All Chapters of IBU SUSU BAYIKU, CANDUKU!: Chapter 11 - Chapter 20

71 Chapters

11. Membeli Daster

Pagi itu memang pemandangan yang sangat menyenangkan. Meskipun tidak ada Hans di rumah itu, namun Ashley sangat bertanggung jawab atas tugasnya dalam mengurus Baby Neul. Eugh ... Erangan kecil kemudian disusul dengan rengekan Haneul membuat Ashley melihat ke dalam box bayi. Dengan sigap Ashley membopong tubuh Baby Neul, lalu menggendongnya, "Emmm, Sayang ... Baby Neul haus? Mau nenen ...?" Jiwa ke-ibuan Ashley berjalan begitu saja. Ia langsung memposisikan Haneul dengan tepat, sehingga sang bayi dapat nyaman menyerap asupan makanan dari dalam tubuhnya. Setelah kejadian kemarin pun Ashley tetap baik terhadap Risma. Selain menganggap sama-sama pekerja di rumah itu, Ashley memang memiliki hati yang lembut. Setelah memasukkan baju dan selimut kotor sang bayi ke dalam keranjang. Kemudian melihat Ashley sedang menyusui Haneul, Risma menepuk lengan Ashley lalu berkata, "Aku tinggal dulu ya, Ash. Ada kerjaan di bawah," pamitnya. "Hm." Ashley mengulas senyum kecil, membiarkan Ris
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

12. Bertemu Doni

Di dalam mall besar, Risma dan Ashley tampak senang mendorong kereta bayi. Sementara Baby Neul pun tertidur pulas, menghiraukan kebisingan sekelilingnya, seolah telinga Haneul merasakan penyesuaian dengan dunia luar. "Wah ..., ternyata begini dalam isi mall," seloroh Ashley memandang pertokoan dengan mata binar. Mengernyit heran, Risma menoleh sekilas, "Memangnya kamu gak pernah masuk mall?" Ashley menggeleng, "Jarang untuk belanja, Ris. Mendingan juga ke pasar, harganya jauh lebih murah. Apalagi bisa ditawar juga." Memang benar, demi menjaga pengeluaran keluarga tetap stabil, Ashley tidak pernah belanja di mall. Mengingat gaji Soni yang waktu itu hanya seorang pekerja bengkel. Hampir setiap toko di dalam mall tersebut keduanya lalui hanya untuk melihat-lihat. Namun tiba-tiba ... "Lihat Ris, itu ada Diskon!" seru Ashley melihat tumpukan baju murah dalam keranjang display. Ia siap mengarahkan langkah menuju ke toko itu. Risma terbeliak melihat banyaknya orang berjejal dan
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

13. Kejujuran Ashley

Meskipun langkah kaki keduanya sempat terhenti sejenak karena seruan Doni. Akan tetapi, Ashley menarik lengan Risma agar cepat mengikuti langkahnya lagi. Mereka mengabaikan panggilan Doni."Biarin aja, Ris! Cepetan kita pergi dari sini!"Dengan langkah menahan sakit, Ashley terus membawa langkahnya keluar mall itu, walaupun ada rasa penasaran dalam diri Risma.Beruntungnya, mobil yang dikemudikan sang supir terparkir tidak jauh dari pintu keluar. Dibantu sang supir memasukkan kereta dorong ke dalam bagasi belakang, kemudian Ashley memberi perintah. "Buruan jalan, Pak!"Kedua tangan Ashley tampak sedikit gemetaran saat menggendong Baby Neul, membuat Risma penasaran, "Kamu gak papa, Ash?"Entah, apa yang di rasakan Ashley saat ini. Padahal, jikalau dilihat dengan situasi saat tadi, Doni tampak seperti pria baik."Hmm." Ashley menyembunyikan keresahan.Setiba di rumah Hans, Risma membantu menggendong Baby Neu
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

