Share

Hampir Gila

last update Huling Na-update: 2025-02-12 14:38:56

FAI

Aku menegakkan duduk lalu menegaskan tatapanku pada Alan. Sejujurnya aku nggak masalah kalau kontrak kerja itu dipersingkat. Itu artinya aku bisa pulang ke negaraku. Masalahnya, kondisinya berbeda. Ada Cataleya yang telah mengambil bagian dalam kehidupanku. Aku belum siap berpisah dengannya secepat itu.

"Lan, jika pada akhirnya aku tetap dibayar full kenapa kontrak kerjaku harus diakhiri lebih cepat?" Aku menanyakannya dan berharap Alan akan memberi jawaban yang bisa memuaskan keingintahuanku.

"Aku mengerti pasti kamu akan bertanya begini. Aku paham kalau kamu penasaran. Dan jawabannya adalah karena aku sudah terlanjur merekrut fotografer baru. Jujur, dia kubayar jauh berkali lipat lebih rendah dari kamu, Fai. Jadi untuk satu bulan yang tersisa aku akan gunakan rentang waktu tersebut sebagai masa probation buat fotografer yang baru. Jadi setelah masa kontrak kamu selesai dia akan langsung kerja. Aku harap pengertian dari kamu, Fai. Kamu sama sekali tidak dirugikan dalam hal ini. K
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
virna putri
Kasian banget Fai dan Leya cuman dimanfaatin Alan aja.. Run leya run.. andai leya jujur dari awal ttg kehamilan nya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Penasaran

    FAIAku melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah pukul lima sore. Sebentar lagi kami akan boarding lalu terbang ke Denpasar. Kami yang aku maksud adalah aku, team studio serta para model Star Management yang jumlahnya tidak kurang dari sepuluh orang."Lo kenapa sih, Fai, dari tadi gue liat gelisah kayak orang lagi sakau," celetuk Tyo mengomentari tingkahku.Selain melihat arloji berkali-kali aku juga memeriksa ponsel berulang-ulang, hanya untuk memastikan ada balasan pesan dari Cataleya. Lalu aku berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Lo lagi nunggu seseorang?" tanya Tyo lagi.Aku menghela nafas panjang. Aku menunggu Cataleya. Itu pun jika dia tahu bahwa saat ini aku akan pergi untuk waktu yang lama. Tapi tidak ada tanda-tanda dia akan datang. Mungkin dia memang tidak tahu. Tapi seharusnya dia mengetahuinya dari Alan."Yo, Leya tau kita berangkat ke Bali sore ini?" Aku terpaksa menanyakannya pada Tyo di ujung rasa putus asa."Lho, kenapa nanya gue? Semestinya

    Huling Na-update : 2025-02-12
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   We're Done

    FAIDenpasar menyambut kami dengan cuacanya yang bersahabat. Sudah ada orang yang menunggu di bandara lalu mengantar kami ke hotel. Di saat para model dan kru lain heboh bercengkrama, aku duduk melamun sendiri. Posisiku yang berada di pinggir jendela begitu menunjang membuat pikiranku mengelana.Aku memikirkan Cataleya. Aku tidak mampu mengenyahkannya dari kepalaku. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya saat pulang ke Amerika nanti? Sedangkan saat ini saja—mengutip istilah Tyo, aku sudah seperti orang sakau.Kami tiba di hotel. Di sinilah tempatku berdomisili bersama yang lainnya selama dua minggu ke depan.Di saat para model harus berbagi kamar dengan rekannya, begitu pun dengan para kru, aku mendapat kamar untuk ditempati sendiri.Setibanya di kamar aku langsung menghubungi Cataleya. Dan hasilnya adalah berujung dengan kegagalan yang mengecewakan.Ah, Cataleya. Entah apa yang terjadi padanya.Sebesar apa kesalahan yang sudah kulakukan hingga dia menjauh? Apa ini adalah cara untuk me

