Semua Bab IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!: Bab 31 - Bab 40

71 Bab

31. Kejutan

Sementara di rumah Hans, sang penjaga langsung memberikan paket yang berisi Asi dalam kantong steril itu kepada Winda. Kepala pelayan sangat terkejut saat mendengar pernyataan itu. "Benarkah? Kapan ini diantar?" "Barusan, Bu," balas sang penjaga. "Apa Ashley ada di depan?" Winda ingin melangkah maju, berharap bisa bertemu dengannya, namun gerakan kakinya terhenti saat sang penjaga menahan. "Bu Ashley gak ada di depan, Bu. Bukan dia yang mengantar, melainkan Gadi muda." "Gadis muda?" Kata-kata sang penjaga membuat Winda mengerutkan kening. "Siapa dia?" "Entahlah, Bu. Kayaknya dia langsung buru-buru pergi." Setelah mendapat jawaban, Winda langsung mengatakan hal itu pada sang majikan. Hans yang mendengarnya pun juga terkejut, ia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi Ashley dengan situasi seperti itu. "Maafkan aku, Ash. Kembalilah bekerja menjadi ibu susu Haneul ..." batinnya penuh gejolak. Seolah ada ruang kosong yang begitu mengganggunya saat ini. "Aku janji, aku akan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

32. Perampasan

Ketegangan antara Ashley dan Riana semakin meningkat. Ashley, yang sudah berada dalam cengkeraman Riana, merasa dirinya terperangkap dalam situasi yang semakin buruk. Sekalipun ia memberontak dan ingin melepaskan diri, kekuatannya sangat kalah jauh dari sang mantan ibu mertua yang terkenal arogan. "Lepasin, Bu! Ibu gak berhak mengatur hidupku sekarang!" Riana menatap bengis, "Siapa yang gak berhak, hah?!" Tatapannya begitu tajam, kemudian beralih pada tas slempang yang berada di pundak ibu susu Haneul. Ashley merasakan sesuatu yang aneh, seolah Riana sedang mengulitinya. Ia memiringkan badan, berusaha menutupi apa yang diincar wanita paruh baya itu. Dengan tatapan dingin dan manipulatif, Riana menarik paksa tas itu hingga terjadi aksi tarik menarik. "Berikan tas itu! Sepertinya aku mencium bau uang di sana!" Ashley dengan segala kekuatannya, mencoba mempertahankan tas itu. Apa jadinya bila Riana tau bila dirinya memiliki banyak uang. "Jangan, Bu! Ini gak ada apa-apanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

33. Dijual Pada Pria Hidung Belang

Hari itu, Hans semakin frustasi. Sejak pagi, Liam telah mencari Ashley ke segala penjuru kota. Namun, hasilnya tetap nihil. Terlebih, saat Winda mengatakan bila Ashley masih sempat memompa ASI-nya untuk Haneul, Hans semakin cemas bila sampai Liam tidak menemukannya. "Saya sudah mencarinya kemana-mana Pak, tapi belum juga ketemu. Bu Ashley seperti menghindari keramaian," kata Liam memberitahukan hasil pencarian. Hans menghela napas, "Kamu yakin sudah mencari ke sudut kota. Entah di taman, pusat belanjaan, pasar atau keramaian event." Dengan yakin Liam mengangguk, "Sudah, Pak. Semua tetap tidak ada. Bahkan, Hans juga sempat menghubungi nomor teleponnya, namun tidak terhubung. Seolah Ashley mengalihkan semua akses untuk dihubungi. Wanita itu seakan menghilang tanpa jejak, hingga membuat Hans semakin putus asa. "Ada dimana kamu sekarang, Ash? Please ..." lirihnya dalam kebimbangan. Setelah mendapat pernyataan Liam yang tidak bisa menemukan Ashley, Hans memutuskan untuk iku
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

