Semua Bab Kebangkitan Klan Phoenix: Bab 81 - Bab 90

140 Bab

Persiapan Misi Baru.

Malam telah larut ketika Kiran kembali ke penginapan Cyan Lady. Kristal-kristal di langit-langit Kota Falice kini berwarna biru gelap, menciptakan ilusi malam yang sempurna meski berada jauh di bawah permukaan tanah.Suara-suara dari tavern dan kasino masih terdengar samar, namun sebagian besar kota mulai terlelap.Kiran membuka pintu kamar penginapan dan menemukan teman-temannya berkumpul di ruangan yang diterangi cahaya lilin. Emma dan Chen duduk di tepi tempat tidur, sementara Pigenor berdiri dekat jendela, menatap keluar ke arah kota. Burs dan Kon, dalam wujud Imp mereka, terbang rendah di sekitar ruangan, tampak bosan.Yang mengejutkan Kiran adalah kehadiran Jasper, duduk di kursi dekat perapian. Wajahnya masih pucat, namun jauh lebih baik dari terakhir kali Kiran melihatnya. Ia mengenakan pakaian baru—kemeja putih longgar dan celana hitam—yang jelas bukan miliknya."Jasper?" Kiran mengangkat alis, terkejut. "Bukankah kau seharusnya masih di ruang perawatan?"Jasper tersenyum t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Perburuan Armor

Fajar belum sepenuhnya menyingsing di Kota Falice. Kristal-kristal di langit-langit gua raksasa baru memancarkan cahaya redup kebiruan, menciptakan suasana temaram yang menenangkan. Namun di penginapan Cyan Lady, kelompok Kiran sudah bersiap untuk memulai hari."Bangun, semuanya!" Kiran mengetuk pintu kamar satu per satu. "Kita harus segera ke pasar!"Emma membuka pintu kamarnya dengan mata masih setengah terpejam. "Demi Merlin, Kiran. Matahari bahkan belum terbit.""Di bawah tanah tidak ada matahari, Emma," Kiran tersenyum tipis. "Dan kita butuh waktu untuk mencari armor terbaik."Di ruang makan penginapan, Elvira, sang pemilik, menyajikan sarapan hangat berupa roti gandum dan sup jamur bercahaya—makanan khas Kota Falice. Jasper, yang masih terlihat lelah dari pertarungan kemarin, duduk sambil sesekali meregangkan bahunya yang kaku."Kenapa harus sepagi ini?" tanya Jasper, mengambil sepotong roti.Chen, yang sudah rapi dengan jubah birunya, menjawab, "Makin pagi, makin baik kualita
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Kekuatan dalam Genggaman.

Di bagian lain pasar, Emma berhenti di depan kios dengan simbol air di papan namanya. Sebagai pemanggil air, ia membutuhkan sarung tangan yang bisa memaksimalkan kekuatan serangnya."Selamat pagi, Nona," sapa seorang wanita paruh baya dengan rambut biru keperakan. "Mencari sarung tangan untuk sihir air?"Emma tersenyum. "Bagaimana Anda tahu?""Aura sihirmu," wanita itu menunjuk ke udara di sekitar Emma. "Bergelombang seperti air. Aku punya beberapa pilihan untukmu."Wanita itu mengeluarkan tiga pasang sarung tangan berbeda. "Yang hijau ini untuk pemula, yang biru untuk penyihir berpengalaman, dan yang ungu—" ia menunjuk sarung tangan dengan ukiran seperti gelombang air, "—untuk mereka yang benar-benar menguasai sihir air."Emma mengambil sarung tangan biru, merasakan sensasi dingin yang menyegarkan. "Apa keistimewaannya?""Sarung tangan Tidal Force ini meningkatkan ATK sihir airmu hingga 30%," jelas wanita itu. "Saat kau merapal mantra air, sarung tangan ini akan menarik kelembaban da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Serba Baru

