Home / Fantasi / Kebangkitan Klan Phoenix / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kebangkitan Klan Phoenix: Chapter 101 - Chapter 110

140 Chapters

Pesta di Kota Ironhold.

Matahari mulai tenggelam di balik Pegunungan Rotos ketika rombongan berburu kembali ke Kota Ironhold. Langit senja mewarnai puncak-puncak gunung dengan semburat keemasan dan merah, menciptakan pemandangan yang memikat mata.Angin dingin pegunungan menyapu wajah mereka, membawa aroma pinus dan salju abadi dari puncak tertinggi.Di gerbang kota, Pigenor menunggu dengan wajah tenang. Matanya berbinar melihat teman-temannya kembali dengan selamat, meski alisnya terangkat melihat hasil buruan yang mereka bawa."Sepertinya perburuan kalian berhasil," komentarnya, mengamati kijang dan kelinci yang tergantung di pelana kuda."Lebih dari sekadar berhasil," jawab Skarfum dengan tawa menggelegar. "Kami juga berhasil mengusir pemburu Hersen dari wilayah kita!"Pigenor mengerutkan kening. "Pemburu Hersen? Di Hutan Hermiford?""Ceritanya panjang," Kiran turun dari Gallileon, menepuk leher monster iblis itu dengan lembut. "Akan kami ceritakan sambil makan."Skarfum menepukkan tangannya dengan semang
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Kejutan Dini Hari.

Suasana menjadi hening sejenak, kontras dengan keceriaan beberapa saat lalu. Kiran menatap api unggun, pikirannya berkecamuk. Jika Kekaisaran Hersen benar-benar berencana menginvasi, mereka harus bergerak cepat.Keheningan..."Bagaimana dengan Roric?" tanya Kiran akhirnya, memecah keheningan. "Aku tidak melihatnya di pesta ini."Gladgrik menggeleng, senyum tipis muncul di wajahnya yang keriput. "Roric dan seluruh penempa di bengkelnya tidak akan keluar sampai pekerjaan mereka selesai. Sejak kau memberikan Orchid Altaalaite, mereka bekerja tanpa henti, siang dan malam.""Apakah itu normal?" tanya Emma, keningnya berkerut khawatir."Untuk Roric? Ya," Gladgrik tertawa kecil. "Dia selalu seperti itu ketika bekerja dengan material istimewa. Dan Orchid Altaalaite..." ia menggelengkan kepalanya dengan takjub, "itu adalah material paling istimewa yang pernah ia tangani."Kiran mengangguk, merasa sedikit lega. Ia menatap ke arah bengkel Roric yang terletak beberapa tingkat di bawah alun-alun.
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Pedang Yang Memilih.

Suara lonceng kota berdentang tiga kali, menandakan dini hari telah tiba. Kiran, yang belum sempat memejamkan mata setelah kilatan cahaya semalam, bangkit dari tempatnya duduk di dekat api unggun yang kini hanya menyisakan bara.Alun-alun Kota Ironhold yang tadinya penuh dengan kurcaci yang berpesta kini lengang, hanya tersisa beberapa yang tertidur di tempat, terlalu mabuk untuk kembali ke rumah."Kita harus ke bengkel Roric," ucapnya, mengguncang bahu Emma yang tertidur bersandar pada sebuah tong bir kosong.Emma tersentak bangun, matanya mengerjap beberapa kali untuk mengusir kantuk. "Apa? Sekarang?""Ya, sekarang," Kiran mengangguk tegas. "Cahaya itu... aku yakin Roric telah menyelesaikan Pedang Bintang."Jasper, yang duduk tidak jauh dari mereka, bangkit dengan gerakan kaku. "Aku ikut," ucapnya, meregangkan tubuhnya yang pegal karena tertidur dalam posisi duduk.Mereka bergegas membangunkan yang lain. Chen terbangun dengan mudah, selalu siaga bahkan dalam tidurnya.Pigenor, yang
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Pedang Yang Memilih – Part II.

