Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / 44. Luna atau Raya

Share

44. Luna atau Raya

Author: Ajeng padmi
last update Huling Na-update: 2025-02-20 16:33:11

“Kamu terlihat nyaman bersamanya, apa itu juga alasan kamu mau menikahinya?”

Laksa yang sedang mengamati Luna yang sedang bercanda bersama kakeknya, segera membalikkan badan. Sang ayah menatapnya dengan tenang.

Laksa memang sudah terbiasa dengan ayahnya yang cenderung dingin dan kaku, laksa bahkan tak bisa mengingat kapan dia ngobrol santai dengan sang aya. Dia lalu berjalan mendekati sang ayah dan duduk di sampingnya.

Sejenak Laksa terdiam matanya tidak lepas memandang Luna yang entah apa yang dia bicarakan dengan sang kakek, karena hanya raut kebahagian yang terlihat, tawanya yang renyah membuat Laksa tak sadar ikut tersenyum juga.

“Bukankah papa tahu kalau mama yang minta aku menikahinya.”

Sang ayah menggeleng tak percaya. “Apa kamu yakin itu alasannya? Aku tahu kamu memang menyayangi mamamu, tapi kamu bukan anak yang patuh, sampai mau melaksanakan apapun yang diperintahkan mamamu, apalagi ini menyangkut masa depanmu.”

Laksa tersenyum sambil matany
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Wanita Yang Kau Pilih   45. My Love

    Laksa sedang menyedekapkan kedua tangannya di dada, mengamati Luna yang sedang mengambilkannya baju ganti. Setelah pembicaraan dengan sang ayah yang membuatnya kagum pada wanita yang berstatus istrinya ini, bagaiamana tidak, dalam waktu singkat Luna berhasil mengambil hati semua keluarganya, padahal dia tahu wanita itu tidak melakukan apapun. Tidak ada hadiah mahal yang seperti Raya berikan pada keluarganya ataupun keuntungan bisnis yang akan keluarganya dapatkan darinya, Luna memang tak punya itu. Luna hanya punya sikap polos dan tulus. Ya tulus, karena sepengetahuan Laksa wanita itu memperlakukan keluarganya seperti keluarga kandung sendiri, dia tak segan untuk membuatkan masakan hasil karyanya yang tentu saja jauh di bawah standart koki profesional di rumahnya, atau menemani obrolan konyol kakeknya yang kadang membuat Laksa sendiri sakit kepala, dan jangan lupakan ayahnya yang seperti patung, bisa menampilkan senyum emasnya jika bicara dengan Luna. Tapi pada

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Wanita Yang Kau Pilih   46. Ungkapan Rasa

    Luna rasanya ingin mengubur dirinya sendiri. Malu. Bahkan Luna juga mengabaikan keripik yang tadi menjadi rebutan dengan Laksa, membuat suaminya itu hanya bisa melongo memandang Luna. “Ah, kenapa aku harus cemburu segala memangnya aku punya hak apa.” Luna menutup kepalanya dengan bantal. Dia menghentak-hentakkan tubuhnya kesal. Laksa pasti tahu tentang perasaannya sekarang. Dan pasti laki-laki itu akan marah padanya, mereka memang memiliki perjanjian tak akan menghadirkan cinta dalam pernikahan ini, meski bagi Luna sangat sulit, karena nyatanya dia sudah menyukai Laksa jauh sebelum kejadian yang menimpa mereka. Apalagi sekarang Laksa yang selalu bersikap sangat manis padanya, membuat Luna tak mampu membendung luapan perasaannya yang membuncah. “Lun, kamu baik-baik saja, kenapa tiba-tiba ke kamar?” Luna menghentikan gerakan konyolnya dan duduk tegak begitu mendengar suara Laksa. “Aku baik-baik saja,

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Wanita Yang Kau Pilih   47. Tersangka Baru

