Share

50. Panggilan Sayang

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-16 23:00:04
Di lorong yang panjang dan hanya terdapat segelintir orang, keduanya berjalan berdampingan keluar dari ruang pendaftaran pernikahan. Suasana hati kedua mempelai penuh dengan harapan dan kegembiraan, namun ada satu yang membuat Hans merasa ada yang kurang.

Hans mendengarkan ucapan Ashley yang sedikit terdengar aneh, meski biasanya sebutan itu sering ia dengarkan. Meski sudah di kode demikian pun Ashley belum juga mengerti.

Pria itu menoleh ke arah Ashley, menatapnya dengan penuh perhatian, lalu mengerutkan kening, "Ash, apa kamu gak mau merubah panggilanmu padaku?" tanyanya lembut. Mencoba untuk tidak terkesan mendesak, namun jelas ada keresahan dalam nada suara sang suami.

Ashley terkejut, sejenak terhenti di tempat, matanya sedikit terbelalak. Namun, ia tersenyum canggung, mencoba menutupi perasaan tidak nyaman yang sempat ia rasakan.

"Uhm?" Ashley menyipit, "memangnya Pak Hans mau dipanggil apa? Bukannya aku biasa panggilnya begitu, ya?" jawabnya terdengar ragu.

Hans menat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Anie Nhie
Hans skrg pinter godain Ashley ya,,hmm yg pngen dipanggil Mas,, bahagia selalu ya buat Hans sma Ashley,, btw siapa ya tamu yg dateng?jangan² orang tua Hans??
goodnovel comment avatar
Attin26
siapa ya yang datang secepat itu... padahal belum jadwal nya
goodnovel comment avatar
abisha
nah loh tamu siapa tuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   51. Menikah Itu Seumur Hidup

    Pernyataan Bu Winda sungguh menarik perhatian Ashley. Wanita cantik itu tentu saja sangat penasaran siapa tamu yang sudah datang lebih dulu dari jam acara tersebut di mulai. "Ya sudah, ayo kita masuk, Bu," ajak Ashley yang diikuti kepala pelayan. Langkah kedua wanita itu langsung masuk ke dalam rumah menuju kamar sang bayi. Siang itu, suasana di ruang tamu cukup ramai, namun di kamar Haneul, suasana terasa lebih tenang. Naura datang lebih awal dari yang lain untuk membantu mempersiapkan kedatangan pengantin yang akan segera datang dari kantor catatan sipil. Dengan senyum lebar, Naura menyambut Ashley, yang baru saja membuka pintu kamar bersama Haneul dan memeluknya erat. "Ashley, akhirnya kamu sampai juga!" kata Naura. Ashley terkesiap, sekaligus tidak menyangka dengan kehadiran Naura yang tidak terduga. Ia tau, jika Naura pasti akan sibuk bekerja, dan datang tepat nanti malam. Namun ternyata, dugaan sang mempelai salah besar. "Astaga, Nauraaa ...! Aku kirain siapa yang datan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   52. Kamu Cantik

    Jam berlalu begitu cepat. Tepat saat pintu kamar Baby Neul terbuka, Hans tampak berada di ambang pintu sambil memandang teduh ke arah sang istri. "Ash, perias sedang menunggumu. Sudah waktunya kamu siap-siap," kata Hans menyampaikan. Ashley mengangguk, "Tunggu sebentar lagi aku ke sana," kemudian ia beralih pada Naura, "Ra, aku ganti baju dulu ya, sepertinya waktunya sebentar lagi." "Huum, Ash, lebih bagus kamu persiapan dari sekarang. Kamu pasti sangat cantik," balas Naura tersenyum sambil menggenggam tangan sang sahabat. "Titip Neul ya, Ra." Ashley langsung bangkit meninggalkan Naura dan Haneul di dalam kamar itu. Sementara ia dan Hans menuju kamar lain yang sudah terdapat beberapa orang untuk meriasnya dalam acara malam ini. Ashley sangat bersyukur Hans memang sangat perhatian dan menyayanginya. Namun, memang benar apa yang dikatakan Naura tadi, ia belum mengenal sejauh apa karakter suaminya itu. Beberapa saat proses perhiasan itu, wajah Ashley tampak berbeda. "Wah, Bu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-17
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   53. Acara Utama

