Share

45. Keputusan Terbaik

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-14 07:00:40
Duduk terpaku merasakan setiap sentuhan lembut sang pria, Ashley tidak bisa menolak permintaan Hans yang ingin mengobati iritasi pada areola miliknya.

Hans kini melihat sepenuhnya gundukan kenyal berwarna putih, yang biasanya dimainkan sang anak setiap kali Ashley menyusui Baby Neul.

"Sudah Ash," suara Hans mengembalikan kesadaran Ashley yang hanyut bersama sentuhan hangat sang lelaki.

Wanita itu terkesiap, lalu dengan cepat menutup kedua payudaranya dengan merapikan pakaian yang sedikit berantakan.

"Lekaslah kamu makan, nanti keburu dingin," pinta Hans sambil menutup tirai tebal pada jendela. Kemudian, tubuh tegap itu melangkah menuju pintu yang terhubung dengan balkon. Hans mendudukan dirinya di sana.

Ashley terus menatap wajah tampan itu. Perasaannya menghangat karena perlakuan lembut pria itu. "Kenapa jantungku berdebar setiap kali berdekatan dengannya?" batinnya sambil memegang dada.

Wanita itu cepat menyadarkan diri, mengambil piring yang ada di atas nakas, kemudian m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (25)
goodnovel comment avatar
Gadis Bar bar
ah syukurlah lamaran diterima. tinggal nunggu sah aja
goodnovel comment avatar
Attin26
sukurlah ash sudah mau setuju menikah dengan Hans...
goodnovel comment avatar
OSERJKY
alhamdulillah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   46. Undangan

    Hari-hari Hans dan Ashley disibukkan dengan acara pernikahan mereka. Begitu pula dengan Liam pun juga turut mengawasi segala kegiatan dan kebutuhan yang dibutuhkan Winda untuk acara itu. Pagi ini, Ashley menolak atas perayaan besar-besaran yang sudah direncanakan sebelumnya. "Aku gak mau kalau ada acara ini dilakukan di gedung-gedung mewah, Pak!" tolaknya, "Cukup diadakan di rumah saja, dengan teman dan keluarga." Mendengar penolakan Ashley, Hans mengernyit heran, "Kenapa? Gak masalah untukku mengadakan di gedung mewah, Ash?" Wanita itu semakin menampakkan wajah gemas, "Aku tau bapak mampu mengadakan di tempat itu. Tapi bukan itu alasannya. Aku ... aku hanya gak suka dengan kemewahan. Toh, ini juga bukan pernikahan pertama kita." Hans hanya bisa mengulum senyum mendengar penolakan Ashley. Namun, bukan itu yang membuat pria berwajah tampan itu tersenyum, melainkan wajah Ashley yang menggemaskan itulah yang membuatnya bahagia. "Oke, oke. Kalau begitu aku serahkan saja semua pad

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-14
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   47. Reaksi Sandra

    Para karyawan LuminaTech menatap heran pada Sandra yang begitu terkejut melihat nama calon mempelai wanita. Salah satu pekerja di sana menepuk lengan sekretaris itu, menyadarkannya."Eh, kamu kenapa, Sand?" tanya pekerja wanita."Loh iya, kamu kenapa? Kok jadi kaget gitu? Emangnya kamu kenal sama calon istrinya Pak Hans?" sahut yang lain."Huum, reaksimu kok jadi aneh gitu sih, kamu pasti kenal nih?""Atau kamu pasti udah kenalan dong, secara dekat kan kamu sangat dekat sama Pak Bos kita."Begitulah para pekerja di sana menggoda Sandra, saat wanita itu terbeliak melihat undangan tersebut.Melihat nama Ashley, seketika otak kecil Sandra mencerna, memadankan dengan sosok Ashley yang ia kenal."Ah, gak mungkin Ashley yang aku kenal, 'kan?"Ia langsung menghempaskan undangan itu dengan kasar. Wanita itu melangkah dengan rasa jengkel. Terlebih, kabar pernikahan Hans sangat mengguncang perasaan Sandra, hatin

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   48. Hubungan Anak dan Orang Tua

