Beranda / Rumah Tangga / IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU! / 58. Hilangnya Pohon Uang

Share

58. Hilangnya Pohon Uang

Penulis: Blue_Starlight
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-20 23:09:49
Melihat kemesraan Hans dan Ashley, kedua mata Sandra semakin memanas. Wanita itu tidak tahan dengan pemandangan yang membuat hatinya terasa sakit.

Sandra melihat Hans dan Ashley yang sedang bersulang dengan menyilangkan tangan keduanya di hadapan para tamu undangan. Sontak hal itu mendapat tepuk tangan, serta semua mata terpesona dengan keromantisan mempelai pengantin.

Belum lagi, ditambah ucapan sarkas dari gerombolan para karyawan yang sangat tidak cocok dengannya.

Tangan Sandra terulur mengambil minuman di hadapannya, dan langsung menengak hingga tandas. "Brengsek kamu, Ash!" ucapnya dalam hati.

Lantas Sandra bangkit dari duduknya. Saat ia bangkit, Winda dan Naura pun juga sempat memperhatikannya.

"Bu Naomi, maaf, aku permisi ke toilet dulu," pamit Sandra membuat alibi. Padahal sejujurnya ia ingin segera pergi dari pesta yang menyebalkan itu.

"Oh ya, Sandra. Itu toiletnya ada di sana?" tunjuk Naomi pada sisi samping rumah Hans, "atau Winda biar antar kamu, kalau kamu gak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Attin26
Riana itulah akibatnya merampas uang ashley sekarang Ashley malah dapat sumber uangnya langsung ...
goodnovel comment avatar
OSERJKY
ibu dan anak matre ya gini
goodnovel comment avatar
Maulida
sukurin emang enak Riana. bergayalah sesuai isi dompetmu.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   59. Keluarga Baru

    Setelah pesta pernikahan yang meriah usai, suasana penuh kebahagiaan masih terus terasa di hati Hans dan Ashley.Kedua mempelai yang baru saja mengikat janji sehidup semati itu duduk berdampingan di ruang tamu rumah Hans. Meskipun pesta telah selesai, senyum ceria masih tergurat di wajah mereka.Chandra dan Naomi yang telah lama menantikan momen ini, duduk di hadapan mereka. Setelah beberapa waktu, Hans merasa inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengan kedua orang tuanya.Sambil menatap kedua orang tuanya, Hans meneguk ludahnya sebelum berbicara. "Mi, Pi ... maaf, kalau selama ini Hans belum melibatkan kalian dalam banyak hal, terutama dalam persiapan pernikahan ini. Hans ingin minta maaf atas itu. Kami benar-benar berharap, kalian bisa mengerti bahwa keputusan itu bukan berarti tidak menghargai kalian."Pria itu tertunduk dalam penuh penyesalan, sambil menggenggam tangan Ashley. Begitu pula dengan sang istri yang juga te

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   60. Dendam Riana

    Pesta pernikahan Hans dan Ashley sudah berlalu, namun bagi Riana, suasana hatinya justru semakin muram. Semua yang telah direncanakannya dengan begitu matang kini terasa hancur berantakan. Harapan besar yang ia bangun sejak awal kini terasa sangat rapuh. Sandra, anak perempuannya, tak lagi memiliki kesempatan untuk menikah dengan Hans, pria yang selama ini ia anggap sebagai tiket untuk melompat ke kelas sosial yang lebih tinggi."Aku gak habis pikir, kenapa Sandra bisa kalah dari wanita pembawa sial itu!" maki Riana bermonolog dengan kesal.Dengan wajah tegang, Riana duduk di ruang tamu rumahnya, matanya tajam menatap ke depan, seolah-olah ia sedang merencanakan sesuatu. Rahangnya mengeras, dan tangannya terkepal.Dari kejauhan, Doni, anak sulungnya, yang sejak tadi memperhatikan dari pintu, semakin penasaran dengan perubahan sikap ibunya. Tentu saja pria itu penasaran dengan apa yang terjadi pada sang ibu.Mendekat perlahan, s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   61. Gugup

    Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Hans dan Ashley, bersama dengan Baby Neul, sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk menginap di rumah Oma dan Opa. Setelah Candra dan Naomi memutuskan untuk pulang lebih dulu setelah berakhirnya pesta. Meskipun mereka berdua tampak santai, ada sedikit kecemasan di wajah Ashley. Ini adalah pertama kalinya mereka menginap di sana, dan pastinya ada banyak hal yang ingin ia pastikan. "Ayo, Ash. Apa semua sudah siap?" tanya Hans menghampiri Ashley yang hendak Menggendong Haneul. "Hem, sudah Pak," sahut Ashley tanpa menoleh. Panggilan Ashley ternyata belum juga berubah hingga membuat Hans sedikit gemas. Namun, tangan pria itu tetap terulur membantu sang istri mengaitkan kunci di balik punggung hingga terdengar bunyi 'klik!' "Mau sampai kapan kamu gak merubah panggilan untukku itu, Sayang," bisiknya tepat di telinga Ashley hingga bibir serta embusan napas sang suami membuat wajahnya bersemu merah. Ashley tersipu malu mengalihkan pandanga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   62. Kejutan Piano

    Suasana sore semakin hangat di taman samping rumah orang tua Hans, dipenuhi tawa dan kebersamaan. Hans, Ashley, dan kedua orang tuanya sedang duduk bersama di sekitar meja makan. Terlihat Candra sudah menyiapkan alat bakar dan menyalakan api lebih dulu. Sementara Hans dan Ashley juga membantu."Kalian ambil daging, serta alat makan saja," pinta Candra agar kedua pengantin baru sedikit menjauh.Ashley menggangguk, "biar aku yang ambil sayur dan dagingnya, Mas."Namun, Hans juga tak mau kalah, ia juga ingin membantu dalam acara pesta barbeque ini, "Jangan, biarkan aku bantu juga."Keduanya langsung masuk ke dapur, Ashley membuka lemari pendingin, sementara Hans melangkah mengambil alat makan. Mereka sepakat bekerja sama."Aduh, sudah besar banget Neul, ya? Kayak papa banget,” kata Naomi, yang tiba-tiba muncul dari balik pilar sambil memeluk Baby Neul dengan lembut.Wanita paruh baya itu baru saja bermain dengan cucu kesay

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   63. Mangsa Baru

    Jika Hans dan Ashley dalam keharmonisan keluarga, berbeda dengan Sandra yang semakin terpuruk. Wanita itu benar-benar frustasi akibat tertampar oleh kenyataan yang begitu getir.Malam pun semakin larut, Sandra duduk di meja bar, menatap kosong ke gelas minumannya yang sudah hampir habis. Musik yang keras, lampu yang berkedip, dan keramaian di sekitarnya hanya membuatnya semakin merasa terasing.Dia seharusnya merasa bahagia, atau setidaknya merasa lebih baik setelah mencoba melupakan kenyataan yang pahit. Tapi kenyataan itu terus menghantuinya, seperti bayangan yang tak bisa hilang."Mengapa seolah takdir pun juga tidak memihakku ...?" gumamnya mengangkat gelas, meneguk habis isinya. Sesaat, rasa pahitnya menyeruak, mengingatkan pada betapa pahitnya kenyataan yang dia hadapi. Dia selalu bermimpi menikah dengan Hans, membangun keluarga kecil yang bahagia. Tapi kini, impian itu hancur berantakan."Sandra," bisik suara tiba-tiba dari s

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   64. Video Panas

    Sandra yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri pun tengah digerayangi dua pria di sekelilingnya. Sementara Hendrik sedang menyiapkan kamera yang tepat dengan tempat yang akan dijadikan membuat video mereka. "Gimana bro, kita mulai sekarang aja, ntar keburu dia sadar?" tanya satu rekan Hendrik. Sementara satu pria lain pun menyahut, "Benar katanya. Kalau kita gak segera, mungkin kita akan gagal semuanya." "Oke, oke, tenang. Sebentar aku siapin lampu sorotnya." Setelah memastikan semuanya sempurna, Sandra yang sudah tak memakai sehelai pakaian pun tersorot kamera dengan sangat jelas. Bentuk tubuh setiap inci wanita itu terekspos melalui lensa kamera Hendrik. "Yuk, kita mulai," kata Hendrik yang mulai menyalakan lampu serta tombol power. Kamera menyala, merekam setiap detiknya tubuh wanita itu. Bagaimana pula Hendrik mendekatkan kamera itu merekam pada bagian tubuh Sandra yang paling inti. "Wow," gumam Hendrik sangat bergairah meskipun hanya melihat melalui lensa kame

