Semua Bab Kebangkitan Klan Phoenix: Bab 71 - Bab 80

148 Bab

Pendaftaran di Paradox Colosseum

Kiran masih terpaku menatap poster Yuta Si Tiada Tanding, mencoba mengingat-ingat di mana ia pernah melihat sosok itu sebelumnya."Tuan Kiran?" Burs mengguncang lengan Kiran pelan, menyadarkannya dari lamunan. "Apa kita akan mendaftar sekarang?"Kiran mengerjapkan mata, kembali ke realitas. "Ya, tentu. Mari kita masuk."Mereka melangkah melewati pintu masuk Paradox Colosseum yang megah. Interior arena itu bahkan lebih mengesankan—langit-langit tinggi dengan kubah kristal yang memantulkan cahaya, koridor-koridor luas dengan patung-patung petarung legendaris, dan suara gemuruh penonton yang terdengar dari arena utama."Pendaftaran di mana?" tanya Kon, matanya bergerak liar mengagumi setiap detail arsitektur."Di sana," Kiran menunjuk ke meja panjang di ujung koridor, di mana beberapa orang sedang mengantri.Mereka berjalan mendekat dan bergabung dengan antrian pendek. Tidak butuh waktu lama hingga giliran mereka tiba. Di balik meja, duduk seorang gadis muda berambut merah yang dikepan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Persiapan Duel

Di penginapan..."Aku tidak percaya kau membuat kami diam seperti itu!" protes Burs begitu mereka kembali ke Cyan Lady, dan Kiran melepaskan mantra penutup mulut. "Mereka menghinamu, Tuan Kiran! Kami seharusnya membela kehormatanmu!""Dan membongkar penyamaran kalian?" tanya Kiran. "Itu akan lebih berbahaya.""Tapi mereka sangat menyebalkan!" tambah Kon, wajahnya masih merah karena marah. "Terutama pria bernama Tanner itu! Aku ingin menyihirnya menjadi kodok!"Emma, Chen, dan Pigenor, yang sudah kembali dari ekspedisi belanja mereka, mendengarkan dengan geli."Jadi mereka meremehkanmu?" tanya Emma, tersenyum kecil. "Mereka tidak tahu apa yang akan mereka hadapi.""Orang-orang bodoh," kata Chen, menggelengkan kepala. "Menilai kekuatan seseorang dari penampilan fisiknya saja.""Itu hal yang umum," kata Pigenor bijak. "Manusia selalu terlalu cepat menilai. Tapi itu bisa menjadi keuntungan. Musuh yang meremehkanmu adalah musuh yang lengah.""Tepat sekali," kata Kiran. "Lagipula, aku suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-20
Baca selengkapnya

Persiapan Terakhir

Fajar menyingsing di Kota Falice, meskipun tidak ada matahari yang benar-benar terbit di kota bawah tanah ini. Kristal-kristal di langit-langit gua raksasa mulai bersinar lebih terang, menandakan pergantian hari. Kiran sudah bangun sejak tadi, bersiap untuk hari penting yang akan dihadapinya."Pertarungan masih sore nanti," gumamnya sambil mengenakan jubah perjalanannya. "Masih ada waktu untuk berbelanja pot mana."Kiran meninggalkan penginapan Cyan Lady dengan langkah ringan. Emma, Chen, dan Pigenor masih tertidur, kelelahan setelah petualangan mereka kemarin. Burs dan Kon, yang tidur dalam wujud Imp di sudut kamar, juga masih mendengkur pelan.Jalanan Kota Falice sudah mulai ramai meski hari masih pagi. Para pedagang membuka kios mereka, pengunjung baru berdatangan dari pintu masuk tambang, dan aroma makanan menguar dari kedai-kedai yang baru buka.Kiran menuju ke distrik toko alkimia, tempat toko-toko sihir berjajar rapi. Ia memilih untuk mengunjungi Fantastic Store, toko yang men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Kiran dan Paradox Colosseum - Bagian I

