Home / Romansa / Wanita Yang Kau Pilih / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Wanita Yang Kau Pilih: Chapter 91 - Chapter 100

116 Chapters

91. Salah Sangka

Luna menatap langit yang begitu cerah malam ini, bintang bertaburan di langit malam dan bulan bersinar begitu terang. “Malam yang terlalu indah untuk patah hati,” gumam Luna pelan. Dia menatap Laksa yang sedang menerima telepon entah dari siapa, yang jelas terlihat sangat penting dan ... rahasia, setidaknya itu yang dipikirkan Luna saat laksa beranjak berdiri meninggalkannya untuk menerima telepon itu. Luna melangkah ke arah tepi pantai deburan ombak yang pecah di tepi pantai menghangatkan hatinya, setidaknya dia tidak hancur sendiri ada ombak yang berkali-kali hancur di tepi pantai. Sangat konyol memang menyamakan hatinya dengan ombak di pantai, tapi dengan begitu Luna bisa sedikit mengalihkan perhatiannya. Lalu dia memandang karang yang berdiri kokoh di sana, andai hatinya sekuat itu tentu dia perlu lagi merasakan kesakitan yang teramat sangat. “Sudah selesai? Kita pindah saja ke sana, di sini dingin,” kata Laksa menunjuk suatu te,pat di dalam sebua
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

92. Patah Hati Berlapis-lapis

“Kamu ngambeknya masih lama, nggak , Lun, aku sudah kelaparn ini?”Luna yang sedang duduk termangu di balkon kamar mereka menoleh pada Laksa yang barus saja keluar dari kamar mandi. Dilihatnya jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan pagi, waktu yang terlalu siang untuk mereka sarapan pagi. Luna langsung berdiri dan memandang Laksa dengan tak enak hati, dia tidak sedang ngambek seperti kata Laksa sebenarnya, dia hanya terlalu malu untuk bertemu suaminya itu. Laksa memang tidak lagi membicarakan tentang kesalah pahaman mereka kemarin, tapi ekspresi Laksa yang geli setiap melihat Luna membuat wanita itu tak dapat menahan rasa malunya. “Maaf, kak, seharusnya aku menyiapkan sarapan pagi untuk kakak,” kata Luna penuh sesal. Laksa meletakkan handuk yang baru saja dia gunakan untuk mengeringkan rambut, lalu berjalan mendekati Luna yang berdiri salah tingkah di balkon kamar mereka. “Kamu tidak salah, jangan minta maaf.” “Tapi seharusnya aku–““
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

93. Rahasia

“Aku belum bertemu dengan mamamu, tapi aku sudah mendapatkan informasi yang lengkap tentangnya.” Sepulang dari liburannya Laksa segera menghubungi Dirga, dan mendapati sepupunya itu sudah kembali ke apartemennya sehari sebelumnya. Dengan tidak sabar Laksa langsung menemui Dirga saat jam makan siang, setelah ini dia bisa langsung menjemput Luna. “Apa ada masalah?” Dirga mengangguk. “Seperti dugaanmu dia hidup berpindah-pindah tempat.” “Apa dia tidak punya rumah?” Laksa berkata dengan hati yang tak menentu, bagaimanapun wanita itu ibu kandungnya, meski dia dulu meninggalkannya dengan tega. “Pernah punya, tapi dua tahun lalu dia jual untuk menutupi hutang judi dan juga gaya hidupnya yang mewah.” Laksa mengerutkan kening. “Dia suka berjudi?” “Yup dan menurut beberapa info dia sering bertaruh dengan hal yang besar, oh iya rumah yang dia jual adalah rumah yang dulu diberikan oleh papamu.” “Papa masih berhubungan dengan dia di belkang mama? Sete
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

