Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Wanita Yang Kau Pilih: Chapter 41 - Chapter 50

116 Chapters

41. Akibat Tindakan

Ini keempat kalinya Laksa sudah ke kamar mandi. Luna melongok jam dinding yang sudah menunjukakan angka sepuluh malam, dia menghela napas pelan, tangannya saling meremas gugup. Sejak kapan aku jadi sepengecut ini, batin Luna mengejek dirinya sendiri.Tapi kali ini dia sangat merasa bersalah pada Laksa, meski bukan sepenuhnya salah Luna karena laki-laki itu bahkan tak mau mendengarkan omongannya. Setelah makan soto yang sangat pedas tadi siang, malam ini Laksa makan dua piring nasi dengan lauk gudeg buatan neneknya dan jangan lupakan sambal yang lagi-lagi menemani makannya, padahal Laksa sendiri yang bilang dia tak terlalu kuat makan makanan pedas, tapi laki-laki itu tetap saja nekad. “Kak! Kak Laksa baik-baik saja?” tanya Luna memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar mandi tempat Laksa bertapa selama hampir setengah jam. Terdengar bunyi pintu yang terbuka pelan. Dan Laksa muncul dari sana dengan wajah sepucat mayat dan... lemas. “Kakak baik-baik
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

42. Cobaan Hati

Dia harus berjuang keras untuk mencapai lemari pakaian Laksa dan mengambilkan baju ganti untuk laki-laki itu, kakinya sudah seperti Jeli yang sulit untuk digerakkan. “Aku... mau buatkan bubur untuk Kak Laksa,” kata Luna dengan terbata, setelah memberikan baju pada Laksa. “Lho dalamannya mana, Lun?” tanya Laksa dengan tampang kalem. Tuhan kenapa cobaan darimu berat sekali. “Kak Laksa bisa pilih sendiri, di laci,” “Kenapa kamu tidak mengambilkan sekalian.” “Ih Kak Laksa ya karena aku nggak mau,” kata Luna kesal setengah mati, mukanya sudah seperti kepiting rebus. “Wah apa kamu malu melihat pakaian dalamku, bukankah kamu sudah lihat isinya juga,” kata Laksa jahil yang dijawab Luna dengan bantingan pintu kamarnya. Sungguh Luna tak biasa dengan guyonan ala laki-laki dewasa seperti itu, dadanya berdegup sangat kencang. “Laksa sia- ups... tak boleh mengumpat aku tidak boleh mengajari anakku mengumpat, apalagi mengumpati ayahnya,” gumam Luna yan
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

43. Rumah yang Tepat

Mengingat insiden tadi pagi Luna rasanya tak punya muka bahkan untuk melihat bayangan Laksa. Dia yakin otaknya memang sudah konslet karena hanya memikirkan kejadian tadi pagi saja, sialnya bahkan dia bisa melihat dengan jelas penampakan Laksa tanpa sehelai kainpun –meski ini bukan yang pertama– tapi tetap saja dalam konteks yang berbeda. Pikirannya terus saja menyalahkan laki-laki itu, kenapa tak mengunci pintu? Mengapa tidak ganti baju di kamar mandi saja?Setelah menganalisa dan menimbang beberapa lama di depan pintu kamar Laksa, Luna akhirnya memutuskan untuk mengetuk lagi kamar laki-laki itu, jujur saja dia khawatir dengan Laksa kalau dia masih sakit perut. “Kak! Aku masuk ya?” Luna menunggu beberapa saat sampai terdengar sahutan dari dalam. Luna segera membuka pintu begitu terdengar suara Laksa. Dilihatnya laki-laki itu malah berbaring lagi di atas tempat tidur dengan muka pucat. Seketika rasa khawatir mengalahkan rasa malu dalam hati Luna. “Kakak
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

