Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Wanita Yang Kau Pilih: Chapter 51 - Chapter 60

116 Chapters

51. Salah Tangkap

Porsche hitam itu melaju cepat meninggalkan halaman rumah mewah yang dijaga oleh beberapa satpam. Sang pengemudi hanya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong, ada amarah yang ingin dia salurkan, tapi dia sangat sadar kalau melajukan mobilnya sekencang ini akan membahayakan dirinya dan juga orang lain, dia bukan lagi anak SMA yang suka balapan liar.“Sial,” makinya kesal. Dipukulnya kemudi itu dengan marah. Malam yang merambat naik membuat jalanan sedikit lengang, apalagi ditambah gerimis yang sejak sore mengguyur kota ini, membuat suasana makin sepi.Laksa terus saja mengemudikan mobilnya, entah akan ke mana laki-laki itu, yang jelas Laksa hanya ingin sekedar menjauh, menghindar sejauh mungkin dari Luna. Setelah satu jam mobil mewah itu melaju tak tentu arah, Laksa akhirnya berhenti tepat di depan sebuah jembatan panjang yang juga tampak sepi. Sejenak dia termangu, terlalu bergelut dengan campur aduk perasaan, membuat Laksa tak sadar ke mana dia m
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

52. Tak Terpikir

“Aku tidak tahu kalau kamu sampai sedepresi itu sampai ingin bunuh diri.” Dirga menatap Laksa tajam, terlihat sekali kalau laki-laki itu sangat kesal pada sepupunya. “Dan kamu percaya?” “Tak ada asap kalau tak ada api.” “Sekarang banyak asap buatan, kamu tak perlu membuat api untuk menghasilkan asap.” Dirga yang sudah gemas dengan Laksa dengan semena-mena memukul kepala sepupunya itu. “Kalau kamu bukan sepupuku sudah dari dulu kamu aku kubur hidup-hidup.” Tanpa mempedulikan Dirga lagi, Laksa segera menuju arah mobilnya, tapi siapa sangka kalau Dirga malah masuk ke kursi penumpang mobilnya. “Kenapa kamu ikut mobilku?”“Itu yang dikatakan polisi tadi aku harus mengawalmu dan tidak memberimu kesempatan untuk bunuh diri.” “Sudah kukatakan aku tidak bunuh diri, polisi-polisi itu saja yang salah paham.” “Lalu apa yang kamu lakukan di pinggir sungai.” “Berpikir.” “Hah?” “Bukan, Hah tapi aku memang sedang berpikir, dan perlu k
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

53. Andai

Tanpa diusir dua kali Laksa langsung pergi dari sana, sedikit berlari dia mencari mobilnya dan mengemudikannya dengan kecepatan penuh. Bahkan dia tak peduli saat jarum spedometernya menunjuka angka lebih dari seratus. Yang ada di otaknya kini bagaimana secepatnya sampai di rumah dan mengetahui kondisi Luna. Mungkin benar kata Dirga dia telah menggadaikan otaknya, bisa-bisanya dia meninggalkan Luna sendiri yang sedang sakit, padahal kemarin saat dia sakit istrinya itu dengan setia merawatnya. Dia menengok arloji di tangannya sebentar, jarum jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Dia tak akan bisa tenang kalau belum mengetahui kondisi Luna. Tiba diperempatan Setia Budi, Laksa harus mengumpat saat lampu lalu lintas menyala merah, dan butuh satu menit sampai dia tertahan di sana. Dia melihat jalan yang sepi, sangat jarang memang orang yang berkeliaran di jam-jam seperti ini, dengan tekad kuat Laksa kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, tapi sia
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