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   65. Ikat Dia

    Hendrik mulai melumat bibir Sandra. Perlahan, bibirnya menjelajah leher jenjang Sandra. Sementara kedua tangannya bergerilya menjelajahi tubuh halus Sandra tanpa menghentikan aksinya menciumi leher Sandra. Bahkan pria itu meninggalkan tanda merah yang dalam di kulit putih Sandra.Tiba-tiba Hendrik menghentikan aksinya dan berdiri. Ia memperhatikan tubuh Sandra yang masih terkulai tak sadarkan diri. Sesaat, ia terdiam. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya."Gini gak seru," gumam Hendrik. "Kalau dia sadar, reaksinya pasti lebih menarik."Dua teman Hendrik, Riki dan Anton, saling pandang."Maksudnya gimana?" tanya Anton, pria bertubuh besar dengan perut buncit."Bangunin dulu," Hendrik melirik ke wastafel di sudut ruangan. "Ambilin air, Rik."Riki, pria berkepala plontos, mengangkat bahu sebelum akhirnya berjalan ke wastafel. Sementara itu, Anton melipat tangan di dada, wajahnya masih penuh keraguan."Terus kalau

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   66. Berpacu Waktu

    Entah mimpi apa Sandra hingga terjebak ke dalam permainan Hendrik yang sangat panas. Pria yang memiliki studio itu biasanya menghasilkan gambar-gambar para model untuk cover atau iklan tertentu.Namun, di balik semua itu, ternyata Hendrik memiliki bisnis kotor. Ia memproduksi film porno dengan korban yang ia ancam akan disebar video yang ia rekam.Plak!"Diam dan patuh, Sandra. Atau kamu tiba-tiba jadi artis viral!" bentak HendrikPipi Sandra seketika menjadi panas. Wajahnya langsung memerah marah. Detik itu juga sesuatu terasa keras masuk ke dalam intinya. Dirinya merasa terbelah. Sandra sontak mendongak. "Argh ...!"Hendrik mendorong kuat miliknya yang sudah mengeras dengan sekali hentakan. Sedikit sulit, dan sesuatu yang basah ia rasakan."Hmmm ... Ternyata kamu masih perawan juga ya?" desis Hendrik sambil menarik miliknya sedikit.Sekali lagi, ia hentakkan kuat hingga terdengar jeritan dari wanita yang ada di b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27

Bab terbaru

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   66. Berpacu Waktu

    Entah mimpi apa Sandra hingga terjebak ke dalam permainan Hendrik yang sangat panas. Pria yang memiliki studio itu biasanya menghasilkan gambar-gambar para model untuk cover atau iklan tertentu.Namun, di balik semua itu, ternyata Hendrik memiliki bisnis kotor. Ia memproduksi film porno dengan korban yang ia ancam akan disebar video yang ia rekam.Plak!"Diam dan patuh, Sandra. Atau kamu tiba-tiba jadi artis viral!" bentak HendrikPipi Sandra seketika menjadi panas. Wajahnya langsung memerah marah. Detik itu juga sesuatu terasa keras masuk ke dalam intinya. Dirinya merasa terbelah. Sandra sontak mendongak. "Argh ...!"Hendrik mendorong kuat miliknya yang sudah mengeras dengan sekali hentakan. Sedikit sulit, dan sesuatu yang basah ia rasakan."Hmmm ... Ternyata kamu masih perawan juga ya?" desis Hendrik sambil menarik miliknya sedikit.Sekali lagi, ia hentakkan kuat hingga terdengar jeritan dari wanita yang ada di b

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   65. Ikat Dia

    Hendrik mulai melumat bibir Sandra. Perlahan, bibirnya menjelajah leher jenjang Sandra. Sementara kedua tangannya bergerilya menjelajahi tubuh halus Sandra tanpa menghentikan aksinya menciumi leher Sandra. Bahkan pria itu meninggalkan tanda merah yang dalam di kulit putih Sandra.Tiba-tiba Hendrik menghentikan aksinya dan berdiri. Ia memperhatikan tubuh Sandra yang masih terkulai tak sadarkan diri. Sesaat, ia terdiam. Ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya."Gini gak seru," gumam Hendrik. "Kalau dia sadar, reaksinya pasti lebih menarik."Dua teman Hendrik, Riki dan Anton, saling pandang."Maksudnya gimana?" tanya Anton, pria bertubuh besar dengan perut buncit."Bangunin dulu," Hendrik melirik ke wastafel di sudut ruangan. "Ambilin air, Rik."Riki, pria berkepala plontos, mengangkat bahu sebelum akhirnya berjalan ke wastafel. Sementara itu, Anton melipat tangan di dada, wajahnya masih penuh keraguan."Terus kalau

