Semua Bab Terjerat Cinta Sang Fotografer: Bab 31 - Bab 40

70 Bab

Malam Yang Panjang

CATALEYA“Dijawab aja telfonnya, Leya,” suruh Fai setelah aku memperlihatkan layar ponsel yang terdapat nama Alan padanya.Aku menggelengkan kepala dan bermaksud me-reject panggilan dari Alan tapi Fai memaksaku agar menerima panggilan tersebut.“Alan nggak biasa nelfon kamu tengah malam begini. Siapa tahu ada yang penting.”Aku pikir dugaan Fai ada benarnya juga. Selama ini setiap kali bersama dengan Fai Alan memberiku waktu. Tidak sekali pun menghubungiku. Maka aku memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut.“Halo.”“Kamu di mana?” suara berat Alan langsung menyambutku tanpa salam pembuka.“Di rumah temen.”“Di rumah temen yang mana?”Aku melirik ke arah Fai sejenak sebelum menjawab pertanyaan tersebut. Fai tidak boleh tahu kalau Alan melegalkanku untuk berhubungan dengannya. Seakan ingin memberiku kebebasan untuk berbicara, Fai beranjak dari tempat duduknya lalu mengambil air minum di dispenser.“Temen yang biasa,” jawabku pelan.“Fai?”“Iya.”“Katanya kamu lagi sakit, kenapa masi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

Lepas Perjakanya Tetap Sama Kamu

Harapanku yang tidak ingin kami berpisah kandas begitu saja. Aku melihat Fai menggeret kopernya. Di pundaknya tersandar sebuah ransel.Fai mau ke mana? “Fai!” Aku berteriak memanggilnya. Tapi Fai tidak menyahut. Entah karena suaraku yang terlalu pelan sehingga tidak sampai di telinganya.“Fai, tunggu!” Aku memanggilnya sekali lagi dengan suara yang lebih keras. Tapi Sama seperti sebelumnya Fai tidak memberiku respon apa-apa. Fai menggegas langkah semakin jauh meninggalkanku.Aku ingin berlari mengejarnya, tapi seseorang menahan tanganku.Saat aku menoleh aku mendapati Alan. Dia mencekal lenganku."Lepasin aku, Lan!""Kamu nggak akan ke mana-mana, Leya." Cengkraman Alan bertambah kuat mengunci tanganku."Lepasin aku, Lan!!! Aku harus bicara sama Fai," sentakku tajam."Jangan harap! Kamu nggak akan pernah bertemu dia lagi."Aku menatap Alan lekat dan menemukan sorot dingin di manik matanya."Waktu kalian sudah selesai. Sekarang kamu kembali jadi istriku!""Nggak, nggak, aku nggak mau!!
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Rahasia Yang Terungkap

CATALEYA“Hati-hati ya,” ucapku saat Fai memberi kecupan di dahiku.“Kamu juga,” balasnya sambil membelai pipiku.Aku menyentuh tangan Fai itu lalu mengecupnya dan berbisik di dalam hati, aku sayang kamu, Fai. I love you more than bed friend.Lalu aku turun dari mobil Fai. Setelah Jeep yang dikendarainya menghilang dari ruang mata aku membawa langkah lesu menuju rumah. Tadi aku merengek pada Fai agar mengizinkanku ikut ke lokasi pemotretan. Tapi dia tidak memberi izin dengan alasan orang-orang bisa curiga. Masalahnya aku selalu nempel di manapun Fai berada. Aku sering menemaninya di studio hampir seharian. Bahkan aku lebih sering bersama Fai daripada Alan. Pernah aku mendengar celetukan salah satu kru di belakangku.“Yang suaminya Mbak Leya lo atau Pak Alan sih?”Fai hanya tertawa lalu mengatakan bahwa aku sedang belajar fotografi padanya. Syukurlah orang-orang itu percaya. Padahal aku berharap agar skandalku dengan Fai tercium agar aku bisa lepas dari Alan.Aku melihat mobil Alan ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

