Semua Bab Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO: Bab 41 - Bab 50

64 Bab

Bab 41. Bujuk Rayu

Melody merasa tubuhnya kaku, seolah-olah darahnya berhenti mengalir begitu Barata muncul di ambang pintu. Senyumannya yang akrab namun terasa menakutkan menghiasi wajahnya, sementara matanya yang tajam terus menatap Melody tanpa berkedip, seolah-olah mencoba membaca setiap perasaan yang ada dalam dirinya."T-tuan Barata?" Suara Melody terdengar lebih kecil daripada yang ia harapkan, gemetar di antara bibirnya yang terkatup rapat.Barata hanya tersenyum lebih lebar, senyum yang seakan menandakan ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar ramah. "Iya, ini aku, Melody. Kenapa kamu gugup sekali? Apa kamu terkejut dengan kehadiranku?" tanya Barata, nadanya santai, tapi ada ketegangan yang tak bisa diabaikan.Melody hanya bisa terdiam, matanya bergerak gelisah di sekeliling ruangan, tak tahu harus berkata apa. Hatinya berdebar begitu cepat, hampir tidak teratur, dan perasaan asing yang sejak tadi ia coba abaikan kini muncul kembali, lebih kuat dari sebelumnya."Darimana Tuan Barata tahu kal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 42. Orang yang Alex Curigai

Melody memandang Alex dengan tatapan kosong, seakan belum sepenuhnya bisa menyerap apa yang baru saja terjadi. Hatinya masih berdegup kencang, menggema di setiap sudut tubuhnya, meskipun Barata sudah pergi. Namun, sensasi dingin dan cemas yang ditinggalkannya tidak mudah hilang."Non Melody, sebaiknya segera diminum obat ini," ujar Alex dengan suara lembut, namun terdengar tegas.Alex mengambil gelas berisi air dan obat dari meja samping tempat tidur, lalu mendekatkan tangan ke bibir Melody. Namun, Melody masih terdiam, matanya kosong dan terfokus pada titik tak jelas di lantai."Masalah Barata biar nanti saya yang urus," lanjut Alex mencoba membuat Melody lebih tenang.Tapi, kata-kata itu hanya jatuh dalam keheningan yang mencekam. Melody hanya mengangguk pelan, namun tubuhnya tetap kaku, seolah dipenuhi kekhawatiran yang tak bisa dijelaskan.Ia merasakan dinginnya tangan Alex yang menyentuh punggungnya, membantu menegakkan tubuhnya sedikit demi sedikit, namun pikiran Melody terperan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

43. Perforasi Saluran Tuba

"Katakan, Alex."Arjuna menggenggam kerah kemeja Alex dengan gemetar, napasnya tersengal, matanya membakar. Setiap detik terasa seperti berabad-abad, menunggu jawaban yang bisa menghancurkan segala yang telah dibangunnya. "Siapa dia? Siapa yang kamu maksud?""Pelayan tua di rumah Tuan..." suara Alex hampir terdengar seperti bisikan, malu dan ragu. Ia menunduk, seolah takut menatap mata Arjuna yang penuh amarah.Arjuna melepaskan genggamannya dengan gerakan kasar, wajahnya pucat pasi, seolah tak percaya. Kepalanya berputar, setiap kata Alex mengoyak apa yang ia anggap pasti, meruntuhkan kepercayaan yang selama ini ia berikan."Ini masih dugaanku, Tuan... Aku belum menemukan bukti apapun," suara Alex serak, "Tapi aku pernah melihatnya tengah menelpon seseorang, secara sembunyi-sembunyi."Arjuna mundur selangkah, tubuhnya terasa kosong, seakan dunia di sekelilingnya tiba-tiba menghilang. "Arumi?" tanyanya dengan suara tercekat, matanya terbelalak, tak percaya."Selidiki Arumi," kata Arju
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 44. Siapa Sosok Itu?