54. Keputusan

“Bapak tunggu di luar saja, biar kami tangani ibu dulu,” kata seorang perawat saat Laksa ingin merangsek masuk ke dalam mendampingi Luna. “Tapi sus, istri saya sedang hamil.” “Iya pak kami mengerti, sekarang bapak lebih baik keluar dulu biar ibu bisa segera ditangani.” Mau tak mau Laksa keluar dari sana, dia menunggu dengan tak sabar, mondar-mandir di UGD. Dia benar-benar takut, kandungan Luna baru berumur beberapa minggu, kata dokter masih sangat rawan untuk keguguran. Laksa memang tidak menginginkan anak itu awalnya, tapi seiring berjalannya waktu, dia mulai menyayangi anak itu, anak yang bahkan detak jantungnya saja masih belum ada. Suara pintu ruangan yang terbuka bagai hembusan angin surga untuk Laksa, dia segera menyongsong seorang dokter yang keluar dari sana. “Bagaimana kondisi istri saya, Dok?” tanyanya cemas.“Kami sudah melakukan pertolongan pertama sebentar lagi dokter kandungan akan memeriksanya lagi, sekarang dia akan dipindahk
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

55. Serba Salah

Kalau boleh memilih antara mendapatkan mertua yang galak dan pemarah dengan mertua yang sabar dan bijak, Laksa lebih memilih yang pertama. Kenapa?Alasannya simple saja, orang galak dan pemarah lebih mudah dihadapi, apalagi dengan karisma dan uang yang dia miliki, tapi ayah Luna tidak begitu, mertuanya itu sangat baik padanya, bahkan meski sudah menduga bahwa Laksa tak sungguh-sungguh dengan pernikahannya dan Luna. Ada kekecewaan memang di mata laki-laki paruh baya itu, tapi mertuanya itu menyikapi dengan cara yang bijak, membuat Laksa begitu segan padanya. Apalagi mertuanya pernah berkata. Untuk mengambalikan Luna dengan baik-baik padanya, jika memang Laksa sudah tak menginginkan putrinya. Terdengar kejam memang untuk wejangan oarang tua yang putrinya baru dia nikahi. “Ayah, maaf saya ketiduran.” “Tidak apa-apa, Nak kamu pulanglah biar aku yang menjaga Luna.” “Ayah benar, Kakak pulang saja, bukankah sebentar lagi juga harus kerja.” Eh, La
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

56. Bunga Untuk Luna

“Saya mau bunga lily yang warna putih itu, Mbak, tolong rangkai yang cantik.” “Baik, Pak, apa mau dicampur bunga yang lain?” tanya sang penjual dengan ramah. “Mawar merah, boleh deh, Mbak.” Sang penjual bunga itu dengan cekatan menyiapkan pesanan Laksa, dan tak lama kemudian bunga mawar dan lily itu terangkai dengan sangat cantik, Laksa tersenyum puas melihatnya. “Terima kasih, mbak, semoga saya istri saya suka.” “Untuk istri ya, Pak saya kira untuk pacarnya.” Laksa hanya tersenyum saja mendengar komentar itu dan segera berlalu setelah membayar semuanya. Setelah bicara dengan ayah mertuanya, Laksa memang akhirnya pulang ke rumah, menyelesaikan pekerjaan yang memang tak bisa dia tinggalkan, dan akan kembali lagi ke rumah sakit saat sore hari, tapi diperjalanan dia teringat dengan kata-kata Dirga supaya minta maaf pada Luna. Dan dari pengalamannya dengan wanita-wanita yang pernah dekat dengannya, bunga adalah cara minta maaf yang paling efektif
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

57. Pernyataan Hati

“Kenapa pintunya dikunci, Kak?” tanya Luna heran melihat Laksa langsung mengunci pintu ruang rawatnya sesaat setelah Vira dan Vano, meninggalkan ruangan itu. “Biar tidak ada yang mengganggu.”“Mengganggu kenapa mereka hanya menjenguk?” Laksa menghela napas, melempar kode pada Luna seperti melempar kail ke sungai yang tidak ada ikannya, jadi dia memutuskan untuk bicara apa adanya. “Aku juga sudah bilang pada suster, supaya tak mengijinkan seseorang menjengukmu.” “Tapi kenapa begitu, aku memang yakin tidak ada yang menjengukku lagi, tapi bagaimana kalau ayah kembali.” “Ayah sudah pulang ke rumah, beliau baru saja menghubungiku.” Luna beringsut mundur saat Laksa melangkah ke arah ranjang yang dia tiduri.“Kakak memangnya mau apa?” tanya Luna menoleh ke kanan dan kirinya, tidak ada apapun yang bisa dia jadikan senjata. “Tentu saja yang dilakukan sepasang suami istri saat berdua saja, kenapa kamu terlihat takut padaku?”“Kakak menyeramkan,”
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