Don't Shit Where You Eat

CATALEYASatu hal yang kusesali adalah karena aku lupa menyembunyikan foto hasil USG. Aku sengaja meletakkannya di dalam tas karena menurutku aman berada di sana. Fai tidak pernah membuka-buka tasku untuk mengetahui apa isinya. Dia juga tidak pernah mengutak-atik ponselku. Fai sangat menghargai privasiku. Namun aku lupa ada seseorang bernama Alan yang menjadi bagian dari universeku. Dan Alan bukan Fai.Aku melangkah lesu mendekati Alan lalu berdiri di hadapannya.Menyadari keberadaanku, Alan mengangkat wajah, mengalihkan perhatiannya dari foto tersebut lalu bertanya, “Leya, ini punya kamu? Kamu lagi hamil?”Aku tidak mungkin berbohong. Namaku tertera dengan jelas di foto tersebut.“Kenapa nggak minta izin dulu sama aku?” ujarku tidak suka.“Izin apa?” Alan balas bertanya. Kerutan di dahinya begitu dalam.“Seharusnya kamu bilang dulu, bukannya main periksa tas aku.”“Apa? Minta izin? Kenapa harus minta izin? Kamu kan istri aku. Baru kali ini aku dengar ada suami yang harus minta izin u
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

What's Wrong With Cataleya?

FAIAku meletakkan ponsel dengan lesu. Beragam tanya berkumpul di kepalaku. Hampir seminggu ini Cataleya begitu sulit dihubungi. Setiap aku menghubungi nomornya kalau bukan sibuk pasti operator yang menjawab. Dia juga tidak pernah meneleponku atau mengirimiku pesan untuk sekadar menanyakan kabarku atau memberitahu keadaannya.What's wrong with Cataleya?Lebih kurang satu minggu ini aku berada di luar kota. Pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Kesibukan membuat interaksi dengan Cataleya berkurang drastis. Lalu sekarang I miss her so bad.“Lo mau langsung pulang, Fai?”Aku memandang ke arah Tyo mendengar pertanyaan itu. Dia sedang mematikan soft box serta mengemasi photo props. “Huum, capek banget soalnya.” Dusta itu tercipta.Ini adalah hari pertamaku di Jakarta setelah satu minggu yang hectic. Aku berniat untuk mengunjungi rumah Cataleya. Nanti di mobil aku akan mencari alasan yang masuk akal agar bisa diterima orang-orang di rumahnya. Lucu aja sih, aku terlibat kerjasama bisn
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

Hampir Gila

FAIAku menegakkan duduk lalu menegaskan tatapanku pada Alan. Sejujurnya aku nggak masalah kalau kontrak kerja itu dipersingkat. Itu artinya aku bisa pulang ke negaraku. Masalahnya, kondisinya berbeda. Ada Cataleya yang telah mengambil bagian dalam kehidupanku. Aku belum siap berpisah dengannya secepat itu."Lan, jika pada akhirnya aku tetap dibayar full kenapa kontrak kerjaku harus diakhiri lebih cepat?" Aku menanyakannya dan berharap Alan akan memberi jawaban yang bisa memuaskan keingintahuanku."Aku mengerti pasti kamu akan bertanya begini. Aku paham kalau kamu penasaran. Dan jawabannya adalah karena aku sudah terlanjur merekrut fotografer baru. Jujur, dia kubayar jauh berkali lipat lebih rendah dari kamu, Fai. Jadi untuk satu bulan yang tersisa aku akan gunakan rentang waktu tersebut sebagai masa probation buat fotografer yang baru. Jadi setelah masa kontrak kamu selesai dia akan langsung kerja. Aku harap pengertian dari kamu, Fai. Kamu sama sekali tidak dirugikan dalam hal ini. K
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

Penasaran

FAIAku melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah pukul lima sore. Sebentar lagi kami akan boarding lalu terbang ke Denpasar. Kami yang aku maksud adalah aku, team studio serta para model Star Management yang jumlahnya tidak kurang dari sepuluh orang."Lo kenapa sih, Fai, dari tadi gue liat gelisah kayak orang lagi sakau," celetuk Tyo mengomentari tingkahku.Selain melihat arloji berkali-kali aku juga memeriksa ponsel berulang-ulang, hanya untuk memastikan ada balasan pesan dari Cataleya. Lalu aku berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Lo lagi nunggu seseorang?" tanya Tyo lagi.Aku menghela nafas panjang. Aku menunggu Cataleya. Itu pun jika dia tahu bahwa saat ini aku akan pergi untuk waktu yang lama. Tapi tidak ada tanda-tanda dia akan datang. Mungkin dia memang tidak tahu. Tapi seharusnya dia mengetahuinya dari Alan."Yo, Leya tau kita berangkat ke Bali sore ini?" Aku terpaksa menanyakannya pada Tyo di ujung rasa putus asa."Lho, kenapa nanya gue? Semestinya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