34. Dia Kabur

Riana menuju mall yang tidak jauh dari tempat ia menjual Ashley. Wajahnya tampak berbinar senang setelah mendapatkan keuntungan berkali lipat.Tangannya menggenggam ponsel penuh kegirangan setelah melihat transaksi dari Mami yang baru saja masuk ke dalam rekeningnya."Ternyata kamu membawa keberuntungan bagiku, Ash. Kamu sumber uang untukku!" tawanya girang, "Nggak rugi aku capek-capek mencarimu, hahaha ...!"Riana seperti orang gila yang berjalan sambil tertawa sendirian masuk ke dalam mall.Setibanya di sana, ia memasuki toko-toko mewah, memborong barang-barang mahal tanpa ragu. "Ini semua milikku sekarang, Ash," gumamnya sambil memilih gaun-gaun mewah dan tas-tas brand terkenal. "Kamu ternyata penghasil emas yang sangat menguntungkan, hahaha ....!"Riana melanjutkan perbelanjaannya, berbelanja tanpa rasa bersalah, membelanjakan uang yang seharusnya bukan miliknya. Semua ini adalah hasil dari kekejamannya, dan ia men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

35. Pelarian

Malam itu, di dalam diskotik yang riuh dengan musik dan lampu berkelip, suasana berubah tegang. Mami, yang sebelumnya tampak tenang, kini marah besar. Dua anak buahnya yang seharusnya mengawasi Ashley, tampak panik dan cemas. Kesalahan mereka tak bisa diterima begitu saja. Dengan langkah ragu, Mami menghampiri mereka, wajahnya penuh amarahMendengar pernyataan dua anak buahnya, Mami menjadi sangat murka. Kedua matanya memerah seketika, rahangnya terlihat mengeras."Mengapa dia bisa lolos?!" teriak Mami dengan suara menggelegar menatap kedua pria itu. "Cuma menjaga satu wanita saja tidak becus!""Maafkan, kami, Bos! Dia sangat cerdik," jawab satu anak buahnya tampak takut."Bodoh! Bisa-bisanya kalian terkecoh karenanya!" Pria berkepala pelontos wajahnya pucat, mencoba berbicara. "Kami sudah mencarinya di setiap sudut, Bos! Tapi—""Sudah cukup!" Mami memotongnya, "Tidak ada alasan! Cepat temukan dia, apapun yang terjadi!
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

36. Penebusan

Setelah hampir beberapa jam, Hans dan Liam cukup lama menghabiskan waktu untuk mencari ibu susu Haneul. "Pak, mau kemana lagi kita cari Bu Ash?" tanya Liam yang masih fokus dengan kemudi sambil sesekali melihat sekitar tepi jalanan. "Tidak mungkin kan, Bu Ashley bersembunyi di dalam?" imbuhnya. "Benar, mana mungkin dia masuk ke sana," sambung Hans saat tatapannya tertuju pada gedung diskotik. Beberapa waktu kemudian, mereka tiba di sebuah area yang tampak seperti tempat yang tidak biasa. Sebuah bangunan yang terlihat ramai, seolah tempat hiburan. Di depan gedung itu, terlihat seorang wanita berdandan menor beserta dua anak buahnya, tampaknya sedang berusaha menarik paksa seseorang ke dalam gedung tersebut. "Nggak, aku gak mau kembali ke sini!" teriak Ashley sambil terus berontak, "Tolong, lepaskan aku!" Meskipun Ashley memohon dengan derai air mata, mucikari itu juga tidak sedikitpun memperlihatkan rasa iba. Namun, ia justru membentak lebih keras. "Cepat bawa dia masuk! T
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

37. Tanpa Batas

Di dalam mobil, Hans menghela napas lega. Begitu sosok Ashley kini berada di sampingnya masih dalam keadaan hidup dan selamat.Meskipun sedikit terlambat, rasanya tak ada yang lebih menyenangkan baginya selain mengetahui bahwa Ashley tidak apa-apa. "Aku merasa bersyukur bisa menemukanmu lebih cepat. Andai aku terlambat sedetik saja. Ah ... Aku tidak bisa membayangkan betapa menyesalnya diriku nanti," kata Hans sambil menyandarkan kepalanya.Ashley terdiam, perlahan matanya berkaca-kaca. "Terima kasih Pak, bapak sudah menolong saya. Kenapa justru orang yang baru saya kenal lebih baik dibanding mereka yang sudah lama ..."Hans masih mendengarkan Ashley meski matanya terpejam. Ia tidak ingin melihat kesedihan wanita yang sedang mencurahkan isi hatinya. Baru kali ini Hans mendengarkan keluh kesah wanita itu secara langsung."Mengapa mereka tega melakukan pada saya ...?" Rasanya hati Ashley begitu tercabik-cabik oleh fakta, "Tolong turun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

