All Chapters of Istri Buta sang Penguasa itu Ternyata: Chapter 21 - Chapter 30

103 Chapters

Chapter 21

Lucas mendekati Lila. Sedangkan Maria melengos ketika melewati mereka. Lucas mengambil tangan Lila. Namun, Lila menepisnya dengan cepat. “Lila..” geram Lucas. Lucas mengambil tangan Lila lagi dan menggenggamnya lebih erat. “Sorry paman. Tapi aku harus membawa istriku pulang,” ucapnya pada paman Carlo. Paman Carlo menatap Lila. “Dia belum makan dari siang.” Lucas menatap Carlo dengan wajahnya yang kejam. “Anda pikir saya akan membiarkannya kelaparan.” Mulut Carlo seketika tertutup. Ia tidak lagi berkomentar. Membiarkan Lucas membawa Lila keluar dari restoran. Lila menghempaskan tangan Lucas. Lucas berkacak pinggang menatap Lila. “Kau cemburu?” tanyanya. “Tidak!” balas Lila. “Lalu kenapa kau marah?” tanya Lucas mendekat. Dari sudut matanya—ia melihat Maria yang menguping di dekat mereka. Pasti wanita itu ingin melihatnya bertengkar dengan Lila. Lucas tersenyum miring. “Jadi kau memang cemburu…” mengusap pelan pipi Lila. Lila mendengus. “Kenapa harus d
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Chapter 22

Lila melupakan hal yang sangat penting. Seharusnya setelah ia sampai di restoran, ia langsung pergi ke toilet untuk memompa asinya. Tapi Lucas justru menariknya pergi dan mereka berciuman cukup lama untuk membuat adik tirinya itu pergi. Sekarang Lila meminta waktu untuk bisa memompa asinya di dalam mobil. Sedangkan Lucas berada di luar mobil. Menjaga agar tidak ada siapapun yang melihatnya. Lucas menghisap rokoknya pelan. memejamkan mata—melepaskan kancing terasa kemejanya. Tahan… tahan… Ada yang sedang ditahannya mati-matian. Lucas berdecak pelan… ‘Aku bisa gila jika terus berdekatan denganny.’ Dia penglarisku, harta berhargaku sekarang. Aku tidak boleh berbuat sembarangan. Tapi dia sungguh menggoda. “Lucas,” panggil Lila. Lucas menoleh dan membuang putung rokoknya ke bawah. Lucas masuk ke dalam mobil. Menyetir mobilnya sendiri. Banyak bodyguard yang mengawalnya. Mengikutinya dengan mobil yang berbeda. Berkecimpung di dunia gelap, Lucas memiliki banyak m
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Chapter 23

“Kenapa jarang menemuiku hm?” Isabel mendongak. Jemarinya menyentuh rahang tegas Lucas. Tubuh mereka sama-sama telanjang setelah melakukan aktivitas panas. Hanya tertutupi dengan selimut berwarna putih. “Pekerjaanku banyak…” Lucas memejamkan mata. Membawa Isabel ke dalam pelukannya. Isabel mengerucutkan bibirnya. “Ada apa dengan hari ini. Kamu sangat menggebu-gebu tadi.” Lucas membuka matanya. bahkan Isabel menyadari ada yang aneh pada dirinya. Tapi Lucas tidak mungkin menjawab bahwa semua yang terjadi padanya karena Lila. “Aku hanya sedikit kesal.” Isabel mengeratkan pelukannya. Ia menyandarkan kepalanya di dada Lucas. “Kapan dia akan hamil anak kamu?” tanyanya. “Dia baru saja melahirkan anaknya sendiri. Jadi aku memberinya waktu untuk beristirahat.” Isabel mendongak—mengecup bibir Lucas pelan. “Aku mendukung semua yang kamu lakukan.” “Bagus. that’s my girl.” Mengusap pipi Isabel pelan. “I love you big boss!” memeluk Lucas lebih erat. Lucas tertawa pelan
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

