Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Wanita Yang Kau Pilih: Chapter 61 - Chapter 70

116 Chapters

61. Saat Bersama

Luna hampir terpekik saat dia membuka matanya dan bangun dalam pelukan seseorang.Lalu dia ingat semalam memang sudah setuju untuk tidur di ranjang Laksa, sejenak diamatinya wajah tampan yang masih terpejam dalam tidurnya, bahkan saat tidurpun terlihat begitu tampan, pantas saja banyak wanita yang tidak rela laki-laki ini berakhir bersama dirinya yang hanya dari kalangan biasa. Matanya yang begitu tajam saat menatap, membuat jantungnya berdebar tak menentu, hidungnya yang mancung, bibirnya yang pernah dengan kurang ajar hinggap di bibirnya, tapi Luna suka, wajah itu tak akan pernah bosan Luna memandangnya. “Berapa nilaiku?” Luna hampir saja terlonjak saat tiba-tiba Laksa bersuara, meski dengan mata masih terpejam, tapi tangan kekar Laksa yang melingkar di perutnya membuat Luna tak bisa bahkan untuk bergerak menjauh. “Apa aku bisa menyaingi laki-laki cantik yang saat ini banyak disukai wanita?” tanya Laksa lagi karena tak juga mendapat jawaban dari bibir Luna.
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

62. Sopir plus-plus

Lagi-lagi Laksa harus meminjam mobil mamanya untuk mengantar Luna, sebenarnya wanita itu sendiri tak masalah kalau Laksa menggunakan mobil ‘Kecilnya’ itu tapi, Laksa yang tahu kalau Luna tak nyaman jika menaiki mobil itu, tak ingin membuat istrinya itu semakin stress. “Apa kakak yakin harus mengantarku, kak Laksa pasti akan terlambat kerja, jam masukku tak menentu, kadang bisa pagi atau siang,” kata Luna yang masih keberata kalau Laksa harus mengantar jemputnya setiap hari. Bukan karena Luna tak bersyukur dengan perubahan yang terjadi pada Laksa, tapi dia hanya takut terjadi kehebohan, apalagi dia datang dengan dianatar laki-laki tampan dan juga mobil yang luar biasa mewah. “kamu sepertinya keberatan aku mengantarmu?” tanya Laksa meski pandangannya masih lurus ke depan untuk mengemudikan mobilnya. Memang. “Bukan begitu aku hanya tak ingin merepotkan kakak saja, aku yakin Kak Laksa punya jadwal kerja yang padat,” kata Luna berusaha memberi
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

63. Salah Siapa?

“Mbak Luna sudah ditunggu pacarnya yang ganteng dari tadi,” kata Sifa petugas resepsionis yang biasanya berjaga di depan. Luna menghela napas panjang dan mengangguk berterima kasih, dia tidak ingin repot-repot meluruskan kesalahpahaman itu.“Tuh, yag punya pacar baru rajin banget sudah jemput,” Vira malah meledek Luna yang cemberut. Setelah mengajar, seperti biasa Luna memang berada di ruangan Vira, mereka terbiasa ngobrol tentang apa saja, sampai Luna harus pulang, tapi sekarang momen seperti itu harus dia lupakan, salahkan saja Luna yang terlalu ceroboh memberikan jadwal mengajarnya langsung pada Laksa, jadi laki-laki itu kapan harus mengantar dan menjemputnya. “Sebenarnya kamu mendukung atau tidak hubunganku dengan kak Laksa, kamu terlihat tidak suka padanya, tapi juga lain waktu mendukungku dengannya?” Vira pura-pura berpikir keras yang membuat Luna kesal. “Aku sudah siapin racun tikus kok,” katanya kemudian. “Apa maksudmu, kamu tidak bermaksud membu
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

