Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 26 Keinginan Bunda Ayu

Share

BAB. 26 Keinginan Bunda Ayu

last update Last Updated: 2025-03-17 11:26:49

Masih berada di ruangan kantor Edward yang megah dihiasi dengan rona kemewahan dan kehangatan. Bunda Ayu duduk di sofa empuk di hadapan putranya. Sementara Edward duduk di seberangnya, ekspresi wajahnya bercampur antara rasa penasaran dan khawatir tentang kalimat apa yang hendak sang ibu akan katakan kepadanya.

Bunda Ayu dengan suara lembut berkata,

“Edward, ada satu hal yang ingin Bunda bicarakan denganmu dan ini adalah sesuatu yang sangat penting,” ulang sang ibu.

Edward mengangkat alis, semakin penasaran.

“Apa itu, Bunda? Memangnya Bunda mau mengatakan apa?” sergah Edward bingung.

Bunda Ayu lalu mengambil napas dalam-dalam, sembari berkata,

“Aku ingin membicarakan tentang pernikahan kepadamu.”

Edward sangat terkejut mendengar ucapan sang ibu,

“Apa? Pernikahan? Bunda jangan ngaco, dong!” ucap Edward tak suka mendengar perkataan ibunya barusan.

“Edward, Bunda sedang tidak bercanda. Bunda ingin kamu segera menikah! Titik!” tegas Nyonya Rahayu kepada putranya.

Edward memandang ibunya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 27 Edward Dipaksa Menikah

    Nyonya Rahayu masih berada di ruang kebesaran sang putra, Edward, masih dengan wajah serius. "Edward, Bunda hanya menginginkan satu hal kepadamu saat ini.”Edward mengangkat kepalanya yang dari tadi menunduk. "Iya, Bunda. Katakan saja, apa yang Bunda inginkan dariku?” tuturnya dengan wajah lesu. Sepertinya Edward telah mengetahui arah pembicaraan sang ibu.Nyonya Rahayu mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Edward, seperti yang Bunda katakan tadi. Bunda hanya ingin kamu menikah. Bunda merasa sudah waktunya kamu pantas untuk memiliki keluarga sebuah sendiri," ujarnya dengan tegas.Edward nampak terkejut mendengar permintaan tersebut. "Tapi Bunda, aku belum siap untuk menikah. Aku masih ingin fokus pada karirku dan mengejar impian-impianku," ucap Edward dengan lembut.Pria itu mencoba untuk meluluhkan hati ibunya yang menginginkannya untuk segera menikah.Nyonya Rahayu menggelengkan kepala dengan tegas. "Edward, kamu harus mengerti bahwa menikah adalah bagian dari kehi

    Last Updated : 2025-03-17
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 28 Tak Sengaja Bertemu

    Bobby, Ronand, dan Jemy terbangun dengan kaget saat merasakan tubuhnya diguncang-guncang oleh Edward yang ingin membangunkan mereka. Ketiga pria tampan itu merasa terganggu tidurnya dan sedikit kesal dengan perlakuan tersebut."Bangun kalian, pemalas!" seru Edward dengan nada tinggi, mencoba membangunkan sepupu-sepupunya yang masih sangat mengantuk.“Hari masih terang begini. Lo bertiga mana pada asyik ngorok! Mana jiwa kepemimpinan kalian selama ini?” Edward terus saja mengoceh di hadapan para sepupunya.Bobby menggosok-gosok matanya dan memandang Edward dengan pandangan kesal. "Edward! ngapain Lo mengganggu tidur kami seperti ini? Kami butuh istirahat setelah mencari keberadaanmu seharian kemarin!" protes Bobby dengan suara lantang.Ronand mengangguk setuju, "Ya, Edward! Kami capek mencari keberadaanmu kemarin. Kami sangat khawatir denganmu dan tidak tahu apa yang terjadi. Tidak adil jika Lo membangunkan kami dengan cara seperti ini.” Ronand ikut-ikutan menjadi sangat kesal.Jemy,

    Last Updated : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 29 Misi Membujuk Edward Menerima Perjodohan