    Huling Na-update : 2025-02-13
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Hanya Bisa 'Bangun' Denganmu

    FAISetelah briefing dengan tim dari YU, singkatan dari Your Underwear, salah satu brand yang bekerjasama dengan Star Management, kami bergerak menuju pantai Seminyak, tempat pemotretan akan diselenggarakan.Cuaca hari ini cerah dan begitu ideal untuk pengambilan gambar, sangat kontras dengan hatiku yang mendung.Sepanjang perjalanan ke sana aku hampir tidak bersuara. Aku baru membuka mulut ketika ada yang bertanya atau mengajakku bicara.“Diam mulu dari tadi kayak orang lagi sariawan, kenapa sih?” Tyo yang duduk di sebelahku menyikut lenganku.“Nggak apa-apa,” jawabku singkat. Berharap setelahnya dia berhenti bertanya. Aku benar-benar lagi nggak mood bicara sama siapa pun.Bukannya berhenti Tyo malah menggodaku.“Jangan bilang lo nggak semangat gini karena nggak ada Mbak Leya.”“Apa hubungannya sama dia?”“Banyak banget. Kalo ada dia bisanya lo semangat empat lima. Tapi coba lihat diri lo sekarang. Lo kayak hidup segan mati nggak mau.”Aku memalingkan muka ke arah lain. Lalu dengan p

    Huling Na-update : 2025-02-13
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Fvck Alan

    FAIPonselku berbunyi menginterupsi suasana canggung itu. Bukan aku yang canggung tapi Nadia.Kenzio yang menelepon. Semalam setelah menerima pesan dari Cataleya aku menghubunginya, mengatakan jika saat ini aku berada di Bali. Aku juga mengatakan lokasi pemotretan hari ini padanya.“Ya, Zio?”“Fai, gue udah nyampe. Lo di mananya?”“Di bean bag warna biru.”“Banyak warna biru di sini, Fai, tapi nggak ada yang mirip sama lo.”Aku berdiri bangun dari bean bag lalu berjalan beberapa langkah mencari-cari sosok Kenzio. Tampak tidak jauh dariku Kenzio sedang berdiri. Kepalanya celingukan mencariku ke mana-mana. Aku melambaikan tangan yang bebas ke arahnya sedang tanganku yang lain memegang ponsel yang menempel di telinga.“Zio, lihat ke depan lo, gue nggak jauh dari lo, gue pake baju abu-abu," beritahuku melalui telepon.Kenzio memutar kepalanya menghadap padaku. "Lo yang pake topi?""Yeah."Kenzio lalu melangkah ke arahku. Begitu dia tinggal dua meter aku kembali ke bean bag yang tadi kute

    Huling Na-update : 2025-02-14
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Rindu Yang Tidak Bisa Ditahan

    CATALEYAAku menunggu Alan pulang dengan suasana hati yang buruk. Semua rencanaku pergi dari rumah gagal total karena bodyguard yang disewanya untuk menjaga, atau lebih tepatnya mengawasiku, dan itu pun tanpa persetujuanku.Semakin ke sini Alan kian menunjukkan keegoisannya. Aku memang tidak dapat berbuat apa-apa. Namun jangan senang dulu. Dia salah jika berpikir dengan mengekangku maka dia akan menang. Dia memang menguasaiku, tapi dia gagal memenangkan hatiku. Justru sikapnya itu membuatku semakin hilang rasa.Alan baru menginjakkan kakinya di rumah pukul sembilan malam. Begitu dia masuk aku langsung pasang wajah sangar.“Hai, Sayang, kamu baru selesai mandi? Kamu mandi malam-malam begini?” tanyanya melihat rambuutku basah.“Apa maksud kamu, Lan?” tanyaku mengabaikan ucapannya.Dia mengerutkan dahinya, menyipit menatapku. “Ini kamu bicara soal apa?”“Apa nggak cukup kamu mengurungku di rumah? Dan sekarang kamu juga mau mengekangku dengan menyewa bodyguard?” ucapku ketus.Alan terdiam

    Huling Na-update : 2025-02-14
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   How Do I Live Without You?

