Tanpa banyak kata, Mbin menarik gue ke dalam pelukannya. Gue nggak bisa menahan lagi, tangis gue langsung pecah di dadanya, semua rindu yang selama ini gue pendam mengalir begitu saja.Dia nggak berkata apa-apa, cuma mengeratkan pelukannya, membiarkan gue melepaskan semua yang tertahan. Setelah beberapa saat, dia menarik diri sedikit, cukup untuk melihat wajah gue. Kedua tangannya naik, jari-jarinya menyentuh pipi gue dengan lembut, menghapus sisa air mata yang masih mengalir."Jangan nangis, Yu ... Aku di sini." Suaranya lembut, hampir berbisik, bercampur dengan deru napasnya yang terdengar begitu dekat.Dan sebelum gue bisa merespons, dia menundukkan wajahnya, bibirnya menyentuh bibir gue.Ciumannya lembut di awal, seolah ingin menenangkan gue, tapi perlahan ada sesuatu yang berubah. Sentuhannya makin dalam, gerakannya makin menuntut. Tanpa sadar, langkah gue mundur, mengikuti arahan tubuhnya, sampai akhirnya punggung gue menyentuh dinding.
Terakhir Diperbarui : 2025-03-11 Baca selengkapnya