Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Wanita Yang Kau Pilih: Chapter 81 - Chapter 90

116 Chapters

81. Bergantung Pada Benang

Sepanjang malam Luna tak bisa tidur dengan tenang, di sampingnya Laksa sudah pulas tertidur dengan memeluk tubuhnya erat. Sebenarnya bukan hanya sekarang saja, pokoknya sejak sore tadi ketika ayah mertuanya menelepon dan memintanya membujuk Laksa, Luna selalu memikirkan hal itu. Setiap detik, setiap menit lalu berganti jam, tak pemikiran itu tak pernah lepas dari kepala Luna. Sebenarnya dia tidak ingin ikut campur masalah keluarga Laksa ini, tapi statusnya yang sebagai istri Laksa membuat Luna mau tak mau harus terlibat. “Bagaimana kalau mereka malah bertengkar, sifat keduanya sepertinya sama saja, pemaksa dan tidak mau mengalah,” gumam Luna, sambil memandang wajah rupawan Laksa yang terlihat sangat tenang.Dengan ibu jarinya Luna menelusuri wajah Laksa, dulu dia tak berani bahkan untuk bermimpi melakukan ini, hidungnya yang mancung, bibirnya yang sering berlabuh di bibirnya, sepasang alis yang hitam, matanya yang biasa menatap Luna tajam dan membuat dadanya bertebar
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

82. Senyum Dalam Lumpur

“Nenek itu jualan gudeg, kak, sejak beliau masih gadis dulu, jadi pengalamannya sduah lebih dari tujuh puluh tahun sudah sangat terpercaya dalam duani pergudekan, dan tidak ada yang mengalahkan enaknya gudeg buatan nenek, jadi kalau gudeg itu sampai basi sayang sekali.” “Memang kamu tidak bisa membuatnya, minimal maminta resep nenek begitu siapa tahu kamu bisa meneruskan bisnisnya.” “Pernah memang nenek mengajarkan resepnya padaku, tapi rasanya tak seenak gudeg buatan nenek, ayah juga bilang begitu, pengalaman memang tidak pernah bohong.” Laksa menghela napas, dia tak tahu kenapa terjebak membicarakan gudeg dengan Luna, tapi melihat sang istri terlihat sangat bersemangat membuat Laksa tak mampu menolak keinginann Luna, dan sekarang hanya karena gudeg sialan itu dia mengabaikan harga diri dan rasa marahnya demi mengantar Luna ke rumah keluarganya. Jika Dirga tahu hal ini, sepupu kurang ajarnya itu pasti akan tertawa tujuh hari tujuh malam. “Seharusnya kiriman itu biarkan
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

83. Bermain Hati

Laksa memandang wajah Luna yang tertidur pulas dalam dekapannya, sejenak dipandangnya wajah wanita yang telah menjadi istrinya itu, rambutnya yang wangi strawberry tergerai kusut, wajahnya polos tanpa riasan membuat wanita itu seperti anak SMA saja. Laksa mengecup kening Luna lama, lalu beranjak bangkit dari tidurnya, dan memeriksa tas kerja yang dia bawa, lalu dengan pelan membawanya ke ruang tamu yang sudah dia sulap menjadi ruang kerjanya. Bukan Laksa tidak ingin memberi tahu Luna, dia hanya perlu waktu untuk memahami semuanya, pikirannya bahkan selalu kusut akhir-akhir ini, kenyataan ini menghantamnya dengan telak. Dibukanya amplop yang diberikan sang mama tadi sore, sejenak Laksa menimbang, apa kira-kira isi di dalamnya atau mungkin lebih tepatnya siapkah dia mengetahui isi amplop ini? Dengan menguatkan tekadnya Laksa membuka amplop itu, sebuah kertas kecil bertuliskan bertuliskan nama Marlina, lengkap dengan alamat rumah dan juga alamat akun media sosialnya, sayang seka
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

