All Chapters of IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!: Chapter 41 - Chapter 50

71 Chapters

41. Kebersamaan Bertiga

Perjalanan keduanya pun kini tiba di basement mall terbesar di kota itu. Hans membantu menurunkan kereta dorong Baby Neul."Ayo Sayang, sudah siap." Hans mendekatkan kereta dorong itu untuk sang bayi.Di dalam mall, suasana memang begitu sangat ramai. Keduanya berjalan masuk ke dalam dan mulai menyusuri tiap lantai. Beberapa deretan toko menjajakan barang dagangan dalam ruangan yang tampak mewah dan gemerlap."Kita lihat-lihat dulu, Ash?" tanya Hans menoleh sekilas wanita yang jalan di sampingnya. Sementara dirinya mendorong kereta sang bayi dengan hati-hati.Ashley menggeleng lemah, "Pak Hans mau beli apa?""Nggak ada?" jawab Hans kemudian menaikkan dagu, "mungkin kamu mau beli baju?""Enggak, aku gak perlu, Pak.""Ya mungkin saja," pria itu menggendikkan bahu.Langkah kaki Hans seolah terasa berat dan lambat. Ia sengaja melakukan itu hanya ingin menghabiskan waktu berdua dengan sang wanita. Namu
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

42. Benar Itu Dia

Jawaban Ashley membuat Hans mengerutkan kening. Pria itu seolah menyadari ada yang tidak beres pada ibu susu Haneul. "Kamu mau omong apa sih? Sudah, ayo masuk!" ajak Hans lengannya berada di balik punggung Ashley, menggiringnya lembut. Namun, Ashley masih berusaha mencari sosok Doni yang ia lihat sekilas tadi. Ia benar-benar ingin meyakinkan bila yang ia lihat adalah bukan Doni. Kedua matanya bergerak mencari sekelilingnya, namun ia tidak juga melihatnya lagi. "Ah, mungkin tadi hanya bayang-bayang saja." Ashley meyakinkan diri sendiri, kemudian membuang napas lega, "Mungkin aku memang capek." Begitu mereka duduk, pelayan dengan ramah menyambut dan memberikan menu. "Selamat datang. Silahkan mau pesan apa?" Beberapa saat Ashley dan Hans melihat daftar menu restoran tersebut, hingga keduanya menentukan pilihan. "Kita pesan ini dua, dan minumnya dua, Mbak," kata Hans setelah meyakinkan menu yang disukai Ashley. "Baik, mohon ditunggu sebentar," kata pelayan sambil menulis pesanan.
last updateLast Updated : 2025-03-12
Read more

43. Peringatan Hans

Langkah cepat Doni menghampiri Ashley dan Hans membuat wanita itu mawas diri. Wajah Ashley terlihat pucat dengan tangan sedikit gemetar.Hans yang melihatnya pun langsung menggenggam erat tangan Ashley yang kemudian menoleh padanya. Ia mengangguk kecil, mengisyaratkan seolah 'tidak apa-apa, aku ada di sini'.Doni mengikis jarak dengan wajah yang tegang, "Jadi, ini alasan kenapa kamu pergi dari rumah, Ash? Jalan-jalan dengan pria lain?" cibirnya dengan suara yang terdengar agak datar, namun tajam.Wanita itu mencoba tersenyum, meski sedikit canggung, "Oh, Mas Doni. Sedang apa kamu di sini, Mas?" sapa Ashley mencoba bersikap wajar, lalu beralih pada pria di sampingnya, "Kenalin, ini Pak Hans. Kami sedang berbelanja dan hanya berjalan-jalan sebentar."Ashley tentu saja bingung akan mengenalkan Hans sebagai apa kepada mantan kakak iparnya itu.Doni mengerutkan kening, menelisik, "Memangnya siapa dia?""Oh ahm ... dia ..." Ashley
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