Chapter 24

“Instingnya benar.” Lucas mengambil jasnya. “Tapi—” “Aku tidak mau berdebat.” Lucas memutar tubuhnya. Mengeluarkan sebuah kartu dari dalam sakunya. “Pakai ini.” Sebuah kartu yang berisi uangnya. Semua uang yang berada di dalamnya ia serahkan pada Isabel untuk digunakan berbelanja. Isabel menerima kartu itu. Baiklah—ia tidak akan meributkan hal ini. “Baiklah. Aku tidak akan mempermasalahkan hal ini.” Isabel menghalangi Lucas yang ingin pergi. “Tapi aku tetap mau kamu menjaga jarak dengan wanita itu!” Lucas mengangguk samar. Isabel berjinjit dan mengecup pipi Lucas pelan. “Aku pergi dulu.” Mengusap pelan puncak kepala Isabel. Isabel menatap punggung Lucas yang kian menjauh. Lucas sedikit berubah. Itu yang ia rasakan. Mungkin semenjak bertemu dengan Lila. Tapi ia yakin Lucas tidak akan berpaling darinya hanya karena wanita buta itu. Dari segi manapun, jelas ia lebih unggul dari wanita itu. Isabel menatap kartu yang berada di tangannya ini dengan senang.
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Chapter 25

Lucas berada di kantornya. Seharusnya ia langsung pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya. Tetapi ia langsung menuju rumah Lila ketika mendapatkan kabar wanita itu tidak kunjung bangun dari tidur. Sesampainya di sana, Lucas langsung masuk ke dalam kamar Lila. “Nona sudah 7 jam tidur tapi tidak kunjung bangun. Saya kawatir maka dari itu saya langsung menghubungi anda, Tuan.” Lucas mengangguk. “Apa yang dia lakukan sampai sepert ini?” “Tadi, nona menyuruh orang untuk memasang layar proyektor. Kemudian menyambungkannya dengan ponselnya dan menampilkan tempat.” “Saya tidak tahu apa yang nona lakukan, karena nona menyuruh saya pergi. ketika saya ke sini, hidung nona sudah berdarah.” “Hidungnya berdarah?” ulang Lucas. “Iya tuan.” “Aku mengerti. anda bisa pergi.” Bi Rosa ragu. “Tapi tuan—” Lucas menatap Lila. “Dia baik-baik saja. dia akan segera bangun. Dia tidak butuh dokter.” “Tinggalkan kita.” Perintah Lucas. Bi rosa tidak berani membantah dan memilih pergi.
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

Chapter 26

“Saat kau siap.” Tok tok! “Apa nona sudah bangun? Adek menangis nona!” teriak Bi Rosa dari luar pintu. Lila bangkit—secepatnya berdiri dan meninggalkan Lucas begitu saja. Lila berhenti. “Jangan mengikutiku!” Akhirnya Lucas berhenti—bisa-bisanya dia diperintah seperti itu. Lila berada di dalam kamar anaknya. Memberi anaknya asi. Lila mengusap pelan punggung Leonard. Bayi mungil itu langsung terdiam ketika berada di dalam pelukan ibunya. “Bi, kalau saya seperti itu lagi. tolong jangan panggil Lucas ya.” Bi Rosa merasa bersalah. “Bibi kawatir terjadi sesuatu pada nona. Bibi sangat takut kalau nona tidak bisa bangun.” Lila tersenyum. “Lila baik-baik saja. terkadang Lila memang seperti itu. bibi tidak usah kawatir. Kalau saya seperti itu lagi. bibi cukup mengecek saya masih bernafas atau tidak.” Bi Rosa mengangguk patuh. “Dan saya minta pada Bibi. Jangan biarkan Lucas bertemu dengan Leonard.” Bi Rosa mengernyit kebingungan. “Ayah Leonard tidak ada. Saya tidak ingin
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Chapter 27

21++ “Lalu?” tanya Lila. “Kau akan menyentuhku? Kita akan berhubungan fisik?” “Hm.” Lucas mengangguk. “Kau pikir aku suka hal rumit seperti datang ke dokter?” Lucas tersenyum miring melihat wajah Lila yang mendadak pucat. “Aku lebih suka hal-hal praktis dan tentunya menyenangkan.” Lucas mendekat—mengikis jarak di antara mereka. Jemarinya terangkat menyentuh pipi Lila. Turun—mengusap bibir Lila pelan. “Lucas…” lirih Lila. “Pertama, kau harus terbiasa dengan sentuhanku.” Jemari Lucas menyusuri leher Lila. Turun ke bawah—sampai di belahan dada Lila yang sedikit terbuka. Lila lupa mengancing satu kancing teratas dress setelah menyusui. Lagi-lagi dadanya sedikit basah setelah menyusui anaknya. Lucas menatap dada Lila yang bulat sempurna. “A-aku..” Lila menghentikan tangan Lucas. Membawa tangan Lucas menjauh dari dadanya. “Kau terlihat sangat canggung dengan sentuhan. Bukankah kau sudah melakukannya dengan ayah anakmu itu?” tanya Lucas. Lila masih menggengga
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