94. Tak Perlu Air Mata

Laksa tidak tahu sampai beberapa saat yang lalu kalau dikhianati rasanya sesakit ini, dadanya terasa sangat sesak, tangannya terkepal erat di kedua sisi tubuhnya, Laksa melangkah cepat dan menghantamkan tinjunya pada tembok di depannya. Dirga yang menatap hanya bisa terdiam, membiarkan Laksa menyalurkan rasa frustasinya. Cukup Lama Dirga menunggu Laksa sampai bisa tenang kembali. “Jadi sekarang kamu sudah tahu bukan kenapa aku membencinya.”Laksa mengangkat kepalanya yang semula menunduk dengan dalam. “Aku tahu perbuatannya itu memang sangat buruk pada Luna, Tapi bisa saja karena dia cemburu pada Luna, aku pernah menceritakan perjodohan yang dirancang mamaku untuknya.”Dirga mengangkat bahunya dengan tak acuh, dia tahu akan sangat sulit meyakinkan Laksa soal siapa wanita yang selama ini dicintainya. “Kalau begitu sungguh sial sekali nasibnya, berbuat buruk untuk mencelakakan Luna tapi ternyata kamu jadi salah satu korbannya,” ejek Dirga. Laksa hanya menghela n
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

95. Kegilaan

Berkali-kali Luna memandang ponselnya yang ada di tangannya, tapi berapa kalipun dia menengok tak ada apapun di sana, benda itu tetap diam di sana, tak ada notifikasi pesan atau telepon dari Laksa. Hati Luna benar-benar tak tenang. Setelah mengajar tadi Luna terpaksa merepotan Vira untuk mengantarkannya untuk pulang ke rumah sang ayah, dia tak pernah suka untuk tinggal di apartemen itu jika tidak ada Laksa di sana. baginya yang telah terbiasa hidup di kampung dengan tetangga kanan kiri yang berisik, akan aneh rasanya harus hidup berbataskan empat tembok dengan penghuni lain yang bahkan bertemu mukapun tak akan saling kenal. Sekali lagi dia mencoba menghubungi nomer Laksa, tapi tetap saja, ponsel itu masih mat. Luna menimbang sejenak untuk menghubungi mama mertuanya dan menanyakan keberadaan sang suami.“Tapi kalau dia tidak di sana, mama pasti makin panik dan bisa sakit lagi.” Luna seger ameletakkan kembali ponselnya. Menatap Benda itu seolah akan keluar k
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

96. Menjaga Hati

“Maaf ayah, Laksa terlambat menjemput Luna,” kata Laksa saat ayah mertuanya membukakan pintu depan untuknya. “Ayah paham kamu pasti banyak pekerjaan,” kata sanga ayah dengan senyum tenang. Laksa langsung menundukkan kepalanya tak berani menatap ayah mertunya itu dia sungguh malu pada Luna dan ayahnya, entah bagaimana dia harus menebus semua kesalahan yang dia lakukan ini. Rasanya dia tak punya muka lagi untuk bertemu mereka, tapi rasa khawatirnya pada Luna mengalahkan segalanya, dan di sinilah dia berniat melihat keadaan sang istri yang sudah dia abaikan tadi. Apa Luna akan marah padanya? “Masuklah Luna ada di kamarnya, dia dari tadi mencemaskanmu,” kata sang ayah saat melihat Laksa yang ragu untuk masuk ke dalam rumah. Laksa hanya mengangguk terlalu malu untuk bicara, tapi langkahnya terhenti saat ayah mertuanya kembali memanggil. “Maaf mungkin putri ayah terlalu merepotkanmu,” kata sang ayah saat Laksa berbalik dan menatap ayah mertuanya dengan
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

97. Hanya Untukmu

Luna memasuki kamarnya dengan salah tingkah, kalimat yang diucapkan suaminya membuat dia berpikiran kemana-mana, apakagi dengan tangan Laksa yang saat dia ada di pinggulnya. Laksa memang sudah berkali-kali menyentuhnya, tapi tetap saja Luna masih marasa malu saat laki-laki bersikap lembut dan perhatian padanya. “Maaf membuatmu menunggu kemarin,” kata Laksa saat mereka sudah duduk manis di atas kasur. “Tidak masalah, aku hanya khawatir karena kakak tak bisa dihubungi.” Laksa tahu itu, Luna terlalu baik untuk berprasangka buruk padanya. “Aku ada keperluan penting yang tidak bisa aku tinggal dan tidak sadar kalau baterai ponselku habis, sekali lagi maafkan aku masalah itu menguras semua pikiranku, jadi aku lupa untuk menjemputmu.” Luna hanya tersenyum dan mengangguk, keduany diam membisu, biasanya Laksa yang memulai berbicara duluan dan Luna mengimbangi, tapi saat ini ketika sang suami diam Luna tak tahu mau bicara apa. “Kak Laksa tadi malam sudah makan?”
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