    Siang itu suasana di dalam kantor Edward terasa tenang. Di luar, matahari bersinar cerah, menembus kaca jendela besar dan menerangi ruangan yang penuh dengan furnitur mewah dan modern. Edward duduk di sofa bersama ketiga sepupunya, Ronand, Bobby, dan Jemy. Menunggu kedatangan Asisten Aksa untuk memesan makan siang untuk mereka."Ed, kapan terakhir kali kita makan siang bareng?" tanya Ronand sambil melemparkan senyum lebar. “Gue lupa, Bro!” sahut Edward singkat."Waduh, parah! Masa Lo lupa? Ya sudah kalau begitu. Siang ini Lo harus mentraktir kita!" tutur Ronand.Bobby dan Jemy mengangguk setuju, wajah mereka penuh harap. Edward pun berkata,"Baiklah, baiklah. Kalian ini selalu saja membuat keributan," ucap Edward. Bersamaan dengan itu, Aksa masuk ke dalam ruangannya. Edward pun segera memerintahkan sang asisten."Aksa, bisakah kamu pesan makan siang untuk kita di kafetaria? Pastikan makanannya yang enak, ya."Aksa, sang asisten yang setia, segera mengangguk dan mengeluarkan ponselny

    Last Updated : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 30 Ingin Bertemu Zuri

    Setelah selesai mengobrol dengan Edward di ruangan pribadinya, Ronand dan Jemy berdiri dan merapikan pakaian mereka.Keduanya tahu bahwa pertemuan berikutnya adalah rapat penting bersama Edward, yang akan menentukan arah proyek besar yang sedang mereka kerjakan. Mereka berdua saling mengangguk, mengisyaratkan kesiapan keduanya, lalu keluar dari ruangan Edward."Bro … sepertinya kita harus segera ke ruang rapat," ucap Ronand sambil melirik jam tangannya. "Rapatnya dimulai dalam lima menit," seru Edward mengingatkan kedua sepupunya."Benar, Bro." jawab Jemy sambil mengikuti langkah cepat Ronand. "Aku harap semua berjalan lancar," tukas Edward lagi.Mereka pun berjalan menyusuri koridor yang lebar dan modern, dengan lantai marmer mengkilap dan dinding berlapis panel kayu elegan. Suasana kantor terasa sibuk namun tertata rapi. Karyawan berlalu-lalang, masing-masing sibuk dengan tugas mereka, namun tetap memberikan senyum dan sapaan hormat Edward, Ronand, Bobby dan Jemy, para petinggi pe

    Last Updated : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 31 Pertemuan Tak Terduga

    Jemy segera keluar dari ruang meeting setelah rapat yang berlangsung lebih lama dari yang dia pikirkan.Edward dan Bobby yang sedang fokus dengan materi meeting hanya bisa melongo melihat kepergian Jemy yang terlihat bagai sedang dikejar makhluk halus.Dengan langkah cepat, pria itu berjalan melalui koridor gedung EK Corp yang modern dan penuh dengan karyawan yang sibuk. Jemy tahu bahwa dia harus bertemu Zuri secepat mungkin. Mereka sudah lama tidak bertemu, dan Jemy ingin memanfaatkan waktu senggang yang langka ini untuk berbincang dengan sahabatnya.Dengan sepatu kulit hitamnya yang berkilau, Jemy bergegas menuju lift. Dia menekan tombol panah bawah dengan cemas, berharap lift segera tiba. Sambil menunggu, Jemy memeriksa jam tangannya dan menghela napas lega ketika pintu lift terbuka. Sang pria lalu masuk ke dalam lift yang kosong dan menekan tombol satu menuju ke lantai dasar gedung. Perjalanan lift terasa lambat, meski hanya beberapa detik.Begitu pintu lift terbuka, Jemy segera

    Last Updated : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 32 Bobby VS Jemy = Zuri