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   64. Video Panas

    Sandra yang sudah dalam keadaan tak sadarkan diri pun tengah digerayangi dua pria di sekelilingnya. Sementara Hendrik sedang menyiapkan kamera yang tepat dengan tempat yang akan dijadikan membuat video mereka. "Gimana bro, kita mulai sekarang aja, ntar keburu dia sadar?" tanya satu rekan Hendrik. Sementara satu pria lain pun menyahut, "Benar katanya. Kalau kita gak segera, mungkin kita akan gagal semuanya." "Oke, oke, tenang. Sebentar aku siapin lampu sorotnya." Setelah memastikan semuanya sempurna, Sandra yang sudah tak memakai sehelai pakaian pun tersorot kamera dengan sangat jelas. Bentuk tubuh setiap inci wanita itu terekspos melalui lensa kamera Hendrik. "Yuk, kita mulai," kata Hendrik yang mulai menyalakan lampu serta tombol power. Kamera menyala, merekam setiap detiknya tubuh wanita itu. Bagaimana pula Hendrik mendekatkan kamera itu merekam pada bagian tubuh Sandra yang paling inti. "Wow," gumam Hendrik sangat bergairah meskipun hanya melihat melalui lensa kame

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   63. Mangsa Baru

    Jika Hans dan Ashley dalam keharmonisan keluarga, berbeda dengan Sandra yang semakin terpuruk. Wanita itu benar-benar frustasi akibat tertampar oleh kenyataan yang begitu getir.Malam pun semakin larut, Sandra duduk di meja bar, menatap kosong ke gelas minumannya yang sudah hampir habis. Musik yang keras, lampu yang berkedip, dan keramaian di sekitarnya hanya membuatnya semakin merasa terasing.Dia seharusnya merasa bahagia, atau setidaknya merasa lebih baik setelah mencoba melupakan kenyataan yang pahit. Tapi kenyataan itu terus menghantuinya, seperti bayangan yang tak bisa hilang."Mengapa seolah takdir pun juga tidak memihakku ...?" gumamnya mengangkat gelas, meneguk habis isinya. Sesaat, rasa pahitnya menyeruak, mengingatkan pada betapa pahitnya kenyataan yang dia hadapi. Dia selalu bermimpi menikah dengan Hans, membangun keluarga kecil yang bahagia. Tapi kini, impian itu hancur berantakan."Sandra," bisik suara tiba-tiba dari s

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   62. Kejutan Piano

    Suasana sore semakin hangat di taman samping rumah orang tua Hans, dipenuhi tawa dan kebersamaan. Hans, Ashley, dan kedua orang tuanya sedang duduk bersama di sekitar meja makan. Terlihat Candra sudah menyiapkan alat bakar dan menyalakan api lebih dulu. Sementara Hans dan Ashley juga membantu."Kalian ambil daging, serta alat makan saja," pinta Candra agar kedua pengantin baru sedikit menjauh.Ashley menggangguk, "biar aku yang ambil sayur dan dagingnya, Mas."Namun, Hans juga tak mau kalah, ia juga ingin membantu dalam acara pesta barbeque ini, "Jangan, biarkan aku bantu juga."Keduanya langsung masuk ke dapur, Ashley membuka lemari pendingin, sementara Hans melangkah mengambil alat makan. Mereka sepakat bekerja sama."Aduh, sudah besar banget Neul, ya? Kayak papa banget,” kata Naomi, yang tiba-tiba muncul dari balik pilar sambil memeluk Baby Neul dengan lembut.Wanita paruh baya itu baru saja bermain dengan cucu kesay