    Sudah sebulan lamanya sejak pernyataan Luna yang membuat Laksa tak enak hati. Malam itu mereka sepakat untuk saling menjaga jarak demi mengamankan hati masing-masing, meski Laksa sedikit keberatan dengan hal itu, tapi dia tak bisa berbuat banyak, dia tak mampu memberikan apa yang Luna inginkan, tepatnya hatinya masih ragu, ada Raya di luar sana yang masih berstatus kekasihnya, meski akhir-akhir ini mereka jarang sekali saling menyapa. “Mukamu terlihat sangat kusut, apa begitu berat pernikahanmu dengan wanita itu?” Dirga, memandang sepupunya dengan prihatin, dia tahu apa yang terjadi pada Laksa dan malam itu juga dia ada di sana, tapi sayang dia tak dapat menyelamatkan Laksa dari kejadian buruk itu. “Dia menjauh dariku,” kata Laksa lirih. “Siapa?” “Luna, siapa lagi, bukankah kamu tadi bertanya tentangnya,” jawab Laksa kesal. Dirga mengangguk, sudah biasa dengan sifat ketus Laksa yang kadang-kadang muncul. “Oh, aku sudah menyelidikinya lebih ja

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Wanita Yang Kau Pilih   48. Belajar Mendekat

    Luna memandang semua makanan yang terhampar di depannya dengan tanpa minat. Rujak buah, manisan, keripik pisang, keripik singkong, keripik kentang semua ada di depannya, terhampar memanggil-manggil Luna untuk segera memakannya. Tapi wanita itu hanya menatap makanan itu dengan muka ditekuk. “Kamu nggak mau makan ini semua?” tanya Vira. “Rujak ini enak lho, aku sengaja beli buat kamu.” Vira menyuap rujak buah ke dalam mulutnya. “Kenapa kamu tiba-tiba baik banget, belikan aku semua ini.” Vira memandang Luna dengan gemas. “Aku males liat muka butek kamu setiap hari.” Luna menghela napasnya dalam, dia juga tidak ingin berwajah sedih seperti ini, tapi bagaimana Lagi, dia tidak dapat menyembunyikan ekspresi sedih di wajahnya, meski sudah dia paksakan menonton drama komedi yang mengundang tawa di ponselnya, nyatanya dia malah menangis sambil tertawa membuat Vira menatapnya marah dan merampas ponselnya. “Kamu kenapa lagi? Bertengkar dengan Laksa?” Bertengk

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Wanita Yang Kau Pilih   49. Arti Seorang Teman

    “Kamu belum pulang? Ini sudah jam lima lho,” Vira yang baru saja keluar dari ruangannya, terkejut saat menemukan Luna masih duduk di lobi sanggar. Sanggar memang dibuka sampai malam, tapi baik Luna maupun Vira biasanya sudah pulang paling lambat jam empat sore, hanya saja hari ini gadis itu harus menyelesaikan laporan bulanan yang diminta kakaknya, jadi sedikit terlambat. “Aku mau menunggu di sini sebentar.” “Laksa mau menjemputmu? Kebetulan aku bisa kenalan,” kata Vira antusias.“Kamu terlihat senang akan bertemu Kak Laksa?” “Tentu saja, aku ingin berkenalan dengannya dan kalau perlu memberikan sedikit wejangan padanya, bagaimana menjadi suami yang baik.” “Kayak kamu pernah jadi suami saja,” komentar Luna sinis. “Tapi maaf mengecewakanmu aku hanya sedang menunggu jam enam saja.” “Ada apa dengan jam enam kenapa kamu menunggunya?” “Aku akan pergi ke dokter.” “Kamu sakit?” tanya Vira yang tiba-tiba khawatir.“Hanya sedikit tak enak badan

    Huling Na-update : 2025-02-21
  • Wanita Yang Kau Pilih   50. Rasa Sakit

    Laksa berjalan mondar-mandir di teras depan rumahnya, sesekali matanya menatap ke arah ponselnya yang dari tadi tak mau bersuara. Bahkan sudah menghubungi ayah mertuanya untuk menanyakan di mana Luna, tapi sang ayah juga sama bingungnya dengan Laksa karena tak biasanya Luna pulang semalam ini. Dia menyesali panggilan Luna yang tadi tak terdengar olehnya saat meeting, apa Luna menghubunginya untuk minta ijin ke suatu tempat, tapi kenapa tidak kirim pesan saja, kalau Laksa tak mengangkat teleponnya?Atau sekarang Luna dalam bahaya? Pikiran itu langsung ditepis jauh oleh Laksa, dia tak akan sanggup membayangkan kalau sesuatu yang buruk pada Luna dan bayi dalam kandungannya.Berkali-kali Laksa menghubungi ponsel Luna, tapi ponselnya mati, Laksa juga sudah menghubungi nomor yang diberikan ayah Luna tapi lagi-lagi, tak ada jawaban dari seberang sana, membuatnya frustasi sendiri. Hubungan mereka memang sedang tak baik-baik saja, dalam artian mereka memang saling mem