Chapter 28

Malam itu. Lucas meninggalkannya begitu saja. Tanpa sepatah katapun. Kosong. Meski Lila senang. Tapi setelah kejadian itu, Lucas tidak pernah menghubunginya. Sudah beberapa bulan berlalu. Masalahnya adalah Lila ingin tahu bagaimana rencana pria itu untuk membalaskan dendamnya pada orang yang telah menyakitinya. Lila meremas ponselnya—apakah ia harus menghubungi pria itu untuk bertanya? Ponsel Lila diatur hanya untuk menelepon dan mengirim pesan suara. Lila berdiri—berjalan mendekati jendela. Menguatkan tekadnya untuk menghubungi Lucas. Tapi panggilan pertama ditolak. Panggilan kedua… Panggilan seterusnya… “Dia sungguh marah denganku.” Lila akhirnya mendekatkan ponsel itu pada bibirnya. Mengirimkan pesan suara. “Lucas kalau aku ada salah aku sungguh minta maaf padamu. Jangan mengabaikanku.” Beberapa menit berlalu—Lucas tidak kunjung meneleponnya kembali. Tapi ada satu pesan suara yang masuk—pesan suara itu langsung berputar. “Aku sedang sibuk!” itu suar
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Chapter 29

Lucas berdecih pelan. Pria tua itu tidak juga menyerah mengusiknya. Thomas adalah polisi yang sering mengikutinya. Ia kira sudah berhenti dan menyerah. tapi ternyata mengumpulkan pasukan lebih banyak untuk memata-matainya. Lucas mengusap rambutnya…. Mengarahkan pistol pada jantung pria itu. “Haruskah aku bunuh dia sekarang juga?” tanya Lucas pada anak buahnya yang lain. Setidaknya ada anak buahnya yang ia percaya. Mereka nampak ragu untuk menjawab. “Kenapa kalian diam saja? kalian tidak rela melihatnya mati?” tanya Lucas. Dua anak buahnya menggeleng. “Tidak, Sir. Tapi kita belum terlalu dalam menggali informasi darinya,” balas Sam Lucas menurunkan pistolnya. “Siapa lagi temanmu di sini. katakan padaku siapa lagi temanmu yang juga membantu Thomas bajingan itu?” Pria itu menggeleng. “Tidak ada gunanya menanyainya.” Lucas berdecak pelan. “Siapapun yang berusaha kabur setelah tertangkapnya tikus ini. itulah temannya.” Lucas menoleh. “Tangkap yang berusaha kabur. M
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

Chapter 30

Lila memejamkan mata—menghirup aroma dari pria yang baru datang ini. Amis—pasti darah. Lila membuka mata. “Kau habis membunuh orang?” Lucas tersenyum—menghisap rokoknya pelan sebelum menjawab. “Hm. Memang benar.” “Aku langsung ke sini setelah menembak kepala orang.” Lucas menatap kemeja putihnya yang terdapat bercak darah. “Pakaianku kotor. ada banyak darah yang menempel di kemejaku.” Lila terdiam kaku. Sungguh? padahal ia hanya bertanya asal-asalan. Tapi memang benar pria itu habis membunuh seseorang. Lila tersenyum canggung. “Siapa yang kau bunuh?” tanyanya. Lucas menarik Lila hingga duduk di sampingnya. Saat ini mereka berada di taman belakang rumah. Di taman yang terang dengan banyak lampu. Mereka bisa melihat langit yang jernih dengan bulan dan bintang. Bukan mereka, tapi Lucas yang bisa melihat cerahnya langit malam. “Orang yang berhianat,” balas Lucas mendongak—menatap langit. “Ucapanmu benar. Ada penghianat yang menyusup menjadi anak buahku. Aku menang
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more
PREV
123456
...
11
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status