Share

68. Kangen

Author: Ajeng padmi
last update Huling Na-update: 2025-02-26 12:46:03

Laksa berdecak kesal saat tiba-tiba Dirga datang ke kantornya, sepupu dari pihak ibunya itu memang suka sekali datang tak diundang dan pulang juga semaunya. Pekerjaannya yang seorang programer di sebuah situs pencarian terkenal di dunia, memungkinkannya untuk bekerja dari manapun dia berada. Atau lebih tepatnya dia bisa melakukan apapun yang dia suka.

Bahkan Dirga pernah berseloroh bahwa dia bisa bekerja sambil kencan dengan pacarnya.

“kamu terlihat tidak senang melihatku.”

“Memang, kamu kesini pasti akan ada masalah yang terjadi,” jawab Laksa tak menutupi rasa enggannya, meski dia tahu Dirga tak akan terpengaruh dengan rasa kesalnya.

Mereka sudah bersama sejak kecil, bahkan bisa dibilang mereka dibesarkan bersama-sama, karena seringnya ibu mereka bertemu dan membawa mereka turut serta.

“Bukan aku yang membawa masalah tapi kamu saja yang tidak jeli melihat masalah,” kata Dirga yang membuat Laksa mati kutu dibuatnya.

Laksa memang sangat pandai dalam menga
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Wanita Yang Kau Pilih   69. Alasannya Kamu

    Kecanggungan itu bahkan tak terpecahkan sampai Laksa menghentikan mobilnya di sebuah mini market. “Aku tidak akan lam,” kata Luna yang bersiap untuk membuka pintu mobil, tapi tangan Laksa menahannya. “Tunggu.” “Ya?” “Tolong tunggu sebentar lagi sampai aku bisa mencintaimu, apa kamu akan marah padaku jika aku berkata begitu?” “Aku hanya ingin menjalani semuanya seperti air, saat ini aku istri kak Laksa, aku hanya perlu menjalankan kewajibanku sebagai istri yang baik, melayani kakak baik lahir maupun batin.” “Hanya kewajiban, bukan cinta?” tuntut Laksa. “Bukankah kakak juga begitu, aku rasa tidak masuk akal kita membicarakan cinta untuk sekarang, kita hanya perlu menjalani takdir yang digariskan sebaik mungkin. Jadi kakak mau nitip sesuatu?” Laksa hanya menggeleng merasa tertampar dengan kata-kata sederhana Luna. Benarkah sikap kerasnya sudah berusaha melawan takdir dan ditetapkan untuk dirinya.

    Huling Na-update : 2025-02-26
  • Wanita Yang Kau Pilih   70. Surga Dunia

    “Seharusnya kalian tidak perlu jemput kami, kasihan Luna dia pasti capek,” kata sang mama lembut saat mereka sudah bertemu di bandara. “Luna pingin lihat pesawat, Ma, makannya dia nangis minta ikut,” ledek Laksa yang masih tidak habis pikir dengan acara ngambek Luna. Luna hanya bisa menatap suaminya dengan cemberut. Coba saja Laksa mengatakannya dengan baik dan benar, mungkin dia tak akan curiga berlebihan, dia kira Laksa memang malu mengajaknya menjemput orang tuanya. Dan sekarang dia jadi malu saat mengerti maksud suaminya. “Kamu ngidam lihat pesawat?” tanya sang mama dengan mata berbinar. Luna menggaruk rambutnya yang tidak gatal, bisa saja dia bilang iya, menjadikan kehamilannya alasan adalah hal paling mungkin dia lakukan, tapi masalahnya Luna tak biasa berbohong,. “Luna Cuma ingin lihat bandara seperti di drama-drama itu, Ma,” jawab Luna polos. “Memangnya kamu belum pernah naik pesawat?” tanya sang mama sedikit terkejut. Kota paling jau

    Huling Na-update : 2025-02-26
  • Wanita Yang Kau Pilih   71. Ketahuan

    Luna berkacak pinggang menatap Laksa yang menggeliatkan tubuhnya dengan malas. Dia sendiri sudah membersihakan diri, setelah sang suami melepaskannya dan jatuh tertidur. “Kakak pembohong ternyata.” Laksa yang dituduh begitu tentu saja gelagapan, dia baru saja terbangun dari tidur siangnya yang sangat indah. “Pembohong apa?” tanyanya tak mengerti.“Katanya mau menunjukkan apa surga dunia kenapa malah aku diajak main tralala.” Laksa hampir menyemburkan tawanya, istrinya ini benar-benar tak terduga, tapi saat melihat wajah garang sang istri sedapat mungkin Laksa menahan tawanya. “Main Tralala apa?” “Itu yang barusan kita lakukan.” Sekarang Laksa tak mampu lagi menahan tawanya, Laksa menggelangkan kepalanya ada-ada saja istilah istrinya ini. “Maksudmu bercinta?” Luna hanya menunduk dengan wajah yang sudah merona merah. “Memangnya kamu tidak suka? Aku lihat kamu tadi malah sangat menikmati.”“Sudah, Kak Laksa kenapa jadi jahil be