44. Kepiting Rebus

Selama perjalanan menuju rumah, Hans tampak mengamati melalui kaca spion, pengendara yang selalu mengikuti laju mobilnya. Meski Doni tampak menjaga jarak pandang agar tidak diketahui, tetap saja Hans tidak mudah dikelabui.Pria itu tahu siapa sosok di balik helm itu, namun ia membuat suasana tetap tenang agar tidak membuat Ashley khawatir."Terus saja mengikutiku, dan rasakan akibatnya nanti," batin Hans sambil fokus pada kemudi.Hingga beberapa saat mobil itu masuk ke kawasan perumahan elite di pusat kota. Doni melajukan motornya dengan hati-hati agar tidak menarik perhatian Hans. Ia terpaksa menghentikan motornya saat mobil Hans mulai masuk ke dalam area rumah mewah tempat tinggalnya."Jadi benar kamu tinggal di sini?" gumam Doni mengingat kembali alamat yang pernah diberikan Risma.Setelah tiba di rumah, Winda membantu membantu menurunkan barang belanjaan dari bagasi. Begitupula dengan Hans membantu Ashley yang sedang menggendong
last updateLast Updated : 2025-03-13
Read more

45. Keputusan Terbaik

Duduk terpaku merasakan setiap sentuhan lembut sang pria, Ashley tidak bisa menolak permintaan Hans yang ingin mengobati iritasi pada areola miliknya. Hans kini melihat sepenuhnya gundukan kenyal berwarna putih, yang biasanya dimainkan sang anak setiap kali Ashley menyusui Baby Neul. "Sudah Ash," suara Hans mengembalikan kesadaran Ashley yang hanyut bersama sentuhan hangat sang lelaki. Wanita itu terkesiap, lalu dengan cepat menutup kedua payudaranya dengan merapikan pakaian yang sedikit berantakan. "Lekaslah kamu makan, nanti keburu dingin," pinta Hans sambil menutup tirai tebal pada jendela. Kemudian, tubuh tegap itu melangkah menuju pintu yang terhubung dengan balkon. Hans mendudukan dirinya di sana. Ashley terus menatap wajah tampan itu. Perasaannya menghangat karena perlakuan lembut pria itu. "Kenapa jantungku berdebar setiap kali berdekatan dengannya?" batinnya sambil memegang dada. Wanita itu cepat menyadarkan diri, mengambil piring yang ada di atas nakas, kemudian m
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

46. Undangan

Hari-hari Hans dan Ashley disibukkan dengan acara pernikahan mereka. Begitu pula dengan Liam pun juga turut mengawasi segala kegiatan dan kebutuhan yang dibutuhkan Winda untuk acara itu. Pagi ini, Ashley menolak atas perayaan besar-besaran yang sudah direncanakan sebelumnya. "Aku gak mau kalau ada acara ini dilakukan di gedung-gedung mewah, Pak!" tolaknya, "Cukup diadakan di rumah saja, dengan teman dan keluarga." Mendengar penolakan Ashley, Hans mengernyit heran, "Kenapa? Gak masalah untukku mengadakan di gedung mewah, Ash?" Wanita itu semakin menampakkan wajah gemas, "Aku tau bapak mampu mengadakan di tempat itu. Tapi bukan itu alasannya. Aku ... aku hanya gak suka dengan kemewahan. Toh, ini juga bukan pernikahan pertama kita." Hans hanya bisa mengulum senyum mendengar penolakan Ashley. Namun, bukan itu yang membuat pria berwajah tampan itu tersenyum, melainkan wajah Ashley yang menggemaskan itulah yang membuatnya bahagia. "Oke, oke. Kalau begitu aku serahkan saja semua pad
last updateLast Updated : 2025-03-14
Read more

47. Reaksi Sandra

Para karyawan LuminaTech menatap heran pada Sandra yang begitu terkejut melihat nama calon mempelai wanita. Salah satu pekerja di sana menepuk lengan sekretaris itu, menyadarkannya."Eh, kamu kenapa, Sand?" tanya pekerja wanita."Loh iya, kamu kenapa? Kok jadi kaget gitu? Emangnya kamu kenal sama calon istrinya Pak Hans?" sahut yang lain."Huum, reaksimu kok jadi aneh gitu sih, kamu pasti kenal nih?""Atau kamu pasti udah kenalan dong, secara dekat kan kamu sangat dekat sama Pak Bos kita."Begitulah para pekerja di sana menggoda Sandra, saat wanita itu terbeliak melihat undangan tersebut.Melihat nama Ashley, seketika otak kecil Sandra mencerna, memadankan dengan sosok Ashley yang ia kenal."Ah, gak mungkin Ashley yang aku kenal, 'kan?"Ia langsung menghempaskan undangan itu dengan kasar. Wanita itu melangkah dengan rasa jengkel. Terlebih, kabar pernikahan Hans sangat mengguncang perasaan Sandra, hatin
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