    Di dalam rumah keluarga Lee, wanita berdarah Jepang itu menatap tidak yakin dengan undangan yang baru saja di letakkan oleh pelayan. Wanita paruh baya yang kini sedang duduk di ruang tengah itu membeliak, menggenggam sebuah undangan pernikahan yang tergeletak di meja, kedua mata masih menatap undangan itu dengan penuh kekecewaan.Naomi berbicara pada dirinya sendiri, suara hatinya penuh amarah dan kebingungan. "Kenapa Hans harus seperti ini? Kenapa gak kasih tau kami secara langsung? Kenapa cuma ngasih undangan begitu saja?"Ia semakin kesal setelah membaca siapa pengirim kertas bermotif indah tersebut."Pi! Papi!" teriak Naomi memanggil sang suami.Pria berkaca mata yang tengah duduk santai menikmati kopi itu, hampir saja tersedak karena mendengar seruan sang istri yang sangat brutal. "Uhuk!" Candra langsung meletakkan kopinya dan mengelap bibir yang clemotan dengan tisu. Pria itu menegakkan badan, "Mami kenapa sih teria

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   49. S A H

    Pagi itu, sinar matahari yang lembut menyinari kota, dan suasana terasa tenang. Hans dan Ashley, calon pasangan suami istri, memulai hari pernikahan mereka dengan langkah penuh kebahagiaan.Setelah beberapa hari mempersiapkan segala sesuatunya, hari yang telah lama ditunggu akhirnya tiba. Keduanya memilih untuk mencatatkan pernikahan mereka di kantor catatan sipil. Sebuah keputusan yang lebih sederhana, namun penuh makna. "Kami pergi dulu, Bu," pamit Ashley sebelum masuk ke dalam mobil."Haneul biar sama ibu saja di rumah. Nanti kalian repot di sana," kata Bu Winda menyarankan agar Baby Neul tidak diajak.Namun, hal itu mendapat gelengan dari Ashley. "Jangan Bu, biarkan Neul tetap ikut kami," balasnya sambil tersenyum.Wajah Ashley tampak jelas kecantikannya, meski tanpa riasan tebal. Sang perias pun memoles wajah itu dengan gaya cantik natural.Bagi Ashley, pesta mewah di gedung besar bukanlah sesuatu yang ia inginkan. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   50. Panggilan Sayang

    Di lorong yang panjang dan hanya terdapat segelintir orang, keduanya berjalan berdampingan keluar dari ruang pendaftaran pernikahan. Suasana hati kedua mempelai penuh dengan harapan dan kegembiraan, namun ada satu yang membuat Hans merasa ada yang kurang. Hans mendengarkan ucapan Ashley yang sedikit terdengar aneh, meski biasanya sebutan itu sering ia dengarkan. Meski sudah di kode demikian pun Ashley belum juga mengerti. Pria itu menoleh ke arah Ashley, menatapnya dengan penuh perhatian, lalu mengerutkan kening, "Ash, apa kamu gak mau merubah panggilanmu padaku?" tanyanya lembut. Mencoba untuk tidak terkesan mendesak, namun jelas ada keresahan dalam nada suara sang suami. Ashley terkejut, sejenak terhenti di tempat, matanya sedikit terbelalak. Namun, ia tersenyum canggung, mencoba menutupi perasaan tidak nyaman yang sempat ia rasakan. "Uhm?" Ashley menyipit, "memangnya Pak Hans mau dipanggil apa? Bukannya aku biasa panggilnya begitu, ya?" jawabnya terdengar ragu. Hans menat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-16
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   51. Menikah Itu Seumur Hidup

    Pernyataan Bu Winda sungguh menarik perhatian Ashley. Wanita cantik itu tentu saja sangat penasaran siapa tamu yang sudah datang lebih dulu dari jam acara tersebut di mulai. "Ya sudah, ayo kita masuk, Bu," ajak Ashley yang diikuti kepala pelayan. Langkah kedua wanita itu langsung masuk ke dalam rumah menuju kamar sang bayi. Siang itu, suasana di ruang tamu cukup ramai, namun di kamar Haneul, suasana terasa lebih tenang. Naura datang lebih awal dari yang lain untuk membantu mempersiapkan kedatangan pengantin yang akan segera datang dari kantor catatan sipil. Dengan senyum lebar, Naura menyambut Ashley, yang baru saja membuka pintu kamar bersama Haneul dan memeluknya erat. "Ashley, akhirnya kamu sampai juga!" kata Naura. Ashley terkesiap, sekaligus tidak menyangka dengan kehadiran Naura yang tidak terduga. Ia tau, jika Naura pasti akan sibuk bekerja, dan datang tepat nanti malam. Namun ternyata, dugaan sang mempelai salah besar. "Astaga, Nauraaa ...! Aku kirain siapa yang datan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   52. Kamu Cantik