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   61. Gugup

    Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Hans dan Ashley, bersama dengan Baby Neul, sedang mempersiapkan segala sesuatunya untuk menginap di rumah Oma dan Opa. Setelah Candra dan Naomi memutuskan untuk pulang lebih dulu setelah berakhirnya pesta. Meskipun mereka berdua tampak santai, ada sedikit kecemasan di wajah Ashley. Ini adalah pertama kalinya mereka menginap di sana, dan pastinya ada banyak hal yang ingin ia pastikan. "Ayo, Ash. Apa semua sudah siap?" tanya Hans menghampiri Ashley yang hendak Menggendong Haneul. "Hem, sudah Pak," sahut Ashley tanpa menoleh. Panggilan Ashley ternyata belum juga berubah hingga membuat Hans sedikit gemas. Namun, tangan pria itu tetap terulur membantu sang istri mengaitkan kunci di balik punggung hingga terdengar bunyi 'klik!' "Mau sampai kapan kamu gak merubah panggilan untukku itu, Sayang," bisiknya tepat di telinga Ashley hingga bibir serta embusan napas sang suami membuat wajahnya bersemu merah. Ashley tersipu malu mengalihkan pandanga

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   60. Dendam Riana

    Pesta pernikahan Hans dan Ashley sudah berlalu, namun bagi Riana, suasana hatinya justru semakin muram. Semua yang telah direncanakannya dengan begitu matang kini terasa hancur berantakan. Harapan besar yang ia bangun sejak awal kini terasa sangat rapuh. Sandra, anak perempuannya, tak lagi memiliki kesempatan untuk menikah dengan Hans, pria yang selama ini ia anggap sebagai tiket untuk melompat ke kelas sosial yang lebih tinggi."Aku gak habis pikir, kenapa Sandra bisa kalah dari wanita pembawa sial itu!" maki Riana bermonolog dengan kesal.Dengan wajah tegang, Riana duduk di ruang tamu rumahnya, matanya tajam menatap ke depan, seolah-olah ia sedang merencanakan sesuatu. Rahangnya mengeras, dan tangannya terkepal.Dari kejauhan, Doni, anak sulungnya, yang sejak tadi memperhatikan dari pintu, semakin penasaran dengan perubahan sikap ibunya. Tentu saja pria itu penasaran dengan apa yang terjadi pada sang ibu.Mendekat perlahan, s

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   59. Keluarga Baru

    Setelah pesta pernikahan yang meriah usai, suasana penuh kebahagiaan masih terus terasa di hati Hans dan Ashley.Kedua mempelai yang baru saja mengikat janji sehidup semati itu duduk berdampingan di ruang tamu rumah Hans. Meskipun pesta telah selesai, senyum ceria masih tergurat di wajah mereka.Chandra dan Naomi yang telah lama menantikan momen ini, duduk di hadapan mereka. Setelah beberapa waktu, Hans merasa inilah saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengan kedua orang tuanya.Sambil menatap kedua orang tuanya, Hans meneguk ludahnya sebelum berbicara. "Mi, Pi ... maaf, kalau selama ini Hans belum melibatkan kalian dalam banyak hal, terutama dalam persiapan pernikahan ini. Hans ingin minta maaf atas itu. Kami benar-benar berharap, kalian bisa mengerti bahwa keputusan itu bukan berarti tidak menghargai kalian."Pria itu tertunduk dalam penuh penyesalan, sambil menggenggam tangan Ashley. Begitu pula dengan sang istri yang juga te

  • IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!   58. Hilangnya Pohon Uang

    Melihat kemesraan Hans dan Ashley, kedua mata Sandra semakin memanas. Wanita itu tidak tahan dengan pemandangan yang membuat hatinya terasa sakit. Sandra melihat Hans dan Ashley yang sedang bersulang dengan menyilangkan tangan keduanya di hadapan para tamu undangan. Sontak hal itu mendapat tepuk tangan, serta semua mata terpesona dengan keromantisan mempelai pengantin. Belum lagi, ditambah ucapan sarkas dari gerombolan para karyawan yang sangat tidak cocok dengannya. Tangan Sandra terulur mengambil minuman di hadapannya, dan langsung menengak hingga tandas. "Brengsek kamu, Ash!" ucapnya dalam hati. Lantas Sandra bangkit dari duduknya. Saat ia bangkit, Winda dan Naura pun juga sempat memperhatikannya. "Bu Naomi, maaf, aku permisi ke toilet dulu," pamit Sandra membuat alibi. Padahal sejujurnya ia ingin segera pergi dari pesta yang menyebalkan itu. "Oh ya, Sandra. Itu toiletnya ada di sana?" tunjuk Naomi pada sisi samping rumah Hans, "atau Winda biar antar kamu, kalau kamu gak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status