Semua Bab Pijatan Nikmat Sang CEO: Bab 161 - Bab 170

241 Bab

Bab 161

 Langit senja memerah di luar jendela apartemen Nathaniel. Cahayanya menerobos masuk, menciptakan bayang-bayang hangat yang menari di dinding ruang tamu. Arissa duduk meringkuk di sudut sofa, kedua kakinya dilipat di bawah tubuhnya, dengan secangkir teh kamomil yang mengepul di tangannya."Kau tahu," kata Nathaniel sambil meletakkan cangkirnya di atas meja, "aku tidak pernah melihatmu setenang ini sebelumnya."Arissa tersenyum tipis. "Mungkin karena aku tidak pernah merasa setenang ini sebelumnya." Ia menyesap tehnya perlahan. "Selalu ada kebisingan di dalam kepalaku. Suara-suara yang mengingatkan bahwa aku tidak cukup baik, tidak cukup kuat."Nathaniel menggeser posisinya, mendekat tanpa menyentuh—memberikan ruang yang Arissa butuhkan tanpa membuatnya merasa sendirian. "Dan sekarang?""Sekarang..." Arissa menatap keluar jendela, mengamati warna-warni langit yang berubah. "Suara-suara itu masih ada, tapi tidak s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 162

Langit senja memerah di luar jendela apartemen Nathaniel. Cahayanya menerobos masuk, menciptakan bayang-bayang hangat yang menari di dinding ruang tamu. Arissa duduk meringkuk di sudut sofa, kedua kakinya dilipat di bawah tubuhnya, dengan secangkir teh kamomil yang mengepul di tangannya."Kau tahu," kata Nathaniel sambil meletakkan cangkirnya di atas meja, "aku tidak pernah melihatmu setenang ini sebelumnya."Arissa tersenyum tipis. "Mungkin karena aku tidak pernah merasa setenang ini sebelumnya." Ia menyesap tehnya perlahan. "Selalu ada kebisingan di dalam kepalaku. Suara-suara yang mengingatkan bahwa aku tidak cukup baik, tidak cukup kuat."Nathaniel menggeser posisinya, mendekat tanpa menyentuh—memberikan ruang yang Arissa butuhkan tanpa membuatnya merasa sendirian. "Dan sekarang?""Sekarang..." Arissa menatap keluar jendela, mengamati warna-warni langit yang berubah. "Suara-suara itu masih ada, tapi tidak sekeras dulu."Sudah hampir tiga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 163

Matahari sudah meninggi ketika Nathaniel mengetuk pintu ruang kerja Arissa. Jemari panjangnya memegang dua cangkir kopi—satu hitam pekat untuknya dan satu latte dengan karamel untuk Arissa."Masuk," suara Arissa terdengar dari dalam, diikuti suara kertas yang digeser.Nathaniel mendorong pintu dengan bahunya dan tersenyum melihat Arissa yang tengah menunduk di atas tumpukan dokumen. Rambut hitamnya diikat tinggi dalam sanggul acak-acakan, dan kacamata bacanya sedikit melorot di hidungnya."Kurasa kau membutuhkan ini," kata Nathaniel, meletakkan cangkir latte di samping tumpukan laporan keuangan yang sedang dianalisis Arissa.Arissa mendongak, wajahnya terlihat lelah namun bersemangat. "Kau penyelamat hidupku," gumamnya, segera meraih cangkir tersebut dan menyesapnya dengan penuh syukur.Nathaniel menarik kursi di seberang meja dan duduk. "Bagaimana perkembangannya?""Lebih baik dari yang kuduga," jawab Arissa. Ia melepas kacamatanya da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 164: Membangun Kembali Kepercayaan

