Ayla mengamati Gabriel dengan saksama, mencoba menafsirkan setiap gerakan dan ekspresinya. Pria itu memang terlihat santai, tetapi Ayla tahu betul bahwa di balik senyuman penuh kesombongan itu tersembunyi bahaya yang tak terduga.Dimitri tetap diam, membiarkan ketegangan di antara mereka semakin menebal.“Jadi, apa ini pertemuan damai?” tanya Gabriel dengan nada main-main. “Atau kau datang hanya untuk memastikan aku masih hidup setelah ledakan kecil yang kau buat?”Dimitri akhirnya berbicara, suaranya rendah dan dingin. “Aku datang untuk memberimu kesempatan terakhir.”Gabriel menyandarkan tubuhnya ke sofa dengan santai. “Kesempatan? Kau terdengar seperti seseorang yang menganggap dirinya berada di atas segalanya, Dimitri.”Ayla melirik ke arah Dimitri, melihat bagaimana rahangnya mengeras. Ia tahu Dimitri tidak suka berbasa-basi.“Ini bukan tentang siapa yang lebih tinggi,” lanjut Dimitri. “Ini tentang siapa yang akan tetap berdiri pada akhirnya.”Gabriel meneguk whiskey-nya sebelum
Malam itu, langit di Velmont City tampak kelam. Lampu-lampu kota berpendar di kejauhan, tetapi bagi Ayla, kegelapan di dalam pikirannya jauh lebih pekat.Dimitri berdiri di depan jendela apartemen, menyesap whiskey-nya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ayla tahu pikirannya masih terjebak dalam percakapan terakhir mereka dengan Leon.“Kau benar-benar ingin memberinya kesempatan?” tanya Ayla akhirnya, memecah keheningan.Dimitri menoleh, menatapnya dalam. “Aku tidak memberi kesempatan, Ayla. Aku hanya memberinya tali untuk menggantung dirinya sendiri.”Ayla menelan ludah. Ia tahu Dimitri bukan tipe yang mudah percaya. Jika Leon memang berkhianat, maka kesempatan ini bukanlah penyelamatan—ini adalah jalan menuju kehancurannya.Victor masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi serius. “Tim kita sudah mulai menyelidiki catatan transaksi yang Gabriel tunjukkan. Beberapa di antaranya bisa saja dimanipulasi, tetapi ada satu hal yang menarik...”Dimitri mengangkat alis. “Apa?”Victor meletakkan
Velmont City tampak tenang di permukaan, tetapi di bawah gemerlapnya, perang dingin mulai memanas. Ivy Larchmont bukan sekadar ancaman baru—dia adalah teka-teki berbahaya yang bisa mengubah segalanya.Ayla berdiri di balkon apartemennya, menatap jalanan kota yang berkelip di bawah. Angin malam menerpa kulitnya, tetapi pikirannya lebih dingin dari udara yang menyentuh tubuhnya.“Masih memikirkan Ivy?” suara Dimitri terdengar dari belakang.Ayla tidak menoleh. “Aku tahu dia punya sejarah denganmu. Aku hanya ingin tahu sejauh apa dia akan melangkah.”Dimitri melangkah mendekat, tangannya melingkar di pinggang Ayla, menariknya ke dalam dekapan hangatnya. “Ivy selalu bermain dengan cara yang halus. Dia tidak akan menyerang langsung. Dia akan mencari celah, membuat kita saling meragukan satu sama lain.”Ayla mengerutkan kening. “Dan Leon?”Dimitri menghela napas. “Dia masih abu-abu. Aku bisa membaca orang, tapi dengan Leon, selalu ada sesuatu yang ia sembunyikan.”Ayla menatap pantulan diri