14. Kaki Terkilir

Risma pikir setelah kejadian di mall Ashley akan mendapat masalah dengan Winda. Nyatanya, ibu susu Haneul hanya diperingatkan saja oleh kepala pelayan tersebut."Sialan banget sih, kenapa dia cuma ditegur doang!" kesal Risma secara tidak sengaja menguping pembicaraan keduanya.Perawat itu sedang berpura-pura hendak ke dapur sehingga ia bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Sangat jelas jika Winda tidak memecat Ashley.Sementara Ashley sudah menuju kamar Baby Neul. Winda bangkit dari duduknya, kemudian melangkah menuju meja makan. Di sana ia melihat Risma sedang membuka lemari pendingin."Risma," panggil Bi Winda.Sang perawat menoleh, "Ya, Bu.""Lain kali kamu juga harus waspada terhadap Baby Neul, jangan sampai kejadian ini terulang lagi."Meski tidak secara langsung menegur Risma, namun Risma merasa dia juga terkena akibat dari ajakan Ashley."Sialan! Ini semua gara-gara ide konyol si Ashley, aku jadi kena
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

15. Berada Dipelukan Hans

Hans mendatangi kamar Ashley yang berada di lantai bawah. Ia langsung membuka pintu yang memang sengaja tidak di kunci oleh Ashley."Ash!"Ashley benar-benar terkejut saat sang majikan membuka pintu kamarnya tanpa mengetuk. Ia menoleh sambil tercengang, "Pak, Hans?"Ia berusaha duduk meski harus menahan sakit. Memang, Ashley sebelumnya juga sudah tau kalau sang majikan akan pulang dari perjalanan dinas hari ini.Namun, ia tidak menduga bila Hans akan masuk ke dalam kamarnya dalam kondisi dan pemandangan yang menurutnya sangat ... Wanita itu cepat-cepat membenahi dress yang tersingkap."Eh, ehm ... maaf, saya tidak mengetuk dulu," kata Hans menunduk sekilas, kemudian mengubah ekspresi wajahnya cepat, melihat kaki Ashley yang terbungkus perban.Ashley pun diam, situasi ini benar-benar membuat keduanya menjadi canggung.Tanpa berkata, Hans langsung menggulung kedua lengan kemejanya sampai siku, hingga tampak otot lenga
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

16. Ilmu Pelet

"Tidak ada pembelaan lagi, Ris," kata Hans. Risma mendapat tatapan tajam dari pria itu. Seolah mengatakan bila tidak ada yang boleh melawan lagi keputusannya. Membuat sang perawat tidak berani melanjutkan protesnya. "Baik, Pak." Setelah melihat Ashley mulai membuka kancing dress-nya, Hans melangkahkan kaki keluar kamar sang anak. Tetapi, saat tiba di ambang pintu, Hans melihat Winda dan Liam yang berada di luar kamar. "Liam, ikut aku," pinta sang CEO langsung menuju ke ruang kerja. Sang asisten langsung mengikuti langkah Hans menuju ruangan di lantai dasar. "Anda cari saya, Pak?" tanya Liam usai menutup pintu ruang tersebut. "Untuk sementara belikan kursi roda untuk Ashley. Dan juga ... katakan pada Winda, agar kamar tamu di bawah, ubah sementara untuk kamar Haneul. Aku rasa sekarang ini Ashley tidak akan bisa naik turun tangga," ungkap Hans secara lugas. Liam mengangguk lirih, "
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

17. Peringatan Sang CEO

Pandangan Sandra terpaku saat melihat punggung pria pujaannya sedang menggendong seseorang. Namun sayangnya, ia tidak melihat wajah sosok itu. Satu keyakinannya, sosok itu adalah perempuan. Dengan rasa penasaran Sandra melangkah lebih cepat, namun sebelum lebih dalam, Hans memberi instruksi. "Antar dia ke ruang kerjaku, Liam!" titah Hans. Dengan sigap Liam langsung berdiri di depan Sandra dengan tatapan tajam, "Ayo ikut saya, Sandra!" Sandra terpaku seketika, kemudian memutar bola matanya malas, "Pak Liam, saya mau ketemu Pak Hans!" "Hm, saya juga tau. Tapi Pak Hans mau bertemu kamu di ruang kerjanya. Apa ada yang salah?" Jika sudah berhadapan dengan Liam, Sandra seolah tak dapat berkutik. Ia selalu kalah satu langkah dari asisten itu. "Huh, sial!" umpat Sandra dalam hati. "Padahal kurang sedikit saja aku lihat wajah istrinya. Nggak mungkin kan itu bukan istrinya? Masak iya, pria
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