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Wanita Yang Kau Pilih   72. Mantu Mama

    Luna menatap langit-langit kamar ini dengan mata menerawang, ini hari pertama sang mama mertua ada di rumah, tapi bukannya turun untuk membantu mama mertuanya menyiapkan makan malam, Luna malah ada di sini. Di atas ranjang kamarnya yang masih tampak berantakan seolah baru saja diterjang angin topan. Dia sungguh malu. Dia tak tahu apa yang harus dia katakan pada beliau saat bertemu nanti, pasti akan sangat canggung dibuatnya. Luna menghela napasnya lagi, menatap sekeliling kamar yang hanya menyisakan kesunyian, pelaku yang pantas disalahkan atas semua ini sudah kabur entah kemana, beralasan akan menyelesaikan pekerjaannya. Luna lalu bergegas membersihkan dirinya... lagi dan menata kamar itu, memunguti satu persatu baju-baju mereka yang tercecer dimana-mana, juga merapikan ranjang yang sudah kusut tak berbentuk. Luna memandang hasil kerjanya dengan puas, semuanya sudah selesai, lalu sekarang apa? dia tak memiliki alasan lagi untuk tetap di sini, medekam di kamar se

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Wanita Yang Kau Pilih   73. Aku Sebenarnya

    “Ternyata laki-laki itu sama saja, baru lihat yang bening sedikit saja sudah langsung meleng. Mereka memang tak tahu konsep kata setia.” “Itu bukanya karena kamu terlalu buta sama cinta, kemarin-kemarin kamu tak bilangi nggak percaya kalau dia itu sebenarnya buaya.” “Ya aku mana tahu, dia terlihat perhatian dan tulus cinta sama aku.” “Ya orang cari perhatian memang begitu, kalau dia bentak-bentak kamu jelas kamu nggak mau nemplok sama dia.” “Kamu kok jadi nyalahin aku.” “Bukan nyalahin, kamu saja yang bebal, tidak mau dibilangin. Sudah kamu jangan nangis lagi lupain saja laki-laki buaya macam dia, kamu juga belum menikah sama dia dan belum diapa-apain, jadi anggap saja ini peringatan dari Tuhan.”“Nggak diapa-apain bagaimana, aku sudah rugi besar ini.” “Hah jadi hubungan kalian sudah jauh?” “Bukan, dia pernah pinjam uang dariku lima juta, kalau begini alamat nggak balik uangku,” lalu gadis muda itu kembali menangis sesenggukan. “Sudah, kit

    Huling Na-update : 2025-02-27
  • Wanita Yang Kau Pilih   74. Saat Kamu Disampingku

    Laksa melangkah seperti robot dengan tubuh kaku, dia bahkan tak tahu bagaimana dia bisa sampai di kamarnya dengan selamat tanpa menabrak satu bendapun di dalam rumah ini. Otaknya serasa kosong, dia bahkan tak bisa memikirkan apapun, ini terlalu mengejutkan, mamanya memang beberapa hari yang lalu menyampaikan kata-kata yang sama sekali tak dia mengerti, tapi laksa sama sekali tidak menyangka kalau semuanya akan bermuara di sana. Selama ini saat ada masalah atau dia sedang bersedih hati, mamanya selalu menjadi tempatnya untuk pulang, mengadukan setiap kesedihannya, tempatnya untuk membuang semua sampah-sampah dalam pikirannya, agar bisa kembali bersih, semua itu dia lakukan secara otomatis saja, karena Laksa pikir sang mama adalah orang yang paling dekat dengannya, wanita yang bertaruh nyawa untuk melahirkan dirinya. Tapi sekarang apa, kenyataan ini terlalu keras memukulnya, dia sebenarnya ingin bertanya pada mama dan papanya, kenapa harus mengungkapkan ini sekarang?