84. Ditepi Jurang

“Ckkk... aku heran kamu punya rumah yang nyaman dan apartemen mewah, tapi kamu suka sekali tidur di properti milikku.” Laksa memandang dingin pada sepupunya yang masih setengah mengantuk saat dia masuk ke kamar ini. Tadi pagi salah satu anak buahnya menginformasikan kalau Dirga tidur di salah satu kamar di hotel ini, bukan masalah sebenarnya hanya saja Laksa tidak akan melewatkan waktu untuk menjahili sepupunya itu, lagi pula ada yang ingin dia bicarakan dengan Dirga. “Kamu kerja sana, jangan ganggu aku,” kata Dirga sambil menarik selimutnya. Tentu saja Laksa tak akan membiarkan hal itu, dengan semena-mena dia menarik selimut yang membungkus tubuh Dirga yang membuat sepupunya itu melotot marah. “Ayo bangun, ini sudah siang.” “Sejak menikah kamu sudah seperti emak-emak nyinyir.” Dirga langsung bangkit dan masuk ke kamar mandi, Laksa menunggunya dengan sabar sambil duduk di ranjang memainkan ponselnya.” Bibirnya menampilkan senyum saat melihat status Luna, istrinya itu terlih
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

85. Rasa Rindu Itu

“Saya akan menjemput istri saya dulu, hubungi saya kalau sudah mendapat suplier yang tepat.” “Baik, Pak?” Laksa baru saja kembali dari meeting dengan klien penting, rasanya kepalanya sangat penuh, belum lagi permintaan sang klien yang tidak biasa, bukannya pihaknya tak bisa memenuhi hanya saja akan butuh waktu untuk melakukan pemesanan dan lain sebagainya dan sekarang Laksa harus putar otak bagaimana memenuhi itu semua dalam waktu yang singkat. Belum lagi persoalan pribadinya yang sangat menguras emosi, meski Dirga telah mengatakan kalau akan memikirkan permintaan Laksa, tapi selama laki-laki itu belum mengatakan iya hatinya belum bisa tenang. Laksa mengenal Dirga hampir sepanjang hidupnya dan sepupunya itu kadang seenaknya, dan terkesan angin-anginan. Saat penat seperti ini biasanya Luna bisa membuat perasaannya lebih baik dengan tingkah polos tapi menggemaskan menurut Laksa. Sebena
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

86. Jalan Berliku

Luna meremas tangannya dengan gugup, sesekali dia melirik pada Laksa yang begitu masuk ke dalam mobil menampilkan wajah datarnya, bahkan dia yang biasanya bertanya ini itu pada Luna kini hanya seperti patung batu. Luna bukan orang yang pandai untuk memulai pembicaraan dengan orang lain, karena itu dia jarang punya teman yang akrab dengannya, mungkin mereka berpikir Luna orang yang sangat membosankan. Iya Luna akui mungkin mereka benar, Luna bahkan hanya bisa bersikap apa adanya, tak pandai untuk diajak bekerja sama dalam menjahili teman dan sederet hal lainnya yang mungkin tidak akan muat dalam satu buah buku, hanya Vira yang betah berteman dengan Luna, mungkin karena gadis itu sangat cerewet jadi mereka tak pernah kekurangan bahan obrolan. Otak Luna sibuk berputar mencari apa kesalahannya dan kalimat apa yang tepat untuk membuka percakapan dengan Laksa., tapi saat melihat wajah Laksa yang terlihat sangar nyali Luna langsung ciut. Mobil yang dikemudikan Laksa me
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

87. Pesan Tersirat

Luna langsung meloncat keluar saat mobil Laksa berhenti di depan halaman rumah ayahnya. “Luna jangan Lari,” teriak Laksa yang begitu khawatir, tapi Luna seolah tak mendengar apapun. Istrinya itu terus berlari ke dalam rumah, Laksa sontak juga berlari menyusul Luna, kakinya yang panjang memudahkannya menyusul.Karena tak memperhatikan tempat yang dia pijak, kaki Luna terpeleset kerikil, dia sudah memejamkan matanya tak bisa berpikir lagi, tapi sebuah tangan menyangga tubuhnya dan memeluknya erat. “Sudah aku bilang jangan berlari,” kata Laksa dengan wajah dingin dan segera menggendong tubuh mungil Luna.“Turunkan aku, kak,” kata Luna dengan tercekat, antara marah, kecewa juga takut. “Tidak akan jika kamu masih ceroboh seperti itu, kamu dan anak kita bisa celaka.”“Bukankah itu yang kakak inginkan.” “Apa?” “Kakak sengaja tadi mengemudi secepat itu, padahal tahu aku takut.” Laksa menghela napas. “Maaf, aku hanya sedang emosi tadi,” kata Laksa m
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

