Home / Fantasi / Kebangkitan Klan Phoenix / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Kebangkitan Klan Phoenix: Chapter 111 - Chapter 120

146 Chapters

Rahasia di Balik Topeng.

Ruangan belakang toko Crafty Chimera terasa jauh lebih hangat dibandingkan ruang depan. Dinding-dindingnya dilapisi kayu gelap dengan ukiran-ukiran rumit, dan rak-rak berisi buku-buku kuno dan artefak langka berjajar rapi.Sebuah meja bundar dari kayu mahoni berdiri di tengah ruangan, dikelilingi oleh empat kursi berukir dengan bantalan beludru merah.Lila menggerakkan tangannya dalam pola rumit, dan simbol-simbol bercahaya muncul sejenak di dinding sebelum memudar. Udara di ruangan itu terasa bergetar pelan, lalu kembali tenang."Mantra kedap suara," jelas Lila, berbalik menghadap mereka. "Tidak ada yang bisa mendengar percakapan kita sekarang."Kiran, Jasper, dan Chen berdiri dalam diam, masih terkejut dengan pertemuan tak terduga ini. Lila menatap mereka dengan tatapan menilai, lalu mengisyaratkan mereka untuk duduk di kursi-kursi yang mengelilingi meja."Jadi," Lila memulai, suaranya tenang dan profesional, "kalian bisa mengungkapkan keinginan kalian sebenarnya sekarang. Aku akan
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Ulah Jasper.

"Apa yang terjadi?" tanya Chen, menyadari ketegangan dalam suara Lila.Lila menatap sekeliling dengan waspada, seolah takut dinding pun bisa mendengar. "Kekaisaran semakin paranoid. Mereka tahu ada gerakan bawah tanah yang mendukung pemberontakan. Mata-mata ada di mana-mana, bahkan di tokoku.""Termasuk pelanggan-pelanggan di luar?" tanya Jasper, mengedikkan kepala ke arah pintu.Lila mengangguk. "Terutama pria bertudung di dekat konter. Dia adalah mata-mata Kekaisaran, berpura-pura sebagai pembeli biasa.""Bagaimana kau bisa bertahan?" tanya Kiran, kagum dengan keberanian temannya."Dengan berhati-hati," Lila tersenyum tipis. "Dan dengan menjual informasi ke kedua belah pihak. Kekaisaran mengira aku mata-mata mereka, sementara pemberontak mengira aku mendukung mereka.""Dan kenyataannya?" tanya Chen.Lila menatap mereka satu per satu, lalu berbisik, "Aku mendukung siapapun yang bisa menghentikan perang yang akan datang."Ia melipat peta itu dengan hati-hati dan menyerahkannya pada Ki
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Api Dendam di Hutan Cemara – Part I.

Malam di Kota Shanggu terasa mencekam saat kelompok Kiran bergegas keluar dari penginapan The Sleeping Dragon. Kristal-kristal di langit-langit gua masih redup, memberikan penerangan minim yang justru menguntungkan mereka.Pasar Gelap Alphaworks yang biasanya ramai kini lengang, hanya beberapa sosok mabuk dan pedagang malam yang masih berkeliaran."Kita harus bergerak cepat," bisik Kiran, menarik tudung jubahnya lebih rendah untuk menutupi wajah. "Jika Jasper benar-benar pergi ke Hutan Cemara, dia dalam bahaya besar."Emma mengangguk, wajahnya yang kini berambut hitam dengan mata hijau terlihat tegang. "Klan Stormhowl tidak akan bermurah hati pada anggota Klan Moonfire yang tersisa.""Terutama jika mereka tahu Jasper adalah keponakan Forester," tambah Chen, janggut peraknya bergetar saat ia berbicara.Mereka bergegas menuju kandang hewan di belakang penginapan.Gallileon, monster iblis berbentuk beruang besar dengan bulu hitam kemerahan, mendengus tidak sabar saat melihat Kiran. Di sa
last updateLast Updated : 2025-04-05
Read more

Api Dendam di Hutan Cemara – Part II.