    FAIAku menunggu kedatangan Devanka dengan pikiran tidak menentu. Selama menantinya aku mondar-mandir sendiri. Lelah mengitari apartemen seperti orang gila, aku duduk di sofa ruang depan dengan tatapan tidak lepas dari pintu.Begitu bel terdengar langsung kumeloncat.Sosok Devanka muncul dengan pertanyaan, "Lo kenapa?""Apanya?""Muka lo tegang banget kayak mau ketemu sama camer.""Ketemu sama lo vibes nya emang nyaingin ketemu sama camer, Dev."Devanka tertawa.Aku menggeser rokok padanya setelah kami duduk."Gimana, Dev? Lo udah ketemu Cataleya?" Aku langsung mendesak agar dia bercerita."Gue udah ke rumahnya.""Terus?""Alan bilang dia lagi nggak di Jakarta."Informasi yang ditangkap telingaku membuatku lemas."Jadi dia di mana sekarang?""Katanya di Bandung. Alan mau buka kantor cabang Star Management di sana jadi Leya yang handle karena Alan sibuk.""Berapa hari dia di sana? Lo tau alamatnya?" tanyaku cepat. Setidaknya kalau aku tahu alamatnya aku bisa bertemu dengan Cataleya. Ak

    Huling Na-update : 2025-02-15
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   No More Cataleya

    FAIJakarta Selatan, 31 Desember, 19.15 WIBIni adalah hari terakhirku berada di Indonesia. Kontrak kerjaku berakhir sejak kemarin. Aku sudah mengembalikan apartemen serta mobil yang kupakai. Bukan pada Alan tapi melalui asistennya. Dia bilang Alan dan Cataleya pergi liburan akhir tahun. Bukan hanya Alan, tapi Bjorka serta keluarganya juga plesiran ke luar negeri menikmati liburan panjang yang sudah datang.Hanya aku yang masih di sini. Duduk di sudut kamar hotel sambil melamun sendiri. Tidak jauh dari tempatku duduk deretan koper besar bersisi pakaian dan barang-barang sudah siap untuk dibawa. Penerbanganku tinggal beberapa jam lagi. Dan mendadak perasaan sedih mulai merayapi hati. Ini bukan hanya tentang meninggalkan Indonesia tapi juga tentang ... Cataleya.Aku tidak berhasil bertemu dengannya. Jujur, aku sempat mencari ke Bandung sehari setelah bertemu dengan Devanka malam itu. Aku memaksa Devanka. Lalu keesokan harinya kami pergi. Kami mengitari kota Bandung selama dua hari tanp

    Huling Na-update : 2025-02-16
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Berpisah

    CATALEYAJakarta Selatan, 31 Desember“Ini bahan-bahannya sudah saya beliin, Mbak Leya.”Aku menatap tumpukan kantong belanjaan yang diletakkan ART di atas meja. Tadi aku memintanya belanja bahan-bahan untuk membuat kue berhubung aku dilarang keras keluar dari rumah.Alan memang sedang ke Thailand, tapi bodyguad nya stand by dua puluh empat jam untuk menjagaku.Berhari-hari aku mempelajari tutorial membuat birthday cake di YT. Lalu hari ini adalah waktunya untuk eksekusi.“Makasih ya, Bi,” ucapku pada si Bibi.“Ada yang bisa saya bantu lagi, Mbak Leya?”“Nggak ada, Bi, Bibi lanjutin aja kerjanya.”Si Bibi tetap tidak beranjak meski sudah kuusir.“Bi, kenapa masih di sini?”“Mbak Leya kan lagi hamil, jangan sampai capek.”“Iya, Bi, makasih ya. Tapi saya nggak capek kok. Kalau udah berasa capek saya akan istirahat.”Barulah pembantuku pergi.Kebetulan Mama Nuri juga tidak di rumah jadi aku bebas melakukan apa saja.Aku menyalakan laptop lalu membuka kanal baking langgananku di YT. Setel