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • Wanita Yang Kau Pilih   51. Salah Tangkap

    Porsche hitam itu melaju cepat meninggalkan halaman rumah mewah yang dijaga oleh beberapa satpam. Sang pengemudi hanya menatap lurus ke depan dengan pandangan kosong, ada amarah yang ingin dia salurkan, tapi dia sangat sadar kalau melajukan mobilnya sekencang ini akan membahayakan dirinya dan juga orang lain, dia bukan lagi anak SMA yang suka balapan liar.“Sial,” makinya kesal. Dipukulnya kemudi itu dengan marah. Malam yang merambat naik membuat jalanan sedikit lengang, apalagi ditambah gerimis yang sejak sore mengguyur kota ini, membuat suasana makin sepi.Laksa terus saja mengemudikan mobilnya, entah akan ke mana laki-laki itu, yang jelas Laksa hanya ingin sekedar menjauh, menghindar sejauh mungkin dari Luna. Setelah satu jam mobil mewah itu melaju tak tentu arah, Laksa akhirnya berhenti tepat di depan sebuah jembatan panjang yang juga tampak sepi. Sejenak dia termangu, terlalu bergelut dengan campur aduk perasaan, membuat Laksa tak sadar ke mana dia m

    Huling Na-update : 2025-02-22
  • Wanita Yang Kau Pilih   52. Tak Terpikir

    “Aku tidak tahu kalau kamu sampai sedepresi itu sampai ingin bunuh diri.” Dirga menatap Laksa tajam, terlihat sekali kalau laki-laki itu sangat kesal pada sepupunya. “Dan kamu percaya?” “Tak ada asap kalau tak ada api.” “Sekarang banyak asap buatan, kamu tak perlu membuat api untuk menghasilkan asap.” Dirga yang sudah gemas dengan Laksa dengan semena-mena memukul kepala sepupunya itu. “Kalau kamu bukan sepupuku sudah dari dulu kamu aku kubur hidup-hidup.” Tanpa mempedulikan Dirga lagi, Laksa segera menuju arah mobilnya, tapi siapa sangka kalau Dirga malah masuk ke kursi penumpang mobilnya. “Kenapa kamu ikut mobilku?”“Itu yang dikatakan polisi tadi aku harus mengawalmu dan tidak memberimu kesempatan untuk bunuh diri.” “Sudah kukatakan aku tidak bunuh diri, polisi-polisi itu saja yang salah paham.” “Lalu apa yang kamu lakukan di pinggir sungai.” “Berpikir.” “Hah?” “Bukan, Hah tapi aku memang sedang berpikir, dan perlu k

    Huling Na-update : 2025-02-22

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Yang Kau Pilih   184. Kita jadi orang tua

    Sang mama berdiri dan membimbing Laksa untuk duduk, putranya itu sudah seperti orang gila saking khawatirnya. "Luna sudah ditangani dokter terbaik yang ada di sini, sekarang tinggal kita berdoa pada Tuhan semoga dia baik-baik saja." Menit-menit berlalu bagai tangan-tangan monster yang siap mencekik lehernya, hari bahkan sudah memasuki tengah malam. Ayah LUna yang baru saja diberi kabar dan dijemput sopir keluarga Sanjaya menepuk pundak sang menantu untuk menenangkan. "Putri ayah itu wanita kuat dia pasti akan baik-baik saja." "Iya, Yah. Terima kasih." "Saat ruangan itu terbuka Laksa langsung berdiri dan berlari menyambut sang dokter. "Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Laksa langsung. "Istri anda baik-baik saja meski masih dalam pengaruh obat bius dan kami memutuskan untuk mengeluarkan bayinya lebih awal untuk menyelamatkan nyawa keduanya." "Anak saya sudah lahir? Bagaimana keadaann

  • Wanita Yang Kau Pilih   183. Cinta?

