Semua Bab Wanita Yang Kau Pilih: Bab 121 - Bab 130

171 Bab

121. Rencana di balik Rencana

“Kamu ada janji dengan ibumu?” tanya Dirga terlihat sangat tidak suka tapi sekaligus penasaran. Dia bahkan duduk kembali di sofa ruangan Laksa mendengar pemberitahuan dari sekretaris Laksa. “Kenapa kamu malah kembali duduk di sana, katanya mau makan siang?” tanya Laksa yang tidak mengerti dengan sikap sepupunya iitu. “Bukankah sudah jelas kamu masih ada urusan, lebih baik kamu bereskan dulu semuanya, aku tunggu di sini saja, atau aku pulang saja, mungkin lain kali kita bisa makan siang bersama.” Laksa menatap Dirga dengan tak sabar laki-laki itu lalu mendekati Dirga dan duduk di depannya, dan menatapnya tajam. “Kenapa kamu malah suka ngambek seperti cewek sekarang?” tanya Laksa. Dirga menghela napas dalam, rasanya dia ingin sekali menoyor kepala Laksa. “Aku bukan ngambek dodol, tapi malas mengganggu acaramu dengan ibu kandungmu itu,” jelas Dirga yang tak terima dibilang ngambek. “Aku tidak punya acara dengannya, aku juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

122. Satu Langkah Maju

Luna duduk di teras belakang rumah keluarga Sanjaya dengan sepiring besar buah-buahan yang telah dipotong dalam pangkuannya, juga berbagai macam keripik di meja. Mama mertuanya memang luar biasa memanjakannya sejak Laksa memutuskan kembali tinggal di sini. Dia bahkan bisa dikatakan hanya makan dan tidur saja, mungkin sebentar lagi aku akan segede sapi. Saat dia akan membantu pekerjaan di rumah sang mama mertua langsung berteriak dan melarangnya. Begitu juga Laksa, suaminya itu menjadi lebih perhatian padanya sejak dia ‘tembak’ tempo hari, meski setelahnya Luna harus membentur-benturkan kepalanya ke tembok kamar mandi. Itu bukan dia banget dan Luna yakin seyakin-yakinnya kalau waktu itu dia sedang kerasukan entah mahluk jenis apa. Tapi ada sisi positifnya juga, paling tidak hatinya menjadi lebih lega, tak ada ganjalan di hatinya, meskipun saat berdua saja dia masih malu untuk bertingkah agresif pada Laksa. Iyalah kalau ditolak seperti waktu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

123. Undangan Tak Terduga

Luna baru saja mengeringkan rambutnya yang basah dengan hairdryer di tangannya, saat ponselnya menjerit-jerit minta perhatian, dengan heran dia mematikn hair dryer di tangannya. “Apa mungkin Kak Laksa melupakan sesuatu?” gumamnya pelan, Laksa memang baru saja berangkat bekerja, sedangkan Luna yang memang setelah jalan-jalan yang mereka lakukan merasa tubuhnya sangat capek dan kepalanya pusing memilih untuk tidur terlebih dahulu, tapi sialnya Luna yang tidak biasanya tidur ngebo itu, malah matanya seperti dilem, bahkan saat alarm di kepalanya meneriakannya untuk bangun dia masih enggan. Alhasil dia baru bangun saat Laksa sudah selesai mandi dan mencari bajunya sendiri di dalam almari besar di kamar mereka. Seketika Luna buru-buru bangun dan mencuci muka, saat dia protes pada sang suami kenapa dia tak dibangunkan, Laksa hanya menjawab “Memangnya kamu mau ngapain, kamu harus banyak istirahat supaya lekas sehat.” Jawaban penuh perhat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