Melody terkulai lemah, terlelap dalam keheningan setelah dokter memberikan obat pereda rasa sakit. Arjuna duduk di sisi tempat tidur, matanya penuh kecemasan, hatinya terombang-ambing antara keputusan yang harus diambil. Arjuna ingin menyelamatkan Melody, mengangkat janin itu keluar dari tubuhnya yang terbaring lemah, namun ada satu hal yang mengikatnya. Sasha. Dan yang lebih kuat lagi, kehendak Melody sendiri. Betapa ia begitu bersikeras mempertahankan janin itu, meskipun bahaya mengintai.Langkah kaki yang berat terdengar, mengganggu kesunyian. Pintu kamar terbuka dengan keras, dan di sana berdiri Sasha, dengan raut wajah yang penuh amarah. Matanya tajam, seperti ingin melukai siapa saja yang menghalangi jalannya. Ia melangkah maju dengan langkah yang pasti."Memangnya nggak ada orang lain yang bisa menjaga Melody?" tanya Sasha, suaranya menggema penuh kebencian, seakan seluruh frustrasinya tumpah di situ.Arjuna menatapnya dengan penuh keteguhan. "Orang lain siapa, maksudmu? Ini s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Bab 45. Dibawa Ke Rumah Besar

"Ayah?" suara Alea terdengar hampir seperti bisikan, namun penuh dengan keheranan dan kebingungannya. Wajah pria itu, Suripto, yang telah lama menghilang dari hidupnya, kini berdiri di depannya, seolah tak ada waktu yang terlewatkan di antara mereka.Suripto tersenyum tipis, meskipun senyuman itu terasa penuh keraguan. "Alea, apa kabar Nak?" kata Suripto, suaranya lembut, tetapi ada kejanggalan yang terasa di dalamnya. Ia melangkah mendekat dengan hati-hati, seolah takut mengganggu kedamaian yang sudah bertahun-tahun hilang.Alea mundur sedikit, tidak tahu harus berkata apa. Hatinya dipenuhi kebingungan, kebencian, dan rasa rindu yang saling berbaur menjadi satu."Kenapa... Ayah baru datang sekarang?" tanyanya, dengan mata yang mulai berkaca-kaca."Ayah hanya ingin bertemu denganmu, Alea. Kamu tahu, Ibu sedang sakit?Ibu butuh kamu saat ini," Suripto berkata dengan nada lebih tenang, berusaha meyakinkan. "Kamu ingin bertemu Ibu, kan? Ayah bisa membawamu ke sana."Alea menatapnya, rag
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 46. Jepit Rambut Alea

Rafi merasa semakin terdesak saat pencarian mereka semakin tidak membuahkan hasil. Kekhawatiran terus menggerogoti dirinya, dan ia merasa sudah buntu. Tak tahu lagi harus berbuat apa. Dengan langkah terburu-buru, ia mengeluarkan ponselnya dan segera menekan nomor yang ia tuju."Alex, aku butuh bantuan!" suara Rafi terdengar penuh kecemasan saat mendengar dering telepon yang mengalun. "Alea hilang! Aku dan Bi Arumi cari ke sana ke mari, tapi nggak ketemu. Kami nggak tahu harus ke mana lagi!"Di ujung telepon, Alex terkejut. "Apa? Alea hilang?" jawabnya dengan nada yang penuh kekhawatiran. "Bagaimana bisa bisa seperti ini? Tuan Arjuna pasti akan sangat marah!" Ada keheningan sejenak di antara mereka sebelum Alex melanjutkan, suaranya semakin serius. "Aku segera menuju ke sana, Rafi. Jangan khawatir, aku akan bantu cari Alea.""Terima kasih, Alex. Tolong, cepat!" ujar Rafi, suara cemasnya terdengar jelas.Tanpa membuang waktu lagi, Alex segera bergegas menuju lokasi. Setiba di sana, ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 47. Firasat Seorang Ibu

Arjuna terdiam sejenak setelah membaca pesan singkat dari Alex. Jantungnya berdegup kencang, seolah ada sesuatu yang sangat salah. Alea hilang? Kabar itu mengguncang dirinya hingga ke dasar hati. Dengan langkah cepat, ia bangkit dari kursinya, wajahnya berubah pucat, otaknya berputar mencari jalan keluar dari situasi ini.Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, sebuah suara terengah-engah terdengar dari arah ranjang Melody. Mata Arjuna yang kosong seketika terfokus pada Melody, yang terbaring lemah di rumah sakit. Melody, yang masih setengah sadar, mulai mengigau dengan suara lembut, namun penuh kecemasan."Alea... Alea... di mana kamu, Nak?" Suara Melody terdengar pelan, namun cukup jelas untuk membuat Arjuna terhenti. Tubuhnya terasa kaku, jantungnya semakin berdegup kencang.Arjuna terkejut, hatinya semakin dipenuhi kekhawatiran. Bukan hanya soal hilangnya Alea, tetapi juga kondisi Melody yang semakin memburuk. "Melody..." Arjuna mengusap pelan lengan Melody.Melody terbatuk,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 48. Tangis Pilu Melody

