Luna langsung meloncat keluar saat mobil Laksa berhenti di depan halaman rumah ayahnya. “Luna jangan Lari,” teriak Laksa yang begitu khawatir, tapi Luna seolah tak mendengar apapun. Istrinya itu terus berlari ke dalam rumah, Laksa sontak juga berlari menyusul Luna, kakinya yang panjang memudahkannya menyusul.Karena tak memperhatikan tempat yang dia pijak, kaki Luna terpeleset kerikil, dia sudah memejamkan matanya tak bisa berpikir lagi, tapi sebuah tangan menyangga tubuhnya dan memeluknya erat. “Sudah aku bilang jangan berlari,” kata Laksa dengan wajah dingin dan segera menggendong tubuh mungil Luna.“Turunkan aku, kak,” kata Luna dengan tercekat, antara marah, kecewa juga takut. “Tidak akan jika kamu masih ceroboh seperti itu, kamu dan anak kita bisa celaka.”“Bukankah itu yang kakak inginkan.” “Apa?” “Kakak sengaja tadi mengemudi secepat itu, padahal tahu aku takut.” Laksa menghela napas. “Maaf, aku hanya sedang emosi tadi,” kata Laksa m
Last Updated : 2025-03-04 Read more