    Huling Na-update : 2025-02-16

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Tamat

    FAINggak terasa sudah cukup lama aku dan Cataleya berumah tangga. Sejauh ini hubungan kami berjalan dengan harmonis walau ada pasang surut. Tapi setiap kali aku dan Cataleya bertengkar, senyum si kecil Xena membuat kami kembali akur. Xena menyadarkanku dan Cataleya bahwa kami sudah sejauh ini. Kami bisa bersatu seperti sekarang setelah melewati banyak rintangan dan jalan yang berliku. Jadi setelah segala perjuangan panjang itu rasanya terlalu sayang jika mengisinya dengan perpecahan dan perselisihan yang tidak penting.Xena adalah putri kecilku dan Cataleya yang saat ini sudah berumur tiga tahun.Anak itu sekarang sedang aktif-aktifnya dan hampir tidak bisa diam. Dia selalu bergerak lincah ke sana kemari dan ingin tahu segalanya. Rasa ingin tahunya terhadap sesuatu begitu besar. Mama bilang Xena seperti aku waktu kecil.Belajar dari pengalamanku dulu yang kekurangan kasih sayang Papa di awal-awal kelahiranku ke dunia, aku menghujani Xena dengan curahan kasih sayang. Aku memanjakan X

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Bersamamu Selamanya

    FAIMama dan Papa menatapku dan Cataleya heran karena kami ikut pulang ke rumah bersama mereka.“Lho, kenapa malah pulang ke rumah?” tanya Mama.“Jadi mentang-mentang udah nikah aku nggak boleh lagi pulang ke rumah ya, Ma? Jadi aku bukan anak Mama lagi nih?”"Bukannya begitu, tapi ini kan malam pengantin kalian, nggak mau stay di hotel aja memangnya?""Di rumah aja deh, Ma," jawabku menolak. "Mau di hotel atau di rumah sama aja kok.""Yakin?" Papa ikut bertanya padaku."Yakin, Pa. Lagian udah mainstream banget malam pengantinan di hotel," jawabku beralasan sambil tertawa.Mama dan Papa hanya geleng-geleng kepala tidak mengerti apa yang ada di pikiranku lalu mengajakku dan Cataleya pulang bersama mereka.Setiba di rumah kami langsung menyerbu kamar. Tak lupa menguncinya buat jaga-jaga karena dulu Cleo suka nyelonong masuk untuk menggangguku."Fai, bantuin bukain dong." Cataleya membelakangiku.Aku lalu berdiri di belakangnya. Kukaitkan kedua tanganku di perutnya. Dengan sedikit membung

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Sah

    This is the day.Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Fai. Kami berdua menyerahkan segala penyelenggaraannya pada Daddy. Daddy lah yang mengurus, mengatur dan mewujudkan segalanya hingga acara pernikahan yang indah ini akhirnya terselenggara.Tadinya aku pikir intimate wedding yang Daddy maksud hanyalah acara pernikahan biasa yang sama seperti acara intimate wedding pada umumnya. Namun ternyata perkiraanku salah. Pesta buatan Daddy jauh lebih mewah dari yang kukira.Konsep acara buatan Daddy lebih ke acara pernikahan ala pesta kerajaan. Aku dan Fai menaiki kereta kencana yang ditarik oleh seekor kuda putih. Empat orang pengawal yang menggunakan kostum ala kerajaan mengawal kami pada sisi kanan dan kiri. Membuatku dan Fai merasa seperti raja dan ratu sungguhan.Setiba di lokasi acara kusir pun berhenti. Para orang tua kami sudah menanti.Daddy mengulurkan tangan untuk membantuku turun dari kereta. Wajahnya begitu bahagia.Setelahnya Daddy mengembalikanku pada Fai. Fai menggandengku

