Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Suamiku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Kedua Suamiku : Chapter 31 - Chapter 40

63 Chapters

Bab 31

Galang terus memperhatikan Vania dari kaca mobilnya itu. Sesekali dia tersenyum dan terus memandangi wajah Vania dari kejauhan. Wajah cantik yang sudah dia rindukan selama delapan tahun ini, akhirnya bisa kembali dia lihat secara langsung dengan kedua matanya.  Pria itu terus memperhatikan Vania dan setiap gerak gadis itu. Wajah cantik yang dulu selalu tersenyum manja, dan penuh dengan kebahagiaan, tiba-tiba menjadi wajah penuh kesedihan, berusaha tegar, tapi menyimpan berjuta kesedihan. Itulah siratan yang tersirat di wajah Vania saat ini.  "Vania, sudah lama. Sudah sangat lama. Aku benar-benar tidak bisa menghilangkan rasa rinduku padamu. Aku tidak bisa menekan rasa cintaku padamu. Vania, apakah kamu juga pernah sekali saja merindukan aku seperti aku merindukanmu?" gumam Galang pelan.  Galang menghela nafas panjang, dan berusaha untuk mengendalikan dirinya yang ingin berlari keluar mobil lalu memeluk man
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 32

Candra bersikukuh mengajak Vania pulang ke rumah mereka. Saat itu Vania benar-benar menolak, tapi kedua orang tua Vania meminta putrinya untuk membicarakan permasalahan rumah tangganya baik-baik. Vania tidak ingin bertengkar dengan Candra di rumah orangtuanya, hingga Vania pun kembali ke rumah Candra dengan penuh keterpaksaan.  "Mulai sekarang, aku akan adil padamu dan Irma. Tiga hari aku menginap di sini, dan tiga hari menginap di sana. Aku harap kita tidak bertengkar lagi ya? Vania, percayalah padaku, aku sangat mencintaimu, dan tak ingin kehilanganmu," ucap Candra sambil menggenggam kedua tangan Vania penuh kasih sayang.  Vania tak menjawab, dia langsung berjalan masuk ke dalam rumah itu menuju arah kamarnya. Dia sudah lama tidak lagi percaya dengan mulut manis suaminya. Terlalu sakit jika membayangkan suaminya dan sahabatnya bersama, bahkan sampai Irma hamil anaknya.  Terlebih setelah dua bulan ini dia
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 33

Di sisi lain, terlihat Irma sedang berjalan mondar-mandir di depan rumahnya. Dia terlihat kesal menunggu Candra pulang, dan nampak terus menunggu dengan wajah penuh emosi.  "Kemana sih mas Candra ini? Bukankah dia bilang mau makan siang di rumah? Kenapa dia tidak juga pulang? Belum lagi, orang kantor bilang kalau mas Candra hanya ke kantor sebentar, lalu pergi lagi. Kemana mad Candra pergi? Jangan bilang kalau dia pergi menemui istri pertamanya dan dua bocah ingusan itu. Sialan! Tidak bisa dibiarkan! Satu-satunya orang yang harus diperhatikan mas Candra hanya aku dan anakku saja. Kedua anak Vania itu tidak boleh merebut cinta dan kasih sayang Candra terhadap putraku nanti. Hanya putraku yang boleh dapat perhatian dan kasih sayang dari ayahnya. Aku harus melakukan segala cara untuk membuat mas Candra tetap di sisiku, dan selalu ada di pihakku," gumam Irma penuh ambisi.  Irma mengusap-usap lembut perutnya, dan berjalan ke arah ruang
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 34

Vania sampai di kantor, tempat dia bekerja. Dia turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam kantor itu dengan wajah kebingungan. Dia menatap para karyawan yang terlihat berlalu lalang di sekitar pintu kantor. Hingga tiba-tiba, seorang pria datang menghampiri Vania dan menyambutnya dengan ramah untuk masuk ke dalam kantor itu.  "Nona Vania, akhirnya anda datang. Silahkan masuk, dan ikut lah denganku untuk mulai bekerja!" ucap Hans, asisten pribadi Galang. "Ya, baiklah." Vania mengikuti langkah kaki pria itu menuju lift di lantai 18. Dia pun sampai di lantai khusus direktur, dan berjalan menuju ruangan khusus sekretaris yang berada di sebelah ruangan direktur utama.  Setelah mendapatkan meja kerja, dan beberapa pekerjaan sederhana dari Hans, Vania pun langsung mulai bekerja, dan fokus dengan pekerjaannya.  Mata Vania sekilas melihat ke sekeliling tempat itu. Ada em
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 35

Meskipun Vania sedikit penasaran, tapi dia tidak bisa mengetahui tentang identitas direkturnya itu. Terlebih saat ini dia baru saja masuk kerja. Ingin rasanya Vania melihat secara langsung, pria yang ada di dalam ruangan direktur itu. Hanya ingin memastikan, apakah sungguh yang ada di dalam ruangan itu adalah Galang, mantan pacarnya yang kini menjadi kakak iparnya itu.  Tapi saat Vania ingin bertemu dengan direkturnya, Hans punya seribu alasan untuk menolak Vania menemui atasannya itu. Semua pekerjaan sekretaris, tidak langsung diberikan pada direktur, melainkan harus melalui Hans dulu, sebelum dia memberikan dokumen perusahaan pada direkturnya.  Seharian, Vania tak bisa fokus kerja. Dia beberapa kali melirik ke arah jendela kantor direkturnya itu. Hingga tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul empat sore, di mana saat itu adalah waktu pulang untuk para karyawan perusahaan.  "Kak Galang, apa sungguh itu ka
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

