Home / Rumah Tangga / Istri Kedua Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Istri Kedua Suamiku : Chapter 21 - Chapter 30

63 Chapters

Bab 21

Keesokkan harinya, Candra bersiap pergi ke kantor. Dia melihat Vania masih tidur, dan enggan untuk membangunkan sang istri yang masih terlelap. Candra pun mendekat ke arah istrinya, dan mengecup singkat kening Vania sebelum dia keluar dari kamar.  Candra meminta para pelayan rumah untuk mengurus dua anak perempuannya yang akan berangkat sekolah. Terlihat si bungsu merengek, dan memaksa ingin membangunkan ibunya yang saat itu masih tidur.  "Pa, aku mau ketemu mama! Kenapa mama gak kuncir rambutku hari ini? Pa, mama masih sakit ya? Tania boleh lihat mama? Tania kangen mama. Sudah beberapa aku tidak lihat mama. Tania mau ketemu mama, pa!" rengek Tania sambil terus menangis.  Candra yang sudah rapi dan siap untuk pergi ke kantor pun tak tega melihat putri bungsunya itu menangis. Dia menggendong Tania, dan membawa bocah kecil itu menuju arah meja makan sambil berusaha menenangkan hati putri kecilnya. 
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

Bab 22

Sebenarnya Candra sebagai laki-laki normal, dia cukup tergoda dengan tubuh Irma saat itu. Terlalu sempurna menjadi wanita yang merupakan tipe Candra dari fisik. Sayangnya, dia sudah tidak ingin lagi berkhianat dan menyakiti Vania. Nafsunya gugur karena rasa bersalahnya pada sang istri.  Candra pun menghubungi dokter pribadinya untuk datang ke rumah Irma. Hingga tak sampai dua puluh menit, dokter yang dipanggil pun datang ke rumah itu untuk memeriksa kondisi Irma, dan bayinya. Dia terlihat begitu fokus, dan berhati-hati saat memeriksa Irma. Sementara Irma, terlihat tenang dan sedikit bersemangat karena kehadiran Candra di rumahnya saat itu.  "Bagaimana keadaannya dan bayinya, Dok?" tanya Candra khawatir.  "Tidak masalah. Ibu dan bayinya baik-baik saja. Hanya saja, sepertinya ibu bayi makan terlalu sedikit. Perkembangan bayi dalam kandungannya lemah, kekurangan energi karena asupan makanan yang tidak mencuku
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 23

Keesokan harinya, Candra berangkat ke kantor dan berpamitan pada sang istri. Dia membawa dua anaknya ke sekolah dan berlanjut pergi ke kantor.  Saat tiba di kantor, dia langsung bergelut dengan pekerjaan di dalam ruang kerjanya. Hingga sekitar pukul sebelas siang, Candra dikejutkan dengan kedatangan Irma ke kantor itu untuk menemui dirinya.  "Mas, aku datang membawakan makan siang untukmu! Bayinya sepertinya begitu merindukan papanya sampai terus mendesak aku datang ke sini. Cobalah cicipi masakan buatanku! Ini kali pertama aku membuat makanan. Aku harap kamu suka!" ucap Irma, berperan seperti dia istri Candra.  Uhukkk... Uhukkk... Candra yang saat itu tengah meminum air putih, tersedak seketika. Kemunculan Irma di kantornya, tentu membuat para karyawan Candra bertanya-tanya tentang asal usul wanita itu. Terlebih beberapa karyawan adalah teman baik Vania. Bisa gawat kalau ada yang mela
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 24

Di sisi lain, Vania sedang menyiapkan puding coklat untuk kedua anak perempuannya. Terlihat dia begitu senang, dan membawa puding hasil buatannya itu ke meja makan untuk disantap dua buah hatinya. Hingga tiba-tiba, suara ponsel Vania berdering. Hal itu membuat Vania berjalan ke arah kamarnya untuk menerima panggilan telepon itu.  "Halo, Ana, ada apa?" tanya Vania dengan si penelpon.  "Halo, Vania. Aku ada kabar penting untuk aku beritahukan padamu," ucap wanita di telepon itu dengan suara sedikit pelan.  "Ada apa? Hal penting apa yang mau kamu laporkan padaku?"  "Ini mengenai pak Candra, suamimu! Tadi saat mendekati makan siang, ada seorang wanita cantik datang ke kantor pak Candra. Dia membawa rantang makanan, dan terlihat sangat antusias sekali ingin bertemu pak Candra. Tolong katakan padaku, siapa wanita itu? Apakah dia pacar suamimu? Apakah kamu tahu kalau pak Candra punya pac
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 25

Candra berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah balkon sambil mengeluarkan rokok di saku celananya. Rokok pun dia hisap, dan dinyalakan dengan korek api di tangannya. Sesaat Candra merasa lebih tenang, dan merasa sedikit hilang beban di pundaknya. Hingga dia memeriksa ponsel di kantung jas kantornya, dan mendapati hampir dua puluh panggilan tak terjawab dari Vania.  "Ya Tuhan, aku lupa mengabari Vania! Dia pasti menungguku dengan gelisah di rumah. Aku harus memberi kabar padanya, agar dia tidak khawatir!" gumam Candra sambil berusaha menelpon Vania.  Belum sempat menghubungi Vania, ponsel Candra sudah mati karena kehabisan baterai. Melihat hal itu, Candra merasa kesal, dan hampir melempar ponselnya yang dia rasa tak berguna karena mati di saat dibutuhkan. Candra pun masuk ke dalam rumah, dan mencari charger ponsel, hingga tiba-tiba Irma bangun mendengar suara bising yang ditimbulkan Candra.  "Mas, kamu c
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 26

