Tous les chapitres de : Chapitre 21 - Chapitre 30

85

BAB. 21 Hari Pertama Ke Kantor

Mentari pagi baru saja muncul di ufuk timur, menandakan pagi telah tiba. Zuri, seorang wanita muda penuh semangat, terlihat mulai bersiap-siap. Dia akan berangkat kerja di perusahaan EK Corp, sebuah perusahaan besar yang dimiliki oleh Edward Kenneth. Zuri adalah karyawan baru di sana. Dia akan berdedikasi, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam pekerjaannya.Di ruang makan, Zuri sedang menikmati sarapan paginya. Sementara itu, matanya tidak lepas dari beberapa dokumen yang tergeletak di depannya. Dokumen-dokumen itu berasal dari Opa Bram, seorang pria tua yang telah memberikan misi penting kepada Zuri. Misi khusus untuk menjerat sang CEO masuk ke dalam perangkap cintanya.Di ruang makan tersebut, tidak hanya ada Zuri. Di sana juga ada Mirah, sahabatnya. Mereka berdua telah bersahabat sejak kecil dan sekarang bekerja di perusahaan yang sama. Keduanya selalu mendukung satu sama lain dalam segala hal, termasuk dalam pekerjaan."Zuri, Asisten Geri mengatakan mulai hari ini kit
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

BAB. 22 Lingkungan Kerja Baru

Setelah tiba di gedung perkantoran EK Corp, Mirah dan Zuri langsung menuju ke divisi umum, bagian mereka ditempatkan. Keduanya berjalan dengan langkah mantap, siap untuk memulai hari kerja mereka."Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang produktif bagi kita," ucap Mirah sambil tersenyum.Zuri mengangguk setuju, "Iya, Mir. Aku juga bersemangat untuk memulai tugas baru di divisi umum."Mereka masuk ke ruangan divisi umum yang sibuk. Ada banyak meja kerja dengan orang-orang yang sibuk bekerja. Mirah membawa Zuri ke meja kerjanya yang baru."Nah … inilah meja kerjamu, Zuri," ucap Mirah sambil menunjuk ke meja yang kosong. "Semoga kamu merasa betah dan nyaman di sini,” tutur Mirah.Zuri melihat sekeliling, mengamati lingkungan kerjanya yang baru. Dia merasa antusias dan siap untuk memulai tugasnya."Terima kasih, Mirah. Aku akan berusaha yang terbaik di divisi ini," ucap Zuri dengan semangat.Mirah tersenyum, "Aku yakin kamu akan melakukannya dengan baik. Jika kamu perlu bantuan, jan
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

BAB. 23 Siap Untuk Bekerja

Pagi yang indah matahari baru saja menunjukkan sinarnya, memancarkan cahaya emas yang lembut melalui jendela mobil mewah milik Edward. Pria itu baru saja sampai di depan gedung EK Corp. Aksa, sang asisten segera berkata kepada atasannya,“Bos, kita sudah sampai,” serunya lalu menoleh ke arah sang atasan yang sedang memejamkan matanya layaknya orang yang sedang tidur.Edward memilih diam dan tidak menjawab perkataan asistennya. Sang pria sangat malas berkantor hari ini. Namun tanggung jawab besar mengenai pekerjaannya yang mendesak mau tidak mau harus dilakukan olehnya. Menyadari Edward yang tidak menjawab perkataannya membuat Aksa kembali bersuara,“Bos! Tuan Bram akan berkunjung ke perusahaan!” cecar Aksa sekenanya.Edward yang masih berada di dalam mobilnya, sangat kaget dengan perkataan Aksa. Pikirannya mulai dipenuhi dengan kekesalan. Karena informasi dari sang asisten yang mengatakan jika Opa Bram akan datang ke EK Corp, hari ini. Berita ini seharusnya membuatnya senang, akan
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