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Asal Jangan Fai

    CATALEYASaat Fai pulang aku langsung menyampaikan perihal kedatangan Daddy tadi dan keinginannya untuk mengajak kami dinner di rumahnya, juga mengenai pesta yang dikehendakinya.“Tadi Daddy ke sini, dia minta kita dinner di rumahnya. Katanya ingin membicarakan hal yang penting,” beritahuku.“Hal penting apa?” Fai menatapku lekat sambil melepas tali sneaker-nya.Aku mengangkat bahu. “Aku juga nggak tahu. Tapi Daddy bilang sangat penting. Kita wajib datang ke rumahnya, nggak boleh menolak. Selain itu tadi Daddy juga bilang akan mengadakan party untuk kita. Aku udah jelasin kalau itu nggak akan mungkin karena aku lagi hamil. Tapi Daddy bilang nanti cuma mau ngadain intimate wedding, jadi yang diundang hanya teman-teman dan koleganya Daddy. Gimana menurut kamu?”“Jadi nanti teman-temannya Mama dan Papa nggak diundang?”“Nggak sih. Pada awalnya Daddy mau pestanya diselenggarakan secara besar-besaran, tapi itu nggak akan mungkin. Jadi jalan tengahnya Daddy mau ngadain intimate wedding buat

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Menebus Dosa

    CATALEYA“Leya, yang ini bagus, suka nggak?”Aku memandang pada gaun putih berpotongan A line yang ditunjukkan Tante Zola padaku. Gaun itu cantik dan terkesan glamour. Modelnya yang juga strapless memperkuat kesan summer wedding.“Bagus, Tante, suka banget,” ucapku menjawab pertanyaan Tante Zola.“Cobain yuk!”Aku mengangguk setuju lalu mengikuti Tante Zola menuju fitting room setelah dia berbicara dengan penjaga butik.Selagi aku mencoba gaun tersebut Tante Zola menungguku di luar.Aku memindai diri sendiri dari puncak kepala hingga bagian paling bawah. Gaun pengantin itu kini melekat sempurna di tubuhku. Ukurannya yang longgar berhasil menyamarkan bagian perutku yang membola.Cantik. Tidak hanya gaunnya, tapi juga diriku.Karena Fai ada job hari ini maka Tante Zola yang menemaniku ke bridal butik. Beruntung kami menemukan persediaan gaun yang sesuai denganku tanpa harus memesan dulu.“Leya? G

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Daddy

    CATALEYASejak kecil aku selalu bertanya pada Mama di mana Papa karena tidak sekali pun melihatnya. Mama bilang Papa bekerja di tempat yang jauh. Namun bukan berarti jawaban itu membuatku lekas puas. Para ayah teman-temanku juga bekerja tapi mereka pulang ke rumah setiap hari. Tapi kenapa papaku tidak?Aku menginginkan momen-momen di mana aku butuh seorang ayah. Aku ingin Papa hadir mendampingi saat merayakan ulang tahun di sekolah seperti temanku yang lain. Tapi nyatanya hanya Mama yang selalu ada untukku.Sampai setelah umurku beranjak lima belas tahun dan akal sehatku sudah tidak lagi bisa menerima alasan yang terus Mama kemukakan, aku mulai menuntut Mama kenapa Papa nggak pernah pulang. Memangnya Papa mau mencari uang sebanyak apa?Mama akhirnya jujur menceritakan kisah hidupnya. Dan aku pada saat itu begitu terguncang mengetahuinya. Tapi aku belajar ikhlas dan mencoba untuk menerima keadaan. Aku selalu menyimpan foto Papa di dompetku tanpa pernah berharap akan bertemu dengannya. K