    Suasana langsung heboh begitu sang mama berteriak panik saat Luna langsung ambruk di pangkuannya. Sang papa yang memang duduk di sebelah sang mama sigap menopang tubuh menantunya itu dan mengangkatnya. Sedangkan sang kakek sigap berteriak memanggil sopir supaya menyiapkan mobil. Sedangkan Laks hanya mampu berdiri di sana, menatap nanar tubuh istrinya dalam gendongan sang papa, dia ingin segeraa menghampiri Luna tapi kakinya seolah tak mampu bergerak, tubuhnya lemas seolah tak bertulang, apalagi saat mendengar teriakan sang mama kalau Luna pendarahan. Tidak... Luna akan baik-baik saja. Ini Hanya kesalapahaman. Demi TUhan dia memang bersalah telah menemui Raya di belakang LUna, tapi sungguh tidak ada niatan Laksa untuk mencurangi Luna sedikit pun. "Apa yang kamu lakukan bantu papamu!" teriak sang kakek sambil melempar Laksa dengan segelas air mineral yang memang ada di dekatnya. Mendapat bentakan itu tulang di tubuh Laksa seolah kembali, dia berlaari lintang pukang mendekati Luna

  • Wanita Yang Kau Pilih   182. Akhirnya Menyerah 2

    Laksa membalikkan sendok makannya tanda kalau dia sudah selesai makan. “Kakak masih marah tentang aku yang ngobrol dengan kak Vano? Kami hanya-“ “Aku mengerti. Maaf aku hanya takut kamu lebih nyaman ngobrol dengannya daripada denganku.” “Kenapa kakak mikir begitu?” Laksa menggelengkan kepalanya itu tidak penting lagi untuk sekarang. “Kamu percayakan kalau aku sayang kamu dan tidak akan menyakitimu secara sengaja?” Luna mengangguk. “Setelah hubungan kita membaik dan aku putus dengan Raya lima bulan yang lalu aku tidak pernah bertemu dengannya sampai minggu lalu.”“Aku tahu, dia ada di luar negeri dan kakak selalu pulang tepat waktu jadi tidak mungkin menemuinya.” “Benar.” “Lalu?” “Dia tadi mengajakku bertemu di restoran, maaf aku tidak mengatakannya padamu tadi,” kata Laksa pelan dengan kepala masih menunduk dalam, dia tidak ingin terjadi kesalahpahaman. Raya dan keluarganya pasti akan

  • Wanita Yang Kau Pilih   181. Akhirnya Menyerah

    “Maaf, sayang aku terlambat pulang,” kata Laksa pada Luna yang menyambutnya di teras depan. Luna tersenyum mencoba memahami kalau suaminya memang punya banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, bukan untuk yang lain. Meski tak bisa dipungkiri ada resah yang dia rasakan hari ini. “Kakak sudah makan malam?” Ya Tuhan bagaimana dia bisa makan malam dalam keadaan seperti ini, pikirannya penuh dengan rasa bersalah dan khawatir pada Luna. “Kamu sendiri sudah makan?” Luna menggeleng yang membuatnya menghela napas panjang. Dia menatap arloji di tangannya. Jam setengah sembilan malam, belum terlalu malam memang meski tetap saja terlambat. “Kalau begitu kita makan sekarang.” “Tapi kalau kakak sudah makan, jangan dipaksakan nanti perutnya sakit.” Laska tersenyum dan membelai lembut kepala sang istri. “Aku juga belum makan, tadi ada masalah sedikit dan langsung pulang.” “Baiklah, aku siapkan makan malam dul

  • Wanita Yang Kau Pilih   180. Fitnah Raya 2

    Laksa kembali melanjutkan pekerjaannya, hari dia memang sengaja pulang lebih lambat karena banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Keberhasilannya tadi menggaet investor membuat semangat kerjanya melambung tinggi, lagi pula dia juga sudah mengirim pesan pada Luna kalau akan pulang terlambat. Ketukan pintu membuatnya mendongak sebentar sebelum berteriak. “Masuk.”Dan sang asisten masuk dengan terburu-buru. “Maaf, Pak. Apa bisa saya pulang lebih dulu. Ibu saya masuk rumah sakit,” katanya dengan wajah khawatir. Laksa mengangkat wajahnya dan tersenyum. “Tentu saja, kamu bisa pulang lebih dulu aku hanya akan menyelesaikan laporan ini.” “Terima kasih, Pak.” “Semoga ibumu baik-baik saja.” Sang asisten menggangguk dan mengaminkan sebelum pamit pergi. Laksa sedikit meregangkan tangannya mengusir rasa kaku karena terlalu lama duduk. Pekerjaannya hampir selesai lagi pula dia sudah berjanji pada Luna ak