124. Ibu Mertua

Entah dengan pertimbangan apa, Luna lalu memutar langkahnya menghindari tempat itu lebih tepatnya wanita itu, setidaknya sampai jam sebelas nanti, atau mungkin lebih, bukankah dia harus maklum kalau Luna akan terlambat dari waktu yang dia tentukan. Bukan dia bermaksud kurang ajar, yah setidaknya dia ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana sebenarnya karakter wanita itu, bukan hanya dari cerita suaminya. Luna sengaja menghampiri penjual cilok dan memesan makanan berbahan tepung itu, dengan tenang dia menikmati ciloknya sambil matanya tak lepas dari sosok wanita yang akan dia temui, dia hanya berharap semoga saja wanita itu memang benar-benar tak melihat dirinya. “Sampai malam, Pak kalau jualan di sini?” tanya Luna yang pura-pura sibuk bercakap-cakap dengan penjual cilok di depannya. Sang penjual itu pun menjawab pertanyaan Luna dengan ramah, tanpa di tanya dia menceritakan suka dukanya waktu berjualan cilok sampai tempat anak-
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

125. Keseimbangan Rasa

Dering ponsel di tangannya membuat Luna terkejut, dia pikir Laksalah yang menghubunginya setelah dari tadi dia tidak bisa menghubungi laki-laki itu tapi ternyata Viralah yang menghubunginya. Sahabatnya itu memang sering meneleponnya saat senggang, sama seperti waktu Vira masih tinggal di yogya dulu, kesibukan membuat Vira tak bisa sering bertemu dengan Luna lagi, apalagi Laksa yang melarangnya untuk bekerja, karena kondisinya yang sedang hamil. Luna menoleh sekilas pada arah di mana ibu kandung Laksa tadi pergi, wanita itu memang langsung pergi setelah meminta Luna memikirkan semua yang dia katakan tadi. Tapi tentu saja Luna tidak akan melakukan itu, bukan hanya karena dia tidak suka berbelanja berlebihan tapi dia juga menyadari kalau ibu kandung Laksa begitu licik, ingin memanfaatkannya untuk membuat Laksa jauh dari wanita yang sudah membesarkannya. “Iya, Vir,” sapa Luna. “Kamu kemana saja, lama sekali menjawab teleponku, ini masih siang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

126. Bukan Lelaki Sederhana

Laksa memesan sebuah ruangan privat untuk mereka berdua. Terlalu berlebihan kalau kata Luna. Tapi semau Laksa saja, ini duit-duit dia juga, lagi pula uangnya yang tak berseri itu untuk apa kalau bukan untuk dihambur-hamburkan, pikirnya sebal. Luna meremas ujung bajunya sambil menatap dua orang di depannya dengan sebal. Laksa terlihat bercanda dengan pelayan yang mengantar buku menu untuk mereka. Sesekali di lihatnya pelayan wanita itu memandang Laksa dengan tersipu malu sedangkan suaminya itu masih saja bertanya ini itu tentang menu yang akan mereka pesan. Ingin sekali Luna mengambil buku menu terkutuk itu dari tangan mereka berdua dan melemparkannya ke wajah sang pelayan, rasanya dada Luna seperti terbakar. Jika memang ingin tebar pesona pada semua gadis kenapa juga mengajak dirinya? Apa supaya dia tahu kalau masih banyak yang menginginkannya? Kalau itu tujuannya, Laksa tidak perlu melakukan itu, Luna sudah tahu, sangat tahu malahan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

127. Dia Sebenarnya

Luna meletakkan sampurnya dia atas ranjang, dia baru saja menari, hal yang sangat dia rindukan saat dokter memintanya untuk lebih banyak istirahat. Dan Luna yang sayang dengan anaknya tentu saja tidak ingin melanggar larangan itu, tapi kemarin setelah dokter mengatakan kandungannya lebih kuat, hal pertama yang ingin dia lakukan adalah menari. Sekarang pikirannya lebih tenang, entah karena dia suka atau karena kekuatan magis tertentu. Pikiran Luna kembali melayang pada pembicaraan mereka tadi nama itu seolah sangat familiar di telinganya, tapi dimana dia melihat nama itu. Luna berguling-guling di atas karpet tebal di kamarnya, mencoba untuk fokus mengingat nama itu. “Aish entahlah,” katanya kesal karena tak dapat mengingat dimana dia melihat nama itu. Luna lalu turun ke bawah, dia akan mengecek kondisi mama mertuanya, semoga saja lebih baik. Ada rasa bersalah di hati Luna saat tadi tak mengatakan yang sebenarnya pada wanita yang telah dia a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