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Ikatan Yang Kuat

    Egbert menghela napasnya. Entah apa yang akan dia katakan. Kalau sampai dia tidak mengakui Cataleya bukan masalah bagi kami. Yang penting aku dan Cataleya tahu seperti apa faktanya."Daddy, kenapa nggak dijawab? Apa Daddy pernah menikah sebelumnya? Apa Daddy punya anak selain aku?" Dengan mata berkaca-kaca Rasti ikut mendesak Egbert agar berterus terang."Egbert, please, tolong jawab semuanya sekarang. Kami hanya ingin tahu kebenarannya. Kami nggak bermaksud apa-apa apalagi memanfaatkan situasi." Papa ikut turun tangan agar Egbert membuka mulut.Pria berambut pirang lurus itu mengembuskan napas sekali lagi. Dia menatap kami satu demi satu lalu matanya berhenti lama saat beradu pandang dengan Cataleya. Posisi dudukku dan Cataleya yang tidak berjarak membuatku bisa merasakan saat tubuh Cataleya menegang."Okay. Aku akan jujur." Egbert mengeluarkan suaranya. "Aku memang pernah menikah sebelumnya, tapi aku tidak tahu kalau dia hamil. Aku benar-benar tidak tahu.""Oh my Gosh, Daddy! Jadi i

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Konfrontasi

    FAIAku membawa Cataleya ke ruang depan untuk menemui Rasti dan orang tuanya. Mendapat tatapan tajam dari Rasti, Cataleya mengeratkan tangannya di dalam genggamanku.Kami lalu duduk dengan posisi Cataleya di sebelahku berhadapan dengan Rasti yang duduk bertiga di sofa panjang bersama kedua orang tuanya. Kedua orang tua Rasti menggilir mata memandangku dan Cataleya bergantian sebelum bicara padaku."Fai, kami sudah berbicara dengan orang tua kamu dan sekarang kami ingin mendengar langsung dari kamu. Sejujurnya kami sangat kecewa atas apa yang kamu lakukan pada Rasti," ucap Tante Nira mengawali obrolan."Maaf, Tante. Aku nggak bermaksud untuk menyakiti Rasti. Sedikit pun tidak. Tapi aku nggak mungkin terus bersama Rasti. Aku anggap aku dan Rasti tidak berjodoh. Aku juga minta maaf kalau ternyata aku di luar bayangan Tante dan keluarga Tante. Aku nggak sesuai ekspektasi.""Ya, kamu memang sangat jauh berada di luar ekspektasi kami, Fai. Tante kecewa," jawab Tante Nira menaikkan intonasi

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Mencari Kebenaran

    CATALEYAAku tidak mampu menjawab pertanyaan itu sendiri. Dan aku juga sangat terbebani oleh keingintahuan yang menggebu.Tidak. Sekalipun dia benar ayahku maka aku nggak akan meminta pertanggungjawaban apa-apa padanya atau pun pengakuan untuk diakui sebagai anak. Aku hanya ingin tahu. Itu saja."Leya?” Usapan lembut Fai di pundakku membuat mataku terbuka. Aku beralih menatapnya."Fai, kalau misalnya namanya Egbert adalah Egbert Van Linden apa menurutmu dia adalah papaku?" tanyaku hati-hati.Fai terdiam mendengar kata-kataku. Dia juga terlihat kaget. Sebelum kebingungannya berlarut-larut, aku mengimbuhkan penjelasan."Foto di dompet itu sangat mirip dengan Egbert. Jadi menurutku dia adalah papaku. Menurut dugaanku, setelah meninggalkan Mama, Egbert menikah lagi lalu memiliki anak perempuan yaitu Rasti. Jadi kemiripanku dari segi fisik dengan Rasti aku pikir sangat beralasan. Tapi ini hanya dugaanku aja sih."Untuk kedua kali Fai aku buat tidak sanggup berkata-kata. Dia memikirkan ana

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status