Home / Romansa / Dendam Sang Primadona / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dendam Sang Primadona: Chapter 21 - Chapter 30

65 Chapters

Bab 21

Ayla berdiri di ambang jendela apartemennya, memandang keluar ke Velmont City yang bercahaya dalam gelapnya malam. Dokumen yang Ivy tinggalkan tergeletak di meja di belakangnya, menjadi pengingat bahwa dunia yang baru ia masuki ini bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga penuh jebakan.Tatapan Dimitri sebelum ia pergi tadi masih terngiang di benaknya—campuran antara peringatan, kepercayaan, dan rasa sakit yang tersimpan rapi di balik topeng pria yang selama ini ia kenal sebagai sosok tak terkalahkan.Ayla menarik napas dalam-dalam, mencoba mengusir kebimbangan yang semakin menggigit hatinya. Apakah Dimitri benar-benar seseorang yang bisa ia percayai? Atau Ivy sebenarnya memberinya alat untuk mengendalikan situasi ini?Setelah beberapa saat, ia mengambil keputusan. Langkah berikutnya bukanlah soal siapa yang ia percayai, tetapi bagaimana ia memastikan dirinya tidak menjadi korban dari permainan ini.Pagi berikutnya, Ayla melangkah ke dalam The Elysian Tower, gedung megah yang menjadi s
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 22

Malam itu, Ayla duduk di sebuah meja kecil di Silver Moon Café, tempat yang pernah menjadi bagian dari kehidupannya sebelum semua kekacauan ini dimulai. Aroma kopi dan suara denting cangkir menghidupkan nostalgia, tetapi kini terasa seperti kenangan yang jauh. Ia menatap cangkir kopinya, pikirannya penuh dengan keputusan besar yang harus ia buat.Ia mengambil ponsel dan membaca kembali pesan singkat dari Ivy. “Kau tahu siapa musuh sebenarnya, Ayla. Jangan biarkan dirimu terjebak di bawah kendali Dimitri seperti aku dulu.”Kata-kata itu menghantui. Ayla tahu Ivy berbicara dari pengalaman, tetapi bagaimana ia bisa yakin bahwa Ivy sepenuhnya jujur? Apakah ini hanya bagian dari rencananya untuk menjatuhkan Dimitri?“Pikiranku terlalu bising,” gumam Ayla sambil menyandarkan punggungnya ke kursi.Seorang pelayan mendekat untuk menanyakan apakah ia membutuhkan sesuatu lagi, tetapi ia hanya menggeleng dan tersenyum kecil. Saat pelayan pergi, seorang pria duduk di kursi di hadapannya tanpa diu
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 23

Suara detak sepatu hak tinggi Ayla menggema di sepanjang koridor marmer The Elysian Tower. Setiap langkahnya penuh keyakinan, namun dalam hatinya, ada badai yang tak dapat ia redam. Setelah pertemuannya dengan Gabriel Delgado malam itu, ancaman yang ia lontarkan masih berputar di pikirannya."Kau pikir Dimitri bisa melindungimu selamanya, Ayla? Akan ada saatnya dia memilih bisnisnya lebih dari dirimu."Ayla menggeleng pelan, berusaha mengusir suara itu dari kepalanya. Tidak. Dimitri berbeda. Ia bukan pria yang mudah dikendalikan oleh ancaman. Namun, ada hal lain yang mengganggunya—kenyataan bahwa Gabriel tahu terlalu banyak.Saat Ayla tiba di lantai tertinggi gedung, pintu lift terbuka, memperlihatkan sosok Victor Moretti yang sudah menunggunya. Pria itu berdiri dengan ekspresi serius, menunjukkan bahwa sesuatu telah terjadi."Ada apa?" tanya Ayla langsung, tak ingin berbasa-basi.Victor menatapnya sejenak sebelum akhirnya berujar, "Dimitri ingin bertemu denganmu. Sekarang."Tanpa ber
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 24