    Jam berlalu begitu cepat. Tepat saat pintu kamar Baby Neul terbuka, Hans tampak berada di ambang pintu sambil memandang teduh ke arah sang istri. "Ash, perias sedang menunggumu. Sudah waktunya kamu siap-siap," kata Hans menyampaikan. Ashley mengangguk, "Tunggu sebentar lagi aku ke sana," kemudian ia beralih pada Naura, "Ra, aku ganti baju dulu ya, sepertinya waktunya sebentar lagi." "Huum, Ash, lebih bagus kamu persiapan dari sekarang. Kamu pasti sangat cantik," balas Naura tersenyum sambil menggenggam tangan sang sahabat. "Titip Neul ya, Ra." Ashley langsung bangkit meninggalkan Naura dan Haneul di dalam kamar itu. Sementara ia dan Hans menuju kamar lain yang sudah terdapat beberapa orang untuk meriasnya dalam acara malam ini. Ashley sangat bersyukur Hans memang sangat perhatian dan menyayanginya. Namun, memang benar apa yang dikatakan Naura tadi, ia belum mengenal sejauh apa karakter suaminya itu. Beberapa saat proses perhiasan itu, wajah Ashley tampak berbeda. "Wah, Bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   53. Acara Utama

    Di sisi lain, Candra, yang menyadari ada ketegangan di antara Naomi dan Hans, segera mencoba mengalihkan topik pembicaraan agar suasana kembali tenang. "Mi, sini ikut papi!" ajak Chandra masuk ke dalam rumah. Melihat sang ayah sudah mengatasi kemarahan ibunya, Hans mengusap lengan Ashley. Ia merasa perlu memberikan sedikit penjelasan kepada wanita yang sudah melahirkannya. "Ash, aku tinggal sebentar ya. Aku gak akan lama kok," pamit Hans mengecup kening sang wanita tiba-tiba. Gerakan spontan ini sungguh membuat Ashley terkejut sesaat, kemudian kembali menyadarkan diri, "Hm, aku tunggu di sini," angguknya. Setelah mendapat jawaban sang istri, Hans berbalik badan, membawa langkahnya mengikuti kedua orang tua yang membutuhkan penjelasannya. Di dalam ruang lain ... "Jadi, kamu sengaja Hans, cuma ngasih undangan sama kami tanpa datang langsung? Kenapa gak bilang sama kami,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18

Bab terbaru

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   75. Dendam

    Setelah hujan turun semalam dengan suasana kamar yang begitu panas. Pagi ini, Hans menerima panggilan Liam, bertanya mengenai keadaan Sandra yang mengejutkan mereka.Panggilan keduanya tersambung, "Hallo, Pak. Maaf, mengganggu hari libur Anda," ucap Liam menyapa."Hm. Ada apa kamu menelpon pagi sekali?"Sang asisten menggaruk tengkuknya meski tak terlihat, "Maaf, Pak, saya sudah melihat keadaan Sandra di rumah sakit. Dokter mengatakan dia sangat trauma dengan kondisinya. Namun, saya tidak bertemu kakaknya, hanya ada ibunya saja di sana.""Lalu, apa dia bisa diajak berbicara? Siapa pelakunya?""Tidak Pak, Sandra belum mengatakan kejadian pastinya."Hans manggut-manggut, "Ya sudah, atur jam ketemu Kakak laki-lakinya saja. Cari tau dimana tempat kerjanya."Belum selesai percakapan Hans dengan Liam, Ashley yang tidak sengaja mendengarkannya pun mendekati sang suami dengan membawa teh. "Aku tau tempat kerjanya,

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   74. Babak Panas

    Belum selesai Ashley berucap, Hans sudah membenamkan wajahnya menyapu dengan lidah, lapisan bibir inti sang wanita. Membuat wanita itu menggelinjang, meliukkan tubuh dengan pinggul yang bergerak ke atas dan ke bawah, membuat Hans menekan perut bawah pusar sang istri, agar ia bisa semakin dalam menjejaki rongga inti."Aduhhh ... Kooo ...!"Ashley merasakan sesuatu aliran listrik dalam tubuhnya saat Hans menekan gspot miliknya, membuat wanita itu meleguh nikmat."Aahh ... Ko, a-ku ..." racau Ashley dengan tubuh menegang dan napas terengah.Hans melumat, menghisap habis sesuatu yang basah milik sang istri. Hingga wanita itu harus mengatur napas kembali serta tubuhnya menjadi lemas.Pria itu kembali menindih sang istri, menciumi ceruk leher hingga menyusuri dada, membuat Ashley kembali mendesah nikmat.Dalam diri Hans pun ada yang mendesak ingin keluar. Tidak menunggu lagi, ia mulai menepatkan sesuatu miliknya pada bibir Mi

