Semua Bab Wanita Yang Kau Pilih: Bab 111 - Bab 120

171 Bab

111. Cinta dan Luka

Kalau mau tahu rasanya jatuh cinta sama cowok dan sudah dari laaama... tapi si cowok nggak notice juga yang berujung pada putus asa, Luna sangat tahu jawabannya. Sakitnya nylekit banget lebih sakit dari pada saat Luna digigit kalajengking waktu kecil. Dulu waktu Laksa bersikap sangat baik padanya –dan itu terjadi mungkin karena tidak sengaja– Luna sudah menggelepar kegeeran tidak karuan, dia selalu ingin melihat Laksa setiap saat., meskipun secara sembunyi-sembunyi dari tempat yang agak jauh dan yang pasti tidak ada yang curiga kalau dia sedang memperhatikan :Laksa. Saat Laksa jadian dengan teman seangkatannyanyapun yang terkenal sebagai primadona kampus, Luna tak langsung patah hati, dia selalu percaya kalau suatu saat dialah yang akan jadi jodoh Laksa, kepercayaan konyol memang yang langsung terkikis begitu dia bertemu Laksa pertama kali di tempat kerja dan tampak sangat tidak mengenali Luna, yang selama ini diam-diam memendam asa untuknya. Bego memang, Luna tahu it
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

113. Bimbang

Malam sudah sangat larut saat Laksa memasuki pelataran rumah mertuanya, dia menengok pada arloji yang melingkar di tangannya, sudah hampir pukul sebelas malam memang, pantas saja semua rumah di kiri kanan sudha tertutup rapat. Untunglah Laksa sempat meminta kunci cadangan pada Luna, khawatir dia pulang cukup larut dan harus membangunkan orang rumah. Saat pintu terbuka dia masih bisa mendegar suara televisi yang dinyalakan di ruang tengah. Ternyata ayah mertuanya belum tidur, dalam hati Laksa sedikit mengeluh, tubuh dan pikirannya terasa lelah, dan dia ingin sekali langsung istirahat, tapi dia tak mungkin melewati ayah mertuanya begitu saja tanpa berbasa-basi sebentar minimal menanyakan apa yang dia tonton. Laksa tidak bisa bersikap seperti saat berada di rumahnya ayah mertuanya bukan papanya yang terlihat tidak peduli padanya. “Malam, Yah, belum tidur,” sapa Laksa berbasa basi. “Belum, ayah masih nonton bola.” Mau tak mau Laksa duduk sebentar menanyakan skor pero
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

112. Jujur lebih Baik

Luna masih sibuk dengan ponsel di tangannya saat Laksa masuk kamar dan mengerutkan kening tak suka. Dengan pelan dia mendekati Luna dan mengintip apa yang sedang dilakukan sang istri sampai mengabaikan mahluk setampan dirinya begitu saja. “Kukira ngapain ternyata ngasih makan zombie.” Luna yang sedang sangat sibuk memberi makan zombienya langsung mendongak mendengar Laksa sudah ada didekatnya. Sejak kapan? “Aku kira kakak akan menemani ayah sampai malam,” kata Luna sambil meletakkan ponsel di sampingnya dan melupan kalau masih ada zombie kelaparan di sana. Laksa mengangguk. “Hanya ngobrol ringan, kami sudah selesai ngobrol serius tadi sore.” Mereka memang baru saja makan malam dengan makanan buatan nenek yang lezat itu, tapi nenek memutuskan tidur lebih awal, karena badannya terasa pegal setelah menempuh perjalanan jauh dan dia juga memerintahkan Luna untuk cepat masuk kamar dan tidur juga. Meninggalkan Pak Edwin dan Laksa yang atas perintah nenek, harus membersihkan mej
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