48. Hubungan Anak dan Orang Tua

Di dalam rumah keluarga Lee, wanita berdarah Jepang itu menatap tidak yakin dengan undangan yang baru saja di letakkan oleh pelayan. Wanita paruh baya yang kini sedang duduk di ruang tengah itu membeliak, menggenggam sebuah undangan pernikahan yang tergeletak di meja, kedua mata masih menatap undangan itu dengan penuh kekecewaan.Naomi berbicara pada dirinya sendiri, suara hatinya penuh amarah dan kebingungan. "Kenapa Hans harus seperti ini? Kenapa gak kasih tau kami secara langsung? Kenapa cuma ngasih undangan begitu saja?"Ia semakin kesal setelah membaca siapa pengirim kertas bermotif indah tersebut."Pi! Papi!" teriak Naomi memanggil sang suami.Pria berkaca mata yang tengah duduk santai menikmati kopi itu, hampir saja tersedak karena mendengar seruan sang istri yang sangat brutal. "Uhuk!" Candra langsung meletakkan kopinya dan mengelap bibir yang clemotan dengan tisu. Pria itu menegakkan badan, "Mami kenapa sih teria
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

49. S A H

Pagi itu, sinar matahari yang lembut menyinari kota, dan suasana terasa tenang. Hans dan Ashley, calon pasangan suami istri, memulai hari pernikahan mereka dengan langkah penuh kebahagiaan.Setelah beberapa hari mempersiapkan segala sesuatunya, hari yang telah lama ditunggu akhirnya tiba. Keduanya memilih untuk mencatatkan pernikahan mereka di kantor catatan sipil. Sebuah keputusan yang lebih sederhana, namun penuh makna. "Kami pergi dulu, Bu," pamit Ashley sebelum masuk ke dalam mobil."Haneul biar sama ibu saja di rumah. Nanti kalian repot di sana," kata Bu Winda menyarankan agar Baby Neul tidak diajak.Namun, hal itu mendapat gelengan dari Ashley. "Jangan Bu, biarkan Neul tetap ikut kami," balasnya sambil tersenyum.Wajah Ashley tampak jelas kecantikannya, meski tanpa riasan tebal. Sang perias pun memoles wajah itu dengan gaya cantik natural.Bagi Ashley, pesta mewah di gedung besar bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Ia
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

50. Panggilan Sayang

Di lorong yang panjang dan hanya terdapat segelintir orang, keduanya berjalan berdampingan keluar dari ruang pendaftaran pernikahan. Suasana hati kedua mempelai penuh dengan harapan dan kegembiraan, namun ada satu yang membuat Hans merasa ada yang kurang. Hans mendengarkan ucapan Ashley yang sedikit terdengar aneh, meski biasanya sebutan itu sering ia dengarkan. Meski sudah di kode demikian pun Ashley belum juga mengerti. Pria itu menoleh ke arah Ashley, menatapnya dengan penuh perhatian, lalu mengerutkan kening, "Ash, apa kamu gak mau merubah panggilanmu padaku?" tanyanya lembut. Mencoba untuk tidak terkesan mendesak, namun jelas ada keresahan dalam nada suara sang suami. Ashley terkejut, sejenak terhenti di tempat, matanya sedikit terbelalak. Namun, ia tersenyum canggung, mencoba menutupi perasaan tidak nyaman yang sempat ia rasakan. "Uhm?" Ashley menyipit, "memangnya Pak Hans mau dipanggil apa? Bukannya aku biasa panggilnya begitu, ya?" jawabnya terdengar ragu. Hans menat
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more
PREV
1
...
345678
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status