64. Malam Penyerahan

Luna terduduk merasa bersalah pada Laksa, bagaimanapun suaminya itu terlihat sangat kesakitan, dan Luna hanya bisa berdiri diam di sana, tanpa membantu apapun. Dan Laksa yang masih tampak meringis kesakitan itu harus cepat-cepat berangkat kembali ke kantor saat sekretarisnya menghubunginya kalau meeting akan segera di mulai. Laksa hanya mengatakan “Aku pergi dulu.” Pada Luna sebelum meninggalkan kamar ini, membuat Luna teringat kejadian beberapa malam yang lalu. Dan rasa bersalah langsung menghujam hati Luna. Dia bahkan menelepon Vira dan sahabatnya malah menertawakannya. “Biarkan saja, Lun, itu bisa jadi pelajaran buat dia, supaya tidak menggunakan ‘itu’ sembarangan,” kata Vira dari seberang sana.“Tapi... itu berarti aku berdosa menyakiti suamiku sendiri.” Luna bisa mendengar helaan napas Vira diseberang sana. “Luna, aku saja belum menikah kenapa juga kamu tanya beginian ke aku.” Luna menghela napas benar juga, dia salah berguru. “Lalu aku
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

65. Perbandingan

Luna menggeliatkan tubuhnya yang terasa remuk, bagian bawah tubuhnya masih terasa sakit, tapi senyum malu-malu di bibirnya menandakan dia bahagia dan tidak menyesali semuanya. Tapi senyum itu langsung sirnah saat tak mendapati Laksa yang seharusnya tertidur di sampingnya. ‘aku mencintaimu, terima kasih untuk malam yang sangat indah.’‘Kamu wanita terbaik dalam hidupku.’Luna menggeleng miris, khayalannya terlalu tinggi Laksa tak mungkin berkata seperti itu, hidup tidak akan semanis drama yang sering ditontonnya. Luna pernah membaca bahwa laki-laki bisa melakukan hal ini tanpa cinta sekalipun, dan tidak menutup kemungkinan untuk Laksa. Luna menggelengkan kepala mengenyahkan semua pikiran buruk dalam kepalanya, seperti kata Vira mungkin ini baru awal, setidaknya nanti dia tidak akan menyesal, dia sudah berusaha menjadi istri yang baik seperti yang pernah bundanya ajarkan, andai nanti Laksa tak serius dengan ucapannya. Luna berusaha menggerakkan tubuhn
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

66. Ngidam

Hari sudah berganti malam saat Luna berdiri di bawah pohon mangga yang ada di belakang rumah keluarga Sanjaya. Entah mengapa tiba-tiba dia ingin sekali makan buah mangga, mungkin ini yang dinamakan ngidam.Luna bahkan membujuk dirinya sendiri untuk memakan buah lain yang sudah tersedia, tapi ternyata jiwa bandel Luna sedang ingin bermain, dia bahkan tak tergoda dengan jeruk yang terlihat sangat segar, atau strawberry yang biasanya sangat dia sukai, bahkan keripik dan cokelat yang menjadi favoritnya kini terabaikan sudah. Jadi dengan nekat dia keluar dengan membawa ponselnya yang dijadikan senter untuk melihat buah mangga yang bisa dia petik. “Seharusnya ada banyak tadi pagi d sini, apa sudah dipetik ya,” gumam Luna pada dirinya sendiri, wanita itu menoleh ke kiri dan kanan, keadaan sudah sangat sepi, jam di ponselnya sudah menunjukkan angka sembilan malam, dan para asisten rumah tangga sudah berangkat untuk beristirahat. Luna mengarahkan senter ponselnya ke kanan
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

67. Harga Sebuah Ketulusan

“Dia terlalu manja dan sangat merepotkan beda sekali dengan Non Raya yang baik dan mandiri.” “Mau bagaimana lagi, dia jadi Nyonya juga hasil menjebak Mas Laksa, tentu beda dengan Non Raya yang dicintai mas Laksa.” Lakas berdiam di sana mengamati interaksi Luna dari pintu halaman belakang yang terbuka lebar, mungkin mereka memang tak menyadari kehadiarannya, tapi Ekspresi masam Luna yang baru keluar dari dapur da= langsung menuju kamar mereka membuat Laksa mau tak mau memperhatikannya. “Apa kamu tidak ingin menjelaskan semuanya?” Laksa menoleh dan mendapati sang kakek sudah di sampingnya, mungkin dia terlalu fokus memperhatikan semuanya sampai suara kursi roda sang kakek tak terdengar. “Menjelaskan apa?” Sang kakek menghela napas panjang dengan kebebalan Laksa. Entah cucunya ini memang tidak tahu kejadian ini atau memang tidak perduli. “Bagiamana sebenarnya hubunganmu dengan istrimu.” “kami baik-baik saja.” “Opa pikir juga begitu melihat
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

