Home / Fantasi / Kebangkitan Klan Phoenix / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Kebangkitan Klan Phoenix: Chapter 91 - Chapter 100

140 Chapters

Bayangan di Malam Hari – Bagian II.

Di dalam kamar, Kiran tidak langsung tidur. Ia memeriksa jendela, memastikan kuncinya berfungsi dengan baik. Orchid Altaalaite diletakkan dengan hati-hati di dalam tas, di bawah bantal. Pedangnya ia letakkan di samping tempat tidur, siap diambil kapan saja.Dengan gerakan tangan yang terlatih, Kiran menciptakan ilusi dirinya yang tertidur di ranjang, lengkap dengan selimut yang naik turun seolah bernapas. Ilusi itu sempurna hingga ke detail terkecil—rambut yang sedikit berantakan, wajah yang rileks dalam tidur, bahkan dengkuran halus yang teratur.Kiran sendiri bersembunyi di sudut gelap kamar, di balik lemari besar, dengan sarung tangan Duality Grasp siap di kedua tangannya. Ia menunggu dalam diam, memusatkan indranya untuk mendeteksi kehadiran yang tidak diinginkan.Waktu berlalu lambat. Suara-suara dari bar di bawah perlahan memudar seiring kristal-kristal di langit-langit gua semakin meredup, menandakan "malam" di kota bawah tanah ini. Kota Falice memasuki masa istirahatnya, denga
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Penghadangan di Hutan White Parrot.

Kristal-kristal di langit-langit gua Kota Falice masih redup ketika Kiran dan kelompoknya bergerak dalam keheningan, meninggalkan Cyan Lady. Lorong-lorong kota masih sepi, hanya sesekali terdengar langkah kaki penjaga malam atau tawa samar dari kasino yang masih buka. Udara terasa lembab dan dingin, khas pagi hari di kota bawah tanah."Semua sudah siap?" bisik Kiran, memeriksa sekali lagi kantong di pinggangnya tempat Orchid Altaalaite tersimpan aman.Emma mengangguk, mengeratkan jubah perjalanannya. "Bagaimana dengan... kau tahu," ia melirik ke arah kamar Kiran, mengisyaratkan tentang pembunuh bayaran yang tewas semalam."Sudah kuatasi," jawab Kiran singkat. Semalam, setelah memeriksa tubuh penyusup itu, ia mengeluarkan botol kecil berisi cairan bening dari tasnya—ramuan khusus yang dibelinya dari toko alkimia Light Orb. Dengan hati-hati, ia meneteskan cairan itu ke seluruh tubuh penyusup.Efeknya menakjubkan sekaligus mengerikan. Tubuh itu perlahan-lahan larut, berubah menjadi uap t
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Kultus Teratai Putih.

Angin dingin berhembus di antara pepohonan pinus Hutan White Parrot, membawa aroma getah dan tanah lembab. Daun-daun bergesekan menciptakan bisikan alam yang biasanya menenangkan, namun kini terasa seperti peringatan.Burung-burung white parrot yang biasanya bersiul riang telah terbang menjauh, seolah mengetahui bahaya yang akan datang.Kiran berdiri tegak, sarung tangan Duality Grasp berpendar di kedua tangannya—sisi kanan merah api, sisi kiri ungu kebiruan. Di belakangnya, Emma, Jasper, Chen, dan Pigenor membentuk formasi pertahanan, sementara Burs dan Kon bersembunyi di balik pepohonan, siap memberikan bantuan jika diperlukan.Pria bertopeng di pundak Troll mengangkat tangannya, memberi isyarat pada kesepuluh penyihir berpakaian hitam untuk berhenti. Dengan gerakan lambat, ia melepas penutup wajahnya, mengungkapkan wajah yang membuat Kiran tersentak kaget."Zephyrus?" Kiran tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Di hadapan mereka, duduk dengan angkuh di pundak Troll raksasa, ad
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Membangkitkan Api Gurun.

