ….”“Minggir gue bilang Aksa! Lo ngapain berada di depan ruangan gue? Kek gosokan saja Lo! Mondar-mandir nggak jelas! Apa Lo mau gue pecat?” seru Edward marah.Karena takut dengan ancaman Edward, Aksa pun segera menyingkirkan dari hadapan sang atasan dan berlalu dari tempat itu dengan cepat.“Cih! Dasar gak jelas Lo Aksa!” kesalnya kepada asistennya.K

    Last Updated : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 36 Perjalanan Ke Sandiego Hills Memorial Park

    Opa Bram keluar dari ruangan Edward dengan langkah tegap dan senyum puas menghiasi wajahnya yang berkeriput namun tetap karismatik. Di balik senyuman itu tersirat rasa puas karena segala rencana yang sudah dipikirkannya matang-matang selama berbulan-bulan mulai menunjukkan hasil yang diharapkannya. Edward, cucu yang paling dicintainya, akan segera terjerat dalam rencana pernikahan yang disusunnya dengan hati-hati.“Semoga semua terwujud dengan cepat!” seru Opa Bram dalam hatinya.Opa Bram lalu menutup pintu ruangan Edward dengan lembut, berusaha tidak membuat kegaduhan yang bisa mengganggu cucunya yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Pria tua itu lalu berjalan menuju lift dengan langkah yang tak terburu-buru, menikmati momen kemenangan kecilnya itu. Dalam hati, Opa Bram berdoa agar rencananya bisa terlaksana sesegera mungkin. Setelah beberapa menit menunggu, lift pun tiba di lantai tempat Opa Bram harus menghadiri rapat penting. Rapat itu melibatkan beberapa petinggi perusahaan ya

    Last Updated : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 37 Didesak Untuk Menikah

    Di Kantor CEO, Sebulan KemudianRuangan CEO di perusahaan besar itu dipenuhi dengan aura ketegangan. Di meja besar dan rapi, duduk seorang wanita paruh baya dengan wajah serius, Bunda Ayu. Di seberangnya, berdiri Edward, putranya yang tampak bingung dan pusing memikirkan bagaimana memenuhi keinginan ibunya. Sebulan telah berlalu sejak Bunda Ayu menagih janji Edward untuk membawa seorang wanita di hadapan ibunya. Namun, hingga saat ini, Edward belum bisa memenuhi permintaan itu. Bunda Ayu sudah mengancam bahwa jika Edward tidak membawa wanita itu, maka dia akan menikahkan Edward dengan seorang gadis yang telah dipilihnya minggu depan."Bunda sudah memberimu waktu sebulan, Edward," seru Bunda Ayu dengan nada tegas. "Jika minggu depan kamu tidak memperkenalkan wanita pilihanmu, maka Bunda akan menikahkanmu dengan gadis pilihan Bunda."Edward menghela napas panjang,"Apaan sih, Bunda! Aku nggak mau dipaksa-paksa menikah, ya! Lagian sebulan ini, aku sangat sibuk di kantor. Mana sempat me

    Last Updated : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 38 Pertemuan Tak Terduga Di Dalam Lift

    Setelah acara sosial yang diperuntukkan agar Edward Kenneth, sang CEO segera mendapatkan calon pendamping hidupnya gagal total, pria itu pun mulai galau karena hari yang ditentukan oleh ibunya semakin dekat.Pagi itu, dengan langkah gontai Edward masuk ke dalam lift yang akan membawanya menuju lobi kantor itu. Bersamaan dengan itu Zuri juga ikut masuk ke dalam lift. Zuri, adalah salah satu karyawannya yang cerdas dan pekerja keras. Sepertinya nasib baik mempertemukan mereka di dalam lift, pagi ini.Edward sontak kaget melihat gadis misterius yang selama ini dicari-cari olehnya, kini malah berada di hadapannya.Gadis cantik berkaca mata itu terlihat tersenyum ke arahnya, seraya menyapanya,“Selamat pagi, Tuan.” sapanya lembut.Edward masih saja kaget dengan adanya gadis itu, yang sedang berdiri tepat di depannya. “Siapakah gadis ini sebenarnya? Kenapa wajahnya tidak asing bagiku?” ucap Edward dalam hati.Namun belum sempat Edward angkat bicara, tiba-tiba saja lift berhenti bergerak ta