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • Wanita Yang Kau Pilih   75. Penjelasan Mama

    KruyukkkkLuna meringis saat perutnya berbunyi nyaring. “Kamu lapar?” tanya Laksa. Luna hanya mengangguk dengan malu, perutnya memang memilih momen tidak tepat untuk berbunyi, mereka memang melewatkan makan malam yang harusnya berlangsung dua jam yang lalu.Karena Laksa sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, Luna memberi tahu, bibi yang memanggil mereka untuk makan malam nanti saja. Laki-laki itu juga akhirnya bercerita apa yang sebenarnya terjadi, yang membuat Luna cukup shock mendengarnya, pantas saja Laksa yang biasanya gagah perkasa dan angkuh tiada tara berakhir meringkuk dalam dekapannya seperti bayi. “Maaf Ya, Kak.” Laksa menyentuh puncak kepala Luna dan mendaratkan bibirnya di sana lama dan dalam, yang dapat menyalurkan kehangatan dalam hai Luna, tapi tetap saja tidak membuat perut Luna ... kenyang. “Kakak patah hatinya bisa ditunda dulu tidak, setelah kita makan bisa dilanjutkan lagi.” “Siapa yang patah hati.” “Ya ka

    Huling Na-update : 2025-02-28
  • Wanita Yang Kau Pilih   76. Kabur

    Laksa sedang memandang Luna yang tertidur dengan lelapnya, jarum jam memang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam., dan sangat lumrah kalau Luna sudah tidur. Laksa membelai kepalanya lembut, sejenak dia hanya diam terpaku, dipandangnya wajah sang istri yang begitu tenang dalam tidurnya, bahkan ada senyum kecil di bibir sang istri. entah apa yang diimpikan Luna dalam tidurnya. Rasa bimbang segera menyergap hatinya, apa dia tega untuk mengusik bunga yang sedang tertidur dengan cantiknya ini, atau sebaiknya dia saja yang pergi, biarkan Luna tetap di sini. Tapi Laksa langsung menggelengkan kepalanya, menolak keras ide itu, dia tak ingin hidup terpisah dengan Luna, saat ini hanya Luna yang dia punya, sebagai penyemangat hidupnya. Mengabaikan kenyataan mungkin saja akan mengganggu tidur Luna , Laksa membangunkan sang istri, dia goyangkan lengan Luna agak keras.. “Luna, Lun, bangun dulu.” Luna tergeragap lalu memandang Laksa dengan pandangan bertanya. Rasa K

    Huling Na-update : 2025-02-28

Pinakabagong kabanata

  • Wanita Yang Kau Pilih   178. Yang Kedua 2

    Akhirnya Laksa hanya bisa menanyakan kegiatan sang istri hari ini, tanpa menyatakan dimana dirinya sekarang berada, tapi dia berjanji akan mengatakan semuanya setelah sampai di rumah, banyak hal yang harus mereka bicarakan tapi Laksa butuh suasana yang tenang. Saat seorang perawat memangil keluarga Raya serempak dia dan sang manager restoran berdiri, mereka lalu diarahkan untuk menemui dokter paruh baya yang sangat dikenal Laksa. “Apa anda berdua keluarganya?” “Saya manager restoran tempat ibu Raya pingsan, saya hanya ingin memastikan kalau pingsannya ibu Raya ada sangkut pautnya dengan restoran kami atau tidak.” Sang dokter mengangguk mengerti meski begitu dia melirik pada Laksa yang hanya berdiri diam di depannya. “Saya bisa memastikan  kalau ibu Raya pingsan bukan karena makanan dan minuman yang dia makan tapi karena stress dan tertekan, syukurlah untuk janin yang dia kandung baik-baik saja.” “Jadi dia benar hamil, Dok?”

  • Wanita Yang Kau Pilih   177. Yang Kedua

    Laksa langsung mendekati Raya, dia memang tidak tahu apapun tentang pertolongan pertama pada orang sakit , jadi yang bisa dia lakukan adalah memastikan Raya masih bernapas dengan tangannya yang gemetar. Bagaimanapun Raya pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya dan juga sebagai sesama manusia tentu saja Laksa tak bisa meninggalkannya begitu saja. “Tolong segera kirim ambulance, seorang wanita tiba-tiba pingsan.” Laksa lalu menyebutkan alamat restoran ini. Tak lama kemudian manager restoran tiba-tiba muncul entah siapa yang memberitahunya, tapi kemunculan sang menager berhasil meredam kehebohan yang ada. “Apa yang terjadi, pak?” tanya sang manager ramah dan berusaha tenang meski Laksa tahu ada getar dalam suara laki-laki itu. “Saya juga tidak tahu kami baru saja selesai bicara dan saya sudah akan pergi tapi tiba-tiba saja dia terjatuh,” kata Laksa menjelaskan sesingkat mungkin. Seorang pelayan wanita masuk dan meletakkan