    Di sisi lain, Candra, yang menyadari ada ketegangan di antara Naomi dan Hans, segera mencoba mengalihkan topik pembicaraan agar suasana kembali tenang. "Mi, sini ikut papi!" ajak Chandra masuk ke dalam rumah. Melihat sang ayah sudah mengatasi kemarahan ibunya, Hans mengusap lengan Ashley. Ia merasa perlu memberikan sedikit penjelasan kepada wanita yang sudah melahirkannya. "Ash, aku tinggal sebentar ya. Aku gak akan lama kok," pamit Hans mengecup kening sang wanita tiba-tiba. Gerakan spontan ini sungguh membuat Ashley terkejut sesaat, kemudian kembali menyadarkan diri, "Hm, aku tunggu di sini," angguknya. Setelah mendapat jawaban sang istri, Hans berbalik badan, membawa langkahnya mengikuti kedua orang tua yang membutuhkan penjelasannya. Di dalam ruang lain ... "Jadi, kamu sengaja Hans, cuma ngasih undangan sama kami tanpa datang langsung? Kenapa gak bilang sama kami,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   54. Tamu Tak Diundang

    Beberapa menit sebelumnya ...Dengan pakaian pesta yang menonjol, ia menarik perhatian banyak orang. Gaun malam berwarna hitam yang menekankan lekuk tubuhnya membuatnya terlihat sangat seksi dan memikat. Sandra tahu dengan penampilannya itu, ia akan menarik perhatian, dan tak bisa disangkal, semua mata yang ada di acara itu tertuju padanya begitu ia melangkah masuk.Namun, kedatangannya tidak diterima begitu saja. Beberapa penjaga yang berada di pintu masuk memintanya menunjukkan undangan khusus. Mereka tidak mengenal wajahnya, dan dengan sopan, mereka meminta konfirmasi apakah ia benar-benar diundang."Permisi, Nona. Maaf, tapi kami memerlukan undangan khusus untuk memasuki acara ini." Penjaga itu berdiri tegak, menghalangi Sandra untuk masuk lebih jauh.Mendengar teguran penjaga, Sandra melirik tajam. Ia tersenyum sinis, sedikit mengejek, sambil mulai membuka tasnya, dan dengan santai mengeluarkan undangan yang terlihat resmi.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-18
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   55. Lingkaran Hitam

    Meskipun namanya diteriakkan oleh sang sekretaris, Hans tetap mengikis jarak dengan sang istri, mengacuhkan panggilan itu. Ia tetap menghampiri sang istri yang sedang berdiri menyambut para tamu. Pesta pernikahan yang seharusnya menjadi hari yang penuh kebahagiaan bagi Hans dan Ashley kini mulai terasa tidak nyaman. Ketika Sandra muncul, segala ketenangan yang sebelumnya ada seakan rusak. Melihat sang suami yang semakin dekat padanya, Ashley merubah mimik wajahnya dengan tersenyum tipis, "Sudah selesai, Pak?" tanyanya. Tangan kekar Hans meraih pinggang ramping sang istri, kemudian semakin mendekatkan dirinya, mengecupnya sekilas. Entah, sejak keduanya resmi menikah, Hans selalu saja membuat kejutan kecil, contohnya ciuman singkat seperti ini. "Hmmm ..." jawab Hans mengangkat kedua alis menggoda. "Tenang saja semua sudah teratasi." Namun, perlakuan Hans tidak serta merta merubah ketakutan Ashley pada sosok Sandra. Bukan takut, melainkan kecemasan. Ashley merasa seperti terjeb

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   56. Pembuat Onar

    Pemandangan yang seharusnya membuat semua orang tersenyum melihatnya, namun tidak bagi Sandra. "Bagaimana bisa? Kapan mereka bertemu? Kapan mereka berkenalan?" Begitu banyak pertanyaan yang mengalir deras dalam pikiran Sandra. Ia mencoba mengatur nafas, tetapi rasa kebingungannya semakin kuat. Apa yang terjadi di balik layar yang tidak ia ketahui? Wanita itu terus melangkah penuh keyakinan menuju kedua mempelai berdiri. Bahwa, mantan kakak iparnya sekarang ada di samping pria pujaan hatinya selama ini. Sandra merasa seperti dikejutkan oleh petir begitu matanya tertumbuk pada sosok pengantin wanita yang ada di pelukan sang CEO. Ia tak bisa menahan diri, dan tatapan marah serta benci segera merayap di wajahnya. Semakin lama, jarak mereka semakin menipis. "Pak, selamat ya, atas pernikahan kalian berdua." Sandra menjabat tangan sang CEO memberi ucapan. Hans meresponnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-19
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   57. Ayo, Berdansa