Matahari pagi menyinari ruang konferensi yang terletak di lantai tertinggi gedung Westwood Corp. Nathaniel berdiri di depan jendela besar, memandang kota yang mulai sibuk di bawahnya. Pantulan wajahnya di kaca menunjukkan ekspresi serius yang jarang terlihat oleh rekan-rekannya. Di belakangnya, Arissa sedang menata berkas-berkas presentasi dan memeriksa proyektor untuk kesekian kalinya."Mereka akan tiba lima belas menit lagi," kata Arissa, matanya tidak beralih dari laptop. "Semua bahan siap."Nathaniel mengangguk, menghembuskan napas panjang. "Ini pertemuan paling penting dalam karir kita, Rissa. Jika kita tidak bisa meyakinkan mereka hari ini...""Kita akan berhasil," potong Arissa dengan nada tegas. "Rencana kita solid. Data kita transparan. Tidak ada lagi yang tersembunyi."Selama dua minggu terakhir, mereka hampir tidak pernah meninggalkan kantor. Tidur hanya beberapa jam di sofa ruang kerja, makan dari kotak makanan yang diantar, dan menghabiskan s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 165: Cakrawala Baru

Hujan rintik-rintik di luar jendela apartemen Nathaniel, membentuk simfoni lembut yang melatari percakapan mereka. Arissa duduk bersandar di sofa, kedua kakinya terlipat di bawah tubuhnya, sementara Nathaniel menyodorkan secangkir teh hangat ke arahnya. Uap tipis mengepul dari permukaan cairan amber itu, wangi chamomile mengisi ruangan."Terima kasih," ucap Arissa pelan, menerima cangkir itu dan merasakannya menghangatkan telapak tangannya. Dia menyesap teh itu perlahan, matanya tidak lepas dari sosok Nathaniel yang kini duduk di seberangnya.Sudah tiga minggu sejak insiden di kantor Harbinger Corp. Berita tentang korupsi dan manipulasi data penelitian mereka telah menjadi skandal nasional. Keberanian Arissa membongkar bukti-bukti tersebut telah membuahkan hasil, meski dengan konsekuensi yang tidak ringan. Dia kehilangan pekerjaannya, namanya muncul di berbagai media, dan beberapa rekan kerja lamanya kini menjauhinya seperti wabah."Menurutmu, apakah semua ini s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 166: Kebangkitan

Sinar matahari pagi menembus jendela-jendela besar kantor Nathaniel, menciptakan pola keemasan di lantai kayu yang baru direnovasi. Nathaniel berdiri di depan papan kaca yang kini penuh dengan diagram, sketsa, dan catatan-catatan tentang proyek terbaru perusahaannya. Dia menyesap kopinya perlahan, merasakan kepuasan yang dalam saat memperhatikan kantor yang kini kembali hidup dan bergerak dengan energi positif.Enam bulan telah berlalu sejak skandal Harbinger Corp mencapai puncaknya. Enam bulan yang penuh dengan perjuangan, ketidakpastian, dan momen-momen di mana Nathaniel hampir menyerah. Namun kini, seperti phoenix yang bangkit dari abu, perusahaannya telah menemukan arah baru."Pak, tim dari Meridian Tech sudah menunggu di ruang konferensi," ujar Maya, asisten barunya, dari ambang pintu.Nathaniel mengangguk. "Terima kasih, Maya. Aku akan segera ke sana."Dia meletakkan cangkir kopinya, merapikan dasi, dan mengambil tablet berisi presentasi terbaru. Me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

bab 167

"Ini... luar biasa," kata Nathaniel tulus. "Kau melakukan semua ini untuk kita?"Arissa tersenyum, menarik kursi untuknya. "Untuk merayakan enam bulan yang luar biasa. Dan juga..."Dia tidak melanjutkan kalimatnya, sebaliknya menyodorkan segelas anggur ke arah Nathaniel. "Mari kita makan dulu. Kita bicara nanti."Mereka menikmati makan malam dengan percakapan ringan tentang hari mereka masing-masing. Nathaniel menceritakan tentang rapat dengan Meridian Tech dan bagaimana perusahaan semakin stabil, sementara Arissa berbagi tentang penelitian terbarunya dan seminar yang dia hadiri minggu lalu. Ada kenyamanan dalam rutinitas mereka sekarang—berbagi cerita, mendukung impian masing-masing, dan menjadi tempat pulang bagi satu sama lain.Setelah piring-piring kosong dan gelas anggur kedua mereka hampir habis, Arissa akhirnya mengangkat topik yang sejak tadi dia tahan."Jadi," mulainya, ada kilatan gugup di matanya. "Aku punya sesuatu untukmu."Dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 168: Bayang-Bayang dari Masa Lalu