    "Ya, aku kerja di divisi umum bagian pengarsipan dan penghancuran dokumen. Lumayan sibuk, tapi aku menikmatinya," jawab Zuri."Kerjaan kamu pasti banyak tantangannya. Aku kagum sama orang yang bisa bekerja dengan rapi dan teratur seperti itu," puji Bobby, berusaha menunjukkan kekagumannya.Jemy semakin tak suka melihat interaksi antara Zuri dan Bobby. Dia pun ikut memuji sahabatnya,"Bobby, Zuri ini sangat berbakat di bidangnya. Aku selalu bangga sama dia."Zuri tersipu dan menatap Jemy dengan rasa terima kasih. "Kamu selalu mendukung aku, Jem. Aku beruntung punya sahabat seperti kamu."“Iya, dong! Segalanya untukmu, Zuri!” ucap Jemy sambil terus menatap Bobby tajam mengisyaratkan ketidaksukaannya.Bahkan Jemy beberapa kali mengirim sinyal kepada Bobby untuk segera meninggalkan kafe itu. Namun sang sepupu malah sama sekali tidak menggubris keinginannya.Sehingga percakapan mereka terus berlanjut dengan topik yang beragam. Bobby mulai merasa lebih nyaman dan menikmati momen tersebut. D

    Last Updated : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 33 Bobby Mengungkapkan Perasaannya

    Edward baru saja menyelesaikan rapat yang melelahkan di ruang konferensi kantornya. Pria itu terlihat merapikan berkas-berkas di atas meja sambil menghela napas panjang. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai proyek dan deadline yang menumpuk dan hendak keluar dari ruang meeting itu.Namun, dari sudut matanya, Edward kembali menangkap sosok yang sudah beberapa kali mengusik perhatiannya.“Gadis cantik berkacamata itu lagi?” gumam Edward.Sang gadis terlihat membawa banyak berkas di tangannya, dan berjalan cepat di lorong kantor. Rambut panjangnya tergerai rapi, dan penampilannya selalu terlihat profesional. Edward memperhatikannya sejenak, tapi segera mengalihkan pandangannya kembali ke berkas-berkas di depannya. "Bos Edward, Anda sudah bisa keluar sekarang," ucap Asisten Aksa, sambil melongokkan kepala ke dalam ruangan."Oh, terima kasih, Aksa. Aku akan segera menyusul," jawab Edward dengan senyum tipis.Namun, pikirannya tetap tertuju pada gadis itu. Edward sudah beberapa kali melihat

    Last Updated : 2025-03-20
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 34 Gadis Misterius

    Edward Kenneth seorang CEO tampan, pemimpin perusahaan EK Corp. Berencana untuk melakukan penyamaran demi untuk memuluskan rencananya mencari tahu siapakah perempuan misterius yang selalu ada dan terlihat nyata di depan matanya namun tidak dapat dijangkau olehnya, sedikitpun. Hari ini Edward berangkat ke kantor sendiri tanpa sang asisten, Aksa yang selalu mengikutinya. Pagi itu, Edward keluar dari mobilnya nya dengan tergesa-gesa. Dia sudah terlambat beberapa menit dari jadwal biasanya. Matahari pagi yang baru saja menyingsing memberikan cahaya lembut yang menerangi trotoar yang mulai ramai oleh orang-orang yang bergegas menuju tempat kerja masing-masing. Edward menyipitkan mata melihat arlojinya dan mempercepat langkah menuju gedung kantornya yang menjulang tinggi di tengah kota.Sesampainya di lobi gedung, Edward mendapati kerumunan karyawan yang juga menunggu lift. Dia berdiri di belakang beberapa orang, mencoba untuk tetap tenang meskipun rasa gelisah karena keterlambatan mulai

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 91 Bertemu Opa Bram

    Di jalanan Kota Jakarta,“Sial! Sial! Sial!” gerutu Edward sambil memukul-mukul keras setir mobil.Pasalnya pria itu masih saja terjebak kemacetan Kota Jakarta yang begitu hakiki. “Kenapa mesti sekarang, macetnya?” kesalnya lagi.Amarah semakin memuncak di dalam dirinya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena jalanan memang sedang macet-macetnya. Pria tampan itu hanya bisa sabar untuk saat ini.Setelah beberapa saat dalam perjalanan, akhirnya dia sampai juga. Edward pun melangkah cepat dan keluar dari mobilnya begitu sampai di depan rumah besar milik Opa Bram. Udara pagi yang sejuk tak mampu meredakan amarah yang membara di dadanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Edward langsung masuk melalui pintu depan, yang dibiarkan terbuka oleh asisten pribadi kakeknya, Geri.Asisten Geri terlihat sedang sibuk dengan beberapa orang mekanik yang sedang mengurusi koleksi mobil milik sang kakek. Tanpa menunggu lama lagi, Edward pun menanyakan keberadaan Opa Bram kepada sang asisten."Asisten