  • Wanita Yang Kau Pilih   176. Ancaman 2

    “Sudahlah yang penting aku menemuinya hanya untuk menyelesaikan masalah saja.” Laksa tak menyadari kalau keputusan yang dia ambil kini akan berdampak besar pada kehidupan pernikahannya kelak. “Aku akan keluar sebentar,” kata Laksa pada asistennya. “Tapi pak jam tiga kita ada pertemuan dengan seorang investor.” “Aku akan  kembali sebelum itu.” Asisten itu terlihat bimbang, tapi tak mungkin dia melarang bosnya apalagi Laksa sudah masuk ke dalam lift. “Semoga bapak bisa kembali tepat waktu dan tidak ada masalah lagi kedepannya,” gumam sang asisten entah mengapa dia memiliki firasat buruk. Laksa memasuki restoran jepan yang dulu menjadi favorit Raya setiap kali mereka bertemu. Seorang pelayan memakai pakaian tradisional jepang  menyambut Laksa di depan pintu setelah Laksa mengatakan akan bertemu dengan Raya. “Akhirnya kamu datang juga.” Laksa melirik jam tangannya mengisyaratkan kalau dia

  • Wanita Yang Kau Pilih   175. Ancaman

    Tidak banyak waktu yang tersisa untuk Laksa dalam meyiapkan event besar yang akan diadakan di hotelnya. Tanda tangan kontrak memang sudah dilakukan dan pihak penyelenggara memberikan beberapa syarat yang harus manageman hotel penuhi terkait dengan sarana dan prasarana yang akan digunakan. Tumpukan dokumen laporan berserakan di meja kerjanya menunggu untuk dikerjakan. Bukan tanpa aasan dia bekerja sekeras ini, dia hanya ingin membuktikan pada semua orang dia bukan hanya beruntung mewarisi semua kekayaan ini, tapi dia juga punya kemampuan untuk membawa kemajuan usaha yang telah dirintis kakeknya dan juga Laksa ingin membuktikan meski dia lahir dari rahim wanita yang gila harta, tapi dia berbeda dengan ibunya. Itu juga salah satu alasan dia akan tetap setia pada istrinyaa, di samping rasa yang mulai tumbuh subur di hatinya. "Maaf, pak. Ada telepon untuk bapak," suara asistennya terdengar dari interkom yang terhubung antar ruangan. "Dari siapa?" Sang asisten terdengar menghela napas

  • Wanita Yang Kau Pilih   174. Tak ada Gading tak Retak

    "Tentu saja , Ma. Aku akan bertajan selama kak Laksa masih menginginkanku dan juga tidak menduakanku," jawab Luna yakin. Sang mama menganggukkan kepala. "Bagus, jawaban itu yang ingin mama dengar, jika kamu masih ingin mempertahankan semuanya kamu harus lawan wanita itu." Sang mama menghela napas sebentar dan meminum air putih di depannya. "Dengar, Nak. Mama memang bukan mama kandung Laksa, tapi mamalah yang merawatnya sejak kecil dan dia bukan orang yang tidak bertanggung jawab. Dia pernah bilang pada mama akan mempertahankanmu di sisinya jadi jangan pernah menyerah." Luna menangguk, suaminya juga pernah mengatakan hal yang sama. "Kak Laksa juga pernah mengatakannya pada Luna." "Jadi kamu harus percaya Laksa kalau dia tidak aka kembali pada wanita itu, tapi mungkin dia akan membantunya. Sifatnyaa, tapi hanya sebatas itu yang perlu kamu lakukan adalah mencegah mereka untuk taak sering bertemu. " Lun