Suara tembakan masih bergema ketika Ayla dan Leon berlindung di bawah meja café yang hancur. Kaca pecah berserakan di lantai, aroma bubuk mesiu bercampur dengan bau kopi yang tumpah. Teriakan para pengunjung menggema, beberapa berlari ke luar, yang lain berjongkok ketakutan.Leon menyumpah pelan, matanya menyipit ke arah luar. “Ini kerjaan Gabriel. Dia ingin memastikan kita tahu siapa yang berkuasa.”Ayla menarik napas dalam, menekan rasa paniknya. Ia tahu dunia Dimitri tidak akan pernah aman, tapi ia tidak menyangka akan terlibat langsung dalam aksi penyerangan seperti ini.“Lari ke belakang,” bisik Leon. “Aku akan mengalihkan perhatian mereka.”Ayla menatapnya tajam. “Kau pikir aku tidak bisa mengurus diriku sendiri?”Leon menyeringai meski di bawah ancaman bahaya. “Aku tahu kau bisa. Tapi aku juga tahu kau lebih pintar daripada melawan tanpa rencana.”Ayla tidak bisa membantah. Saat suara tembakan sedikit mereda, Leon melompat keluar dari persembunyian, menembakkan pistol yang enta
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 25

Asap hitam membubung tinggi di langit Ravenhurst, menciptakan siluet menyeramkan di tengah kobaran api yang melahap gudang. Angin malam membawa aroma mesiu dan kayu terbakar, mengaburkan penglihatan sesaat sebelum gelombang panas merayap mendekat.Dimitri tetap berdiri di tempatnya, tubuhnya tegap seperti patung batu, sorot matanya gelap dan penuh arti. Ia tak berkedip menatap kehancuran di depannya, seolah menikmati pemandangan itu. Ayla berdiri di sampingnya, napasnya masih tersengal setelah pelarian mereka dari dalam gudang.“Kita harus pergi,” ucapnya tegas.Dimitri menoleh perlahan, tatapannya tajam. “Gabriel akan tahu siapa yang menghancurkan ini.”Ayla menggigit bibir. “Itu memang yang kau inginkan, bukan?”Dimitri tidak menjawab, hanya berbalik dan melangkah menuju mobil. Ayla mengikutinya, menyadari bahwa ada sesuatu yang berubah dalam pria itu. Ia tidak hanya sedang bertarung dengan Gabriel, tapi juga dengan dirinya sendiri.Di dalam mobil, Leon duduk di kursi belakang denga
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 26

Ayla mengamati Gabriel dengan saksama, mencoba menafsirkan setiap gerakan dan ekspresinya. Pria itu memang terlihat santai, tetapi Ayla tahu betul bahwa di balik senyuman penuh kesombongan itu tersembunyi bahaya yang tak terduga.Dimitri tetap diam, membiarkan ketegangan di antara mereka semakin menebal.“Jadi, apa ini pertemuan damai?” tanya Gabriel dengan nada main-main. “Atau kau datang hanya untuk memastikan aku masih hidup setelah ledakan kecil yang kau buat?”Dimitri akhirnya berbicara, suaranya rendah dan dingin. “Aku datang untuk memberimu kesempatan terakhir.”Gabriel menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan santai. “Kesempatan? Kau terdengar seperti seseorang yang menganggap dirinya berada di atas segalanya, Dimitri.”Ayla melirik ke arah Dimitri, melihat bagaimana rahangnya mengeras. Ia tahu Dimitri tidak suka berbasa-basi.“Ini bukan tentang siapa yang lebih tinggi,” lanjut Dimitri. “Ini tentang siapa yang akan tetap berdiri pada akhirnya.”Gabriel meneguk whiskey-nya sebelum
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 27

Malam itu, langit di Velmont City tampak kelam. Lampu-lampu kota berpendar di kejauhan, tetapi bagi Ayla, kegelapan di dalam pikirannya jauh lebih pekat.Dimitri berdiri di depan jendela apartemen, menyesap whiskey-nya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ayla tahu pikirannya masih terjebak dalam percakapan terakhir mereka dengan Leon.“Kau benar-benar ingin memberinya kesempatan?” tanya Ayla akhirnya, memecah keheningan.Dimitri menoleh, menatapnya dalam. “Aku tidak memberi kesempatan, Ayla. Aku hanya memberinya tali untuk menggantung dirinya sendiri.”Ayla menelan ludah. Ia tahu Dimitri bukan tipe yang mudah percaya. Jika Leon memang berkhianat, maka kesempatan ini bukanlah penyelamatan—ini adalah jalan menuju kehancurannya.Victor masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi serius. “Tim kita sudah mulai menyelidiki catatan transaksi yang Gabriel tunjukkan. Beberapa di antaranya bisa saja dimanipulasi, tetapi ada satu hal yang menarik...”Dimitri mengangkat alis. “Apa?”Victor meletakkan
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 28