    Last Updated : 2025-03-24
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 39 Segera Mendaftarkan Pernikahan

    Pagi itu, sinar matahari menyinari rumah sakit yang mulai sibuk dengan aktivitas harian mereka. Di depan gedung rumah sakit, terlihat seorang pria gagah dengan setelan jas yang rapi, berjalan pelan-pelan sambil merangkul seorang gadis cantik di sampingnya. Pria itu adalah Edward Kenneth, seorang pengusaha sukses yang baru saja pulih dari pingsannya dan kini telah keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan beberapa saat di rumah sakit tersebut. Di sampingnya, berdiri Zuri, gadis yang telah menyelamatkannya di lift tadi pagi saat dirinya pingsan.Aksa, asisten setia Edward, sangat kaget melihat sang bos berjalan bersisian dengan seorang wanita cantik.“Wow! Bos Edward keren banget! Baru keluar dari rumah sakit, malah menggandeng seorang wanita cantik. Sepertinya gadis ini lebih cantik dari Nona Ranti, mantan Bos Edward dulu!” tutur Asisten Aksa dari dalam hatinya.Karena dilanda rasa penasaran yang hakiki, Asisten Aksa segera berlari kecil menghampiri mereka dari arah parkira

    Last Updated : 2025-03-26
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 40 Terjerat dan Tak Bisa Lepas

    Setelah semua dokumen ditandatangani dan disahkan, Edward menggenggam tangan Zuri erat-erat. "Sekarang kamu adalah istriku, Zuri," serunya dengan nada kepemilikan. "Kita akan menjalani hidup baru bersama," sergah Edward sambil mencium kening istrinya.Zuri hanya bisa pasrah, mengikuti setiap langkah Edward dengan hati yang berat. Dia tahu bahwa hidupnya akan berubah drastis mulai hari ini. Namun, Zuri berharap bahwa mungkin, seiring berjalannya waktu, dirinya bisa menemukan cara untuk menghadapi semua ini.Aksa, yang sejak tadi berdiri di belakang mereka, hanya bisa menghela napas panjang. Dia tahu bahwa kehidupan Edward dan Zuri tidak akan mudah. Tapi, Aksa sadar sebagai asisten setia, dia harus mendukung dan membantu atasannya sebisa mungkin.Mereka pun keluar dari kantor catatan sipil, dan Edward dengan penuh rasa percaya diri membawa Zuri kembali ke mobil."Aksa, bawa kami ke sebuah restoran," serunya singkat.“Siap, Bos!”Sepanjang, suasana di dalam mobil kembali hening. Zuri h

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 91 Bertemu Opa Bram

    Di jalanan Kota Jakarta,“Sial! Sial! Sial!” gerutu Edward sambil memukul-mukul keras setir mobil.Pasalnya pria itu masih saja terjebak kemacetan Kota Jakarta yang begitu hakiki. “Kenapa mesti sekarang, macetnya?” kesalnya lagi.Amarah semakin memuncak di dalam dirinya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena jalanan memang sedang macet-macetnya. Pria tampan itu hanya bisa sabar untuk saat ini.Setelah beberapa saat dalam perjalanan, akhirnya dia sampai juga. Edward pun melangkah cepat dan keluar dari mobilnya begitu sampai di depan rumah besar milik Opa Bram. Udara pagi yang sejuk tak mampu meredakan amarah yang membara di dadanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Edward langsung masuk melalui pintu depan, yang dibiarkan terbuka oleh asisten pribadi kakeknya, Geri.Asisten Geri terlihat sedang sibuk dengan beberapa orang mekanik yang sedang mengurusi koleksi mobil milik sang kakek. Tanpa menunggu lama lagi, Edward pun menanyakan keberadaan Opa Bram kepada sang asisten."Asisten