    Sementara itu, Hans yang berada tak jauh dari mereka, memperhatikan dengan seksama. Tatapan mata Hans mengarah pada Sandra dan sang ibu.Meskipun ia merasa terkejut dan kesal melihatnya ada di sana, ia tidak bisa berbuat banyak. Ia tahu kalau dirinya mengusir Sandra atau mengkonfrontasinya, bisa saja situasi di pesta ini menjadi kacau. "Nggak, aku gak bisa berbuat kasar sekarang," gumam Hans menatap kesal.Maka, dengan enggan, Hans memilih untuk tetap berada di sisi Ashley, yang tampak sangat bahagia, dan juga tak melepaskan pandangan dari Baby Neul.Liam yang mengamati sekitar sejak tadi, mencoba ingin melakukan sesuatu. Tentu saja ia harus mengkonfirmasi dengan sang CEO lebih dulu. Maka, asisten itu mendekati Hans dengan merasa canggung."Saya mohon maaf, Pak. Sepertinya Sandra berhasil masuk ke acara ini tanpa izin. Saya tidak tahu bagaimana bisa kelolosan seperti ini," ucap sang asisten penuh penyesalan.Liam terlihat s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   58. Hilangnya Pohon Uang

    Melihat kemesraan Hans dan Ashley, kedua mata Sandra semakin memanas. Wanita itu tidak tahan dengan pemandangan yang membuat hatinya terasa sakit. Sandra melihat Hans dan Ashley yang sedang bersulang dengan menyilangkan tangan keduanya di hadapan para tamu undangan. Sontak hal itu mendapat tepuk tangan, serta semua mata terpesona dengan keromantisan mempelai pengantin. Belum lagi, ditambah ucapan sarkas dari gerombolan para karyawan yang sangat tidak cocok dengannya. Tangan Sandra terulur mengambil minuman di hadapannya, dan langsung menengak hingga tandas. "Brengsek kamu, Ash!" ucapnya dalam hati. Lantas Sandra bangkit dari duduknya. Saat ia bangkit, Winda dan Naura pun juga sempat memperhatikannya. "Bu Naomi, maaf, aku permisi ke toilet dulu," pamit Sandra membuat alibi. Padahal sejujurnya ia ingin segera pergi dari pesta yang menyebalkan itu. "Oh ya, Sandra. Itu toiletnya ada di sana?" tunjuk Naomi pada sisi samping rumah Hans, "atau Winda biar antar kamu, kalau kamu gak

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-20

Bab terbaru

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   72. Bergairah

    Mendengar terjadi sesuatu pada Sandra, meskipun wanita itu sering menyakitinya dulu. Tapi bagaimanapun, Ashley seorang wanita yang memiliki perasaan dan empati.Ia sangat ingin mengetahui keadaan Sandra dan bertanya pada sang suami, "Apa aku boleh ikut melihat keadaan Sandra, Ko?"Hans belum menjawab, namun ia menoleh sekilas kemudian kembali fokus menatap jalanan di depan. Pria itu bukannya menjawab, tapi justru melayangkan pertanyaan. "Sayang, kamu tau kan, ini bukannya hal penting untuk kita. Sandra itu sekretarisku, jadi biarkan Liam yang mengurusnya. Kamu gak perlu ikut kepikiran masalah dia. Mendingan kamu tunggu kabar dariku. Okay?"Meski benar yang dikatakan sang suami. Namun, Ashley bersikeras ingin tau. Ashley menatap Hans dengan sorot mata penuh protes. Ia ingin menjenguk Sandra, namun Hans menghalangi niatnya."Tapi dia mantan adik iparku, Ko," protes Ashley dengan sedikit ngotot. "Aku gak bisa tutup telinga, ya walaupun ...