  • Wanita Yang Kau Pilih   173. Keputusan

    Luna menyadarkan tubuhnya yang terasa lelah luar biasa di kursi penumpang, di sampingnya Laksa menyetir mobil dengan wajah keruh, membuat Luna enggan untuk memulai pembicaraan dengannya. Beberapa saat yang lalu memang Laksa menjemputnya di sanggar saat dia sedang ngobrol dengan Vano di halaman belakang dan tentu saja hanya berdua karena Vira benar-benar tak muncul sampai akhir. "Hhh." Helaan napas panjang dan lelah Luna bahkan tak membuat Laksa menoleh laki-laki itu masih fokus dengan kemudinya. Luna tak tahu apa sebenarnya kesalahannya sehingga Laksa berubah dingin seperti ini. Apa karena Luna menemui mantan kekasih suaminya itu? Atau karena di pergi ke sanggar? Tapi Luna sudah minta Izin dan kalau ternyata Laksa terlambat membukanya itu bukan salahnya kan. Kenapa Laksa marah? "Kakak sudaah makan siang?" tanya Luna mencoba untuk membuka pembicaraan dengan suaminya meski dia sedikit ngeri sendiri dengan sikap Laks

  • Wanita Yang Kau Pilih   172. Pengalihan 2

    "Maaf, kak. Aku kira tidak ada orang," kata Luna tak enak hati. "Masuklah, sudah lama kamu tidak kemari." Luna bimbang di dalam sana hanya ada Vano yang sedang melakukan entah apa, tapi kalau dia langsung pergi rasanya juga tidak sopan bagaimanapun Vano juga orang yang sangat berjasa untuknya. "Apa kabar kak?" sapa Luna sedikit sungkan. Vano mengangkat alisnya dengan senyum mengejek. "Baik. Setidaknya aku tidak menangis hari ini," kata Vano menyebalkan. Luna mengerucutkan bibirnya, Vano masih tetap sama menyebalkanya seperti dulu."Aku tidak menangis." "Percaya." Jawaban yang makin mempertegas kalau laki-laki itu hanya sedang ingin mengejek Luna. "Kakak ngapain di ruangan Vira?" tanya Luna sebal sendiri. "Bumil habis nangis otaknya ikut eror juga. Kamu tidak lupa kan kalau aku pemilik tempat ini dna bisa bebas berada di mana saja yang aku suka." Ish sebel banget Luna dikatain seperti itu, dia yang sudah duduk di sofa langsung bangkit dan melangkah pergi. Lebih baik dia jalan

  • Wanita Yang Kau Pilih   171. Pengalihan

    Luna keluar dari cafe dengan kaki yang bergetar hebat, dia tak pernah suka bertengkar dengan orang lain. Saat akan berkonfrontasi dengan orang lain Luna lebih memilih mengatakan apa yang memang perlu dikatakan lalu pergi begitu saja, tanpa mau menoleh lagi. Terkesan pengecut memang tapi seperti itulah Luna. JIka hari ini dia mampu berkonfrontasi dengan Raya, itu semata-mata karena rasa cemburu yang mendominasi pikirannya. Dia mencintai Laksa dengan tulus dan laki-laki itu juga mengatakan kalau hanya Luna yang akan menjadi masa depannya, meski tanpa ada kata cinta, tapi bagi Luna itu sudah cukup. Dia jadi punya keberanian untuk melawan. "Mbak Luna baik-baik saja?" tanya sopir yang mengantarkan Luna. Dia menatap khawatir menantu majikannya ini. Luna terlihat pucat dan lemas. "Saya baik-baik saja, Pak." Luna memberi senyum sebahai ucapan terima kasih, si bapak membukakan pintu mobil untuknya. "Kita langsung pulang, mbak?" tanya sang sopir. Luna menimbang sejenak, dia tak

  • Wanita Yang Kau Pilih   170. Hanya Masa lalu

    Tanpa menunggu dipersilahkan Luna meanrik kursi dan duduk di sana. Perutnya yang besar memang membuatnya tak betah untuk berdiri terlalu lama. "Mau pesan apa?" tanya Raya yang telah mampu menguasai dirinya. Sepertinya beberapa bulan menjadi istri Laksa membuat wanita lebih berani tak sepolos dan sepengecut dulu. LUna melihat buku menu dan dia langsung menginginkan oreo milkshake dan brownies yang terlihat menggoda di sana. "Kamu cukup berani juga memesan minuman itu padahal tubuhmu sudah gendut," Komentar Raya saat Luna menyebutkan pesanannya. Wah bodyshaming ini. "Sya memang sedang hamil jadi wajar kalau tubuh saya berisi, justru kalau kurus suami saya akan khawatir." "Hati-hati. Laki-laki tidak suka dengan wanita gendut," kata Raya sok menasehati. Luna tersenyum mendengar nasehat 'baik hati' dari mantan kekasih Laksa ini. "Mungkin, Tapi suami saya bilang lebih suka memeluk saya yang lebih berisi d

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status