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   73. Unboxing

    Genggaman jemari Hans pada tengkuk Ashley makin kuat. Begitupula ciuman pria itu semakin dalam. Bahkan, hampir setiap inci bagian dada sang istri sudah berubah menjadi merah.Hans yang tak bisa lagi menahan keinginan naluri batiniah pun langsung mengangkat tubuh sang istri ke atas peraduan."... Sekarang waktu yang tepat kan?" ucap sang suami tersenyum tipis dengan tatapan seolah menginginkan sesuatu.Ashley membuang wajahnya yang merona, melihat ke arah jendela yang memang sudah mulai gelap. Hujan pun masih turun dengan rintiknya."... Boleh kan?" tanya Hans sekali lagi dan mendapat anggukan Ashley seketika. Sontak rasa girang mengelilingi hatinya.Malam itu, Ashley melakukan kewajibannya sebagai istri, dan Hans melakukannya sangat hati-hati.Tidak ada yang bisa menolak pesona sang suami dengan semua sisi ketampanan.Ketika Hans berhasil melucuti celana, kaos serta bra milik sang istri, menjilati dua buah gundukan kenya

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   72. Bergairah

    Mendengar terjadi sesuatu pada Sandra, meskipun wanita itu sering menyakitinya dulu. Tapi bagaimanapun, Ashley seorang wanita yang memiliki perasaan dan empati.Ia sangat ingin mengetahui keadaan Sandra dan bertanya pada sang suami, "Apa aku boleh ikut melihat keadaan Sandra, Ko?"Hans belum menjawab, namun ia menoleh sekilas kemudian kembali fokus menatap jalanan di depan. Pria itu bukannya menjawab, tapi justru melayangkan pertanyaan. "Sayang, kamu tau kan, ini bukannya hal penting untuk kita. Sandra itu sekretarisku, jadi biarkan Liam yang mengurusnya. Kamu gak perlu ikut kepikiran masalah dia. Mendingan kamu tunggu kabar dariku. Okay?"Meski benar yang dikatakan sang suami. Namun, Ashley bersikeras ingin tau. Ashley menatap Hans dengan sorot mata penuh protes. Ia ingin menjenguk Sandra, namun Hans menghalangi niatnya."Tapi dia mantan adik iparku, Ko," protes Ashley dengan sedikit ngotot. "Aku gak bisa tutup telinga, ya walaupun ...

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   71. Perpisahan

    Setelah beberapa hari tinggal di rumah orang tua Hans. Hans dan Ashley akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah mereka sendiri. Naomi dan Candra tampak enggan melepas mereka, tetapi Ashley dengan lembut meyakinkan bahwa Hans harus kembali bekerja. Mereka berkumpul di ruang tamu, dengan koper yang sudah tertata rapi di dekat pintu. Sementara Naomi dan Candra duduk di sofa, terlihat enggan melepas mereka. "Kalian yakin sudah harus pulang? Tinggallah beberapa hari lagi di sini. Kami masih ingin bersama Baby Neul." Naomi membuka pembicaraan lebih dulu. Hans dan Ashley bergeming, mencoba memahami keadaan sang ibu. Baby Neul tertidur nyenyak dalam dekapan Naomi, yang masih enggan melepas cucu kesayangannya. Sang Oma mengelus lembut pipi Baby Neul. "Kenapa harus pulang secepat ini? Kalian kan bisa tinggal beberapa hari lagi. Oma masih belum puas bermain dengan Baby Neul," pintanya mengulang. Candra mengangguk setuju "Iya, rumah ini jadi lebih ramai sejak kalian datang. Kalau ka