44. Luna atau Raya

“Kamu terlihat nyaman bersamanya, apa itu juga alasan kamu mau menikahinya?” Laksa yang sedang mengamati Luna yang sedang bercanda bersama kakeknya, segera membalikkan badan. Sang ayah menatapnya dengan tenang. Laksa memang sudah terbiasa dengan ayahnya yang cenderung dingin dan kaku, laksa bahkan tak bisa mengingat kapan dia ngobrol santai dengan sang aya. Dia lalu berjalan mendekati sang ayah dan duduk di sampingnya. Sejenak Laksa terdiam matanya tidak lepas memandang Luna yang entah apa yang dia bicarakan dengan sang kakek, karena hanya raut kebahagian yang terlihat, tawanya yang renyah membuat Laksa tak sadar ikut tersenyum juga. “Bukankah papa tahu kalau mama yang minta aku menikahinya.” Sang ayah menggeleng tak percaya. “Apa kamu yakin itu alasannya? Aku tahu kamu memang menyayangi mamamu, tapi kamu bukan anak yang patuh, sampai mau melaksanakan apapun yang diperintahkan mamamu, apalagi ini menyangkut masa depanmu.” Laksa tersenyum sambil matany
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

45. My Love

Laksa sedang menyedekapkan kedua tangannya di dada, mengamati Luna yang sedang mengambilkannya baju ganti. Setelah pembicaraan dengan sang ayah yang membuatnya kagum pada wanita yang berstatus istrinya ini, bagaiamana tidak, dalam waktu singkat Luna berhasil mengambil hati semua keluarganya, padahal dia tahu wanita itu tidak melakukan apapun. Tidak ada hadiah mahal yang seperti Raya berikan pada keluarganya ataupun keuntungan bisnis yang akan keluarganya dapatkan darinya, Luna memang tak punya itu. Luna hanya punya sikap polos dan tulus. Ya tulus, karena sepengetahuan Laksa wanita itu memperlakukan keluarganya seperti keluarga kandung sendiri, dia tak segan untuk membuatkan masakan hasil karyanya yang tentu saja jauh di bawah standart koki profesional di rumahnya, atau menemani obrolan konyol kakeknya yang kadang membuat Laksa sendiri sakit kepala, dan jangan lupakan ayahnya yang seperti patung, bisa menampilkan senyum emasnya jika bicara dengan Luna. Tapi pada
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

46. Ungkapan Rasa

Luna rasanya ingin mengubur dirinya sendiri. Malu. Bahkan Luna juga mengabaikan keripik yang tadi menjadi rebutan dengan Laksa, membuat suaminya itu hanya bisa melongo memandang Luna. “Ah, kenapa aku harus cemburu segala memangnya aku punya hak apa.” Luna menutup kepalanya dengan bantal. Dia menghentak-hentakkan tubuhnya kesal. Laksa pasti tahu tentang perasaannya sekarang. Dan pasti laki-laki itu akan marah padanya, mereka memang memiliki perjanjian tak akan menghadirkan cinta dalam pernikahan ini, meski bagi Luna sangat sulit, karena nyatanya dia sudah menyukai Laksa jauh sebelum kejadian yang menimpa mereka. Apalagi sekarang Laksa yang selalu bersikap sangat manis padanya, membuat Luna tak mampu membendung luapan perasaannya yang membuncah. “Lun, kamu baik-baik saja, kenapa tiba-tiba ke kamar?” Luna menghentikan gerakan konyolnya dan duduk tegak begitu mendengar suara Laksa. “Aku baik-baik saja,
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

47. Tersangka Baru

Sudah sebulan lamanya sejak pernyataan Luna yang membuat Laksa tak enak hati. Malam itu mereka sepakat untuk saling menjaga jarak demi mengamankan hati masing-masing, meski Laksa sedikit keberatan dengan hal itu, tapi dia tak bisa berbuat banyak, dia tak mampu memberikan apa yang Luna inginkan, tepatnya hatinya masih ragu, ada Raya di luar sana yang masih berstatus kekasihnya, meski akhir-akhir ini mereka jarang sekali saling menyapa. “Mukamu terlihat sangat kusut, apa begitu berat pernikahanmu dengan wanita itu?” Dirga, memandang sepupunya dengan prihatin, dia tahu apa yang terjadi pada Laksa dan malam itu juga dia ada di sana, tapi sayang dia tak dapat menyelamatkan Laksa dari kejadian buruk itu. “Dia menjauh dariku,” kata Laksa lirih. “Siapa?” “Luna, siapa lagi, bukankah kamu tadi bertanya tentangnya,” jawab Laksa kesal. Dirga mengangguk, sudah biasa dengan sifat ketus Laksa yang kadang-kadang muncul. “Oh, aku sudah menyelidikinya lebih ja
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

