Laksa terbaring terengah-engah di atas ranjang hotelnya, peluh deras membasahi wajahnya, padahal di luar sana salju turun dengan lebatnya. Matanya nyalang menatap langit-langit kamar, sejenak dia memejamkan matanya, pikirannya merawang memikirkan sang istri nan jauh di sana, apa Luna juga sedang memikirkannya saat ini? Apa dia merindukannya? Atau malah membencinya?Berbagai pikiran melintas dalam benak Laksa, dia ingin memastikan semuanya tentu saja, dengan datang langsung ke hadapan Luna, tapi sekali lagi keberaniannya menguap begitu saja, dia merasa sangat malu pada Luna. Laksa yang biasanya angkuh dan begitu percaya diri, hilang entah ke mana, menjadi Laksa seorang pecundang yang menghadapi wanita mungil yang bergelar istrinya saja tidak berani. “Kamu harus kembali sekarang juga.” Laksa menolehkan kepalanya ke arah sumber suara, tapi dia langsung mengernyit saat di dapatinya rasa sakit di rahangnya, perlahan tangannya memegang sudut bibirnya dan mendapati ada cairan kental di s
Last Updated : 2025-03-11 Read more