38. Permintaan Hans

Keduanya membeku sepersekian detik. Menit berikutnya Ashley memutus pandangan lebih dulu, wanita itu memalingkan wajah canggung. Ashley menghindari pandangan Hans karena ia malu, berharap pipinya yang terdapat rona kemerah-merahan tidak terlihat. Ia juga khawatir, sang majikan bisa mendengar degub jantung yang ingin melompat. "Pak Hans, bisa gak kalau masuk jangan ngagetin," protes Ashley bangkit menghindari pandangan. Bukannya marah, Hans justru mengulum senyum, "Memangnya kamu keget ya? Maaf." Lagi, pria itu menertawakan tingkah Ashley yang kebingungan sendiri, tampak menggemaskan. Kemudian, ia menarik tangan sang wanita lembut, "Ash, aku omong sesuatu sama kamu." Ashley berdiri di depan Hans, tubuhnya sedikit gemetar. Pandangan sang lelaki yang tajam menembus ke dalam bola matanya, seolah-olah mencari sesuatu yang lebih dalam dari sekadar penampilan luar. Ucapan Hans terdengar serius, hingg
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

39. Ayo, Kita Menikah

Pagi ini, udara terasa lebih cerah dari biasanya. Di kamar atas, Ashley sudah tampak segar setelah memandikan baby Neul dengan penuh perhatian. Bayi kecil itu terlihat ceria, meski tersenyum dengan mata yang setengah menyipit. Ashley tersenyum puas, merasa bangga bisa merawatnya dengan baik. "Hmmm ... Sayangnya ibu sudah harus, tampan, sekarang kita turun ke bawah ya sayang. Kita datengin papa, yuk!" ajak Ashley yang dibalas tawa sang bayi dengan senyum gemas. Setelah memastikan baby Neul nyaman dalam gendongannya, Ashley turun ke bawah menuju ruang makan dengan hati-hati. Hans yang melihatnya turun pun menatap intens sang wanita hingga sampai di lantai dasar. "Neul sudah bangun, ya?" tanya Hans saat Ashley semakin mendekat. Sesampainya di sana, Ashley melihat Hans sudah duduk di meja makan dengan secangkir kopi di tangan. Senyum ringan muncul di wajah sang pria saat melihatnya. "Hm, tentu saja, Pa," balas Ashley menirukan suara bayi, "Nyul pasti sudah ganteng." Hans
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

40. Ibu Kandung Haneul

Hans memberi perhatian kecil pada sang wanita, dengan mengoles roti serta memotong hingga bagian termudah untuk Ashley langsung menyantapnya.Hati Ashley berkecamuk seketika. Antara rasa senang, malu, sekaligus canggung dan takut. Ia berusaha sekuat tenaga membuatnya tampak wajar.Acara di ruang makan itu begitu sangat tenang, tidak ada pembicaraan serius di antara keduanya hingga membuat Hans menatap ibu susu sang anak."Kamu ada rencana apa hari ini, Ash?" tanya Hans di sela-sela makan, yang memang hari ini sengaja tidak ke kantor.Ashley mendongak, "Pak Hans gak ke kantor hari ini?" Mendengar pertanyaan Ashley, Hans justru terkekeh, memiringkan kepala sedikit, "Percakapan macam apa ini? Pertanyaan dibalas pertanyaan?"Wanita itu menunduk malu, melihat senyum sang pria yang selalu menatapnya. "Saya hari ini mau belanja kebutuhan Haneul, Pak. Saya lihat stok pampers, dan yang lain hampir habis.""Hm, jadi kamu mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status