 Langit Jakarta sore itu berwarna oranye keemasan, menjadi latar belakang sempurna bagi gedung pencakar langit tempat kantor Nathaniel berada. Di lantai 35, Nathaniel sedang menyelesaikan rapat terakhirnya hari itu. Sudah enam bulan sejak pernikahannya dengan Arissa, dan kehidupan mereka berjalan dengan harmonis. Bisnis Nathaniel berkembang pesat, sementara Arissa mulai merintis butik kecilnya yang semakin dikenal di kalangan fashionista Jakarta."Jadi, untuk kuartal depan, saya yakin angka pertumbuhan kita akan mencapai 15% seperti yang sudah diproyeksikan," Nathaniel mengakhiri presentasinya dengan senyum puas. Para eksekutif di ruangan itu bertepuk tangan.Setelah semua orang meninggalkan ruang rapat, Nathaniel meraih ponselnya dan melihat notifikasi pesan dari Arissa.Sayang, jangan lupa malam ini kita makan malam dengan orangtuaku ya. Mereka sangat ingin bertemu denganmu.Nathaniel tersenyum. Hubungannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 169: Badai yang Menggempur

 Matahari baru saja terbit di ufuk timur Jakarta, namun hari itu sudah dimulai dengan kepanikan. Nathaniel terbangun oleh dering telepon dari Direktur Komunikasi perusahaannya."Pak Nathaniel, saya mohon maaf mengganggu Anda sepagi ini, tapi kita dalam situasi darurat," suara Denny terdengar tegang di seberang telepon.Nathaniel mengernyitkan dahi, melirik jam digital di nakas yang menunjukkan pukul 5:45 pagi. Di sampingnya, Arissa mulai terbangun, mengerjapkan mata dengan wajah bertanya-tanya."Ada apa?" tanya Nathaniel, suaranya masih serak."Ibu Vanessa baru saja muncul di acara Good Morning Indonesia. Dia... dia membuat klaim yang sangat serius tentang perusahaan kita dan..." Denny menelan ludah sebelum melanjutkan, "tentang pernikahan Bapak dengan Ibu Arissa."Nathaniel langsung terduduk, kesadarannya pulih sepenuhnya. "Apa yang dia katakan?""Dia mengatakan bahwa pernikahan Bapak h
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 170: Pilihan di Tengah Badai

 Hujan deras mengguyur Jakarta malam itu, seolah langit ikut mencurahkan kesedihannya atas apa yang sedang terjadi. Di rumah keluarga Wijaya, Arissa duduk termenung di balkon kamar lamanya, memandangi tetesan hujan yang menari-nari di lantai marmer. Matanya sembab setelah menangis berjam-jam.Suara ketukan lembut di pintu menarik perhatiannya."Arissa, Mama boleh masuk?" suara Ratna terdengar dari balik pintu."Masuk saja, Ma," jawab Arissa pelan.Ratna masuk dengan nampan berisi secangkir teh hangat dan sepiring kecil kue lemper, makanan favorit Arissa sejak kecil. Ia meletakkan nampan di meja kecil di samping tempat duduk Arissa, lalu duduk di sebelah putrinya."Kamu belum makan sejak siang tadi," kata Ratna lembut.Arissa hanya tersenyum lemah. "Selera makanku hilang, Ma."Ratna mengusap rambut Arissa dengan penuh kasih sayang, seperti yang selalu dilakukannya sejak Arissa kecil. "M
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
25
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status