Velmont City masih diselimuti cahaya gemerlap saat Ayla duduk di ruang kerja Dimitri. Di meja, beberapa dokumen penting berserakan—laporan terbaru tentang pergerakan Ivy, transaksi mencurigakan yang menghubungkan Carlisle Industries, serta investigasi internal tentang siapa saja yang mungkin telah disusupi.Victor berdiri di dekat jendela, menyalakan sebatang rokok sebelum meniup asapnya perlahan. "Eleanor Carlisle tidak akan terlibat tanpa alasan. Jika dia bermain dalam perang ini, artinya dia punya sesuatu yang ingin ia menangkan."Ayla mengetukkan jarinya ke meja, pikirannya berpacu. "Aku tidak pernah berpikir dia akan membiarkan dirinya terseret ke dalam bisnis seperti ini. Dia selalu menganggap dirinya berada di atas permainan kotor seperti ini."Dimitri, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Mungkin dia tidak terseret. Mungkin dia yang mengatur sebagian dari ini."Ayla menatapnya. "Maksudmu?"Dimitri menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Jika Eleanor mendukung Ivy, itu berarti d
Pemberitaan mengenai skandal Eleanor Carlisle telah mengguncang Velmont City. Media terus memberitakan keterlibatannya dalam pencucian uang, menyebabkan saham Carlisle Industries anjlok drastis dalam waktu singkat. Banyak investor mulai menarik diri, dan jajaran direksi perusahaan menuntut penjelasan.Di tengah kekacauan itu, Eleanor tetap tenang. Ia tahu serangan ini bukan kebetulan. Seseorang telah menjatuhkannya dengan cara yang begitu sistematis. Dan ia tahu persis siapa dalangnya.Ayla Reynard.Wanita itu telah berkembang jauh dari gadis sederhana yang dulu ia remehkan.Eleanor duduk di ruang kerjanya, menyesap segelas anggur merah sambil membaca laporan terbaru dari tim hukumnya. Tak butuh waktu lama sebelum Leon masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi penuh amarah."Ibu, kau harus hentikan semua ini," ucapnya tajam. "Kau harus membersihkan namamu sebelum semuanya hancur."Eleanor meletakkan gelasnya dengan tenang. "Kau masih berpikir ini bisa dihentikan dengan cara biasa?"Leon
Angin malam berembus dingin saat Ayla berdiri di balkon penthouse-nya, menatap cahaya lampu kota Velmont yang berpendar seperti bintang-bintang jatuh. Suasana terasa begitu tenang, tetapi ia tahu betul bahwa ini hanyalah ketenangan sebelum badai yang lebih besar datang.Di dalam ruangan, Dimitri duduk di sofa dengan segelas bourbon di tangannya. Matanya tajam mengamati Ayla, seolah membaca setiap kekhawatiran yang berputar di benaknya."Apa yang ada di pikiranmu?" suaranya dalam, nyaris seperti bisikan.Ayla tidak langsung menjawab. Ia masih menatap ke luar, membiarkan pikirannya mengurai semua kemungkinan yang bisa terjadi setelah ini. "Eleanor tidak akan diam saja. Ivy juga tidak akan tinggal tenang. Aku bisa merasakannya," katanya akhirnya.Dimitri menyesap minumannya dengan tenang sebelum meletakkan gelas itu ke atas meja. "Itulah sebabnya aku meminta Victor untuk menggali lebih dalam tentang rencana mereka. Ivy bukan hanya sekadar masa lalu yang terlupakan, dan Eleanor tidak akan
Dimitri memandangi layar laptopnya dengan ekspresi dingin, matanya menelusuri laporan yang baru saja dikirim oleh Victor. Ivy telah mulai menggerakkan pengaruhnya di kalangan pejabat kota, mencoba menekan Velasquez Corporation dengan cara yang lebih berbahaya dari sebelumnya.“Dia benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti,” gumamnya sambil menyandarkan punggung ke kursinya.Victor yang berdiri di sudut ruangan menyesap kopinya dengan santai. “Ivy selalu seperti itu. Dia bukan hanya sekadar wanita ambisius, tapi juga seseorang yang tahu bagaimana memainkan kekuatan di belakang layar. Jika dia sudah mulai menggerakkan pionnya di pemerintahan, kita harus segera menutup celah sebelum dia mendapat pijakan yang lebih kuat.”Dimitri mengangguk pelan, pikirannya berputar mencari cara terbaik untuk mengatasi situasi ini. Namun, sebelum ia sempat merespons, suara pintu yang terbuka menarik perhatiannya.Ayla masuk dengan langkah cepat, ekspresinya menunjukkan bahwa ia tidak membawa kabar baik