Velmont City tampak tenang di permukaan, tetapi di bawah gemerlapnya, perang dingin mulai memanas. Ivy Larchmont bukan sekadar ancaman baru—dia adalah teka-teki berbahaya yang bisa mengubah segalanya.Ayla berdiri di balkon apartemennya, menatap jalanan kota yang berkelip di bawah. Angin malam menerpa kulitnya, tetapi pikirannya lebih dingin dari udara yang menyentuh tubuhnya.“Masih memikirkan Ivy?” suara Dimitri terdengar dari belakang.Ayla tidak menoleh. “Aku tahu dia punya sejarah denganmu. Aku hanya ingin tahu sejauh apa dia akan melangkah.”Dimitri melangkah mendekat, tangannya melingkar di pinggang Ayla, menariknya ke dalam dekapan hangatnya. “Ivy selalu bermain dengan cara yang halus. Dia tidak akan menyerang langsung. Dia akan mencari celah, membuat kita saling meragukan satu sama lain.”Ayla mengerutkan kening. “Dan Leon?”Dimitri menghela napas. “Dia masih abu-abu. Aku bisa membaca orang, tapi dengan Leon, selalu ada sesuatu yang ia sembunyikan.”Ayla menatap pantulan diri
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 29

Velmont City masih diselimuti cahaya gemerlap saat Ayla duduk di ruang kerja Dimitri. Di meja, beberapa dokumen penting berserakan—laporan terbaru tentang pergerakan Ivy, transaksi mencurigakan yang menghubungkan Carlisle Industries, serta investigasi internal tentang siapa saja yang mungkin telah disusupi.Victor berdiri di dekat jendela, menyalakan sebatang rokok sebelum meniup asapnya perlahan. "Eleanor Carlisle tidak akan terlibat tanpa alasan. Jika dia bermain dalam perang ini, artinya dia punya sesuatu yang ingin ia menangkan."Ayla mengetukkan jarinya ke meja, pikirannya berpacu. "Aku tidak pernah berpikir dia akan membiarkan dirinya terseret ke dalam bisnis seperti ini. Dia selalu menganggap dirinya berada di atas permainan kotor seperti ini."Dimitri, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Mungkin dia tidak terseret. Mungkin dia yang mengatur sebagian dari ini."Ayla menatapnya. "Maksudmu?"Dimitri menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Jika Eleanor mendukung Ivy, itu berarti d
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 30

Pemberitaan mengenai skandal Eleanor Carlisle telah mengguncang Velmont City. Media terus memberitakan keterlibatannya dalam pencucian uang, menyebabkan saham Carlisle Industries anjlok drastis dalam waktu singkat. Banyak investor mulai menarik diri, dan jajaran direksi perusahaan menuntut penjelasan.Di tengah kekacauan itu, Eleanor tetap tenang. Ia tahu serangan ini bukan kebetulan. Seseorang telah menjatuhkannya dengan cara yang begitu sistematis. Dan ia tahu persis siapa dalangnya.Ayla Reynard.Wanita itu telah berkembang jauh dari gadis sederhana yang dulu ia remehkan.Eleanor duduk di ruang kerjanya, menyesap segelas anggur merah sambil membaca laporan terbaru dari tim hukumnya. Tak butuh waktu lama sebelum Leon masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi penuh amarah."Ibu, kau harus hentikan semua ini," ucapnya tajam. "Kau harus membersihkan namamu sebelum semuanya hancur."Eleanor meletakkan gelasnya dengan tenang. "Kau masih berpikir ini bisa dihentikan dengan cara biasa?"Leon
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status