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   70. Tepat Waktu

    Doni berlari dan langsung berlutut di samping Sandra yang tergeletak tidak sadarkan diri. Dengan hati-hati, Doni meraih tangan Sandra dan membuka genggaman Sandra perlahan, menyingkirkan pecahan kaca sebelum akhirnya mengangkat tubuh adiknya ke dalam gendongannya.Napas Doni memburu. Tubuh Sandra yang basah kuyup terasa dingin di dekapannya."Mama, ayo!" serunya.Riana bergegas mengikuti Doni dari belakang, air mata terus mengalir di pipi Riana saat melihat kondisi putrinya.Begitu keluar rumah, Doni buru-buru membuka pintu mobil dan membaringkan Sandra di kursi belakang."Ma, pegangin dia," kata Doni sambil masuk ke kursi kemudi.Riana segera masuk dan memangku kepala Sandra di pangkuannya.Doni menyalakan mesin mobil dan segera melaju ke rumah sakit. Jalanan yang mulai lengang membuatnya bisa memacu mobil lebih cepat.Tangan Doni mencengkeram kemudi erat. Napasnya tersengal, matanya terus melirik ke kaca spion

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   69. Frustasi

    Sandra terbangun dengan kepala yang Mata Sandra membelalak. Napasnya tercekat.Pikiran Sandra langsung melayang ke kejadian semalam. Tangan-tangan kasar itu memperlakukannya dengan brutal—menarik, mencengkeram, dan merenggut harga dirinya tanpa ampun, seolah ia bukan manusia. Semua itu terjadi diiringi desahan dan tawa menjijikkan.Suara mereka masih terngiang di telinga Sandra. Mereka mengolok-olok, menyebutnya murahan, lalu tertawa puas sambil mengatakan betapa mereka menikmati saat Sandra memohon, menangis, meronta sekuat tenaga, dan berteriak ketakutan."Tidaaaak!"Sandra menjerit histeris, tangannya mencengkeram rambutnya sendiri. Ia ingin menyangkal apa yang terjadi, tapi rasa sakit di tubuhnya berkata lain. Ia merasa jijik. Marah dan hancur.Emosi yang membuncah membuatnya meraih gelas kaca di atas meja dan melemparkannya ke dinding. "Bajingan!!!""Bangsat! Hendrik brengsek!!"Sandra bangkit dengan tubuh geme

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   68. Kegiatan Pagi Hari

    Hans memang memberi waktu bagi Ashley untuk menyesuaikan diri sebagai istrinya. Ia tidak memaksanya untuk segera menjalankan peran sebagai istri sepenuhnya. Baginya, sudah cukup jika Ashley tidak melupakan tugasnya sebagai seorang ibu. Pria itu menatap Ashley dengan lembut, membiarkan keheningan di antara mereka sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Apa yang kamu inginkan dariku sebagai suamimu, Ash?" Terdiam sejenak, Ashley menatap Hans dengan sorot mata ragu. Mereka kini berbaring saling berhadapan. Kedua bola mata saling menyelami perasaan masing-masing. Begitu pula Hans, menatap teduh sang istri. Ashley tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia mengangkat wajah, menatap suaminya dengan ragu. "Aku ... aku bersyukur," katanya pelan. "Aku gak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua mertuaku sebelumnya, tapi di sini, aku merasakannya. Aku gak butuh apa-apa lagi." Hans menggeleng kecil, tersenyum hangat. "Bukan itu maksudku, sayang." Ia mendekat, menggenggam tangan Ashley dengan

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   67. Canggung

    Setelah acara pesta barbeque usai pada malam itu, Naomi langsung membawa Haneul ke kamarnya. Sementara Hans dan Candra masih berbincang di ruang keluarga. Perbincangan yang santai diselingi tawa dan canda dari anak mantu keluarga Lee.Baru kali pertama Ashley merasakan kehangatan di dalam lingkungan keluarga mertuanya, dan sambutan mereka yang begitu hangat."Ash, kamu jangan sungkan-sungkan kalau di rumah ini ya. Ini rumah masa kecil Hans, jadi kamu pun juga harus merasa nyaman di sini," kata Candra membuat suasana semakin hangat."Mmm, iya, Pi. Aku akan membiasakan diri," balas Ashley terdengar kaku.Pasangan muda itu duduk berdampingan di sofa, sementara Candra duduk tak jauh dari mereka. Setelah mendengar lagi ucapan sang menantu, Candra tersenyum tipis, "Ya ya ya, itu akan jadi lebih baik. Jadi, kapan kalian bulan madu?"Hans dan Ashley saling berpandangan. Ashley menundukkan wajah, tersipu malu, sementara Hans menggar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status