Malam itu, Velmont City terasa lebih dingin dari biasanya. Di salah satu sudut restoran mewah, Ayla duduk berhadapan dengan Ivy, tatapan mereka saling mengunci. Restoran itu dipenuhi orang-orang kelas atas, tetapi seakan-akan hanya ada mereka berdua di ruangan itu.Ivy menyesap anggurnya perlahan sebelum akhirnya berbicara, “Aku penasaran, apa yang membuatmu begitu percaya diri datang ke sini sendirian?”Ayla tersenyum tipis. “Karena aku tahu permainan ini belum berakhir.”Ivy mengangkat alisnya, lalu meletakkan gelas anggur di atas meja. “Permainan?”Ayla mencondongkan tubuh ke depan, suaranya rendah namun tegas. “Aku tahu kau mencoba menjatuhkanku. Kau memegang bukti yang bisa menghancurkan Velasquez Corporation dan Reynard Holdings. Tapi aku juga tahu sesuatu tentangmu, Ivy.”Ivy tidak menunjukkan reaksi, tetapi matanya sedikit menyipit. Ayla tahu ia berhasil menarik perhatian lawannya.“Kau juga punya jejak yang tidak bersih,” lanjut Ayla. “Dan aku yakin kau tidak ingin hal itu sa
Ayla berdiri di depan jendela besar kantornya, menatap gemerlap malam Velmont City. Tangannya bersedekap, pikirannya berputar cepat, mencerna setiap informasi yang baru saja ia dapatkan.Pembersihan pengkhianat di dalam Reynard Holdings memang sudah dilakukan, tetapi itu tidak mengubah kenyataan bahwa Carlisle Industries masih selangkah lebih maju.Langkah berikutnya harus lebih tajam, lebih mematikan.Pintu kantornya terbuka. Dimitri masuk, mengenakan setelan gelap yang membentuk aura dominasi khasnya.“Kau terlihat tegang,” katanya seraya melangkah mendekat.Ayla menoleh sebentar sebelum kembali menatap ke luar. “Karena aku tahu mereka tidak akan berhenti.”Dimitri mendekat, berdiri di sampingnya. “Tentu saja tidak. Eleanor bukan tipe yang mundur setelah satu kekalahan. Dan Leon... dia terlalu terobsesi padamu untuk membiarkan ini berlalu begitu saja.”Ayla mengepalkan tangannya. “Aku akan menghabisi mereka sebelum mereka bisa menja
Ayla duduk di depan meja kerjanya, jemarinya mengetuk permukaan kayu dengan ritme yang tidak beraturan. Matanya terpaku pada layar laptop yang menampilkan grafik keuangan perusahaan, tetapi pikirannya jauh dari sana.Serangan dari Carlisle Industries bukan hanya soal bisnis. Ini adalah pernyataan perang.“Clara, berikan laporan terbaru,” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar.Clara, yang berdiri di sampingnya, menyerahkan beberapa dokumen dengan ekspresi serius. “Carlisle Industries telah mengambil alih dua kontrak besar yang sebelumnya kita pegang. Dan mereka sedang menargetkan satu lagi.”Ayla menggigit bibirnya. “Mereka cepat.”Clara mengangguk. “Terlalu cepat. Seolah mereka sudah tahu langkah kita sebelum kita bergerak.”Ayla mendongak. “Apa maksudmu?”Clara menatapnya ragu-ragu. “Aku curiga ada kebocoran dari dalam.”Ayla membeku sejenak. Pengkhianatan adalah sesuatu yang selalu ia waspadai, tetapi jika itu benar…Ia harus bertindak lebih cepat.Di sisi lain kota, Leon d