"Kenapa Tuan, tiba tiba menanyakan ayahnya Alea?" tanya Melody dengan wajah bingung.Arjuna menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum menjawab, "Nggak apa-apa, Melody. Aku hanya ingin tahu lebih banyak tentang ayah Alea." Melody hanya menatap Arjuna dengan ekspresi bingung, seolah mencoba memahami maksud di balik pertanyaan itu. Beberapa detik berlalu dalam keheningan, hingga akhirnya, langkah cepat terdengar dari arah pintu. Seorang suster muncul dengan wajah yang tampak sedikit khawatir."Tuan Arjuna, bisa ke ruangan dokter sekarang? Dokter ingin bicara sesuatu," kata suster itu dengan sopan, namun nada suaranya mengandung urgensi yang tak bisa diabaikan.Arjuna mengangguk, merasa ada sesuatu yang penting yang harus segera dia ketahui. "Baiklah," jawabnya pelan. Tanpa menunggu lebih lama, ia menatap Melody sekali lagi sebelum beranjak pergi."Aku ke ruang dokter sebentar," ucap Arjuna, meski hatinya penuh kekhawatiran. Melody hanya mengangguk pelan, matanya masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

49. Pesan Mengejutkan

Hari mulai gelap, langit yang tadinya cerah kini dipenuhi awan hitam, seakan mendengar tangis Alea yang terus menggema di ruang sempit itu. Air matanya mengalir deras, wajahnya memerah karena tangisan yang tak kunjung reda. "Ayah, aku mau pulang... Aku mau ketemu sama ibu," ratap Alea, suaranya serak, seperti tercekik oleh kesedihan."Sabar sebentar, tunggu perintah dari Tuan Barata," jawab Suripto dengan suara rendah, namun tetap dingin, mencoba menenangkan putrinya, meski hatinya sendiri penuh kecemasan.Tapi Alea tak bisa menahan tanya. "Memangnya kenapa kita harus menuruti Om Barata, ayah?" suaranya penuh keraguan, sedikit marah.Suripto hanya terdiam, matanya kosong, tidak ada jawaban yang keluar. Seolah-olah dia sudah kehabisan kata-kata, atau malah takut untuk berbicara lebih lanjut. Tak lama kemudian, Barata muncul dari dalam kamar dengan langkah berat, duduk di samping Alea, dan tersenyum tipis yang terasa sangat menyakitkan bagi siapa pun yang melihatnya."Alea," kata Barat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 50. Penuh Rasa Curiga

Video itu memperlihatkan Alea yang menangis di sebuah kamar yang asing, suasana sepi dan dingin, dan Alea tampak begitu rapuh, sendirian dalam kesedihan yang mendalam. Melody tak kuasa menahan tangis saat melihat putri kecilnya yang selama ini ia jaga dengan penuh kasih sayang, kini terkurung dalam kesedihan yang begitu nyata. Setiap tetes air mata yang jatuh dari wajah Alea seperti menghantam hati Melody, seolah dunia mereka terbalik. Hati Melody remuk, teriris-iris melihat anaknya berada dalam penderitaan yang begitu besar.Namun, tak lama setelah video itu berakhir, ponsel Melody berdering. Sebuah panggilan masuk dari nomor yang baru saja mengirimkan video Alea."Bagaimana, Melody? Sudahkah kamu melihat video putrimu?" suara asing itu terdengar di ujung telepon, dingin dan penuh tantangan.Melody mencoba menahan amarah yang menggelora, suaranya sedikit meninggi, "Siapa kamu? Apa tujuanmu menyekap Alea?" tanyanya, dengan nada yang penuh perasaan dan ketegasan.Di sisi lain, tawa p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status