Senja mulai turun di Kota Falice. Kristal-kristal di langit-langit gua perlahan berubah warna menjadi kemerahan, menciptakan ilusi matahari terbenam yang indah. Pasar masih ramai, tetapi kini dipenuhi oleh mereka yang mencari makan malam atau hiburan malam.Di sebuah kafe kecil bernama "Crystalline Brew" yang terletak di sudut pasar, kelompok Kiran berkumpul kembali. Aroma kopi dan roti hangat menguar dari dapur, bercampur dengan suara percakapan pengunjung lain dan dentingan gelas."Jadi, bagaimana hasilnya?" tanya Kiran, menyesap minuman hangat berwarna keemasan dari cangkirnya.Jasper tersenyum puas, mengeluarkan sarung tangan ungu dan armor senada dari tasnya. "Sukses besar. Sarung tangan Crimson Ember dan armor Dragon Scale, keduanya kelas ungu—rare." Ia meletakkan keduanya di meja dengan hati-hati. "Keuntungan menjadi petarung arena selama bertahun-tahun.""Berapa harganya?" tanya Emma penasaran."1.500 koin emas untuk keduanya," jawab Jasper santai. "Tapi pedagangnya memberikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Lorong-Lorong Tersembunyi

Fajar belum menyingsing di Kota Falice ketika kelompok Kiran berkumpul di depan pintu masuk Tambang Tartaf. Kristal-kristal di langit-langit gua masih redup, menciptakan suasana temaram yang misterius. Udara terasa lebih dingin dan lembab, membuat napas mereka menguap seperti kabut tipis."Semua sudah siap?" tanya Kiran, mengeratkan tali tas ranselnya.Emma mengangguk, mengecek kembali kantong ramuan di pinggangnya. "Sepuluh pot mana, lima ramuan penyembuh, dan tiga ramuan penangkal racun.""Aku juga siap," Chen menambahkan, menunjukkan tongkat sihirnya yang kini dilapisi dengan ukiran pelindung.Jasper mengenakan sarung tangan Crimson Ember barunya, merasakan kehangatan yang mengalir ke jemarinya. "Peta sudah kau periksa, Kiran?"Kiran mengeluarkan peta pemberian Zephyrus, membentangkannya di bawah cahaya obor. "Menurut peta, kita harus menemukan pintu tersembunyi di balik tumpukan batu di sebelah timur tambang."Pigenor, dengan kejelian matanya, menelusuri dinding tambang. "Di sana,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Penjaga-Penjaga Kegelapan

Lorong setelah relung para Imp semakin menurun tajam. Dinding batunya berubah warna menjadi hitam kebiruan dengan urat-urat kristal yang sesekali berpendar ketika terkena cahaya api dari tangan Jasper. Suara tetesan air bergema di sepanjang lorong, menciptakan melodi alam yang misterius."Apa yang sebenarnya kita hadapi di bawah sana?" tanya Emma, suaranya sedikit bergetar. "Imp-imp itu menyebut tentang Penjaga Api Abadi."Kiran menggeleng. "Aku tidak tahu pasti. Zephyrus hanya memperingatkan bahwa kita membutuhkan kekuatan api sejati untuk melewatinya.""Untung kita punya dua pemanggil api," Chen melirik ke arah Kiran dan Jasper.Pigenor, yang berjalan dengan langkah ringan khas Elf, tiba-tiba berhenti. "Ada sesuatu di depan," bisiknya. "Aku bisa merasakan getarannya melalui batu."Mereka melanjutkan dengan lebih waspada. Setelah beberapa belokan, lorong tiba-tiba berakhir pada sebuah jurang lebar. Melintasi jurang itu, terbentang sebuah jembatan batu alami yang sangat sempit—hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Para Penjaga Terakhir

Kilau ungu kemerahan Orchid Altaalaite yang melayang di atas api abadi menciptakan pantulan cahaya indah di permukaan danau hitam. Untuk sesaat, kelompok Kiran terpana oleh keindahan permata legendaris itu—kristal yang konon merupakan "Air Mata Bumi" dalam legenda Elf."Indah sekali," bisik Emma, matanya tidak lepas dari permata yang berkilauan. "Aku belum pernah melihat permata seindah itu."Kiran mengangguk pelan. "Dengan permata itu, Pedang Bintang akan menjadi senjata yang mampu melawan Warlock Kaisar Oberon."Namun kekaguman mereka tidak berlangsung lama. Permukaan danau yang tadinya tenang tiba-tiba beriak. Dari dalam air hitam pekat, muncul tiga sosok tinggi besar dengan kulit merah tua dan tanduk melengkung di kepala mereka. Mata mereka bercahaya keemasan, dan tubuh mereka diselimuti aura api yang berkobar."Afrit," bisik Pigenor, menarik busurnya dengan waspada.Belum hilang keterkejutan mereka, dua sosok lain muncul dari balik pulau. Tubuh mereka lebih besar dari Afrit, den
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Api Dalam Jiwa