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   71. Perpisahan

    Setelah beberapa hari tinggal di rumah orang tua Hans. Hans dan Ashley akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah mereka sendiri. Naomi dan Candra tampak enggan melepas mereka, tetapi Ashley dengan lembut meyakinkan bahwa Hans harus kembali bekerja.Mereka berkumpul di ruang tamu, dengan koper yang sudah tertata rapi di dekat pintu. Sementara Naomi dan Candra duduk di sofa, terlihat enggan melepas mereka."Kalian yakin sudah harus pulang? Tinggallah beberapa hari lagi di sini. Kami masih ingin bersama Baby Neul." Naomi membuka pembicaraan lebih dulu.Hans dan Ashley bergeming, mencoba memahami keadBaby Neul tertidur nyenyak dalam dekapan Naomi, yang masih enggan melepas cucu kesayangannya. Sang Oma mengelus lembut pipi Baby Neul. "Kenapa harus pulang secepat ini? Kalian kan bisa tinggal beberapa hari lagi. Oma masih belum puas bermain dengan Baby Neul."Candra mengangguk setuju "Iya, rumah ini jadi lebih ramai sejak kalian

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   70. Tepat Waktu

    Doni berlari dan langsung berlutut di samping Sandra yang tergeletak tidak sadarkan diri. Dengan hati-hati, Doni meraih tangan Sandra dan membuka genggaman Sandra perlahan, menyingkirkan pecahan kaca sebelum akhirnya mengangkat tubuh adiknya ke dalam gendongannya.Napas Doni memburu. Tubuh Sandra yang basah kuyup terasa dingin di dekapannya."Mama, ayo!" serunya.Riana bergegas mengikuti Doni dari belakang, air mata terus mengalir di pipi Riana saat melihat kondisi putrinya.Begitu keluar rumah, Doni buru-buru membuka pintu mobil dan membaringkan Sandra di kursi belakang."Ma, pegangin dia," kata Doni sambil masuk ke kursi kemudi.Riana segera masuk dan memangku kepala Sandra di pangkuannya.Doni menyalakan mesin mobil dan segera melaju ke rumah sakit. Jalanan yang mulai lengang membuatnya bisa memacu mobil lebih cepat.Tangan Doni mencengkeram kemudi erat. Napasnya tersengal, matanya terus melirik ke kaca spion

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   69. Frustasi

    Sandra terbangun dengan kepala yang Mata Sandra membelalak. Napasnya tercekat.Pikiran Sandra langsung melayang ke kejadian semalam. Tangan-tangan kasar itu memperlakukannya dengan brutal—menarik, mencengkeram, dan merenggut harga dirinya tanpa ampun, seolah ia bukan manusia. Semua itu terjadi diiringi desahan dan tawa menjijikkan.Suara mereka masih terngiang di telinga Sandra. Mereka mengolok-olok, menyebutnya murahan, lalu tertawa puas sambil mengatakan betapa mereka menikmati saat Sandra memohon, menangis, meronta sekuat tenaga, dan berteriak ketakutan."Tidaaaak!"Sandra menjerit histeris, tangannya mencengkeram rambutnya sendiri. Ia ingin menyangkal apa yang terjadi, tapi rasa sakit di tubuhnya berkata lain. Ia merasa jijik. Marah dan hancur.Emosi yang membuncah membuatnya meraih gelas kaca di atas meja dan melemparkannya ke dinding. "Bajingan!!!""Bangsat! Hendrik brengsek!!"Sandra bangkit dengan tubuh geme

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   68. Kegiatan Pagi Hari

    Hans memang memberi waktu bagi Ashley untuk menyesuaikan diri sebagai istrinya. Ia tidak memaksanya untuk segera menjalankan peran sebagai istri sepenuhnya. Baginya, sudah cukup jika Ashley tidak melupakan tugasnya sebagai seorang ibu. Pria itu menatap Ashley dengan lembut, membiarkan keheningan di antara mereka sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Apa yang kamu inginkan dariku sebagai suamimu, Ash?" Terdiam sejenak, Ashley menatap Hans dengan sorot mata ragu. Mereka kini berbaring saling berhadapan. Kedua bola mata saling menyelami perasaan masing-masing. Begitu pula Hans, menatap teduh sang istri. Ashley tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia mengangkat wajah, menatap suaminya dengan ragu. "Aku ... aku bersyukur," katanya pelan. "Aku gak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua mertuaku sebelumnya, tapi di sini, aku merasakannya. Aku gak butuh apa-apa lagi." Hans menggeleng kecil, tersenyum hangat. "Bukan itu maksudku, sayang." Ia mendekat, menggenggam tangan Ashley dengan