68. Kangen

Laksa berdecak kesal saat tiba-tiba Dirga datang ke kantornya, sepupu dari pihak ibunya itu memang suka sekali datang tak diundang dan pulang juga semaunya. Pekerjaannya yang seorang programer di sebuah situs pencarian terkenal di dunia, memungkinkannya untuk bekerja dari manapun dia berada. Atau lebih tepatnya dia bisa melakukan apapun yang dia suka. Bahkan Dirga pernah berseloroh bahwa dia bisa bekerja sambil kencan dengan pacarnya. “kamu terlihat tidak senang melihatku.”“Memang, kamu kesini pasti akan ada masalah yang terjadi,” jawab Laksa tak menutupi rasa enggannya, meski dia tahu Dirga tak akan terpengaruh dengan rasa kesalnya. Mereka sudah bersama sejak kecil, bahkan bisa dibilang mereka dibesarkan bersama-sama, karena seringnya ibu mereka bertemu dan membawa mereka turut serta. “Bukan aku yang membawa masalah tapi kamu saja yang tidak jeli melihat masalah,” kata Dirga yang membuat Laksa mati kutu dibuatnya. Laksa memang sangat pandai dalam menga
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

69. Alasannya Kamu

Kecanggungan itu bahkan tak terpecahkan sampai Laksa menghentikan mobilnya di sebuah mini market. “Aku tidak akan lam,” kata Luna yang bersiap untuk membuka pintu mobil, tapi tangan Laksa menahannya. “Tunggu.” “Ya?” “Tolong tunggu sebentar lagi sampai aku bisa mencintaimu, apa kamu akan marah padaku jika aku berkata begitu?” “Aku hanya ingin menjalani semuanya seperti air, saat ini aku istri kak Laksa, aku hanya perlu menjalankan kewajibanku sebagai istri yang baik, melayani kakak baik lahir maupun batin.” “Hanya kewajiban, bukan cinta?” tuntut Laksa. “Bukankah kakak juga begitu, aku rasa tidak masuk akal kita membicarakan cinta untuk sekarang, kita hanya perlu menjalani takdir yang digariskan sebaik mungkin. Jadi kakak mau nitip sesuatu?” Laksa hanya menggeleng merasa tertampar dengan kata-kata sederhana Luna. Benarkah sikap kerasnya sudah berusaha melawan takdir dan ditetapkan untuk dirinya.
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

70. Surga Dunia

“Seharusnya kalian tidak perlu jemput kami, kasihan Luna dia pasti capek,” kata sang mama lembut saat mereka sudah bertemu di bandara. “Luna pingin lihat pesawat, Ma, makannya dia nangis minta ikut,” ledek Laksa yang masih tidak habis pikir dengan acara ngambek Luna. Luna hanya bisa menatap suaminya dengan cemberut. Coba saja Laksa mengatakannya dengan baik dan benar, mungkin dia tak akan curiga berlebihan, dia kira Laksa memang malu mengajaknya menjemput orang tuanya. Dan sekarang dia jadi malu saat mengerti maksud suaminya. “Kamu ngidam lihat pesawat?” tanya sang mama dengan mata berbinar. Luna menggaruk rambutnya yang tidak gatal, bisa saja dia bilang iya, menjadikan kehamilannya alasan adalah hal paling mungkin dia lakukan, tapi masalahnya Luna tak biasa berbohong,. “Luna Cuma ingin lihat bandara seperti di drama-drama itu, Ma,” jawab Luna polos. “Memangnya kamu belum pernah naik pesawat?” tanya sang mama sedikit terkejut. Kota paling jau
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status