88. Karma Atau Pelet

Vira memeluk Luna dengan kencang sahabatnya itu, bukan Vira namanya jika tidak datang dengan heboh, bahkan gadis itu mengabaikan yang Luna mungkin saja masih butuh istirahat setelah apa yang dia alami. Sore tadi Laksa yang menghubungi Vira bukan Luna. Benar Laksa yang itu. Vira juga sempat terkejut tadi saat mendengar suara laki-laki itu, tapi rasa terkejutnya berganti dengan cemas saat dia mengatakan kalau Luna kecelakaan. Vira yang tadi masih mengurusi beberapa pagelaran di pusat kota langsung meluncur ke rumah ayah Luna, tentu saja dengan membawa serta berbagai sajen yang Vira yakin akan disukai Luna. “Kamu kok tahu aku barusan kecelakaan?” tanya Luna heran, dia baru saja akan memejamkan matanya, tapi suara Vira yang setara toa masjid membuatnya langsung melek seketika. “Suamimu yang menghubungiku.” “Eh suamiku? Kak Laksa maksudnya?” Dengan gemas Vira menjitak kepala Luna. “Memangnya kamu punya berapa suami, hah!” Luna meringis, sahabatnya
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

89. Rasa Sesak yang Indah

Seolah tidak memberi waktu pada Luna untuk menarik napas dan sembuh dari ketakutan karena kejadian hari ini, dan juga kemungkinan Luna memiliki kepentingan yang lain, Laksa mengungkapkan sebuah rencana yang membuat Luna terkejut. Bukan rencana jahat memang tapi sanggup membuat Luna bingung, apalagi rencana itu dia utarakan langsung di depan ayahnya, saat makan malam di rumah sang ayah. Hari ini mereka memang memutuskan untuk menginap di rumah sang ayah, karena Luna enggan diajak kembali ke apartemen yang mereka tinggali. “Jadi gini, yah, Laksa berencana mengajak Luna liburan, mungkin untuk beberapa hari, sejak menikah kami belum pernah menikmati liburan berdua, sekalian untuk menyegarkan pikiran, apalagi setelah kejadian kemarin.” “Ayah terserah pada kalian saja, kalain sudha dewasa, tapi Ayah titip Luna, jangan sampai dia terluka lagi.” “Baik ayah.” “Kok kak Laksa nggak bilang.” “Aku pernah janji padamu akan mengajak liburan bukan?” tanya Laksa b
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

90. Keindahan yang Menyakitkan

Indah. Pemandangan yang sangat Indah. Luna mengawasi laki-laki itu dari baklon kamarnya di lantai dua, entah kenapa dia tak pernah bosan melihatnya. Apalagi dengan latar belakang pantai yang indah di seberang sana, juga deburan ombak sebagai musik syahdu yang menentramkan. Sejenak dia terpaku menatap sosok itu. “Suami aku,” gumam Luna, ada nada bangga dalam suaranya. Dia mungkin saja belum berhasil mendapatkan hati Laksa, tapi Vira benar, dia ingin menikmati waktu kebersamaan mereka ini, mungkin memang sebentar, tapi Luna tidak akan menyesal. Semoga. “Luna! Kamu istirahat dulu, aku sama pak mamad mau ke beli bebrapa barang sebentar, kunci pintu dan jendela, aku bawa kunci cadangan,” teriak Laksa dari bawah sana. Mereka memang memutuskan membawa seorang sopir untuk bergantian menyetir dengan Laksa, karena jarak yang mereka tempuh cukup jauh dan sulit, lagi pula Luna juga tahu kalau Laksa sedang mengantuk, tentu saja mereka tak mau ambil resiko, dan pili
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status