Jasper tidak kalah cepat. "Ignis Infernum, Flamma Mortis, Exaudi Vocem Meam!" Lingkaran sihir merah muncul di hadapannya, dan seekor naga api melesat keluar, menyerang dua penyihir yang mencoba mendekati Kiran dari belakang.Chen berdiri di tengah, tongkat sihirnya terangkat tinggi. "Veritum Shieldra Maxima!" Kubah pelindung besar tercipta, melindungi kelompok mereka dari serangan bola-bola energi hitam yang dilemparkan oleh penyihir-penyihir White Lotus.Pigenor, dengan ketenangan khas Elf, menarik busurnya. "Lumina Sagitta Multiplicare!" Anak panah cahaya melesat cepat, berubah menjadi puluhan yang menghujani para penyihir dari segala arah.Sementara itu, Kiran berhadapan langsung dengan Zephyrus dan Draknar. Troll raksasa itu mengayunkan tinjunya yang sebesar batang pohon, menghantam tanah tempat Kiran berdiri sedetik sebelumnya. Tanah retak dan bergetar, pohon-pohon di sekitar bergoyang hebat."Kau tidak akan bisa lari, Kiran!" teriak Zephyrus, tangannya bergerak dalam pola rumit.
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Tersisa Abu, Tertinggal Ancaman.

Kiran, dengan cepat menciptakan perisai kristal di depannya. "Lumiiseo Aviectum Maxima!" Bola energi hitam bertabrakan dengan perisai, menciptakan ledakan dahsyat yang mengguncang seluruh hutan.Saat asap ledakan menipis, Kiran masih berdiri, perisainya retak tetapi masih utuh. Zephyrus berdiri terengah-engah, energinya terkuras oleh serangan terakhir."Ini belum berakhir," desis Zephyrus, mundur selangkah."Kau benar," jawab Kiran, melangkah maju mendekati Zephyrus. "Ini baru dimulai."Dengan gerakan cepat, Kiran mengangkat tangannya, mengarahkan Merak Api Gurun Atulla. "Ignis Vortex!" teriaknya.Merak Api berputar cepat, menciptakan pusaran api keemasan yang melesat ke arah Zephyrus. Zephyrus berusaha menciptakan perisai, tetapi terlambat. Pusaran api menghantamnya telak, melahap tubuhnya dalam kobaran api keemasan. Jeritannya bergema di seluruh hutan, sebelum akhirnya lenyap bersama tubuhnya yang menjadi abu.Draknar, yang sudah sangat lemah karena Black Hole, akhirnya runtuh sepen
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Kembali ke Kota Ironhold.

Angin dingin Puncak Rotos menyapu wajah lelah kelompok Kiran. Seminggu perjalanan yang penuh tantangan telah mereka lalui—melewati hutan lebat, menyeberangi sungai berbatu, dan mendaki jalanan curam gunung.Malam telah turun, membawa serta kabut tipis yang menyelimuti puncak, sementara bintang-bintang berkilauan di langit gelap seperti permata yang ditaburkan di atas beludru hitam.Gallileon mendengus lelah, uap putih keluar dari hidungnya yang besar. Monster iblis itu telah membawa mereka tanpa henti, kekuatannya yang luar biasa mempercepat perjalanan yang seharusnya memakan waktu dua minggu menjadi hanya tujuh hari."Kita sampai," ucap Kiran, turun dari punggung Gallileon dan menatap dinding tebing tinggi di hadapan mereka. Tidak ada tanda-tanda pintu masuk atau gerbang, hanya bebatuan keras yang menjulang tinggi.Emma mengikuti, meregangkan tubuhnya yang kaku. "Bagaimana cara kita masuk? Aku tidak melihat pintu apapun.""Pintu masuk Kota Ironhold tersembunyi," jawab Pigenor, turun
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Orchid Altaalaite: Permata yang Mengubah Takdir.

"Bagaimana kalian bisa mendapatkan Orchid Altaalaite?" tanya Skarfum saat mereka berjalan menyusuri lorong. "Permata itu telah dicari selama berabad-abad, dan tidak ada yang berhasil kembali dari Tambang Tartaf."Kiran menceritakan secara singkat petualangan mereka—pertemuan dengan Jasper di Paradox Colosseum, pertarungan melawan para penjaga di danau hitam, dan pengkhianatan Zephyrus."Kau memanggil Merak Api Gurun Atulla?" Skarfum bersiul kagum. "Makhluk roh legendaris itu? Sungguh luar biasa!"Jasper mengangguk. "Kiran memiliki kekuatan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Ia mengalahkan Penjaga Api Abadi seorang diri."Kiran tersenyum malu. "Aku hanya beruntung.""Keberuntungan tidak ada hubungannya dengan keberanian dan keterampilan," Skarfum menepuk punggung Kiran. "Kau memang ditakdirkan untuk hal-hal besar, anak muda."Lorong akhirnya berakhir pada sebuah ruangan besar dengan pintu gerbang raksasa di ujungnya. Pintu itu terbuat dari besi hitam dengan ukiran-ukiran rumit yang
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Berburu di Hutan Hermiford.