114. Dia yang Tak Merindu

Seperti memahami suasana hati Laksa yang segelap malam, Luna memutuskan diam saja di kursinya, kalau bisa ingin sekali berkamuflase agar sama dengan kursi mobil Laksa. Suasana hati suaminya ini benar-benar sedang tidak baik. Setelah mereka mengantarkan nenek ke stasiun tadi, Laksa memang akan langsung mengantar Luna ke rumah keluarganya, tapi siapa sangka tepat saat mereka akan keluar dari stasiun, mereka bertemu dengan ibu kandung Laksa bersama seorang laki-laki yang mungkin usianya hanya beberapa tahun lebih tua dari suaminya itu, mereka terlihat mesra bergandengan berdua. Luna sampai meringis karena Laksa mencengkeram tangannya terlalu kuat. Tapi tanpa Luna duga Laksa memutuskan untuk mengikuti mereka. Laki-laki yang bersama ibu Laksa itu langsung naik begitu kereta yang akan menuju ke Jakarta datang, meninggalkan sang ibu yang tersenyum lebar setelah memeluknya sebentar. Pemandangan yang jamak memang, tapi tidak untuk Laksa, meski mereka tak tahu apa hubungan keduanya tapi dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

115. Rencana Jahat

Luna kembali berguling-guling di atas ranjang hotel yang empuk itu, ternyata menjadi tidak hanya saat bekerja dia bisa kelelahan, menjadi pengangguran seperti sekarang ini juga membuatnya lelah. Yah, meski Laksa memberikannya fasilitas mewah di hotel ini, tetap saja Luna yang biasa bekerja dan bergerak ke sana kemari sangat bosan kalau harus tiduran saja. Dia sedang tidak ingin menonton drama yang biasanya sangat dia sukai itu, pun demikian ebook yang sering dia baca juga terlihat tak menarik lagi. Intinya Luna sangat bosan, dia ingin berbicara dengan seseorang, oh... Ini memang bukan kebiasaannya, biasanya Luna bahkan begitu betah mendekam di dalam kamar semdirian.Dilihatnya jarum jam berdetak dengan sangat lambat menurut Luna dan berat. Kapan Laksa akan kembali?Luna menghela napas berat. Kalau tahu dia dianggurin seperti ini, lebih baik tadi dia pulang ke rumah keluarga Sanjaya saja, setidaknya di sana ada mama mertuanya atau para asisten rumah tangga yang meski tidak terlalu r
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

116. Wanita Sepertimu

Luna meremas rok yang dipakainya saat ini, setelah makan siang yang sangat terlambat yang mereka lakukan Luna kira Laksa akan langsung kembali ke kantornya tapi ternyata dia salah, suaminya itu malah duduk berselonjor di atas karpet tebal di depan televisi besar yang ada di ruangan itu. Luna membulatkan tekad, menekan gengsi dan rasa malunya yang setinggi gunung itu, dia sadar jika ingin hubungan mereka berhasil bukan hanya Laksa yang harus berjuang, dia juga tak boleh pasif dan hanya bisa menerima saja, dan salah satu cara untuk semakin meningkatkan hubungan mereka yang diajarkan guru besarnya -VIRA- adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan Laksa, hal kecil yang sejak dulu adalah penyakit Luna yang sangat sulit dicari obatnya. Luna berjalan pelan mendekati Laksa, dengan sedikit canggung dia duduk tepat di samping Laksa, tapi laki-laki itu rupanya cepat tanggap tangan kirinya yang sedang tidak memegang remot televisi merengkuh tubuh Luna hingga tak ada jarak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

117. Saat Senja

Mobil yang dikendarai Laksa memasuki halaman rumah keluarganya. Nampak sang mama yang langsung berdiri begitu mobilnya terlihat. “Kakak tadi mengabari mama?” tanya Luna yang heran melihat mama mertuanya terlihat menunggu mereka. “Iya, bagaimanapun mama nyonya rumah di sini, jadi semua atas ijinnya,” kata Laksa. Luna membenarkan perkataan suaminya, dia sedikit merasa bersalah karena tidak menghubungi mama mertuanya ini, padahal sang mamalah yang menemaninya di rumah sakit saat Laksa belum datang. “Hati-hati, Lun, mama tidak akan ke mana-mana,” tegur Laksa saat Luna sedikit terburu-buru menghampiri mama mertuanya. Luna hanya meringis merasa bersalah apalagi saat dia akan tersandung kakinya sendiri. Laksa hanya bisa menggelengkan kepala melihat Luna yang sangat antusias menemui mamanya, dia langsung menggamit pinggang sang istri mencegah Luna lepas kendali lagi. “Mama, maaf Luna tidak mengabari mama,” kata Luna sambil me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