128. Pengacau Hati

“Wah, ibu benar-benar terkejut kamu mau repot-repot datang ke sini menemui ibu,” sura terkejut bercampur bahagia itu langsung menyambut Laksa yang berdiri diam, bahkan setelah pintu apartemen itu di buka. “Ehm, sebentar ibu rapikan dulu rumah ibu.” Wanita itu lalu menghilang di balik pintu meninggalkan Laksa yang masih berdiri di sana dengan tatapan datar dan tidak pedulinya. Mungkin dia sudah gila dengan datang menemui wanita ini di apartemennya, apartemen yang entah tak tahu apa saja yang sudah dilakukan ibunya di dalam sana. Laksa bukan orang suci, yang tidak memiliki dosa, dia bahkan mengakui pernah melakukan hubungan terlarang dengan pacar-pacarnya, tapi tindakan ibunya yang lebih memilih laki-laki lain dari pada dirinya anak kandungnya sendiri, tak pernah mampu dia terima, apalagi sang ibu yang berniat mengganggu keharmonisan kehidupan orang tuanya hanya demi harga keluarga yang nantinya akan diwariskan padanya. Sebentar kemudian pin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

129. Haus Kasih Sayang

Luna memalingkan mukanya, dia sibuk memperbaiki sprei yang sudah sangat rapi, dia sadar kalau dirinya tak akan sanggup menghadapi godaan dari Laksamana Sanjaya, suaminya. Salahkan saja hatinya yang memang tak tahu malu itu, Padahal saat ini Laksa hanya sedang bertelanjang dada karena lupa membawa baju ganti yang telah disiapkan Luna. Dadanya berdetak dengan kencang, meski pernikahan mereka sudah berlangsung hampir empat bulan lamanya dan hubungan mereka juga sudah seperti suami istri pada umumnya, dalam artian mereka sudah melakukan hubungan fisik sebagaimana mestinya. “Kamu kenapa?” tanya Laksa mendekati Luna yang terlihat gelisah di samping tempat tidur. Tangan Laksa bahkan sudah merangkum kedua pipi Luna, terasa dingin dan membuat Luna seketika bergidik, dingin tangan Laksa yang baru saja mandi, juga aroma aftersave dan juga sabun mandi membuat Luna menginginkan lebih dari sentuhan seperti ini. Haduh! Suaminya ini kenapa mendekati Luna dengan masih bertelanjang dada sih,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

130. Mengikuti Arus

Luna langsung merasakan kegugupan yang luar biasa saat melihat keluarga besar suaminya berkumpul di ruang tengah yang sanga luas itu, pantas tadi Laksa memilihkan gaun ini untuk Luna, dia pasti tak ingin penampilan Luna yang memang jauh berbeda dengan orang-orang di sekitar Laksa semakin mencolok. Sampai sekarang dia bahkan masih kesulitan mencari warna lipstik yang sesuai untuk kulitnya, yang tidak pucat tapi juga tidak terlalu mencolok mata. Laksa memang bilang dia menyukai Luna yang tidak memakai make up tebal, tapi dia juga bukan orang bego yang sama sekali buta kalau Laksa pasti menginginkan dia bisa berdandan dengan baik dan tidak mempermalukan laki-laki itu saat menentengnya ke kondangan misalnya, mengingat mantan kekasih Laksa yang seorang model internasional. Luna menghela napas dalam, dia celingukan mencari suaminya yang tadi digeret Dirga entah kemana meninggalkan dia sendiri. Sekarang apa yang harus dia lakukan, dia tak mengena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status