Di tengah tanah lapang, Jasper berlutut di tanah, tubuhnya penuh luka dan darah.Pakaiannya robek di beberapa tempat, menampakkan luka bakar yang masih berasap. Wajahnya yang biasanya angkuh kini dipenuhi memar dan luka gores, namun matanya masih menyala dengan kebencian dan hasrat.Mengelilinginya dalam lingkaran besar, puluhan anggota Klan Stormhowl berdiri dengan wajah mengejek. Mereka bersorak dan bertepuk tangan setiap kali Jasper terkena serangan, seolah menikmati tontonan gladiator yang kejam.Di hadapan Jasper, dua sosok berdiri dengan angkuh. Yang pertama, pria tua bertubuh kekar dengan rambut dan janggut abu-abu, mata kuningnya berkilat kejam di bawah alis tebal.Di sampingnya, pria yang lebih muda namun tidak kalah mengintimidasi, dengan bekas luka panjang melintang di wajahnya dan tangan yang diselimuti api biru."Patriark Lothian dan Wakil Ketua Ranale," bisik Chen, mengenali kedua pemimpin Klan Stormhowl.Kiran mengangkat tangannya, memberi isyarat pada yang lain untuk t
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Api Dendam di Hutan Cemara – Part III.

Jasper tersenyum lemah, darah masih mengalir dari sudut bibirnya. "Aku harus melakukannya," bisiknya. "Untuk keluargaku. Untuk klanku.""Dan hampir mati karenanya," Chen menggelengkan kepalanya, tangannya masih memancarkan energi penyembuh ke luka-luka Jasper. "Beberapa luka ini sangat dalam. Butuh waktu untuk pulih sepenuhnya."Mereka terus bergerak, meninggalkan Hutan Cemara dan menuju ke arah timur, ke Hutan Ek Hitam—hutan lebat dengan pohon-pohon ek kuno yang batangnya hampir hitam karena usia.Hutan ini terkenal angker, dihindari oleh kebanyakan penduduk Kota Shanggu karena rumor tentang roh-roh yang menghantui di antara pepohonannya."Kita akan aman di sini untuk sementara," ucap Pigenor saat mereka mencapai tepi Hutan Ek Hitam. "Tidak banyak yang berani masuk ke hutan ini, bahkan manusia serigala."Mereka menemukan tempat berlindung di bawah pohon ek besar yang akarnya membentuk semacam gua alami. Chen segera melanjutkan pengobatan Jasper, sementara yang lain berjaga bergantian
last updateLast Updated : 2025-04-06
Read more

Kota yang Terjebak Waktu.

Daun-daun kering berderak di bawah langkah kaki mereka. Napas Kiran membentuk uap tipis di udara dingin saat ia memimpin kelompoknya melalui rimbunnya pepohonan.Tiga hari telah berlalu sejak mereka berhasil lolos dari kejaran tentara Qingchang. Tiga hari penuh kewaspadaan, bersembunyi di siang hari dan bergerak hanya saat malam tiba."Berapa lama lagi kita harus berjalan seperti ini?" tanya Jasper, suaranya serak karena jarang digunakan. Wajahnya yang biasanya penuh semangat kini tampak lelah dengan lingkaran hitam di bawah matanya.Kiran berhenti sejenak, mengeluarkan peta pemberian Lila dari dalam jubahnya.Peta itu sudah kusut di bagian lipatannya, namun tanda-tanda dan rute yang digambarkan masih jelas terlihat. "Menurut peta ini, kita masih perlu menyeberangi dua hutan lagi sebelum mencapai Kota Begonia.""Tujuh hari perjalanan lagi, kalau kita beruntung," tambah Pigenor, mata elfnya yang tajam menelusuri jalur di depan mereka. Rambutnya yang keperakan berkilau lembut di bawah s
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Kuil Angin Utara.

Reruntuhan kuil itu berdiri menyeramkan di tengah kegelapan malam. Pilar-pilar batu yang retak menyangga atap yang sebagian telah runtuh.Dinding-dindingnya penuh ukiran kuno yang sebagian terhapus oleh waktu dan perang. Altar batu di tengah ruangan tertutup lumut tebal, dan patung-patung dewa yang sudah tidak utuh berdiri seperti penjaga sunyi."Kuil Angin Utara," kata Pigenor setelah mengamati ukiran-ukiran di dinding. Jemarinya yang panjang menelusuri simbol-simbol kuno dengan penuh penghormatan. "Dibangun oleh Suku Devahari sebelum Kekaisaran Hersen menguasai wilayah ini.""Suku Devahari?" Mata Kiran melebar. "Suku yang kita cari di Zolia?"Pigenor mengangguk. "Ya. Mereka pernah menjelajahi seluruh Benua Ayax sebelum Perang Besar. Kuil-kuil seperti ini adalah bukti kehadiran mereka.""Apakah aman untuk bermalam di sini?" tanya Emma, matanya menyapu area sekitar dengan waspada."Lebih aman daripada di luar," jawab Jasper, sudah mulai mengumpulkan ranting-ranting kering untuk membua
last updateLast Updated : 2025-04-07
Read more

Pertarungan di Tembok Perbatasan.