98. Obat Sakit Hati

“Dia tidak pulang?”tanya Vira yang mendapati sahabatnya ini duduk dengan lesu di sebuah bangku panjang. Luna mengangkat kepalanya dan memandang Vira dengan malas. Tangannya bergerak untuk meminum kembali minuman yang ada di tangannya, setelah itu memasukkan biskuit asin ke dalam mulutnya. “Ishh, ni anak ditanya malah makan melulu, gendut baru tahu rasa kamu.” “Ini sudah gendut perutku.” “Itu isinya bukan nasi tapi bayi,” jawab Vira tak santai. Luna terus saja memakan biskuit di depannya, tak mempedulikan Vira yang memandangnya dengan gemas. “Kamu kenapa, sih mukamu butek banget.” “Ya jangan dilihat,” kata Luna dengan lempeng. Vira yang tak terima Luna cuek padanya, segera merebut biskuit di tangan Luna dan memakannya. “Ish kamu apa’an sih, Vir!” kata Luna sebal luar biasa “Ya makanya kalau diajak ngomong itu nyaut jangan manyun melu” Kali ini Luna mengalah dia memandang sahabatnya itu. “Sekarang katakan ada apa?’ Vira mala
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

99. Penyesalan

“Selamat datang, Tuan, saya diminta Tuan Kai untuk menjemput anda di sini?” sapa seorang laki-laki paruh baya dengan bahasa inggris yang fasih. Malam sudah mulai menjelang saat Laksa menginjakkan kaknya di bandara chaerlesdeghaule ini, ini memang bukan kali pertama dia menginjakkan kaki di tempat ini, beberapa kesepakatan dengan para pebisnis di sini, keluarganya memang tidak mendirikan cabang hotel Sanjaya di sini, tapi investasi yang ditanam keluarganya di beberapa hotel berbintang membuat Laksa sering mondar-mandir kemari. “Terima kasih, Maaf merepotkan,” jawab Laksa juga dengan bahasa inggis.Laksa segera menghubungi sahabat sekaligus rekan bisnisnya di sini, begitu dia berencana akan ke Paris, dan bersedia meminjamkan seorang sopir serta mobilnya untuk keperluan Laksa di sini. Sengaja memang Laksa tak memberitahukan semuanya pada Raya, dia ingin memastikan sendiri apa yang selama ini dia dengar tentang kekasihnya itu. “kita akan kemana, sir?” tanya sang
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

100. Tanggung Jawab Baru

Hari ini sebuah mobil mewah kembali terparkir di depan sanggar milik Vano, tapi kali ini bukan Laksa pengemudinya, seorang sopir turun membukakan pintu untuk wanita cantik yang duduk di kursi belakang. Dengan anggun wanita itu melangkah ke dalam. “Apa Aluna benar bekerja di sini?” tanyanya resepsionis di depan.“Benar, Mbak Luna mengajar di sini.” “Apa dia sudah selesai mengajar, bisa saja bertemu dengannya?” “Tentu, sebentar saya panggilkan, silahkan duduk dulu.” Luna mengerutkan kening saat diberi tahu seorang ibu-ibu cantik dengan dandanan mahal ingin menemuinya, dia langsung tersenyum lebar saat tahu mama mertuanya yang sudah duduk menuggunya. “Mama,” katanya senang, “Mama kenapa menyusul Luna kemari, apa maam sudah sehat?” tanya Luna memperhatikan penampilan mama mertuanya yang anggun itu. “Mama sehat, bagaimana kabarmu sendiri dan juga calon cucu mama?” Luna tersenyum dan mengusap perutnya dengan lembut, dia sungguh senang dengan perhati
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status