We're Done

FAIDenpasar menyambut kami dengan cuacanya yang bersahabat. Sudah ada orang yang menunggu di bandara lalu mengantar kami ke hotel. Di saat para model dan kru lain heboh bercengkrama, aku duduk melamun sendiri. Posisiku yang berada di pinggir jendela begitu menunjang membuat pikiranku mengelana.Aku memikirkan Cataleya. Aku tidak mampu mengenyahkannya dari kepalaku. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya saat pulang ke Amerika nanti? Sedangkan saat ini saja—mengutip istilah Tyo, aku sudah seperti orang sakau.Kami tiba di hotel. Di sinilah tempatku berdomisili bersama yang lainnya selama dua minggu ke depan.Di saat para model harus berbagi kamar dengan rekannya, begitu pun dengan para kru, aku mendapat kamar untuk ditempati sendiri.Setibanya di kamar aku langsung menghubungi Cataleya. Dan hasilnya adalah berujung dengan kegagalan yang mengecewakan.Ah, Cataleya. Entah apa yang terjadi padanya.Sebesar apa kesalahan yang sudah kulakukan hingga dia menjauh? Apa ini adalah cara untuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Hanya Bisa 'Bangun' Denganmu

FAISetelah briefing dengan tim dari YU, singkatan dari Your Underwear, salah satu brand yang bekerjasama dengan Star Management, kami bergerak menuju pantai Seminyak, tempat pemotretan akan diselenggarakan.Cuaca hari ini cerah dan begitu ideal untuk pengambilan gambar, sangat kontras dengan hatiku yang mendung.Sepanjang perjalanan ke sana aku hampir tidak bersuara. Aku baru membuka mulut ketika ada yang bertanya atau mengajakku bicara.“Diam mulu dari tadi kayak orang lagi sariawan, kenapa sih?” Tyo yang duduk di sebelahku menyikut lenganku.“Nggak apa-apa,” jawabku singkat. Berharap setelahnya dia berhenti bertanya. Aku benar-benar lagi nggak mood bicara sama siapa pun.Bukannya berhenti Tyo malah menggodaku.“Jangan bilang lo nggak semangat gini karena nggak ada Mbak Leya.”“Apa hubungannya sama dia?”“Banyak banget. Kalo ada dia bisanya lo semangat empat lima. Tapi coba lihat diri lo sekarang. Lo kayak hidup segan mati nggak mau.”Aku memalingkan muka ke arah lain. Lalu dengan p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-13
Baca selengkapnya

Fvck Alan

FAIPonselku berbunyi menginterupsi suasana canggung itu. Bukan aku yang canggung tapi Nadia.Kenzio yang menelepon. Semalam setelah menerima pesan dari Cataleya aku menghubunginya, mengatakan jika saat ini aku berada di Bali. Aku juga mengatakan lokasi pemotretan hari ini padanya.“Ya, Zio?”“Fai, gue udah nyampe. Lo di mananya?”“Di bean bag warna biru.”“Banyak warna biru di sini, Fai, tapi nggak ada yang mirip sama lo.”Aku berdiri bangun dari bean bag lalu berjalan beberapa langkah mencari-cari sosok Kenzio. Tampak tidak jauh dariku Kenzio sedang berdiri. Kepalanya celingukan mencariku ke mana-mana. Aku melambaikan tangan yang bebas ke arahnya sedang tanganku yang lain memegang ponsel yang menempel di telinga.“Zio, lihat ke depan lo, gue nggak jauh dari lo, gue pake baju abu-abu," beritahuku melalui telepon.Kenzio memutar kepalanya menghadap padaku. "Lo yang pake topi?""Yeah."Kenzio lalu melangkah ke arahku. Begitu dia tinggal dua meter aku kembali ke bean bag yang tadi kute
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status