18. Taman Bunga

"Nggak perlu tahu siapa aku," jawab Risma yang mendengarkan percakapan tadi di ruang kerja. Risma sengaja mengambil alih tugas Anti yang seharusnya mengantarkan minuman tadi. "Aku bisa membantumu kalau kamu mau?" imbuhnya.Mendengar ucapan wanita itu membuat Sandra menarik sudut bibirnya. "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan untuk membantuku, hah?""Semuanya ... Aku tau apapun dalam rumah ini."Namun, sepertinya Sandra tidak mudah terbujuk oleh ucapan Risma. "Huh, atau kamu juga mempunyai masalah yang sama sehingga kamu bekerja sama denganku? Kalau memang begitu, maaf, aku tidak mau bekerja sama dengan musuhku ...!"Ucapan Sandra membuat Risma mati kutu. Benar apa yang dikatakan Sandra, ibarat bumerang tawarannya justru berbalik padanya kembali."Benarkan, apa yang aku katakan?" cibir Sandra, "ah sudahlah, percuma kamu menawarkan hal yang kamu sendiri juga menginginkan."Sandra langsung meninggalkan Risma begitu saja. Ia la
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

19. Cream Iritasi

Kebencian Risma tak sampai di situ, ia semakin murka saat melihat Hans membenahi rambut Ashley yang terurai."Dih, jelas aja Pak Hans bisa deket kayak gitu. Ternyata Ashley yang suka mancing-mancing!"Hans memegangi anak rambut Ashley yang terurai, agar tidak menganggu proses laktasi itu. Hatinya terasa damai, karena sang anak tidak menderita kelainan kulit lagi.Di halaman itu memang tidak ada siapapun di sana, sehingga memudahkan Haneul langsung mendapat asupan makanan."Pelan-pelan, sayang." Haneul sangat kuat saat menyerap asupan makanan dari pabriknya, hingga Ashley sedikit meringis. "Argh ..."Mendengar kesakitan Ashley, Hans membungkukkan badan, kedua wajah saling sejajar, "Kenapa, Ash? Ada yang sakit?"Ashley memejamkan mata sejenak. Entah, bagaimana caranya dia menerangkan pada pria itu. Kemudian ia mengangguk lirih."Apa Haneul menggigitnya?" Pertanyaan Hans rasanya ingin membuat Ashley tertawa, namun
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

20. Ibu-ibu Sosialita

Teriakan riuh suara ibu-ibu sosialita yang sedang berbincang, tertawa, dan memamerkan barang-barang berharga mereka, terdengar di Restoran mewah, sekaligus juga berfungsi sebagai tempat olahraga golf. Gedung mewah itu menjadi tempat favorit wanita yang tampaknya tidak kekurangan apapun. Sedang berbicara tentang perhiasan terbaru, koleksi tas desainer, dan liburan ke luar negeri yang eksklusif. "Hallo, Jeng Riana. Apa kabar?" sapa salah satu wanita istri dari pengusaha tambang. Riana menyeka peluh di dahi, mencoba untuk terlihat santai meski sebenarnya ia merasa canggung. Ia tahu betul bahwa kehadirannya di sini karena ia tidak mau diremehkan. "Hai, Jeng Isti." Riana menyambutnya dengan pelukan ringan dengan ciuman di pipi agar terlihat dekat. "Maaf ya, aku sedikit terlambat. Biasalah urusan anak-anak sama suami di rumah," kekeh Isti sambil menarik bangku. Di meja yang penuh dengan wanita yang mengenakan pakaian bermerk dan memamerkan kekayaan mereka, Riana mengenakan gaun
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
123456
...
8
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status