"Demi Moradin," bisik Skarfum, mundur selangkah. "Apakah pedang itu... hidup?"Roric tidak tampak terkejut. "Dalam pengertian tertentu, ya.”“Orchid Altaalaite adalah permata yang memiliki kesadaran. Saat disatukan dengan Pedang Bintang, ia memberikan sebagian kesadarannya pada senjata itu."Pedang itu bergetar lebih kuat, lalu perlahan terangkat beberapa inci dari meja—melayang di udara tanpa ada yang menyentuhnya. Kemudian, dengan gerakan anggun, pedang itu berputar hingga gagangnya mengarah ke Kiran, seolah menawarkan diri untuk digenggam."Luar biasa," ucap Gladgrik takjub. "Pedang itu memilih pemiliknya.""Ini sangat langka," tambah Pigenor. "Dalam sejarah Elf, hanya ada beberapa senjata yang diketahui memiliki kemampuan untuk memilih pemiliknya. Semua adalah artefak dengan kekuatan luar biasa."Kiran menatap pedang yang melayang di hadapannya, ragu-ragu. "Apakah... aman untuk kusentuh?"Roric mengangguk. "Pedang itu memanggilmu, Kiran. Ia telah memilihmu sebagai pemiliknya. Jika
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Pedang Crimson Dawn.

Bengkel Roric masih dipenuhi aura sihir yang mengambang di udara seperti kabut tipis, sisa-sisa dari proses penempaan yang luar biasa. Kiran berdiri di tengah ruangan, Pedang Bintang tergenggam erat di tangannya, cahaya ungu kemerahan dari Orchid Altaalaite berkedip-kedip seperti detak jantung yang tenang.Roric, yang telah membersihkan wajahnya dari jelaga dan sedikit memulihkan tenaganya dengan secangkir minuman keras kurcaci, menatap pedang itu dengan mata berbinar. Namun ada kerutan di dahinya, seolah ada sesuatu yang masih mengganggu pikirannya."Ada apa, Roric?" tanya Kiran, menyadari ekspresi kurcaci penempa itu.Roric menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Pedang itu... ia bukan lagi Pedang Bintang yang dulu.""Apa maksudmu?" Emma melangkah maju, alisnya terangkat penasaran."Pedang Bintang adalah nama yang diberikan pada senjata itu sebelum disempurnakan dengan Orchid Altaalaite," jelas Roric, tangannya yang kasar mengusap janggutnya. "Sekarang, setelah menyatu dengan p
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Topeng Spiritual.

Kiran mengambil salah satu topeng, merasakan materialnya yang dingin namun anehnya terasa hidup di tangannya. "Bagaimana cara kerjanya?""Kenakan saja," jawab Roric. "Topeng akan menyesuaikan diri dengan pemakainya, menciptakan penyamaran yang sempurna."Dengan ragu-ragu, Kiran mendekatkan topeng ke wajahnya. Saat topeng itu menyentuh kulitnya, sensasi dingin menjalar, diikuti oleh perasaan aneh seperti air yang mengalir menutupi seluruh wajahnya. Ia memejamkan mata, dan ketika membukanya kembali, ia merasakan sesuatu yang berbeda."Kiran?" Emma menatapnya dengan mata melebar. "Kau... berubah."Roric menyodorkan cermin kecil pada Kiran.Saat ia melihat refleksinya, napasnya tercekat. Wajahnya telah berubah sepenuhnya—rambut hitamnya kini berwarna coklat keemasan, matanya yang dulu coklat gelap kini berwarna biru cerah, dan fitur wajahnya lebih keras dan tegas, dengan bekas luka tipis melintang di pipi kanannya."Ini... luar biasa," ucap Kiran, terkejut mendengar suaranya sendiri yang
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Perjalanan ke Kota Shanggu.

Perjalanan dari Gunung Rotos menuju Kota Shanggu bukanlah perjalanan yang mudah. Kelompok Kiran memutuskan untuk menghindari jalur utama yang mengarah langsung ke Kota Qingchang, memilih rute memutar yang lebih panjang namun lebih aman bagi lima buronan dengan harga tinggi di kepala mereka.Mereka menyusuri kaki Pegunungan Rotos ke arah timur, melewati lembah-lembah tersembunyi dan hutan-hutan lebat yang jarang dijamah manusia.Gallileon, monster iblis yang setia, membawa Kiran dan Emma melewati medan yang sulit dengan langkah pasti. Jasper, Chen, dan Pigenor mengikuti di belakang dengan kuda-kuda gunung tangguh pemberian kurcaci, sementara Burs dan Kon dengan keledai mereka sering tertinggal dan harus diingatkan untuk bergegas."Kita harus menghindari Lembah Mystral," ucap Kiran suatu pagi, saat mereka berkemah di tepi sungai kecil.Ia membentangkan peta pemberian Roric, menunjuk jalur berkelok yang menjauh dari lembah tersebut. "Terlalu banyak kenangan di sana."Emma, yang kini tamp
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Ketegangan DI Pintu Gerbang Timur.