Senja menjelang di Kota Falice. Suasana Kota terasa redup dan tenang.Meski berada jauh di bawah permukaan tanah, kota ini memiliki siklus siang dan malam sendiri berkat ribuan kristal sihir yang tertanam di langit-langit gua raksasa. Kini, kristal-kristal itu memancarkan cahaya keemasan kemerahan, menciptakan ilusi matahari terbenam yang begitu indah.Cahaya senja palsu ini memantul pada permukaan bangunan-bangunan batu, menciptakan bayangan-bayangan panjang yang menari di jalan-jalan kota. Meski buatan, senja di Kota Falice memiliki keindahan misteriusnya sendiri—perpaduan antara teknologi kuno dan sihir yang telah bertahan selama berabad-abad.Di tengah kota, Paradox Colosseum berdiri megah. Bangunan berbentuk lingkaran raksasa itu tampak lebih hidup dari biasanya. Obor-obor besar menyala di sepanjang dindingnya, dan bendera-bendera warna-warni berkibar tertiup angin buatan. Orang-orang dari berbagai penjuru berduyun-duyun memasuki arena, menciptakan lautan manusia yang bergerak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Kiran dan Paradox Colosseum - Bagian II.

Tongkat itu terbuat dari kayu oak yang diukir dengan simbol-simbol kuno, dengan kristal biru cerah di ujungnya. Kiran menerimanya dengan rasa terima kasih."Berhati-hatilah di sana," kata Emma dengan senyum."Kami akan mendukungmu," tambah Chen."Dan ingat," kata Pigenor dengan suara rendah, "percayalah pada instingmu."Setelah teman-temannya pergi ke tribun, Kiran menunggu di ruang persiapan. Ia bisa mendengar suara riuh rendah dari arena di atas, tanda bahwa pertunjukan akan segera dimulai."Peacock?" seorang petugas memanggil. "Sudah waktunya."Kiran mengangguk, menggenggam erat tongkat sihir Chen. Ia mengikuti petugas menaiki tangga batu yang mengarah ke pintu masuk arena. Jantungnya berdegup kencang, tapi bukan karena takut. Ada sesuatu yang aneh tentang pertarungan ini, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan.Di atas, suara Itzam kembali terdengar. "Dan sekarang, mari kita sambut penantang kita malam ini! Seorang penyihir muda yang berani menantang sang juara! Inilah dia... Peacock
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Duel Dua Petarung Coloseum.

Gong besar berbunyi, menandakan dimulainya pertarungan. Yuta tidak membuang waktu. Ia langsung merapal mantra, tangannya bergerak cepat membentuk simbol-simbol rumit di udara."Ignis Infernum, Flamma Mortis, Exaudi Vocem Meam!" teriaknya, suaranya dalam dan bergema.Lingkaran sihir merah menyala terbentuk di bawah kakinya, memanaskan udara di sekitarnya. Dari lingkaran itu, muncul tiga pilar api yang membentuk wujud naga api, siap menyerang Kiran.Penonton bersorak antusias. Banyak yang sudah yakin pertarungan akan berakhir cepat, dengan Peacock menjadi santapan naga api Yuta dalam sekejap.Namun, Kiran tetap tenang. Ia mengangkat tongkat sihirnya, bersiap menghadapi serangan pertama Yuta.Naga api itu melesat ke arah Kiran dengan kecepatan luar biasa. Panasnya membakar udara, menciptakan gelombang panas yang terasa hingga ke tribun penonton."Veritum Shieldra," bisik Kiran tepat sebelum naga api itu menghantamnya.Kubah pelindung transparan terbentuk di sekeliling Kiran. Naga api men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Wajah di Balik Topeng.

"Hentikan!" teriak Yuta, suaranya melemah. "Kau akan membunuhku!"Seluruh arena terdiam, menyaksikan dengan takjub dan ngeri saat Yuta Si Tiada Tanding, juara bertahan yang belum pernah kalah, kini berlutut di tanah, energinya tersedot habis oleh pusaran hitam misterius."Peacock, kumohon!" suara Yuta terdengar putus asa, tangannya berusaha meraih udara, mencoba melawan tarikan pusaran hitam yang semakin kuat. "Hentikan sihir ini!"Kiran tetap diam, tongkat sihirnya masih terarah pada pusaran hitam yang mengelilingi Yuta. Wajahnya tersembunyi di balik topeng jade, tidak menunjukkan emosi apapun.Yuta, dengan tangan gemetar, perlahan meraih topeng besi yang menutupi wajahnya. Dengan satu gerakan lemah, ia melepaskan topeng itu, membiarkannya jatuh ke pasir arena.Napas Kiran tercekat. Dunia di sekelilingnya seolah berhenti berputar.Di hadapannya, berlutut dengan wajah pucat dan keringat bercucuran, adalah Jasper—pemuda yang pernah ia kenal di Institut Sihir Magentum, di Kota Shanggu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Pertemuan Tak Terduga