Ayla menyesap anggurnya perlahan, membiarkan rasa manis bercampur pahit mengalir di lidahnya. Malam di penthouse terasa lebih sunyi daripada biasanya, padahal pikirannya dipenuhi suara-suara.Pertemuan dengan Gabriel masih mengganggu benaknya. Ia tahu laki-laki itu bukan sekadar musuh biasa. Gabriel licik, manipulatif, dan yang lebih berbahaya—ia memiliki kesabaran seorang predator.Dimitri duduk di seberangnya, matanya tajam memperhatikannya.“Apa yang ada di kepalamu?” tanyanya.Ayla mengangkat bahu. “Kita harus berpikir lebih jauh. Gabriel bukan seseorang yang bermain tanpa rencana cadangan.”Dimitri menyandarkan tubuhnya ke kursi, bibirnya tertarik ke samping. “Aku tahu. Itu sebabnya kita harus bergerak sebelum dia sempat menjalankan rencananya.”Ayla menatapnya dalam-dalam. “Dan bagaimana caramu melakukannya?”Dimitri tersenyum tipis. “Dengan cara yang Gabriel tidak akan duga.”Ayla tidak bertanya lebih lanjut. Ia tahu Dimitri tidak akan berbicara kecuali ia sudah benar-benar sia
Malam mulai merayap di Velmont City ketika Ayla dan Dimitri melangkah keluar dari The Elysian Tower. Mobil hitam dengan kaca gelap sudah menunggu di depan lobi, supir pribadi Dimitri segera membukakan pintu untuk mereka.Ayla masuk lebih dulu, lalu Dimitri menyusul, duduk di sampingnya dengan sikap tenang yang nyaris menakutkan. Ia mengenakan setelan hitam tanpa cela, aura dinginnya semakin kuat di bawah lampu kota yang berpendar melalui jendela.“Kita akan menemui Gabriel di mana?” tanya Ayla setelah beberapa saat hening.Dimitri melirik jam tangannya. “Club Noir. Aku ingin bertemu dengannya di tempat yang cukup terbuka, tapi masih dalam kendaliku.”Ayla tersenyum miring. “Jadi, jika dia mencoba sesuatu, kau sudah menyiapkan segalanya?”Dimitri menoleh padanya dengan tatapan penuh arti. “Tentu saja.”Ayla mengerti maksudnya. Club Noir adalah salah satu tempat yang dikuasai Dimitri sepenuhnya. Jika Gabriel mencoba sesuatu, dia hanya akan masuk ke dalam jebakan yang lebih besar.Saat m
Malam itu, Velmont City masih dipenuhi cahaya gemerlap dari gedung pencakar langit, tetapi di balik kemewahan itu, perang bayangan sedang berlangsung.Ayla duduk di dalam ruang pertemuan pribadi di The Elysian Tower, diapit oleh Dimitri dan Victor. Di hadapan mereka, layar besar menampilkan laporan terbaru tentang langkah yang diambil Gabriel dan Eleanor Carlisle."Kita tidak bisa membiarkan mereka terus bergerak tanpa perlawanan," kata Ayla, suaranya tegas. "Gabriel jelas mencoba menjebak Dimitri, dan Eleanor berusaha menghancurkan Reynard Holdings dari dalam."Victor menyilangkan tangan di dadanya. "Kabar baiknya, kita sudah tahu kelemahan mereka."Dimitri menatap layar itu dengan tatapan tajam. "Kita perlu lebih dari sekadar serangan balik. Kita harus memastikan pukulan kita cukup keras agar mereka tidak bisa bangkit lagi."Ayla menoleh ke arah Dimitri. "Kau punya rencana?"Dimitri menyeringai tipis. "Tentu saja."Di sisi lain kota, Eleanor duduk di ruang kerja pribadinya di Rosewo
Malam di Velmont City terasa lebih dingin dari biasanya. Langit yang gelap tanpa bintang seolah menjadi pertanda akan datangnya badai yang lebih besar. Di sebuah ruangan tersembunyi di The Elysian Tower, Ayla berdiri di depan dinding kaca yang memperlihatkan pemandangan kota."Apa rencanamu selanjutnya?" suara Dimitri terdengar dari belakangnya.Ayla tidak langsung menjawab. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati ketenangan sesaat sebelum melangkah lebih jauh dalam permainan yang ia mulai."Eleanor sudah bergerak," katanya akhirnya. "Dia pasti tidak akan tinggal diam setelah skandal itu meledak di media."Dimitri mendekat, berdiri di sampingnya. "Dan Gabriel sudah menaruh perhatian penuh padaku."Ayla menoleh, matanya bertemu dengan tatapan tajam Dimitri. "Itu yang kita inginkan, bukan?"Dimitri tersenyum miring. "Ya. Tapi aku ingin memastikan kau tetap aman dalam prosesnya."Ayla mendengus pelan. "Aku bisa menjaga diriku sendiri, Dimitri."Dimitri mengangkat alis. "Tetap saja, aku t