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   67. Canggung

    Setelah acara pesta barbeque usai pada malam itu, Naomi langsung membawa Haneul ke kamarnya. Sementara Hans dan Candra masih berbincang di ruang keluarga. Perbincangan yang santai diselingi tawa dan canda dari anak mantu keluarga Lee.Baru kali pertama Ashley merasakan kehangatan di dalam lingkungan keluarga mertuanya, dan sambutan mereka yang begitu hangat."Ash, kamu jangan sungkan-sungkan kalau di rumah ini ya. Ini rumah masa kecil Hans, jadi kamu pun juga harus merasa nyaman di sini," kata Candra membuat suasana semakin hangat."Mmm, iya, Pi. Aku akan membiasakan diri," balas Ashley terdengar kaku.Pasangan muda itu duduk berdampingan di sofa, sementara Candra duduk tak jauh dari mereka. Setelah mendengar lagi ucapan sang menantu, Candra tersenyum tipis, "Ya ya ya, itu akan jadi lebih baik. Jadi, kapan kalian bulan madu?"Hans dan Ashley saling berpandangan. Ashley menundukkan wajah, tersipu malu, sementara Hans menggar

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   66. Berpacu Waktu

    Entah mimpi apa Sandra hingga terjebak ke dalam permainan Hendrik yang sangat panas. Pria yang memiliki studio itu biasanya menghasilkan gambar-gambar para model untuk cover atau iklan tertentu.Namun, di balik semua itu, ternyata Hendrik memiliki bisnis kotor. Ia memproduksi film porno dengan korban yang ia ancam akan disebar video yang ia rekam.Plak!"Diam dan patuh, Sandra. Atau kamu tiba-tiba jadi artis viral!" bentak HendrikPipi Sandra seketika menjadi panas. Wajahnya langsung memerah marah. Detik itu juga sesuatu terasa keras masuk ke dalam intinya. Dirinya merasa terbelah. Sandra sontak mendongak. "Argh ...!"Hendrik mendorong kuat miliknya yang sudah mengeras dengan sekali hentakan. Sedikit sulit, dan sesuatu yang basah ia rasakan."Hmmm ... Ternyata kamu masih perawan juga ya?" desis Hendrik sambil menarik miliknya sedikit.Sekali lagi, ia hentakkan kuat hingga terdengar jeritan dari wanita yang ada di b

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   65. Ikat Dia

    Hendrik mulai melumat bibir Sandra. Perlahan, bibirnya menjelajah leher jenjang Sandra. Sementara kedua tangannya bergerilya menjelajahi tubuh halus Sandra tanpa menghentikan aksinya menciumi leher Sandra. Bahkan pria itu meninggalkan tanda merah yang dalam di kulit putih Sandra.Tiba-tiba Hendrik menghentikan aksinya dan berdiri. Ia memperhatikan tubuh Sandra yang masih terkulai tak sadarkan diri. Sesaat, ia terdiam. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya."Gini gak seru," gumam Hendrik. "Kalau dia sadar, reaksinya pasti lebih menarik."Dua teman Hendrik, Riki dan Anton, saling pandang."Maksudnya gimana?" tanya Anton, pria bertubuh besar dengan perut buncit."Bangunin dulu," Hendrik melirik ke wastafel di sudut ruangan. "Ambilin air, Rik."Riki, pria berkepala plontos, mengangkat bahu sebelum akhirnya berjalan ke wastafel. Sementara itu, Anton melipat tangan di dada, wajahnya masih penuh keraguan."Terus kalau

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   64. Video Panas

    Sandra yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri pun tengah digerayangi dua pria di sekelilingnya. Sementara Hendrik sedang menyiapkan kamera yang tepat dengan tempat yang akan dijadikan membuat video mereka. "Gimana bro, kita mulai sekarang aja, ntar keburu dia sadar?" tanya satu rekan Hendrik. Sementara satu pria lain pun menyahut, "Benar katanya. Kalau kita gak segera, mungkin kita akan gagal semuanya." "Oke, oke, tenang. Sebentar aku siapin lampu sorotnya." Setelah memastikan semuanya sempurna, Sandra yang sudah tak memakai sehelai pakaian pun tersorot kamera dengan sangat jelas. Bentuk tubuh setiap inci wanita itu terekspos melalui lensa kamera Hendrik. "Yuk, kita mulai," kata Hendrik yang mulai menyalakan lampu serta tombol power. Kamera menyala, merekam setiap detiknya tubuh wanita itu. Bagaimana pula Hendrik mendekatkan kamera itu merekam pada bagian tubuh Sandra yang paling inti. "Wow," gumam Hendrik sangat bergairah meskipun hanya melihat melalui lensa kame

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status