Angin malam bertiup dingin, membawa aroma daun basah dan tanah lembab. Bulan purnama mengintip di balik awan-awan gelap, menyinari medan pertempuran yang akan segera tercipta.Kiran menatap Eve Whitehouse yang berdiri congkak di atas kapal roh megah berlambang naga perak. Jubah hitamnya berkibar ditiup angin, mata violetnya berkilat penuh kebencian. Ribuan pemanah telah mengepung mereka dari segala arah, anak panah siap dilepaskan.Kiran mengeratkan genggamannya pada Crimson Dawn—pedang yang baru ditemap. Permata merah di pangkalnya berdenyut lemah, seolah merasakan kemarahan pemiliknya."Kita tidak punya pilihan," ucap Kiran dengan suara rendah, aura keemasan mulai menyelimuti tubuhnya. "Kita bertarung."Jasper—manusia serigala dari klan Silverback—mengangguk di sampingnya. Matanya berkilat keemasan dalam kegelapan, taringnya mulai memanjang. "Sudah waktunya berhenti berlari."Tanpa peringatan lebih lanjut, Kiran melompat ke depan dengan kecepatan yang mengejutkan. Kakinya mendorong
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

PENGKHIANATAN DAN ILUSI – Part I.

Di atas tembok, pertarungan Kiran semakin sengit. Cambuk apinya bergerak dalam pola rumit seperti tarian kuno para Penguasa Api, menangkis serangan demi serangan dengan presisi sempurna.Jejak keemasan tertinggal di udara setiap kali cambuknya bergerak, menciptakan pola indah yang mematikan. Namun, melawan lima penyihir tingkat tinggi sekaligus bukanlah pertarungan yang seimbang, bahkan untuk seseorang dengan kekuatan seperti Kiran.Pengendali air—wanita bertopeng perak dengan rambut biru bergelombang—mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Rune-rune air bersinar di pergelangan tangannya."Aqua Titanius!" serunya, suaranya bergema seperti ombak menerjang karang.Gelombang raksasa terbentuk dari udara lembab, meninggi hingga sepuluh meter sebelum melesat ke arah Kiran dengan kecepatan mengerikan. Gelombang itu hampir menyapu Kiran dari tembok, dindingnya setinggi dan sekuat baja cair.Kiran berhasil menghindarinya dengan melompat tinggi, tubuhnya berguling di udara dengan keanggunan
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more

PENGKHIANATAN DAN ILUSI – Part II.

Di atas kapal roh itu berdiri sosok yang membuat jantung Kiran seolah berhenti berdetak—Lila, teman lamanya yang memberikan peta jalur rahasia di Pasar Hantu Alphawork tiga bulan lalu. Rambut hitamnya yang panjang berkibar dalam angin malam, matanya yang berwarna merah anggur menatap tajam ke medan pertempuran."Lila?" bisik Kiran, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Tidak mungkin..."Di bawah, Emma melihat ke atas di tengah pertarungannya dan terkesiap. Tangannya yang sedang membentuk mantra air terhenti di udara."Lila! Jadi dia yang mengkhianati kita!""Aku sudah menduganya," geram Jasper, matanya menatap tajam ke arah kapal roh keenam sementara cakarnya menebas seorang prajurit Eve. Darah menodai bulu keabuannya."Dia satu-satunya yang tahu tentang jalur rahasia ini. Baunya selalu mencurigakan."++++Langit malam di atas Tembok Perbatasan kini dipenuhi dengan cahaya dari berbagai sihir yang bertabrakan. Api keemasan Kiran beradu dengan air, angin, petir, dan besi dari para
last updateLast Updated : 2025-04-08
Read more
PREV
1
...
101112131415
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status