Waktu berlalu cepat, seminggu sudah Candra pergi dinas di luar negeri. Vania pun tak curiga sama sekali dengan apa yang dikatakan suaminya itu. Dia percaya kalau sang suami memang bekerja dan sedang dinas di luar negeri.  Namun kenyataannya berbeda, saat Vania bertemu dengan Ana di sebuah mini market. Keduanya pun berbincang dan mengobrol banyak hal sambil makan siang bersama. Kebetulan hari itu hari libur. Vania membawa kedua anaknya ke rumah ibunya, sementara dia berbelanja ke mini market untuk membeli kebutuhan keluarganya.  "Ana, kamu juga belanja ya? Lama tidak bertemu! Mau ngobrol sebentar dan makan siang bersama gak? Sudah lama kita tidak ngobrol bareng sejak aku menikah dan berhenti kerja di kantor suamiku," ucap Vania yang disambut anggukan kepala dari Ana.  "Kebetulan sekali ketemu di sini! Aku sedang menunggu Rara untuk makan siang juga. Kita kumpul bareng dan ngobrol-ngobrol yuk! Rara pasti sen
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 27

Tak terasa sudah satu bulan Candra tinggal di rumah Irma. Dia hanya sesekali pulang ke rumah Vania, hanya untuk mengajak kedua putrinya jalan-jalan di hari libur. Vania pun tak pernah bertanya tentang hal yang dilakukan suaminya. Sudah tidak ingin mendengar penjelasan yang mungkin malah akan menyakiti hatinya.  Hingga tiba-tiba, Candra datang malam itu ke rumah Vania dengan membawa banyak oleh-oleh untuk kedua anak perempuannya. Dia pun memberikan hadiah untuk Vania, semua hadiah adalah barang-barang mewah dengan harga tinggi.  "Vania, kamu suka hadiah yang aku belikan untukmu gak? Aku beli kalung berlian paling mahal untukmu. Ini hanya ada satu di dunia. Cincin ini juga. Aku belikan berlian permata merah untukmu. Ini benar-benar paling mahal yang aku beli dari klien di luar negeri. Tas, baju, dan sepatu pun, semua aku beli dengan harga mahal. Bahan berkualitas, limited edition di luar negeri. Suka tidak?" tanya Candra yang terliha
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 28

Tak ada jawaban dari Vania, hanya pelukan kesedihan yang dia ungkapkan untuk meluapkan kehancuran hatinya saat itu. Kanaya mengusap air mata Vania, merasa ikut sedih dengan hal yang terjadi pada ibunya saat itu.  "Ma, kalau papa selingkuh dan mau menikahi Tante Irma, kenapa mama tidak pisah saja dengan papa? Papa sudah lebih dari sebulan tidak pulang. Pasti papa tinggal di rumah Tante Irma kan?" ucap Kanaya lagi.  "Ma, Kanaya gak mau lihat mama sedih. Kalau papa nyakitin mama, Kanaya akan ada di pihak mama. Kanaya gak akan biarin papa tindas mama, dan sakiti mama," sambungnya lagi.  Mendengar itu, Vania semakin menangis sedih. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa saat ini selain pasrah. Dia tahu ketidakmampuannya untuk hidup mandiri tanpa Candra. Selama ini, uang, pakaian, rumah mewah, dan semua hal yang dia dapatkan diberikan oleh suaminya. Kalau saat ini dia pisah tanpa persiapan, itu hanya akan menyengsa
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 29

Di tempat lain, di sebuah negara di luar negeri, terlihat Galang, kakak Candra, tengah memegang sebuah foto di tangannya. Foto itu adalah foto dia dan Vania, saat mereka bersama dulu. Sampai detik ini, tidak pernah sekalipun Galang bisa melupakan kenangan indah bersama Vania. Siapa yang mengira, jika pria yang akan merebut wanita yang dicintainya, tak lain adalah adik kandungnya sendiri.  Galang menghela nafas. Sudah bertahun-tahun, tapi entah mengapa, dia sama sekali tidak bisa merelakan Vania menjadi adik iparnya. Itu juga alasan dia, tidak pernah sekalipun pulang ke negara tempat asalnya, karena tak ingin melihat dengan mata kepalanya sendiri, Vania bersama dengan adik kandungnya. Dia bisa mengatakan dengan mulutnya, bahagia Vania adalah bahagianya. Tapi kenyataannya, setiap kali diminta papanya mengurus perusahaan di tempat asalnya, Galang menolak. Tentu alasannya tak lain karena hatinya tak sanggup melihat Vania bahagia dengan adik kandungnya sendiri.&
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 30

Beberapa hari kemudian, terlihat Galang membulatkan tekad untuk kembali ke negaranya. Terlebih saat mendengar kabar dari Ana, kalau sikap Candra pada Vania mulai berbeda. Keduanya sudah tidak tinggal dalam satu rumah, bahkan Vania beberapa hari ini tinggal di rumah orangtuanya bersama kedua anak perempuannya.  Galang jadi penasaran, sebenarnya secantik apa wanita yang bersaing memperebutkan cinta Candra dengan Vania hingga Candra yang dulu menggilai Vania mengabaikan istrinya itu. Galang juga ingin tahu, kabar mantan kekasih, yang sampai detik ini tidak bisa dia lupakan itu.  Akhirnya setelah persetujuan dari papanya, Galang pulang untuk membuat cabang perusahaan baru di negara itu. Tentu saja kedua orangtuanya senang, melihat putra sulungnya yang dulu betah menetap di luar negeri, akhirnya pulang ke rumah. Rasa bersalah pun terlihat di wajah mereka, setiap kali membayangkan putra bungsunya menikahi kekasih Galang. Hal itu juga yan
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status