118. Butuh Logika

"Apa kamu masih mengharapkan wanita itu?" tanya sang kakek saat mereka sudah berada di kamar sang kakek. Mereka sengaja datang kemari, karena hari sudah malam, dan juga kamar sang kakek memang langsung menghadap taman yang memiliki pemadangan sangat indah, apalagi saat bunga bermekaran di sana, meski bukan penggemar bunga tapi kadang Laksa tak melewatkan pemandangan itu. "Wanita yang mana?" "Jangan pura-pura tidak mengerti, Nak, kakek memang lumpuh dan hanya berdiam di rumah, tapi bukan berarti buta dengan semua kejadian di rumah ini." Keras, Laksa menghela napasnya, dia tak langsung menjawab, dipandangnya sinar bulan yang hari ini bersinar terang di atas sana, dan bintang yang berkelit menemani di sekelilingnya. Malam yang indah. Andai suasana hatinya seindah malam ini. Setelah puas memandang mereka, Laksa membalikkan tubuhnya menghadap sang kakek dan bersandar pada jendela yang terbuka lebar. "Jika maksud op
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

119. CLBK

Kepercayaan diri Luna turun drastis saat melihat bentuk tubuhnya di depan cermin yang ada di kamar ini, perutnya sudah mulai membucit dengan beberapa bagian tubuhnya yang mulai membengkak, dengan tinggi badan tidak sampai seratus enam puluh senti tentu dia akan terlihat sangat mungil di samping Laksa yang memiliki tinggi badan hampir seratus delapan puluh senti meter itu. Oh Luna sama sekali tak percaya pada inner beuaty, orang akan cenderung melihat penampilannya terlebih dahulu sebelum melihat hatinya, jadi lupakan itu, lagi pula dia juga bukan orang yang sangat baik hati sehingga membuat orang lain kagum, intinya Luna tidak percaya diri dengan tampilannya saat ini, bukan hal baru memang. Suaminya, Laksa adalah sosok laki-laki sangat tampan yang telah lama menjadi idola, bahkan seingatnya di kampus dulu, dia tak pernah seharipun tidak mendengar pembicaraan tentang Laksa. Laksa beginilah... begitulah... sampai membuat Luna gondok setengah mati, bukan karena dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

120. Tamu Tak Diundang

“Gila, ya aku sudah jungkir balik bantuin kamu mencari laki-laki misterius yang jalan dengan ibumu, kamu di sini enak-enakan senyum-senyum kayak orang nggak waras, kalau sampai aku ketahuan ngehack CCTV ruang publik aku nggak segan-segan nyebut nama kamu sebagai otak kejahatan ini,” kata Dirga berapi-api. Hari ini laki-laki itu kembali menyambangi Laksa di ruangan kantornya, dan betapa gondoknya Dirga saat melihat Laksa yang hanya duduk sambil bertopang dagu dan tersenyum sendiri, syukurlah sebagian kaca ruangan ini sudah agak buram, jadi para karyawan di luar sana tidak harus mengadakan acara tahlilan karena mengira bos mereka kerasukan setan tersenyum. “Ya jangan sampai ketahuanlah.” Kan. Ngeselin memang. Dirga menghempaskan dirinya dengan dramatis di kursi yang ada di depan Laksa. “kamu tidak sedang merencanakan perselingkuhan dengan salah satu karyawanmu di sini bukan?” Laksa langsung melotot menatap sepupunya itu kesal, seha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status