Kabut tebal menyelimuti permukaan danau hitam, memberikan perlindungan bagi Kiran yang bergantung pada tali yang dipegang Burs dan Kon. Kedua Imp itu mengepakkan sayap sekuat tenaga, napas mereka terengah-engah karena beban berat yang mereka bawa."Sedikit lagi," bisik Kiran, melihat pulau kecil di tengah danau semakin dekat. Cahaya ungu kemerahan dari Orchid Altaalaite berpendar lebih terang, seolah memanggil-manggil namanya.Namun ketika mereka hanya berjarak beberapa meter dari tepi pulau, permukaan danau tiba-tiba bergolak hebat. Air hitam pekat itu berputar, membentuk pusaran besar di depan mereka."Apa itu?!" teriak Kon panik, sayapnya mengepak lebih cepat.Dari dalam pusaran air, muncul sesuatu yang membuat darah Kiran seketika membeku. Seekor ular raksasa terbuat dari api biru keputihan—sama seperti api abadi yang menjaga Orchid Altaalaite—menjulang tinggi di hadapan mereka. Tubuhnya berpilin-pilin di udara, dengan mata merah menyala dan lidah api yang menjulur-julur."Penjaga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Kobaran Api Kehidupan

Pertarungan di tepi danau semakin memanas. Emma, dengan sarung tangan Tidal Force berpendar kebiruan, mengerahkan seluruh kekuatannya. Keringat membasahi dahinya sementara ia terus menghindari serangan es dari Marid."Kita tidak bisa terus bertahan!" teriak Emma, napasnya terengah-engah. "Kita harus menyerang bersama-sama!"Chen mengangguk, mempertahankan perisai pelindung yang semakin retak. "Pada hitungan ketiga, aku akan menurunkan perisai. Kita serang bersamaan!"Jasper, dengan sarung tangan Crimson Ember menyala terang, mempersiapkan mantranya. Pigenor menarik busurnya, anak panah cahaya sudah siap diluncurkan."Satu... dua... TIGA!" teriak Chen, menurunkan perisainya.Dalam sekejap, empat serangan berbeda melesat ke arah para penjaga. Emma mengarahkan kedua tangannya ke depan, matanya berkilat penuh tekad."Aqua Gladius Multiplicare!" teriaknya. Puluhan pedang air tercipta dari kelembaban udara, berkilauan dalam cahaya redup gua, melesat dengan kecepatan tinggi menuju dua Marid
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bayangan di Malam Hari.

Cahaya kemerahan dari kristal-kristal di langit-langit gua menyinari wajah-wajah lelah namun bahagia kelompok Kiran saat mereka keluar dari lorong-lorong gelap Tambang Tartaf. Orchid Altaalaite, tersimpan aman dalam kantong khusus yang terbuat dari kain sutra hitam, terasa hangat di sisi tubuh Kiran."Kita berhasil," ucap Emma, senyum lebar menghiasi wajahnya yang kotor oleh debu dan keringat. "Setelah semua yang kita lalui, akhirnya kita mendapatkannya."Jasper mengangguk, matanya menatap jauh ke arah kristal-kristal yang berpendar di langit-langit gua raksasa. "Perjalanan panjang dari Gunung Rotos, pertarungan di arena, hingga menghadapi para penjaga... semua perjuangan itu tidak sia-sia.""Nethon dan Malven pasti bangga," bisik Chen, suaranya sedikit bergetar saat menyebut nama teman-teman mereka yang telah tiada. "Kita satu langkah lebih dekat untuk membalaskan mereka."Pigenor, yang biasanya tenang, tersenyum tipis. "Dalam tradisi Elf, keberhasilan mendapatkan artefak legendaris
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status