Bab 36

Setelah menutup panggilan telepon dari Irma, Candra kembali ke kamar. Sebenarnya apa yang Candra katakan di telepon mengenai dirinya yang tinggal dengan Vania karena kebutuhan biologis, itu tidak benar. Kenyataan yang sebenarnya karena Candra rindu istrinya, dan ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan sang istri. Tidak dapat dipungkiri oleh Candra, selama dua bulan tinggal bersama dengan Irma membuat dia sesak, dan tak bisa bernafas sama sekali. Semua hal harus sesuai keinginan Irma, semuanya hanya bisa diatur oleh Irma, hingga Candra merasa tidak nyaman berada di sisi wanita itu.  Candra tahu sifat Irma yang licik. Selama ini Candra dibuat sibuk dengan urusannya hingga mengabaikan istri pertama dan dua anaknya. Semakin lama Candra tinggal dengan Irma, semakin tahu betapa banyaknya akal bulus Irma yang ingin memisahkan Vania darinya. Setiap kali Candra hendak pergi menemui Vania, Irma akan menggunakan bayinya untuk menggagalkan niat Candra bertemu kelu
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 37

Vania memakan sarapan yang diberikan padanya dari bos misterius itu. Nasi goreng dengan telur dadar, daun selada, kacang polong rebus, potongan wortel rebus, dan buncis rebus. Semua itu adalah makanan yang selalu dimakan Galang untuk sarapan waktu mereka pacaran. Vania memakan makanan itu, dan memisahkan wortel rebus yang tidak dia sukai. Hal yang dilakukan Vania pun mengingatkan dia tentang Galang, dimana biasanya Galang akan marah kalau Vania mulai pilih-pilih makanan dan menyisakan wortel di piringnya.  "Bagaimana kabarmu sekarang, kak? Maafkan aku yang selama ini menghindarimu, dan tak pernah menjelaskan alasan aku menikahi adikmu. Tapi percayalah, kamu tetap menjadi pria terbaik yang pernah ada di dalam hatiku. Semua yang aku lakukan ini, karena merasa tidak pantas lagi untukmu, setelah aku ternoda oleh adikmu malam itu. Aku terlalu malu untuk bertemu denganmu. Apalagi menjelaskan kejadian aku diberi obat oleh pria asing, hingga akhirnya malah tidur de
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 38

Sementara di tempat lain, terlihat Candra sedang fokus dengan pekerjaan kantornya. Dia terlihat merapikan dokumen perusahaan, dan bersiap untuk pergi rapat. Sebelum beranjak, tiba-tiba tangan Candra tak sengaja menjatuhkan foto pernikahan dia dan Vania. Hal itu membuat Candra terkejut dan langsung berjongkok untuk merapikan pecahan bingkai foto pernikahannya itu.  "Kenapa bisa jatuh? Aku benar-benar tidak hati-hati!" gumam Candra sambil mengutip satu demi satu pecahan bingkai foto itu.  Saat sedang mengutip pecahan kaca di bingkai foto yang pecah, tiba-tiba Irma masuk ke dalam ruangan Candra dengan wajah panik dan khawatirnya.  "Jangan dipegang! Nanti tanganmu terluka, Mas!" ucap Irma dengan wajah khawatirnya.  "Aku tidak hati-hati, dan menjatuhkan bingkai foto pernikahan ini. Tidak tahu kenapa, aku merasa sedikit kepikiran dengan tindakan Vania baru-baru ini. Dia buat aku pusing,
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 39

Candra terus bicara dengan penuh kemarahan. Dia bahkan tidak membiarkan Vania untuk menjelaskan, hanya sibuk menghina, dan menilai Vania dari sisi pemikirannya sendiri. Mendengar kata-kata hujatan, dan hinaan dari sang suami, tentu saja Vania diam, menyadari seburuk itu dirinya di mata Candra selama ini.  "Vania, selama ini aku baik padamu. Selama ini semua yang kumiliki, aku berikan untukmu. Tapi setelah semua hal baik kuberikan, apakah kamu masih berniat kembali pada kakakku? Vania, tahu malulah sedikit! Sekalipun kamu tidak tahu malu ingin mendekati kakakku, kakakku tidak akan terima wanita penggoda yang sudah menikah seperti kamu. Kamu sungguh benar-benar mengecewakan aku! Demi bisa merebut kembali hati kakakku, kamu bahkan rela jadi sekretaris di perusahaan miliknya. Vania, aku tidak tahu kalau kamu sungguh sudah kehilangan urat malu demi bisa kembali bersama kakakku," oceh Candra yang tak henti menghina Vania dengan mulut kasarnya.  
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 40

Suara tangis terdengar menyayat hati, terdengar dari dua anak yang dikurung Irma di kamar mandi itu. Tapi tak ada rasa iba, dan rasa perduli sedikitpun di wajah Irma, mendengar tangisan dua anak malang itu.  "Kak, kapan mama pulang? Tante Irma jahat! Tania gak mau dikurung di kamar mandi lagi seperti ini. Tania lapar, Tania ingin makan, Tania kedinginan, kak!" oceh gadis kecil itu dengan bibir gemetar, menahan rasa dingin dan lapar yang menjadi satu.  "Kakak minta maaf. Kakak gak bisa jaga adik. Gara-gara kakak gak bisa jagain adik, kamu jadi dikurung di sini sama kakak. Maafin kak Kanaya ya, dik!" ucap Kanaya sambil memeluk tubuh adiknya yang gemetar.  Keduanya terlihat berpelukan, dan menunjukan keperdulian satu sama lain. Terlihat wajah Kanaya gelisah, saat memegangi dahi adiknya yang panas dan pucat saat itu.  Dengan cepat Kanaya menggedor-gedor pintu kamar mandi untuk meminta
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status