Cahaya putih menyilaukan menyambut Jasper saat ia membuka mata. Langit-langit berwarna putih bersih dengan kristal penerangan yang berpendar lembut menjadi pemandangan pertama yang ia lihat. Aroma ramuan herbal dan minyak penyembuh memenuhi udara, memberikan sensasi menenangkan sekaligus familiar.Ia berada di sebuah ruangan serba putih. Tempat tidur dengan seprai putih bersih, dinding putih tanpa hiasan, dan perabotan sederhana dari kayu terang. Beberapa botol ramuan tersusun rapi di meja samping tempat tidurnya, bersama dengan kompres dan perban bersih.Ruang pengobatan, Jasper menyadari. Ia pernah beberapa kali berada di tempat seperti ini setelah pertarungan-pertarungannya yang berat di arena.Saat kesadarannya semakin pulih, ia menyadari kehadiran dua sosok di dekatnya. Seorang pemuda berdiri di samping tempat tidurnya, menatapnya dengan ekspresi yang sulit dibaca—campuran kelegaan, keheranan, dan sesuatu yang lain. Jasper mengenalinya sebagai Kiran, lawan yang mengalahkannya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Jasper - Anggota Baru.

Ruangan pengobatan itu hening sejenak setelah Kiran mengutarakan tawarannya. Cahaya dari kristal penerangan di langit-langit memantulkan bayangan lembut di wajah Jasper yang masih pucat. Di luar jendela, suara samar aktivitas Kota Falice terdengar sayup-sayup, kontras dengan keheningan yang menyelimuti ruangan."Jadi," Kiran memecah keheningan, "bagaimana? Apa kau bersedia bergabung dengan kami?"Jasper menatap selimut putih yang menutupi tubuhnya, jemarinya memainkan ujung kain dengan gelisah. Ia kemudian mengangkat wajahnya, matanya yang keemasan khas manusia serigala bertemu dengan mata Kiran."Ya," jawabnya tanpa ragu. "Aku bersedia bergabung.""Kau yakin?" tanya Chen, sedikit terkejut dengan jawaban cepat Jasper.Jasper tersenyum tipis, ada kesedihan di matanya. "Aku tidak punya pilihan lain, bukan? Aku sudah kalah di arena. Colton tidak akan menyukai itu. Dia hanya menyukai pemenang." Ia menarik napas dalam-dalam. "Lagipula, aku sudah lelah hidup sebagai buronan. Mungkin... mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Kiran dan Peta Orchid Altaalaite.

"Beruntung?" Zephyrus tertawa. "Tidak, anak muda. Itu bukan keberuntungan. Itu adalah keterampilan dan strategi. Kau membiarkan Yuta menghabiskan energinya dengan serangan-serangan beruntun, sementara kau menghemat energimu sendiri. Sangat cerdik."Kiran tersenyum, sedikit malu dengan pujian itu. "Aku datang untuk mengambil hadiahku, Tuan Zephyrus.""Tentu, tentu," kata Zephyrus, kembali ke balik meja kasir. Ia membungkuk, mengambil sesuatu dari laci tersembunyi. "Ini Pedang Bintangmu, dan tentu saja, informasi yang kau cari."Zephyrus meletakkan Pedang Bintang di atas meja, bilahnya berkilau keperakan di bawah cahaya obor. Di samping pedang, ia meletakkan sebuah gulungan perkamen tua yang menguning dimakan usia, diikat dengan tali kulit yang sudah rapuh."Peta menuju Orchid Altaalaite," kata Zephyrus dengan suara rendah, nyaris berbisik. "Sangat langka dan sangat berharga."Kiran mengambil gulungan itu dengan hati-hati, membukanya perlahan. Peta itu menunjukkan jaringan lorong bawah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status