  • Wanita Yang Kau Pilih   179. Fitnah Raya

    Laksa duduk dengan punggung tegak. Di depannya seorang laki-laki paruh baya yang rencananya akan melakukan investasi pada salah satu program yang akan diadakan hotelnya. Setelah hampir dibuat gila karena kelakukan mantan pacarnya, Laksa harus memacu mobilnya gila-gilaan untuk mengejar waktu yang sudah sangat mepet, dia bahkan tak peduli dengan umpatan yang dia terima dari pengguna jalan lainnya. Untungnya sang investor juga datang sedikit terlambat, jadi dia masih punya waktu untuk sekedar membaca ulang apa yang akan dia presentasikan nanti, meski dia yakin sudah hapal betul dengan apa yang akan dia katakan nanti tapi dalam keadaan setengah gila karena mantan pacarnya yang lagi-lagi berulah, otaknya bisa melenceng kemana-mana dan Laksa tak mau investor yang telah lama dia incar akan lepas begitu saja karena ketidakprofesionalannya. “Terima kasih bapak sudah bersedia datang,” kata Laksa membuka percakapan dengan basa-basi. “Sama-sama, pak. Saya sangat tertarik dengan beberapa progr

  • Wanita Yang Kau Pilih   178. Yang Kedua 2

    Akhirnya Laksa hanya bisa menanyakan kegiatan sang istri hari ini, tanpa menyatakan dimana dirinya sekarang berada, tapi dia berjanji akan mengatakan semuanya setelah sampai di rumah, banyak hal yang harus mereka bicarakan tapi Laksa butuh suasana yang tenang. Saat seorang perawat memangil keluarga Raya serempak dia dan sang manager restoran berdiri, mereka lalu diarahkan untuk menemui dokter paruh baya yang sangat dikenal Laksa. “Apa anda berdua keluarganya?” “Saya manager restoran tempat ibu Raya pingsan, saya hanya ingin memastikan kalau pingsannya ibu Raya ada sangkut pautnya dengan restoran kami atau tidak.” Sang dokter mengangguk mengerti meski begitu dia melirik pada Laksa yang hanya berdiri diam di depannya. “Saya bisa memastikan  kalau ibu Raya pingsan bukan karena makanan dan minuman yang dia makan tapi karena stress dan tertekan, syukurlah untuk janin yang dia kandung baik-baik saja.” “Jadi dia benar hamil, Dok?”

  • Wanita Yang Kau Pilih   177. Yang Kedua

    Laksa langsung mendekati Raya, dia memang tidak tahu apapun tentang pertolongan pertama pada orang sakit , jadi yang bisa dia lakukan adalah memastikan Raya masih bernapas dengan tangannya yang gemetar. Bagaimanapun Raya pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya dan juga sebagai sesama manusia tentu saja Laksa tak bisa meninggalkannya begitu saja. “Tolong segera kirim ambulance, seorang wanita tiba-tiba pingsan.” Laksa lalu menyebutkan alamat restoran ini. Tak lama kemudian manager restoran tiba-tiba muncul entah siapa yang memberitahunya, tapi kemunculan sang menager berhasil meredam kehebohan yang ada. “Apa yang terjadi, pak?” tanya sang manager ramah dan berusaha tenang meski Laksa tahu ada getar dalam suara laki-laki itu. “Saya juga tidak tahu kami baru saja selesai bicara dan saya sudah akan pergi tapi tiba-tiba saja dia terjatuh,” kata Laksa menjelaskan sesingkat mungkin. Seorang pelayan wanita masuk dan meletakkan

  • Wanita Yang Kau Pilih   176. Ancaman 2

    “Sudahlah yang penting aku menemuinya hanya untuk menyelesaikan masalah saja.” Laksa tak menyadari kalau keputusan yang dia ambil kini akan berdampak besar pada kehidupan pernikahannya kelak. “Aku akan keluar sebentar,” kata Laksa pada asistennya. “Tapi pak jam tiga kita ada pertemuan dengan seorang investor.” “Aku akan  kembali sebelum itu.” Asisten itu terlihat bimbang, tapi tak mungkin dia melarang bosnya apalagi Laksa sudah masuk ke dalam lift. “Semoga bapak bisa kembali tepat waktu dan tidak ada masalah lagi kedepannya,” gumam sang asisten entah mengapa dia memiliki firasat buruk. Laksa memasuki restoran jepan yang dulu menjadi favorit Raya setiap kali mereka bertemu. Seorang pelayan memakai pakaian tradisional jepang  menyambut Laksa di depan pintu setelah Laksa mengatakan akan bertemu dengan Raya. “Akhirnya kamu datang juga.” Laksa melirik jam tangannya mengisyaratkan kalau dia

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status