Langit malam di Velmont City tampak kelam, seperti menyerap ketegangan yang sedang memuncak di kota itu. Di sebuah gedung tua yang berfungsi sebagai markas sementara Reynard Holdings, Ayla duduk di depan layar komputer dengan ekspresi dingin.Di sampingnya, Victor Moretti berdiri dengan tangan bersedekap. “Data ini cukup untuk menyeret Carlisle Industries ke dalam lubang neraka.”Ayla menatap layar, di mana bukti-bukti tentang penggelapan dana dan korupsi di perusahaan keluarga Leon terpampang jelas. Ini bukan hanya skandal bisnis biasa, ini adalah sesuatu yang bisa menghancurkan reputasi dan stabilitas mereka secara permanen.“Kita rilis secara bertahap,” ujar Ayla mantap. “Jika kita langsung menjatuhkan semuanya, mereka akan punya kesempatan untuk menutupi jejak.”Victor menyeringai. “Kau memang punya otak yang tajam.”Ayla tidak menanggapi. Matanya tetap fokus pada rencana yang sudah ia susun dengan cermat. Eleanor sudah melampaui batas, dan kal
Ayla berdiri di balkon, tubuhnya kaku saat menyaksikan kobaran api melalap salah satu gedung afiliasi Reynard Holdings. Asap hitam membubung ke langit, suara sirene pemadam kebakaran menggema di udara.Jantungnya berdebar kencang, bukan karena takut—tapi karena amarah yang mendidih. Eleanor telah melangkah terlalu jauh.Ponselnya masih berada di genggamannya, suara Eleanor terdengar lagi di ujung sana, penuh kemenangan.“Apa kau masih di sana, Ayla?”Ayla mengepalkan tangan. “Kau baru saja menandatangani surat kematianmu, Eleanor.”Wanita itu tertawa pelan. “Oh, Ayla, sayang sekali aku tidak mudah dijatuhkan. Aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa aku masih punya kendali atas permainan ini.”Ayla menarik napas dalam, menenangkan dirinya. “Jika kau berpikir ini akan membuatku menyerah, kau salah besar.”“Kita lihat saja.” Eleanor mengakhiri panggilan, meninggalkan Ayla dengan kemarahan yang semakin membara.Dia meraih mantel dan b
Ayla duduk di dalam mobil dengan tangan mengepal. Matanya menatap kosong ke luar jendela, meskipun pikirannya bekerja dengan cepat. Serangan tadi bukan hanya peringatan—itu adalah deklarasi perang. Eleanor Carlisle telah membuat langkahnya, dan Ayla tidak akan tinggal diam.Di kursi kemudi, Victor Moretti mengamati ekspresinya melalui kaca spion. “Kau terlihat siap membakar dunia, Ayla,” katanya dengan nada ringan, tapi ada ketertarikan di matanya.Ayla menghembuskan napas pelan. “Dunia sudah terbakar. Aku hanya akan memastikan bahwa mereka yang menyalakan api akan terbakar lebih dulu.”Victor menyeringai. “Itu semangat yang kusuka. Lalu, apa rencanamu sekarang?”Ayla menoleh ke arahnya. “Aku ingin tahu semua yang kau ketahui tentang Eleanor dan asetnya. Aku tidak hanya ingin menghancurkan Carlisle Industries—aku ingin memastikan dia tidak memiliki kesempatan untuk bangkit kembali.”Victor mengangguk. “Aku bisa mengatur itu. Tapi kau tahu, Eleanor