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 90 Ingin Menenangkan Diri

    Setelah Edward pergi dengan langkah cepat dan marah dari apartemen, Zuri hanya bisa menatap pintu yang baru saja tertutup keras dengan perasaan campur aduk. Air mata yang dari tadi dia tahan kini mulai mengalir perlahan. Dia mengambil napas panjang, mencoba menenangkan diri. Dia tahu Edward marah besar karena dokumen penting milik Opa Bram, namun Zuri merasa tidak adil karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya."Kenapa Mas Edward gak mau dengar aku dulu?" gumam Zuri pelan, sambil mengusap wajahnya yang mulai memerah karena menangis.Dia tahu sekarang bukan saat yang tepat untuk terus menangis. Zuri sadar, jika dirinya perlu menenangkan diri, terutama karena dia harus menjaga kesehatannya, bukan hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi juga untuk bayi yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Perlahan, Zuri menurunkan tangan dan mengusap lembut perutnya yang masih datar, sambil tersenyum kecil.“Maaf, Sayang. Mommy janji akan jaga kamu baik-baik," bisiknya lembut.Setelah meras

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 89 Edward Semakin Marah

    Beberapa saat yang lalu,Edward berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemen mereka yang luas dan mewah. Matanya tak henti-hentinya menatap setumpuk dokumen di tangannya, wajahnya memerah karena emosi yang semakin memuncak. Di hadapannya, Zuri, istrinya, berdiri dengan tatapan penuh kecemasan. Air mata menggenang di matanya, sementara tangannya gemetar mencoba meraih lengan Edward.“Mas Edward, please. Dengarkan aku dulu. Aku ingin menjelaskan semuanya.” Zuri berusaha bicara, tapi suaranya terdengar seperti pecahan kaca yang sia-sia di hadapan dinding emosi yang dibangun oleh suaminya.Tanpa menjawab, Edward menghempaskan tumpukan dokumen itu ke atas meja dengan kasar, membuat suara keras yang menggema di seluruh ruangan. Dokumen-dokumen itu berserakan, beberapa halaman terlempar ke lantai, memperlihatkan judul-judul mencolok tentang “Misi Rahasia.” Ada cap tebal di pojok kanan atas yang bertuliskan: KONFIDENSIAL. Edward mendekatkan tangannya ke wajah, mengusap pelipisnya dengan ge

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 88 Edward Marah Besar

    Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan dari bandara Internasional Soekarno-Hatta, Edward akhirnya tiba di apartemen tempat tinggalnya bersama sang istri, Zuri. Dia baru saja kembali dari perjalanan dinas luar kota selama tiga hari lamanya.Berjuta kerinduan untuk Zuri tercipta sempurna di dalam hati Edward. Ingin rasanya secepatnya dia memeluk istrinya dan melepaskan segala penat dan lelahnya selama berada di luar kota.Sebagai seorang CEO EK Corp, hari-harinya dipenuhi dengan rapat, strategi, dan tekanan besar. Namun, saat ini, pikirannya tertuju hanya pada satu hal yaitu bertemu Zuri, istrinya yang selalu menjadi tempatnya bersandar setelah hari yang panjang. Edward menarik napas dalam-dalam dan memijit pelipisnya, mencoba meredakan rasa capeknya.Edward pun menekan kata sandi apartemen, pintu segera terbuka, dan dia pun mulai melangkah masuk. Pria tampan itu merasa lega bisa kembali ke rumah. Edward pun mulai memanggil nama istrinya,“Zuri, aku pulang,” serunya sambil melepas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status