Tiga hari telah berlalu sejak Kiran menyerahkan Orchid Altaalaite kepada Roric. Bengkel penempa legendaris itu kini tertutup rapat, dengan asap berwarna ungu kemerahan sesekali mengepul dari cerobongnya—tanda bahwa proses peleburan permata legendaris itu sedang berlangsung.Kiran duduk di beranda penginapan kurcaci, jemarinya mengetuk-ngetuk meja kayu dengan tidak sabar. Matanya menatap jauh ke arah bengkel Roric yang terletak beberapa tingkat di bawah. Emma duduk di sampingnya, menyesap minuman hangat dari cangkir batu yang dihiasi ukiran rumit."Menurutmu berapa lama lagi?" tanya Kiran, menghela napas berat.Emma mengangkat bahu. "Roric bilang butuh waktu. Melebur Orchid Altaalaite dan menyatukannya dengan pedangmu bukan proses yang sederhana."Di sudut beranda, Jasper berlatih mengendalikan api kecil di telapak tangannya, membentuknya menjadi berbagai bentuk—burung, naga, dan akhirnya merak. Chen mengamati dengan takjub, sesekali memberikan saran tentang kontrol energi."Aku bosan,
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Perbatasan Yang Terlupakan.

"Kita sudah sampai," Skarfum turun dari kambingnya, menghirup udara dalam-dalam. "Hutan Hermiford—salah satu hutan terindah di perbatasan Kekaisaran Qingchang."Mereka menambatkan tunggangan di tepi hutan dan mempersiapkan peralatan berburu. Skarfum membagikan busur pendek khas kurcaci kepada mereka yang tidak memiliki senjata jarak jauh."Kita akan berburu dalam kelompok kecil," instruksi Skarfum. "Aku dengan Kiran, Emma dengan Jasper, dan Chen dengan dua Imp kita. Jangan pergi terlalu jauh, dan gunakan ini untuk memberi sinyal jika menemukan sesuatu."Ia memberikan masing-masing kelompok sebuah terompet kecil dari tanduk. "Satu tiupan untuk memanggil bantuan, dua tiupan untuk berkumpul, tiga tiupan untuk bahaya."Dengan anggukan setuju, mereka berpencar ke dalam hutan. Kiran mengikuti Skarfum, bergerak dengan langkah ringan di atas dedaunan kering. Kurcaci itu, meski bertubuh pendek dan kekar, bergerak dengan keheningan yang mengejutkan—hasil dari berabad-abad berburu di pegunungan.
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Kekaisaran Yang Mengancam.

"Agung dalam kebohongan, mungkin," tambah Kon, menyeringai lebar, memamerkan gigi tonggosnya. "Kami sudah mendengar bagaimana Kekaisaran Hersen memperlakukan tetangga-tetangganya. Mengambil tanah sedikit demi sedikit, seperti tikus yang mencuri remah roti."Para pemburu Hersen menggeram marah, tangan mereka bergerak ke arah senjata di pinggang. Pemimpin mereka melangkah maju, tangannya mencengkeram gagang pedang."Kalian akan menyesali kata-kata itu," desisnya. "Kami bisa saja membunuh kalian di sini dan tidak akan ada yang tahu."Skarfum mengangkat kapaknya, bersiap untuk pertarungan. Jasper dan Emma bergerak ke posisi bertarung, sementara Chen bersiap dengan tongkat sihirnya.Namun Burs dan Kon hanya tertawa—tawa yang aneh dan tidak manusiawi, yang membuat para pemburu Hersen terdiam kebingungan."Membunuh kami?" Burs memiringkan kepalanya. "Itu akan jadi kesalahan terakhir kalian."Dengan gerakan cepat dan mengejutkan, tubuh Burs dan Kon mulai berubah. Kulit mereka yang pucat berub
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more
PREV
1
...
89101112
...
14
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status