Semua Bab Wanita Yang Kau Pilih: Bab 141 - Bab 150

171 Bab

141. Uang adalah Segalanya

“Baiklah aku setuju mengambil uang itu.” Laksa menunjukkan pada Luna pesan yang dikirimkan ibu kandungnya. Tak ada basa-basi atau kalimat penuh kerinduan seperti biasanya, bahkan panggilan ibu yang biasanya wanita itu ucapkan untuk dirinya sendiri tidak ada juga. Luna memandang suaminya dengan iba, meski suaminya itu terlihat baik-baik saja, pasti dia sangat kesakitan. Dikhianati orang yang seharusnya mencintai kita dengan tulus memang sangat menyakitkan, apalagi Laksa berhati lembut pasti sangat tak tega untuk melakukan sesuatu yang buruk pada ibu kandungnya. Tuhan... Doa Luna terputus dia tak tahu harus minta apa pada Tuhan untuk hubungan suaminya dan ibunya, Luna terlalu asing dengan keadaan ini, kasih sayang ibu sepanjang hayat yang selalu dia yakini nyatanya tak berlaku untuk hubungan Laksa dan ibunya. “Apa kakak melakukan sesuatu sampai ibu menyetujuinya?” Laksa berjalan mengambil bajunya dan mengenakannya di dep
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

142. Kenangan Mantan

Laksa sama sekali tak fokus menyetir kali ini, pikirannya tertuju pada sang ibu, sebagai anak dia telah sangat layak disebut anak durhaka. Sejujurnya akan lebih mudah kalau ibu kandungnya sudah meninggal saja dari pada harus seperti ini, Laksa sungguh tak tahu apa yang akan dia lakukan nanti dengan sang ibu. Baru saja dia dihubungi pengacara keluarganya dan memberitahukan kalau sedang ada masalah dengan sang ibu dan dia diminta cepat untuk datang ke mari. Saat dia bertanya masalah apa yang membelit sang ibu, pengacara itu mengatakan dengan singkat, rentenir. Laksa memang dibesarkan dalam istana emas tapi dia bukan orang bego yang tidak tahu apa artinya itu. Laksa juga sudah mencari tahu tentang gaya hidupnya yang mewah dan sangat bebas itu, dia bahkan pernah jadi simpanan seorang pejabat tinggi dan harus rela dimaki-maki saat istri sah sang pejabat mengetahui semuanya, bukan hanya itu, sang istri juga memastikan kalau ibunya tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

143. Sayap Bidadari

“Ibu tahu kamu tidak akan diam saja saat orang lain kesusahan mirip sekali dengan ibu,” kata sang ibu bangga. Ketiga orang di sana hanya memandang jengah pada wanita paruh baya yang sedang bergembira itu, wajah yang berseri itu sangat kontras dengan tiga orang lain yang berwajah serius dan tegang. Sang pengacara berdehem dua kali untuk meminta perhatian wanita itu. “Saya akan mewakili Pak Laksa untuk mengurus semua perjanjian dengan ibu.” “Perjanjian apa?” wanita ini tak berpikir pengacara Laksa datang hanya sebagai pajangan saja bukan. “Kesepakatan yang akan terjadi antara anda dan juga seluruh Keluarga Sanjaya, Pak Laksa terutama.” “Eh, Pak anda pasti suruhan wanita perebut itu, Laksa ini anak kandung saya, seharusnya dia berterima kasih pada saya yang mau meminjamkan anak saya untuk dia asuh, dia hanya wanita mandul yang tak bisa memberi keluarga itu keturunan.” Laksa langsung menggebrak meja di depannya, Luna yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