Mereka menunggu hingga sore, bersembunyi di balik pepohonan di tepi Padang Rumput Perak. Saat matahari mulai condong ke barat, mereka bergerak mendekati gerbang, bergabung dengan pedagang-pedagang dan petani yang juga ingin masuk ke kota sebelum gerbang ditutup pada malam hari.Gerbang Timur Kota Shanggu adalah struktur besar dari batu dan besi, dengan dua menara pengawas di kedua sisinya. Penjaga bersenjata berdiri di sepanjang tembok, sementara petugas pemeriksaan berdiri di depan gerbang, memeriksa setiap orang yang ingin masuk.Yang membuat Kiran dan kelompoknya waspada adalah papan pengumuman besar di samping gerbang, dipenuhi selebaran "DICARI" dengan gambar wajah mereka—wajah asli mereka, sebelum mengenakan Topeng Spiritual.Hadiah yang ditawarkan untuk penangkapan mereka sangat besar, cukup untuk membuat siapapun tergoda untuk mengkhianati mereka."Jangan panik," bisik Kiran pada teman-temannya saat mereka semakin dekat dengan pemeriksaan. "Bersikaplah wajar. Kita hanya pedaga
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Pasar Gelap Alphaworks.

Malam telah merayap di atas Kota Shanggu, membawa kegelapan yang hanya sedikit diusir oleh lentera-lentera yang bergoyang di tiap sudut jalan.Kiran dan kelompoknya bergerak dengan hati-hati menyusuri jalan-jalan yang semakin sepi, berusaha tidak menarik perhatian patroli penjaga yang sesekali lewat."Kita tidak bisa menginap di penginapan biasa," bisik Kiran, matanya yang kini berwarna biru cerah mengamati sekeliling dengan waspada. "Terlalu berisiko. Banyak mata-mata Kekaisaran di sana."Jasper mengangguk setuju. "Ada tempat yang lebih aman di kawasan selatan kota. Pasar Gelap Alphaworks.""Pasar Gelap?" Emma mengerutkan kening, tidak menyukai ide tersebut. "Bukankah itu lebih berbahaya?""Justru sebaliknya," jawab Jasper, suaranya yang kini lebih dalam terdengar yakin. "Di sana, tidak ada yang peduli siapa kau sebenarnya, selama kau punya koin untuk membayar. Dan penjaga Kekaisaran jarang berpatroli di sana.""Karena mereka takut," tambah Chen, janggut peraknya bergoyang saat ia me
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Gadis Perapal Mantra.

Di tengah lorong Sunny Row, di antara toko ramuan terlarang dan kios penjual jimat kutukan, berdiri sebuah toko dengan papan nama yang hampir tidak terlihat: "Crafty Chimera". Toko itu tampak lebih terawat dibandingkan toko-toko lain di sekitarnya, dengan jendela yang bersih meski ditutupi tirai tebal dan pintu kayu yang diukir dengan simbol-simbol perlindungan."Ini tempatnya," ucap Jasper. "Crafty Chimera menjual segala macam perlengkapan sihir, termasuk peta dan informasi. Pemiliknya dikenal tidak pernah bertanya terlalu banyak."Kiran mengangguk, dan mereka melangkah masuk ke dalam toko. Lonceng kecil berdenting saat pintu terbuka, mengumumkan kedatangan mereka.Interior Crafty Chimera jauh lebih luas dari yang terlihat dari luar, dengan rak-rak tinggi berisi buku-buku kuno, botol-botol ramuan berwarna-warni, kristal sihir berbagai ukuran, dan berbagai artefak yang berkilauan di bawah cahaya lentera.Udara di dalam toko terasa hangat dan berbau seperti perkamen tua, lilin, dan rem
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more
PREV
1
...
91011121314
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status