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 90 Ingin Menenangkan Diri

    Setelah Edward pergi dengan langkah cepat dan marah dari apartemen, Zuri hanya bisa menatap pintu yang baru saja tertutup keras dengan perasaan campur aduk. Air mata yang dari tadi dia tahan kini mulai mengalir perlahan. Dia mengambil napas panjang, mencoba menenangkan diri. Dia tahu Edward marah besar karena dokumen penting milik Opa Bram, namun Zuri merasa tidak adil karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya."Kenapa Mas Edward gak mau dengar aku dulu?" gumam Zuri pelan, sambil mengusap wajahnya yang mulai memerah karena menangis.Dia tahu sekarang bukan saat yang tepat untuk terus menangis. Zuri sadar, jika dirinya perlu menenangkan diri, terutama karena dia harus menjaga kesehatannya, bukan hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi juga untuk bayi yang sedang tumbuh di dalam rahimnya. Perlahan, Zuri menurunkan tangan dan mengusap lembut perutnya yang masih datar, sambil tersenyum kecil.“Maaf, Sayang. Mommy janji akan jaga kamu baik-baik," bisiknya lembut.Setelah meras

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 89 Edward Semakin Marah

    Beberapa saat yang lalu,Edward berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemen mereka yang luas dan mewah. Matanya tak henti-hentinya menatap setumpuk dokumen di tangannya, wajahnya memerah karena emosi yang semakin memuncak. Di hadapannya, Zuri, istrinya, berdiri dengan tatapan penuh kecemasan. Air mata menggenang di matanya, sementara tangannya gemetar mencoba meraih lengan Edward.“Mas Edward, please. Dengarkan aku dulu. Aku ingin menjelaskan semuanya.” Zuri berusaha bicara, tapi suaranya terdengar seperti pecahan kaca yang sia-sia di hadapan dinding emosi yang dibangun oleh suaminya.Tanpa menjawab, Edward menghempaskan tumpukan dokumen itu ke atas meja dengan kasar, membuat suara keras yang menggema di seluruh ruangan. Dokumen-dokumen itu berserakan, beberapa halaman terlempar ke lantai, memperlihatkan judul-judul mencolok tentang “Misi Rahasia.” Ada cap tebal di pojok kanan atas yang bertuliskan: KONFIDENSIAL. Edward mendekatkan tangannya ke wajah, mengusap pelipisnya dengan ge

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 88 Edward Marah Besar

    Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan dari bandara Internasional Soekarno-Hatta, Edward akhirnya tiba di apartemen tempat tinggalnya bersama sang istri, Zuri. Dia baru saja kembali dari perjalanan dinas luar kota selama tiga hari lamanya.Berjuta kerinduan untuk Zuri tercipta sempurna di dalam hati Edward. Ingin rasanya secepatnya dia memeluk istrinya dan melepaskan segala penat dan lelahnya selama berada di luar kota.Sebagai seorang CEO EK Corp, hari-harinya dipenuhi dengan rapat, strategi, dan tekanan besar. Namun, saat ini, pikirannya tertuju hanya pada satu hal yaitu bertemu Zuri, istrinya yang selalu menjadi tempatnya bersandar setelah hari yang panjang. Edward menarik napas dalam-dalam dan memijit pelipisnya, mencoba meredakan rasa capeknya.Edward pun menekan kata sandi apartemen, pintu segera terbuka, dan dia pun mulai melangkah masuk. Pria tampan itu merasa lega bisa kembali ke rumah. Edward pun mulai memanggil nama istrinya,“Zuri, aku pulang,” serunya sambil melepas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status