BAB. 24 Mengelak Dari Jemy

Edward pun mulai melangkah masuk ke dalam lobi kantor besar itu. Namun sang tuan muda seketika kaget melihat wanita muda yang baik hati kepada pengemis tadi, ikut masuk ke dalam gedung EK Corp.Akan tetapi disaat Edward ingin lebih jelas melihat wajahnya, sang gadis tiba-tiba menghilang di antara keramaian karyawan-karyawan lainnya. Apalagi para bawahan Edward, mulai sibuk menyapa dirinya dengan ramah. Karena pagi ini, adalah pertama kalinya CEO EK Corp muncul. Setelah sekian lama menghilang dari peredaran.Asisten Aksa yang sedang berada di samping Edward menjadi bertanya-tanya dengan tingkah atasannya yang seperti sedang mencari sesuatu. Karena penasaran dia pun bertanya.“Tuan Muda, are you okay?” “Maksudnya?” tanya Edward ketus.“Ya … soalnya dari tadi saya perhatikan Anda tidak fokus,” ucap Aksa yang jadi ikut bingung.Namun Edward yang tidak mengerti dengan situasi hatinya saat ini, kenapa sampai terpaku kepada wanita misterius itu, segera menjawab.“I' am okay. Aku hanya ingi
last updateDernière mise à jour : 2025-03-14
Read More

BAB. 25 Tidak Mau Dilerai

Situasi yang terjadi di kantor Edward saat ini, menjadi semakin tegang ketika Bunda Ayu dan kedua sepupunya, Ronand dan Bobby, datang secara tiba-tiba. Kemunculan mereka membuat suasana di ruangan tersebut menjadi hening, seolah-olah waktu berhenti sejenak.Edward dan Jemy, kedua sepupu yang masih terbalut emosi, terlihat sangat tegang dan siap untuk saling menyerang. Keduanya saling menatap dengan pandangan yang penuh kebencian, seolah-olah ada api yang menyala di balik mata mereka. Namun, sebelum semua semakin memanas, Ronand dan Bobby dengan sigap berdiri di antara keduanya, mencoba melerai pertengkaran yang hampir meletus itu.“Jemy! Edward! Apa yang sedang kalian lakukan?” seru Ronand tajam kepada keduanya.Ronand, sepupu Edward yang berpostur tinggi dan berwajah tegas, berusaha menenangkan Edward dengan suara yang tenang namun berani.“Hei … kita ini sepupuan! Kalian kenapa malah ingin baku hantam?” ujar Bobby sinis, kepada keduanya. Bobby, sepupu Edward yang lebih pendiam n
last updateDernière mise à jour : 2025-03-17
Read More

BAB. 26 Keinginan Bunda Ayu

Masih berada di ruangan kantor Edward yang megah dihiasi dengan rona kemewahan dan kehangatan. Bunda Ayu duduk di sofa empuk di hadapan putranya. Sementara Edward duduk di seberangnya, ekspresi wajahnya bercampur antara rasa penasaran dan khawatir tentang kalimat apa yang hendak sang ibu akan katakan kepadanya.Bunda Ayu dengan suara lembut berkata, “Edward, ada satu hal yang ingin Bunda bicarakan denganmu dan ini adalah sesuatu yang sangat penting,” ulang sang ibu.Edward mengangkat alis, semakin penasaran.“Apa itu, Bunda? Memangnya Bunda mau mengatakan apa?” sergah Edward bingung.Bunda Ayu lalu mengambil napas dalam-dalam, sembari berkata,“Aku ingin membicarakan tentang pernikahan kepadamu.”Edward sangat terkejut mendengar ucapan sang ibu,“Apa? Pernikahan? Bunda jangan ngaco, dong!” ucap Edward tak suka mendengar perkataan ibunya barusan.“Edward, Bunda sedang tidak bercanda. Bunda ingin kamu segera menikah! Titik!” tegas Nyonya Rahayu kepada putranya.Edward memandang ibunya
last updateDernière mise à jour : 2025-03-17
Read More

BAB. 27 Edward Dipaksa Menikah

Nyonya Rahayu masih berada di ruang kebesaran sang putra, Edward, masih dengan wajah serius. "Edward, Bunda hanya menginginkan satu hal kepadamu saat ini.”Edward mengangkat kepalanya yang dari tadi menunduk. "Iya, Bunda. Katakan saja, apa yang Bunda inginkan dariku?” tuturnya dengan wajah lesu. Sepertinya Edward telah mengetahui arah pembicaraan sang ibu.Nyonya Rahayu mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Edward, seperti yang Bunda katakan tadi. Bunda hanya ingin kamu menikah. Bunda merasa sudah waktunya kamu pantas untuk memiliki keluarga sebuah sendiri," ujarnya dengan tegas.Edward nampak terkejut mendengar permintaan tersebut. "Tapi Bunda, aku belum siap untuk menikah. Aku masih ingin fokus pada karirku dan mengejar impian-impianku," ucap Edward dengan lembut.Pria itu mencoba untuk meluluhkan hati ibunya yang menginginkannya untuk segera menikah.Nyonya Rahayu menggelengkan kepala dengan tegas. "Edward, kamu harus mengerti bahwa menikah adalah bagian dari kehi
last updateDernière mise à jour : 2025-03-17
Read More