144. Gadis Dalam Foto

Sepertinya kesiangan adalah agenda yang selalu ada di setiap pagi pasangan baru kita ini, menikah tanpa pacaran dan hubungan mereka yang kian dekat membuat mereka tak malu-malu lagi untuk saling berbagi kehangatan di setiap malamnya. Dan semua orang ... yang sudah menikah tentunya, akan tahu kalau berduaan dengan pasangan halal yang sedang hangat-hangatnya seperti mereka, waktu akan berjalan sangat cepat bahkan bisa mengalahkan kecepatan cahaya, bahkan kalau bisa mereka pasti ingin membekukan waktu, agar saat mereka bersama lebih panjang. Akan tetapi tentu saja itu hal yang sangat mustahil dilakukan, mengingat Tuhan sudah membagi waktu dengan sangat adil untuk semua orang. Dua hari setelah kejadian di apartemen sang ibu waktu itu, Laksa mengatakankalau dengan sang ibu akhirnya pindah ke sebuah rumah yang telah disiapkan oleh laksa, di sebuah perkampungan kecil yang masih sangat kental agama dan adat budayanya, sejujurnya Laksa memang sengaja melakukan itu semua, supay
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

145. Salahkan Paham

Luna merasa perutnya sangat sakit, dan gerakan menendang dari dalam perutnya membuatnya meringis dan terduduk di kursi kerja Laksa, sejenak dia melupakan foto yang baru saja dia temukan itu, lalu diambilnya napas dalam-dalam, diusapnya lembut perutnya yang membesar itu. “Semua baik-baik saja, sayang, apapun yang terjadi mama akan selalu sayang padamu,” gumam Luna diantara ringisannya. Sepertinya sang jabang bayi di dalam sana mengerti apa yang dikatakan ibunya, perlahan tendangan itu berkurang, ini kali pertama Luna merasakan secara langsung tendangan bayi dalam perutnya, meski sebelumnya dokter sempat mengatakan juga, tapi mengalaminya langsung membuatnya takjub sekaligus terharu. Tapi saat melihat foto itu di atas meja, dengan pandangan mata suaminya yang jelas sangat memuja wanita itu membuat Luna merasakan kembali rasa sakit itu. Kenapa Laksa tidak jujur kepadanya selama ini kalau belum bisa melupakan Raya, Luna memang berjanji akan berjuang untuk hubungan mereka, tapi mem
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

146. Saat Istri Ngambek

Luna duduk meringkuk di atas kursi, di balkon kamarnya, pandangannya lurus ke atas, ka arah bulan dan bintang yang bersinar dengan sangat cerah. Andai saja mereka bisa membagi sedikit saja kecerahan sinarnya untuk Luna tentu dia akan bahagia. Dia tak perlu dicekam kegelapan lagi akan nasib dirinya di masa depan. Permintaan yang konyol memang, Tuhan tentu saja sangat enggan mengabulkan permintaan itu, Luna tahu. Luna kembali menatap keindahan malam ini, malam yang semakin merambat ternyata membuat sang bulan makin semangat untuk bersinar terbukti sinarnya yang makin terang, begitu juga dengan banyaknya bintang yang menemani rembulan malam ini. Luna iri pada mereka yang bisa bersama-sama dengan banyak teman, sedangkan di sini dirinya hanya sendirian, sejak menikah dengan Laksa dan juga berhenti dari pekerjaannya, dunia Luna hanya berpusat pada Laksa dan Laksa. Bukan berarti Luna terpenjara di dalam rumah mewah ini, tidak juga, Lun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

147. Recovery Hati

Setelah kemarahannya dia habiskan semalam, dan menghabiskan sekotak tisu, pagi ini Lun abangun dengan suasana hati yang lebih baik, bukan karena sudah bisa menerima kalau Laks masih sering teringat mantan pacarnya, tapi penjelasan suaminya itu membuat hatinya sedikit lega. ingat hanya sedikit. Laksa memang tidak mengatakan sudah melupakan Raya sepenuhnya, bagaimanapun hubungan mereka yang berlasung bertahun-tahun tak bisa hilang tanpa bekas begitu saja, akan tetapi Laksa bersumpah kalau dia tidak akan kembali lagi pada Raya, dan bagi Laksa, Luna adalah masa sekarang dan masa depannya. Cukup realistis memang, meski tidak melegakan, apalagi membahagiakan. Luna bersiap membersihkan dirinya dan menyiapkan pakaian untuk suaminya, lalu dia akan membangunkan laki-laki itu. nasehat dari mama mertuanya membuat Luna berusaha lebih baik lagi menjadi istri yang baik. Sekarang dia bukan hany putri kesayangan ayahnya yang bisa selalu bermanja-manja, tap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