48. Belajar Mendekat

Luna memandang semua makanan yang terhampar di depannya dengan tanpa minat. Rujak buah, manisan, keripik pisang, keripik singkong, keripik kentang semua ada di depannya, terhampar memanggil-manggil Luna untuk segera memakannya. Tapi wanita itu hanya menatap makanan itu dengan muka ditekuk. “Kamu nggak mau makan ini semua?” tanya Vira. “Rujak ini enak lho, aku sengaja beli buat kamu.” Vira menyuap rujak buah ke dalam mulutnya. “Kenapa kamu tiba-tiba baik banget, belikan aku semua ini.” Vira memandang Luna dengan gemas. “Aku males liat muka butek kamu setiap hari.” Luna menghela napasnya dalam, dia juga tidak ingin berwajah sedih seperti ini, tapi bagaimana Lagi, dia tidak dapat menyembunyikan ekspresi sedih di wajahnya, meski sudah dia paksakan menonton drama komedi yang mengundang tawa di ponselnya, nyatanya dia malah menangis sambil tertawa membuat Vira menatapnya marah dan merampas ponselnya. “Kamu kenapa lagi? Bertengkar dengan Laksa?” Bertengk
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

49. Arti Seorang Teman

“Kamu belum pulang? Ini sudah jam lima lho,” Vira yang baru saja keluar dari ruangannya, terkejut saat menemukan Luna masih duduk di lobi sanggar. Sanggar memang dibuka sampai malam, tapi baik Luna maupun Vira biasanya sudah pulang paling lambat jam empat sore, hanya saja hari ini gadis itu harus menyelesaikan laporan bulanan yang diminta kakaknya, jadi sedikit terlambat. “Aku mau menunggu di sini sebentar.” “Laksa mau menjemputmu? Kebetulan aku bisa kenalan,” kata Vira antusias.“Kamu terlihat senang akan bertemu Kak Laksa?” “Tentu saja, aku ingin berkenalan dengannya dan kalau perlu memberikan sedikit wejangan padanya, bagaimana menjadi suami yang baik.” “Kayak kamu pernah jadi suami saja,” komentar Luna sinis. “Tapi maaf mengecewakanmu aku hanya sedang menunggu jam enam saja.” “Ada apa dengan jam enam kenapa kamu menunggunya?” “Aku akan pergi ke dokter.” “Kamu sakit?” tanya Vira yang tiba-tiba khawatir.“Hanya sedikit tak enak badan
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

50. Rasa Sakit

Laksa berjalan mondar-mandir di teras depan rumahnya, sesekali matanya menatap ke arah ponselnya yang dari tadi tak mau bersuara. Bahkan sudah menghubungi ayah mertuanya untuk menanyakan di mana Luna, tapi sang ayah juga sama bingungnya dengan Laksa karena tak biasanya Luna pulang semalam ini. Dia menyesali panggilan Luna yang tadi tak terdengar olehnya saat meeting, apa Luna menghubunginya untuk minta ijin ke suatu tempat, tapi kenapa tidak kirim pesan saja, kalau Laksa tak mengangkat teleponnya?Atau sekarang Luna dalam bahaya? Pikiran itu langsung ditepis jauh oleh Laksa, dia tak akan sanggup membayangkan kalau sesuatu yang buruk pada Luna dan bayi dalam kandungannya.Berkali-kali Laksa menghubungi ponsel Luna, tapi ponselnya mati, Laksa juga sudah menghubungi nomor yang diberikan ayah Luna tapi lagi-lagi, tak ada jawaban dari seberang sana, membuatnya frustasi sendiri. Hubungan mereka memang sedang tak baik-baik saja, dalam artian mereka memang saling mem
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status