BAB. 28 Tak Sengaja Bertemu

Bobby, Ronand, dan Jemy terbangun dengan kaget saat merasakan tubuhnya diguncang-guncang oleh Edward yang ingin membangunkan mereka. Ketiga pria tampan itu merasa terganggu tidurnya dan sedikit kesal dengan perlakuan tersebut."Bangun kalian, pemalas!" seru Edward dengan nada tinggi, mencoba membangunkan sepupu-sepupunya yang masih sangat mengantuk.“Hari masih terang begini. Lo bertiga mana pada asyik ngorok! Mana jiwa kepemimpinan kalian selama ini?” Edward terus saja mengoceh di hadapan para sepupunya.Bobby menggosok-gosok matanya dan memandang Edward dengan pandangan kesal. "Edward! ngapain Lo mengganggu tidur kami seperti ini? Kami butuh istirahat setelah mencari keberadaanmu seharian kemarin!" protes Bobby dengan suara lantang.Ronand mengangguk setuju, "Ya, Edward! Kami capek mencari keberadaanmu kemarin. Kami sangat khawatir denganmu dan tidak tahu apa yang terjadi. Tidak adil jika Lo membangunkan kami dengan cara seperti ini.” Ronand ikut-ikutan menjadi sangat kesal.Jemy,
last updateDernière mise à jour : 2025-03-20
Read More

BAB. 29 Misi Membujuk Edward Menerima Perjodohan

Siang itu suasana di dalam kantor Edward terasa tenang. Di luar, matahari bersinar cerah, menembus kaca jendela besar dan menerangi ruangan yang penuh dengan furnitur mewah dan modern. Edward duduk di sofa bersama ketiga sepupunya, Ronand, Bobby, dan Jemy. Menunggu kedatangan Asisten Aksa untuk memesan makan siang untuk mereka."Ed, kapan terakhir kali kita makan siang bareng?" tanya Ronand sambil melemparkan senyum lebar. “Gue lupa, Bro!” sahut Edward singkat."Waduh, parah! Masa Lo lupa? Ya sudah kalau begitu. Siang ini Lo harus mentraktir kita!" tutur Ronand.Bobby dan Jemy mengangguk setuju, wajah mereka penuh harap. Edward pun berkata,"Baiklah, baiklah. Kalian ini selalu saja membuat keributan," ucap Edward. Bersamaan dengan itu, Aksa masuk ke dalam ruangannya. Edward pun segera memerintahkan sang asisten."Aksa, bisakah kamu pesan makan siang untuk kita di kafetaria? Pastikan makanannya yang enak, ya."Aksa, sang asisten yang setia, segera mengangguk dan mengeluarkan ponselny
last updateDernière mise à jour : 2025-03-20
Read More

BAB. 30 Ingin Bertemu Zuri

Setelah selesai mengobrol dengan Edward di ruangan pribadinya, Ronand dan Jemy berdiri dan merapikan pakaian mereka.Keduanya tahu bahwa pertemuan berikutnya adalah rapat penting bersama Edward, yang akan menentukan arah proyek besar yang sedang mereka kerjakan. Mereka berdua saling mengangguk, mengisyaratkan kesiapan keduanya, lalu keluar dari ruangan Edward."Bro … sepertinya kita harus segera ke ruang rapat," ucap Ronand sambil melirik jam tangannya. "Rapatnya dimulai dalam lima menit," seru Edward mengingatkan kedua sepupunya."Benar, Bro." jawab Jemy sambil mengikuti langkah cepat Ronand. "Aku harap semua berjalan lancar," tukas Edward lagi.Mereka pun berjalan menyusuri koridor yang lebar dan modern, dengan lantai marmer mengkilap dan dinding berlapis panel kayu elegan. Suasana kantor terasa sibuk namun tertata rapi. Karyawan berlalu-lalang, masing-masing sibuk dengan tugas mereka, namun tetap memberikan senyum dan sapaan hormat Edward, Ronand, Bobby dan Jemy, para petinggi pe
last updateDernière mise à jour : 2025-03-20
Read More
Dernier
123456
...
9
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status