58. Pencuci Mulut

“Jadilah kekasihku.”Luna membulatkan matanya tak percaya, apa dia baru saja ditembak? Benarkah dalam kondisi seperti ini? Memakai baju rumah sakit? Wajah kusam yang hanya dibasuh dengan air dan penampilan yang pasti acak-acakan?Luna menggeleng tak percaya ini pasti mimpi. Dicobanya untuk mencubit tangannya sendiri. Ah! Sakit jadi ini tidak mimpi. Tapi juga tidak nyata. Luna memandang tajam laki-laki di depannya, dia memang gadis yang polos dan belum pernah pacaran, tapi bukan berarti dia mau untuk dipermainkan.Atau laki-laki ini sedang mabuk atau sedang patah hati akut. Jahat sekali kalau memang itu yang terjadi. Seketika perasaan mellow menyelimuti hati Luna, miris sekali memang kisah cintanya. Padahal Luna sangat mengidolakan cinderella yang menemukan pangeran tampan dan hidup bahagia selamanya. Hidup memang tak seindah dongeng pengantar tidur. “Kamu tidak usah terburu-buru menjawabnya, aku bisa menunggu, sementara kita jalani s
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

59. Langkah awal

“Kamu mau aku bantu mandi?’ tanya Laksa ringan.Tapi mampu membuat Luna melototkan matanya kaget, apa-apan suaminya ini, baru saja mereka baikan mau mengajak berantem lagi apa. “Matanya nggak usah melotot gitu, kalau nggak mau ya sudah.” “Kak Laksa niat banget modusnya.” “Kok modus, apa salahnya aku membantu istri yang sedang sakit, kamu pasti akan kesulitan dengan infus di tanganmu itu.” Pagi ini setalah dokter melakukan visite pagi dan sudah memperbolehkan Luna pulang, dengan semangat Laksa langsung mengemasi semua barang-barang mereka... kecuali peralatan mandi, karena mereka tak mungkin keluar ruangan tanpa mandi terlebih dahulu. Luna termangu, ucapan Laksa yang memang ingin lebih dekat dengannya ternyata tidak main-main setelah pembicaraan mereka kemarin malam, Laksa menjadi lebih berani untuk memberikan perhatian lebih padanya, meski Luna belum menyetujui permintaan laki-;alo itu. Dan tak ada salahnya memang status mereka yang sudah sah dimata
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

60. Proses

Luna turun dari mobil di bantu Laksa dan langsung di sambut oleh sang kakek yang menunggunya di atas kursi roda. “Kamu akhirnya pulang juga, maaf opa tak bisa menjenguk ke rumah sakit.” Luna berjalan menghampiri laki-laki tua itu dan memelukanya singakat. “Luna malah khawatir kalu opa pergi ke rumah sakit.” Sang kakek berdecak kesal. “Kamu memiliki terlalu banyak kekhawatiran, opa masih kuat kalau hanya menjenguk ke rumah sakit, Laksa saja yang terlalu berlebihan melarang opa ke sana.” “Itu karena kak Laksa sayang opa, benarkan, Kak,” Luna menoleh pada Laksa yang malah memalingkan muka ke arah lain. Luna kembali menatap sang kakek saat terdengar tawanya. “Baiklah aku mengerti, Nak, ayo masuk, bukankah kamu tidak boleh terlalu capek. Luna masih memandang Laksa dengan kening berkerut, kenapa suaminya itu jadi bersiakap aneh, bukankah dia benar, Laksa melarang sang kakek karena menyayanginya dan tak ingin terjadi hal yang buruk. “Jadi bagaimana kondis
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status