148. Tunggu Sebentar Lagi

Luna menarik-narik ujung blousenya dengan tidak nyaman, bukan karena pakaiannya yang kekecilan tapi perutnya terasa sedikit mulas, entah kenapa setiap kali ke tempat ini selalu perdebatan yang menyambut mereka, apa setiap hari di sini selalu saja ada pedebatan seperti ini, padahal pintu apartemen saja belum diketuk tapi suaranya sudah terdengar dai luar, apa tidak ada peredam suara yang dipasang di apartemen mewah ini. Setelah makan siang mereka, Laksa memang mengajak Luna untuk mengunjungi ibunya dan mengantarkannya ke ruamh wanita itu yang baru, Luna tahu meski sikap suaminya sangat dingin dan kaku pada sang ibu tapi tetap saja, Laksa tidak akan tega membiarkannya pergi sendiri. Kalau begini caranya sangat kasihan tetangga dia kanan kirinya, yang ikut tidak bisa tidur dengan tenang. “Kak,” panggil Luna pada suaminya yang hanya diam saja. Baru saja Laksa menguatkan tekadnya untuk memperlakukan ibunya lebih baik, meski mereka tak akan tingg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

149. Rumah Baru

Jalanan beraspal bahkan telah habis mereka lalui, sekarang mereka mulai memasuki jalanan berbatu. Jalanan berkelok-kelok juga sudah mereka lewati tapi belum terlihat juga tempat yang mereka tuju, tempat apa sebenarnya yang akan mereka tuju? Luna jadi makin penasaran di buatnya. Luna kembali menengok ke belakang, mobil itu masih mengikuti mobil mereka dengan tenang, bisa Luna bayangkan ibu kandung Laksa yang dari tadi sok itu mengomel di sana, dia hanya berharap sang sopir punya telinga yang cukup tebal, agar tidak melempar penumpangnya ke luar jendela. Jahat memang, tapi Luna bahkan tak bisa menahan cengirannya saat membayangkan itu semua. “Kamu baik-baik saja, Luna? Apa kita perlu berhenti?” Luna mengerutkan kening mendengar pertanyaan Laksa. “Memangnya kita sudah sampai, Kak?” “Bukan maksudku kita bisa berhenti dulu, jika kamu capek atau butuh waktu untuk beristirahat.” “Tidak perlu apa masih jauh rumahnya?”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

150. Dari Hati ke hati

Mereka memasuki sebuah hotel yang tidak bisa dikatakan mewah tapi juga bukan kelas melati, yang mereka temui di dalam perjalanan pulang. Laksa memutuskan membelokkan mobilnya kemari, mereka berdua butuh istirahat setelah perjalanan panjang yang mereka lalui, mobil ini memang didesain sangat nyaman tapi bagaimanapun akan lebih enak tidur di dalam sebuah kamar supaya bisa meregangkan seluruh otot-otot tubuh, lagi pula hari sudah malam, dan mereka butuh makan. “Kita akan menginap di sini malam ini?” tanya Luna. “Iya, besok pagi kita lanjutkan perjalanan, ini bukan hotel mewah memang semoga fasilitasnya cukup bagus.” Luna mengamati sejenak hotel yang akan menjadi tempat mereka menginap, terlihat bersih dan rapi, para pegawai hotel yang berlalu lalang juga ramah dan berpakaian rapi. Sejujurnya dia tidak masalah di mana dia harus tidur, bahkan meski Laksa memutuskan membangun tenda saja, Luna bisa menerima, dulu juga dia sering mengik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status